tag:blogger.com,1999:blog-2449785451670043732024-02-22T10:09:15.800-08:00kishutaoserojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.comBlogger26125tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-63314187605147335272020-09-20T09:31:00.004-07:002021-06-05T07:09:29.589-07:00Sejarah Daulah Umayyah Periode Andalus<h3 style="text-align: left;"><span style="font-size: medium;"> Sejarah Daulah Umayyah II (Periode Andalus)</span></h3><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2WelTYbg3Ql08w39tRN_iHg5rNNJ_1AUBn2cCPyRTZjpPRN2PEyjzB74eev-WOecnSKJFQYBBsujT0aI6bcxedPf4OLrZVBir8DLFpmCq0j7Grt-fKXzZUvL2tT1Y3azeRCF6eX2z7z4/s268/Sejarah+Daulah+Umayyah+Periode+Andalus.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="188" data-original-width="268" height="209" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2WelTYbg3Ql08w39tRN_iHg5rNNJ_1AUBn2cCPyRTZjpPRN2PEyjzB74eev-WOecnSKJFQYBBsujT0aI6bcxedPf4OLrZVBir8DLFpmCq0j7Grt-fKXzZUvL2tT1Y3azeRCF6eX2z7z4/w313-h209/Sejarah+Daulah+Umayyah+Periode+Andalus.jpeg" width="313" /></a></span></div><span style="font-size: medium;"><br /></span><p></p>
<h4 style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Proses
pembentukan</span></span></h4>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Sebelum umat Islam menguasai
Andalusia wilayah yang terletak disekitar semenanjung Iberia dan membelah Benua
Eropa dengan Afrika ini dikenal dengan berbagai nama. Sebelum abad ke – 5 M,
wilayah ini disebut dengan Iberia ( atau Les Iberes ), yang diambil dari nama
Bangsa Iberia ( penduduk tertua diwilaya tersebut ). Ketika berada dibawah
kekuasan Romawi, wilayah ini dikenal dengan nama Asbania. Pada abad ke – 5 M,
Andalusia dikuasai olah Bangsa Vandal yang berasal dari wilayah ini sejak itu
wilayah ini disebut Vandalusia yang oleh umat Islam akhirnya disebut “
Andalusia “.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: large;">Sejak pertama kali berkembang di
Andalusia sampai dengan berakhirnya kekuasaan Islam di sana, Islam telah
memainkan peranan yang sangat besar. Masa ini berlangsung selama hampir delapan
abad ( 711 – 1492 M ). Pada tahap awal semenjak menjadi kekuasaan Islam,
Andalusia diperintah oleh wali-wali yang diangkat oleh pemerintah Bani Ummayah
di Damaskus.Pada periode ini kondisi sosial politik Andalusia masih diwarnai
perselisihan disebabkan karena kompleksitas etnis dan golongan.Disamping itu
juga timbul gangguan dari sisa- sisa musuh Islam di Andalusia yang bertempat
tinggal diwilayah-wilayah pedalaman.Periode ini berakhir dengan datangnya Abdur
Rahman Al–Dakhil ke Andalusia.Sebagaimana disebutkan terdahulu, Andalusia
disusuki umat Islam pada zaman Khalifah Al–Walid (705-715 M), salah seorang
Khalifah dari Bani Ummayah yang berpusat di Damaskus.Sebelum penaklukan
Andalusia, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai
salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas
Afrika Uatar itu terjadi di zaman khalifah Abdul Malik ( 685 – 705 M).</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: large;"><br /></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">K. Ali dalam bukunya Sejarah Islam
(Tarikh Pramodren) membagi peroide ini kepada dua periode yaitu periode
keamiran dan periode kekhilafan. Pada periode keamiran Umayyah Andalusia
dipimpin seorang puasa yang bergelar Amir (panglima atau Gubernur) yang tidak
terikat dengan pemerintah pusat. Amir pertama adalah Abdul Rahman ad-Dakhil.
Setelah berhasil menyelamatkan diri dari kekejaman Al–Saffah, Abdul Rahman
menempuh pengembaran ke Palestina, Mesir dan afrika Utara hingga ia tiba di
Cheuta. Di wilayah ini ia mendapat bantuan dari bangsa Barbar dalam menyusun
kekuatan militer. Pada masa itu Andalusia sedang dilanda permusuhan antar etnis
Mudariyah dan Himyariyah.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Jika kita melihat ke belakang,
sebelum mereka menakukkan Andalusia, pada masa pemerintahan Khalifah sebelum
Al–Walid yaitu khalifah Abdul Malik (685–705 M), umat Islam telah menguasai
Afrika Utara dan menjadikannya salah satu provinsi dari dinasti Ummayah, dan
yang menjadi Gubernurnya adalah Hasan Bin Nu’man Al Ghassani . Namun pada masa
pemerintahan dinasti Ummayah pada khalifah Al–Walid, Gubernur di Afrika Utara
tersebut digantikan kepada Musa Ibn Nushair. Pada Musa Ibn Nushair, mereka
berhasil memduduki Al-Jazair dan Maroko dan daerah bekas Barbar.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Menurut sejarah sebelum Islam dapat
menguasai daerah Afrika Utara ini, di daerah ini terdapat kekuatan-kekuatan
dari kerajaan Romawi.Kerajaan inilah yang selalu mengajak masyarakat agar mau
menentang kekuasaan Islam.Namum pemikiran mereka itu dapat di habiskan atau
kekuasaan Islam kerajaan Romawi ini dapat dikalahkan oleh kekuatan Islam,
sehingga wilayah Afrika Utara ini dapat dikuasai sepenuhnya dan dari daerah
sinilah Islam menguasai Andalusia.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p>
<h4 style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Sistem Politik dan Pemerintahan Daulah Umayyah</span></span></h4>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Abd Al- rahman Ibn Mu’awiyah menginjakan
kakinya di Andalusia setelah lolos dari upaya pembunuhan atas dirinya ketika
terjadi revolusi Abbasiyah sekitar tahun 132 H/ 750 M. Ia di juluk Al Dakhil
karena ia merupakan pengeran dari bani umayyah pertama yang memasuki wilayah
itu. Dalam tahun 757 ia memulai menghapuskan nama Khalifah Abbasiyah dari
khotbah- khotbah jum’at yang bisa dilakukan oleh Gubernur sebelumnya serta
emproklamasikan wilayah itu lepas dari kekuasaan Abbasiyah. Al- Dakhil menyebut
dirinya hanya sebagai <i>amir</i>, karena menurut doktrin teori hukum ortodok
(fiqh), kekhalifahan itu satu dan idak bisa dibagi.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Penguasa bergelar amir dan bukan khalifah,
karena kekhalifahan hanya satu yaitu yang beribukota di baghdad. Selama 32
tahun masa kekuasaan Al- Dakhil, ia mampu mengatasi berbagai ancaman dari dalam
negeri maupun dari luar. Karena ketangguhanya itu ia dijuluki rajawali Quraisy.
Gelar amir dipertahankan oleh para penerusnya sampai awal pemerintahan amir ke-
8 Abd al- Rahman III 300- 350 H(912- 961 M). Pada masa pemerintahan ini gelar
penguasa diganti dengan khalifah, karena munculnya khlafah fatimiyah di
ifriqiyah (Mesir). Pada tahun 297 H/909M kondisi khilafah Abbasiyah lemah pasca
Al- Mutawakkil (232- 247 H/ 847- 861 M).</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Sistem pergantian atau suksesi kepemimpinan di
Spanyol tidak jauh berbeda dengan sistem yang berlaku pada masa Umayyah I di
Damaskus, yakni dengan jalan para amir yang sedang berkuasa sedang berkuasa
sudah menunjuk dan menentukan untuk penggantinya. Mereka ini disebut sebagai
putra mahkota atau <i>waliyyul ‘ahdy</i>(penguasa yang dijanjikan). Jika kelak
amir yang sedang berkuasa ini meninggal dunia, secara langsung ia akan
menggantikannya.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Tradisi seperti ini tampaknya bukan ciptaan tradisi
Arab atau Barbar tapi mungkin berasal dari tradisi Romawi yang biasa disebut <i>monarki
absolut.</i>Biasanya dalam tradisi Arab atau Barbar pemilihan kepala-kepala
kabilah atau suku lebih bersifat terbuka dan demokratis.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Khilafah
dibantu oleh Wazir yang disertai dengan sekertaris, hajib, wali(gubernur sipilk
dan militer), qodi (otoritas pengadilan), muhtasib( polisi, pengawas
perdagangan).</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Masa pemerintahan amir- amir Bani Umayyah barat
:</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></b></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"></p><ul><li><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Abdurahman Al- Dakhil (757-788 M)</span></b></span></li></ul><p></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Langkah
pertamanya yang dilakukan adalah memperbaiki keaaan dalam negeri. Setelah
merasa amn Abdurahman melaksanakan pembangunan demi kesejahteraan rakyatnya. Ia
wafat di usianya ke- 61 dan dilanjutkan putranya Hisyam I. Ia memerintah selama
kurang lebih 31 tahun lamanya.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"></p><ul><li><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Hisyam bin Abdurrahman ( 788- 796 M)</span></b></span></li></ul><p></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Ia seorang yang
shalih dan adil, ia sangat mengutamakan pendidkan sehingga lahirlah jabatan
hakim( qodli).</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"></p><ul><li><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Hakam I bin Hisyam (796- 822 M)</span></b></span></li></ul><p></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Dalam masa
pemerintahan ini sering terjadi pemberontakan, karena ia sering berbuat maksiat
terhadap rakyatnya.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"></p><ul><li><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Abdurrahman II( 822- 852 M)</span></b></span></li></ul><p></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Dikenal sebagai
pengusa yang cinta ilmu, usaha- usaha, yang dilakukan begitu banyak baik
dibidang poitik, ekonomi aau pembangunan.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: large;">Wilayah yang
dikuasai pada masa pemerintahan ini antara lain Cordova, Sevilla, Ceuto,
Toledo, Magda dan elvirra. Sementara masyarakatnya terdiri dariorang arab
islam, orang islam non- arab, muwalladun/ neo- muslim (orang spanyol yang masuk
islam), orang spanyol kristen yang terarabkan (mozarah).</span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p>
<h4 style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Kemajuan
Peradaban Daulah Umayyah</span></span></h4>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Telah di sebut bahwa arus
ekspansi islam di mulai setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW (632 M) dan mencapai
puncaknya pada masa Khalifah umayah (sebut Umayah) VI, Al-Walid, di mana peta
islam meluas ke barat sampai semenanjung Liberia dan di kaki gunung Pyrenia
(Pyreenes), prancis termasuk Afrika Utara, fi utara meliputi Asia Kecil dan
Armenia dengan rute-rute pantai laut kaspia menyebrangi sungai Oxus, Asia
tengah bagian Rusia yang di kuasai setelah penaklukan Azerbeijan, sebagian Georgia,
seberang sungai jihun, dan ke timur sampai india dan perbatasan China. Dalam
waktu yang relative singkat di bawah kepemimpinan gubernur jendral Al-Maghrib,
Musa bin Nushair, dengan panglima perang gubernur Tangier, Thariq bin Ziyad,
seorang mu’allaf, masih remaja dari Lowata, Anak suku barbar, yang berhasil
menaklukkan Andalusia.</span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Dengan demikian dapat di katakan bahwa
peradaban islam sudah bersifat internasional, meliputi tiga benua: sebagian
Eropa, sebagian Afrika, sebagian besar Asia. Penduduknya meliputi puluhan
bangsa, menganut bermacam-macam bahasa. Semua itu di satukan dengan bahasa Arab
sebagai bahasa pemersatu dan agama islam menjadi agama resmi Negara.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Perkembangan Kebudayaan.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">- Bidang Politik </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">- Bidang Sosial </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">- Bidang Sastra </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">- Bidang Ekonomi </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">- Bidang Ilmu
penge-tahuan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">- Bidang Kota dan
Arsitektur </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p>
<h4 style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Ekspedisi Umayyah ke Andalusia (Spanyol)</span></span></h4>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"></p><ol><li><span style="font-size: medium;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Ekspedisi Umayyah ke Andalusis berlangsung dua
kali: 1) dipimpin oleh Tarif ibn Malik dengan 500 tentara muslim pada 91/710,
dan 2) dengan 7000 tentara dipimpin Thariq ibn Ziyad pada 92/711, atas perintah
Musa ibn Nushair dengan tambahan pasukan sebanyak 5000 orang.</span></span></li><li><span style="font-size: medium;">Penaklukkan berlanjut pada 712 dipimpin Musa bin Nushair sendiri dengan membawa
10.000 tentara. Ekspedisi tersebut memperoleh hasil gemilang dengan
ditaklukkannya ibukota Toledo dan sejumlah daerah di sekitar pegunungan Pyrenia
dan tanah Galia di bawah kekuasaan Prancis hingga seluruh wilayah Andalusia
dapat ditaklukkan, kecuali Galcia di bagian barat laut semenanjung itu.</span></li><li><span style="font-size: medium;">Pasca ekspedisi itu Andalusia menjadi propinsi dari Daulah Umayyah sampai tahun
132/750, dan sejak kekuasaan Daulah Umayyah di Damaskus jatuh ke tangan Bani
Abbasiyah, maka sekitar enam tahun lamanya Andalusia menjadi propinsi di bawah
kekuasaan daulah baru tersebut.</span></li><li><span style="font-size: medium;">Kemudian pada tahun 138/756 Abdurrahman ibn Muawiyah, cucu Hisyam ibn Abd Malik
memproklamirkan Andalusia sebagai dinasti tersendiri sebagai Daulah Umayyah II
(Barat) yang beribukota di Cordova hingga tahun 422/1031.</span></li></ol><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p>
<h4 style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Perkembangan Politik Daulah Umayyah di Andalusia</span></b></span></h4>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"></p><ul><li><span style="font-size: medium;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Abdurrahman ibn Muawiyah (<i>ad-Dakhil </i>atau <i>Rajawali Quraisy</i>) adalah
pendiri Daulah Umayyah di Andalusia. Ia berhasil menyingkirkan Yusuf ibn
Abdurrahman al-Fikhri, gubernur Andalusia di bawah kekuasaan Abbasiyah.
Meskipun demikian, untuk selama 32 tahun kekuasaannya, ia tetap menyebut
dirinya sebagai <i>amir </i>bukan<i> khalifah. </i>Gelar <i>amir </i>tetap
dipertahankan hingga pemerintahan amir kedelapan, Abdurrahman III
(300-330/912/961). Terdorong oleh berdirinya Khalifah Fathimiyah di Mesir dan
merosotnya wibawa kekhalifahan Abbasiyah sepeninggal al-Mutawakkil,
Abdurrahman III memproklamirkan dirinya sebagai khalifah dan <i>amirul
mu’minin, </i>bahkan ditambahkan d belakang namanya gelar <i>al-Nashir.</i></span></span></li><li><span style="font-size: medium;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Daulah Umayyah di Andalusia mengembangkan pemerintahannya selama 275 tahun
dengan 7 orang amir dan 6 orang khalifah, yaitu: 1) Abdurrahman ad-Dakhil, 2)
Abdurrahman II, 3) Abdurrahman III al-Nashir, 4) Hakam II al- Mustanshir,5)
Al-Muayyad, 6) Abd Al-Malik ibn Muhammad, 7) Hisyam III al-Mu’tadi </span></span></li><li><span style="font-size: medium;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Sejak masa khalifah an-Nashir, Bani Umayyah di Andalusia mencapai puncak
kejayaan, dan mengalami keruntuhan sejak kekhalifahan Hisyam III al-Mu’tadi ibn
Muhammad III (418/1027-422/1031). Semenjak itu dianggap tidak ada lagi
keturunan Umayyah yang layak diangkat khalifah, dan membuka babak baru kekuasan
Islam di negeri Vandal itu dalam periode <i>Muluk al-Thawaif</i>.</span></span></li></ul><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p>
<h4 style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Perkembangan Sosial di Masa Daulah Umayyah</span></span></h4>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"></p><ul><li><span style="font-size: medium;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Penduduk Andalusia terdiri dari unsur-unsur Arab
(Arab Utara/ Mudlari dan Arab Selatan/Yamani), Barbar, Spanyol, Yahudi, dan
Slavia.</span></span></li><li><span style="font-size: medium;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Masyarakat Barbar banyak menempati pemukiman di
daerah-daerah tandus, dan mereka berhadapan dengan masyarakat Nasrani. Adapun
masyarakat Yahudi menikmati kebebasan beragama pada masa ini dan mereka
menyebar di daerah-daerah Andalusia. </span></span></li><li><span style="font-size: medium;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Sementara itu, masyarakat Spanyol terdiri dari:
1) kelompok yang memeluk Islam, 2) kelompok yang meniru adat istiadat Arab yang
disebut <i>Musta’ribah</i>, dan 3) kelompok asli yang masih memeluk agama
Nasrani. Lain halnya dengan golongan Slavia, penduduk ini adalah berasal dari
kalangan budak yang semula dijadikan pengawal istana pada masa an-Nashir.</span></span></li></ul><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p>
<h4 style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Perkembangan
Kebudayaan </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: large;">di Masa Daulah Umayyah</span></h4>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">a. Ilmu Pengetahuan dan Kesusastraan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></b></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"></p><ul><li><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Dalam perkembangan ilmu agama, madzhab Maliki memperoleh pengaruh luas di
Andalusia, karena itu perhatian muslimin Andalusia terhadap Hadits Rasulullah
amat besar, sehingga melahirkan ulama penghafal hadits seperti Abu Abdurrahman
al-Mukallad. Bidang ilmu agama yang lain memperoleh perhatian pesat adalah ilmu
qiraat, yang membahas lafal-lafal al-Quran yang baik dan benar. </span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Selain ilmu agama, filsafat mendapat perhatian
muslim Andalusia. Begitu pula ilmu-ilmu lain seperti <i>ilmu pasti, astronomi,
kedokteran</i>, dan <i>sejarah</i></span></span></li><li><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Bahasa Arab pada masa ini menjadi bahasa utama masyarakat Andalusia.Ini terjadi
karena kemenangan bangsa Arab di bidang militer, politik dan keagamaan, dan
sebelumnya bahasa Arab pernah sebagai bahasa ilmu pengetahuan.Demikian
perkembangan bahasa ini menyertai perkembangan sastra Arab dan melahirkan
banyak penyair serta sastrawan terkenal.</span></span></li></ul><p></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">b. Kota dan Seni Bangun</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></b></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"></p><ul><li><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Adalah kota Cordova pada masa ini menempati kedudukan yang sejajar dengan
Konstanti</span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">nopel dan Bagdad sebagai pusat peradaban dunia<i>.</i>
Pada masa ad-Dakhil, Cordova dijadikan ibukota negara menggantikan Sevilla. Di
kota ini dibangun benteng dan istana, danau sumber air bersih, sejumlah masjid,
pasar, dan pemandian umum. Seluruh jalan di kota ini telah diperkeras, dan
diterangi lampu pada waktu malam</span></span></li><li><span style="font-size: medium;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Selain Cordova yang indah dan megah itu, pada
masa an-Nashir dibangun kota saletit <i>al-Zahra. </i>Kota ini dilengkapi
masjid agung, taman indah, pabrik senjata, pabrik perhiasan, dan kolam-kolam
marmer</span></span></li><li><span style="font-size: medium;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Kota lainnya, yang dibangun an-Nashir adalah <i>al-Zahirah
</i>yang di dalamnya dibangun istana besar dan indah, gedung-gedung
pemerintahan, gudang makanan dan senjata, tempat tinggal para menteri, perwira
militer, dan pagawai tinggi lainnya</span></span></li></ul><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Berikut beberapa cabang ilmu pengatahuan yang
berkembang di Andalusia.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></b></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">1.
Kedokteran</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Ahli kedokteran yang terkenal pada sa’at itu
antara lain adalah Abu Al-Qasim Al-Zahrawi. Di Eropa ia di kenal dengan nama
Abulcassis. Beliau adalah seorang ahli bedah terkenal dan menjadi dokter
istana.Ia wafat pada tahun 1013 M. di jilid. Selain Al-Qasim, terdapat seorang
filosuf besar bernama Ibn Rusyd yang juga ahli dalam bidang kedokteran. Di
antara karya besarnya adalah Kulliyat al-Thib.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">2.
Ilmu Tafsir</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Kemajuan dalam bidang ilmu tafsir di tandai
dengan munculnya ulama’ ahli tafsir. Mereka antara lain adalah Al-baqi, ibnu
makhlad, Al-zamakhsyari dengan karyanya Al-Kasysyaf, dan Al-thabari. Selain
mereka, terdapat juga ahli tafsir terkenal sa’at itu, yaitu ibn
“Athiyah.Kebanyakan tafsir yang di buat mengandung cerita israiliyat.Kumpulan
tulisannya itu kemudian di bukukan oleh Al-Qurtubi.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">3.
Ilmu Fiqh</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Perkembangan dan kemajuan ilmu fiqh di tandai
dengan munculnya banyak ulama’fiqh (fuqaha’) di antara madzhab yang paling
berperan dalam pengembangan madzhab ini adalah abdul malik dan Ibn Rusyd dengan
karyanya Bidayah Al-Mujahid, IbnRusyd menggunakan metode perbandingan terhadap
pemikiran-pemikiran fiqh yang berkembang sa’at itu.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">4.
Ilmu hadits</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Meskipun tidak sepesat perkembangan ilmu lain
ilmu hadist juga menjadi perhatian para ulama’ di Andalusia.Di antara ahli ilmu
hadits adalah Abdul walid Al-Baji yang menulis buku Al-Muntaqal.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">5.
Sejarah dan geografi</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Dalam bidang literatur terdapat dua orang
penulis terkenal, yaitu, Ibn rabbi’ dan Ali IBN Hazm.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">6.
Astronomi</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Pengkajian ilmu astronomi berkembang dengan
pesatnya pada masa ini.Para ahli ilmu pada sa’at ini percaya bahwa radiasi
bintang-bintang besar pengaruhnya terhadap kehidupan dan kerusakan di muka
bumi.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">7.
Ilmu fisika </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Kemajuan di
bidang fisika di tandai dengan munculnya sejumlah fisikawan muslim terkenal.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">8.
Filsafat</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Dalam catatan sejarah, islam di Andalusia telah
memainkan peran sangat penting dalam perkembangan intelektual muslim.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Dan karna kemajuan dalam semua bidang di
ataslah yang menyebabkan peradaban islam di Andalusia berkembang.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p>
<h4 style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Kemunduran Daulah Umayyah </span></span></h4>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Sebenarnya Islam di andalusia bertahan cukup
lama, mulai dari tahun 711 M hingga tahun 1492 M. Ini berarti agama islam
berada di eropa kurang lebih selama 781 tahun. Waktu yang begitu lama telah
banyak dimanfaatkan oleh para penguasa dan masyarakat muslim untuk
mengembangkan peradaban dunia. Sejarah telah memberikan catatan penting
mengenai peran yang telah dimainkan kaum intelektual muslim ketika itu. Mereka
telah memberikan sumbangan yang sangat berharaga bagi kemajuan peradaban dunia
kini.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Akan tetapi, sejarah panjang yang telah diukir
masyarakat muslim dan para penguasa Dinasti Bani Umayah ll di Andalusia
akhirnya mengalami kemunduran dan kehancuran. Kemunduran dan kehancuran itu
disebabkan oleh beberapa faktor.Berikut uraian singkat mengenai hal tersebut.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">1.
Konflik Islam dengan Kristen</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Para penguasa muslim di Spanyol setelah
Al-Hakam ll tidak ada yang secakap para khalifah sebelumnya. Hal ini berakibat
pada melemahnya pertahanan yang ada.Kelemahan itu semakin menjadi ketika umat
Kristen menemukan identitas dan perasaan kebangsaan mereka.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Keadaan ini sebenarnya berawal dari kurang
maksimalnya para penguasa muslim di andalusia dalam melakukan proses
islamisasi. Bagi para penguasa hal yang terpenting adalah pernyataan dan sikap
umat dan raja-raja kristen yang mau tunduk dibawah kekuasaan penguasa islam
dengan cara membayar upeti. Dengan cara itu mereka dibiarkan menganut agama dan
menjalankan hukum , adat dan tradisi kristen,termasuk posisi hirarki
tradisional, asal tidak ada perlawanan senjata. Namun kehadiran bangsa arab
muslim di andalusia tetap saja dianggap para penguasa dan masyarakat kristen di
andalusia sebagai penjajah. Kenyataan ini mreka rasakan sediri ketika bangsa
arab tidak banyak memberikan peluang kepada mereka dalam jabatan-jabatan
struktural penting di pemerintahan. Kelompok raja-raja dan masyarakat kristen
terus menggalang dan menyusun kekuatan guna mengusir para penguasa arab muslim
di andalusia. Sehingga tidak banyak yang dapat dilkukan oleh para penguasa
muslim untuk mengembangkan bidang-bidang keilmuan yang dapat dijadikan sebagai
bahan untuk memperkuat dan mempertahankan kekuasaan, akhirnya umat islam
andalusia mengalami kemunduran.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">2.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">
</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Tidak adanya
ideologi pemersatu</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Para <i>muallaf </i>yang berasal dari penduduk
setempat tidak pernah diterima secara utuh oleh para penguasa Arab muslim. Hal
itu ditandai dengan masih dipertahankannya istilah <i>ibad </i>dan <i>muwalladun</i>,
suatu ungkapan yang dinilai merendahkan. Akibatnya kelompok-kelompok etnis non
arab yang ada terutama etnis slavia dan barber, sering kali menggrogoti dan
merusak perdamaian. Realitas ini menunjukan bahwa tidak ada ideologi pemersati
yang dapat mengikat perasaan kebangsaan mereka.Bahkan banyak diantara mereka
yang berusaha menghidupkan kembali fanatisme kesukuan guna mengalahkan kekuatan
bani umayah.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">3.
Kesulitan ekonomi</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Dalam catatan sejarah, pada paruh kedua masa
Islam di Andalusia, para penguasa begitu aktif mengembangkan ilmu pengetahuan
dan peradaban islam, sehingga mengabaikan pengembangan sektor ekonomi.
Akibbatnya timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan negara dan tentu saja
berpengaruh tarhadap perkembangan politik dan militer. Kenyataan ini diprparah
dengan datangnya muslim paceklik yang dialami para petani. Dengan tersendatnya
pembayaran pajak para petani ini mengganggu perekonomian negara.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Selain itu penggunaan keuangan negara yang
tidak terkendali oleh para penguasa muslim, juga merupakan salah satu faktor
penyebab melemahnya perekonomian negara. Krisis ekonomi ini berdampak sangat
serius terhadap kondisi sosial politik, ekonomi, militer dan sebagainya.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></p>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-21855732561766940762020-09-20T09:08:00.006-07:002021-06-05T07:09:16.051-07:00Sejarah Daulah Umayyah Periode Damaskus<h3 style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Sejarah Daulah Umayyah I </span></h3><div><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZWkWM67s6mfpT3sCMq8ItbEkPnf9PQewrms8bXAbDKoKFnD4nljdnNee4WEu9CvsMS6auMzUgF4ojbAcHfRWLzunIVlGjIwWR58LJTpDziph3FFiAeFAs4ofdr4Vpf4V9PTqnvLw7Aek/s295/Sejarah+Daulah+Umayyah+Periode+Damaskus.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="155" data-original-width="295" height="194" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZWkWM67s6mfpT3sCMq8ItbEkPnf9PQewrms8bXAbDKoKFnD4nljdnNee4WEu9CvsMS6auMzUgF4ojbAcHfRWLzunIVlGjIwWR58LJTpDziph3FFiAeFAs4ofdr4Vpf4V9PTqnvLw7Aek/w340-h194/Sejarah+Daulah+Umayyah+Periode+Damaskus.jpg" width="340" /></a></div></div><div style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><h4 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Berdirinya Daulah Umayyah</span></h4></span></div><div style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: large;"><br /></span></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Bani Umayyah diambil
dari nama Umayyah, kakeknya Abu Sofyan bin Harb, atau moyangnya Muawiyah bin
Abi Sofyan. Umayyah hidup pada masa sebelum Islam, ia termasuk bangsa Quraisy.
Daulah Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dengan pusat
pemerintahannya di Damaskus dan berlangsung selama 90 tahun (41 – 132 H / 661 –
750 M).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></div></span><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Muawiyah bin Abi Sufyan
sudah terkenal siasat dan tipu muslihatnya yang licik, dia adalah kepala
angkatan perang yang mula-mula mengatur angkatan laut, dan ia pernah dijadikan
sebagai amir “Al-Bahar”. Ia mempunyai sifat panjang akal, cerdik cendekia lagi
bijaksana, luas ilmu dan siasatnya terutama dalam urusan dunia, ia juga pandai
mengatur pekerjaan dan ahli hikmah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></div></span><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Muawiyah bin Abi Sufyan
dalam membangun Daulah Bani Umayyah menggunakan politik tipu daya, meskipun
pekerjaan itu bertentangan dengan ajaran Islam. Ia tidak gentar melakukan
kejahatan. Pembunuhan adalah cara biasa,asal maksud dan tujuannya tercapai.</span></div></span><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Terbentuknya Daulah
Bani Umayyah tidak lepas dari peristiwa tahkim, yang terjadi pada akhir kekhalifahan
Ali bin Abi Thalib. Dalam peristiwa tahkim itu, Ali telah terperdaya oleh
siasat dan taktik Muawiyyah yang pada akhirnya ia mengalami kekalahan secara
politis. Sementara Muawiyyah mendapat kesempatan untuk mengangkat dirinya
menjadi khalifah, sekaligus raja.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></div></span><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Daulah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, telah diperintah oleh 14
orang kholifah. Namun diantara kholifah-kholifah tersebut, yang paling menonjol
adalah : Kholifah Muawiyah bin Abi Sufyan, Abdul Malik bin Marwan, Walid bin
Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz dan Hisyam bin Abdul Malik.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></div></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> </span></div></span><span style="font-size: medium;"><h4 style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Sistem Politik dan Pemerintahan Daulah Umayyah</span></h4><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></div></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Daulah Bani Umayyah telah mampu melakukan ekspansi yang
sempat terhenti pada masa Ali, Tunisia dapat ditaklukkan.Di sebelah timur,
Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan
sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke ibu kota
Bizantium, Konstantinopel. Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian
dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik.Dia mengirim tentara menyeberangi sungai
Oxus dan dapat berhasil menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan
Samarkand.Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat menguasai Balukhistan,
Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman
al-Walid ibn Abdul Malik.Masa pemerintahan Walid adalah masa ketenteraman,
kemakmuran dan ketertiban.Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa
pemerintahannya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu
ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa,
yaitu pada tahun 711 M. Setelah al-Jazair dan Marokko dapat ditundukan, Tariq
bin Ziyad, pemimpin pasukan Islam, dengan pasukannya menyeberangi selat yang
memisahkan antara Marokko dengan benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang
sekarang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat
dikalahkan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dengan demikian, Spanyol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya. Ibu
kota Spanyol, Kordova, dengan cepatnya dapat dikuasai. Menyusul setelah itu
kota-kota lain seperti Sevi'e, Elvira dan Toledo yang dijadikan ibu kota
Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova. Pasukan Islam memperoleh kemenangan
dengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama
menderita akibat kekejaman penguasa.Di zaman Umar ibn Abd al-Aziz, serangan
dilakukan ke Prancis melalui pegunungan Piranee.Serangan ini dipimpin oleh
Aburrahman ibn Abdullah al-Ghafiqi.Ia mulai dengan menyerang Bordeau, Poitiers.
Dari sana ia mencoba menyerang Tours. Namun, dalam peperangan yang terjadi di
luar kota Tours, al-Ghafiqi terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Spanyol.
Disamping daerah-daerah tersebut di atas, pulau-pulau yang terdapat di Laut
Tengah juga jatuh ke tangan Islam pada zaman Bani Umayyah ini.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div></span><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Muawiyah tampil sebagai penguasa pertama yang
mengubah sistem pemerintah islam, dari sistem pemerintahan yang bersifat
demokrasi kepada sistem pemerintahan monarki absolut. Selama 90 tahun, terdapat
14 orang khalifah yang pernah memeirintah, yaitu:</span></div></span><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Muawiyah bin
Abu Sufyan</span></span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Yazid bin
Muawiyah</span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Muawiyah II</span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Marwan bin Al
Hakam</span></span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Abdul Malik bin
Marawan</span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Al Walid</span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Sulaiman</span></span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Umar bin Abdul
Aziz</span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Yazid II</span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Hisyam</span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Al Walid II</span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Yazid III</span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Ibrahim</span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Marwan II bin
Muhamad</span></li></ul><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Menurut M.A. Shaban semua khalifah Dinasti
Umayyah tidak ada yang diangkat melalui Majelis Syuro, melainkan menggunakan
sistem waris sebagaimana layaknya sebuah kerajaan.Oleh karena itu, menurut Abu
A’la Maududi mereka tak pantas mendapat sebutan khakifah sebagaimana layaknya
Khulafaur Rasyidin.Mereka telah melakukan perbuahan suksesi dan sistem
musyawarah yang melibatkan umat secara teerbuka, terutama dalam hal-hal
kebijakan secara umum, seperti yang biasa dilakukan Khulaur rasydin dulu.
Bahkan kontrol masyarakat teerhadap mereka pun sangat terbatas, bahkan tidak
sama sekali.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></div></span><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Suksesi kepemimpinan secara turun-temurun
dimulai ketika muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia
terhadap anaknya, Yazid bin Muawiyah bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan
Bizantium. Dia memang tetap menggunakan istilah Khalifah, namun dia memberikan
interpretasi baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut, dia
menyebutnya “Khalifah Allah” dalam pengertian “Penguasa” yang diangkat oleh
Allah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></div></span><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Seperti halnya peradaban islam, politik islam
pun harus mendapat pengertian dan batasan yang jelas. Menurut Effat
Al-Sharqawi, antara politik islam dan politik kaum muslimin dapat terjadi
perbedaan yang amat mendasar. Politik Islam merupakan tata aturan dalam meraih
dan mempertahankan kekuasaan yang berlandaskan nilai-nilai Islam, sedangkan
politik kaum muslimin lebih cenderung kepada partai atau golongan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></div></span><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Sedangkan mengenai sejarah pembentukan tata
politik Islam pada masa Dinasti Umayyah, banyak ahli seajarah yang mengakui
sejak berdirinya dinasti ini sudah tampak tata politik yang berbeda dengan
khalifah rasyidah yang empat. Amawiyah lebih menonjolkan gaya politik Arabnya.
Menurut Ali Husni Al-Kharbutily, Muawiyyah -sebagai pendiri pertama Dinasti
Bani mayyah- adalah orang yang cerdik dan sangat ahli di bidang siyasah. Oleh
karena itu, pada awal berdirinya dinasti ini membagi wilayah kekuasaanya kepada
lima front kekuasaan politik, yaitu:</span></div></span><ol><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: large;">Front Jazirah
Arabia yang meliputi hijazyang meliputi Hijaz, Yaman, Makkah dan Madinah.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Front Mesir
yang mencakup seluruh wilayah Mesir;</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Front Irak yang
mencakup wilayah-wilayah Teluk Persia, Aman, Bahrain, Sijistan, Kirman,
Khurasan sampai ke Punjab India;</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Front Asia
kecil yang mencakup wilayah Armenia dan Azerbaijan, dan</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Front Afrika
yang mencakup wilayah Barbar, Andalusia dan negara-negara di sekitar laut
Tengah.</span></li></ol><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Terhadap masing-masing wilayah itu, menurut
Mahayudin diterapkan tata aturan politik yang berbeda. Misalnya di front
Jazirah Arab-Makkah, Madinah dan front Irak diterapkan kebijakan politik yang
lunak karena masyarakat di kedua wilayah itu tergolong pendukung Ali bin Abi
Thalib dan Zubair bin Awam. Berbagai pendekatan dilakukan, dari pendekatan
psikologis sampai pendekatan sosial kesejahteraan.Semua itu dimaksudkan untuk
mendapaka pengaruh dan dukungan dari masyarakat di sekitarnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></div></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> </span></div></span><span style="font-size: medium;"><h4 style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Peradaban Daulah Umayyah I</span></h4></span><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Secara umum,
perkembangan peradaban islam pada masa Umayyah adalah sosialisasi budaya Arab
pada seluruh lapisann sosial budaya di wilayah-wilayah yang telah
ditaklukkanya. Misi utama arabisasi ini secara tidak langsung masih berdampak,
bahwa penduduk-penduduk yang berbahasa Arab di seluruh kawasan dunia ini hampir
bisa dikatakan adalah muslim, atau minimal mereka pernah mengenal islam.
Kebijakan arabisasi ini secara tidak langsung berdampak atau berakumlasi dari
dan bagi kepentingan mereka sendiri. Kebijakan Umayyah I antara lain:</span></div></span><ol><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Mengangkat
orang-orang Arab sebagai orang pertama dalam mengembangkan kepemimpinan umat
islam diseluruh kawasan yang telah ditaklukkanya.</span></span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Bahasa Arab
sebagai bahasa utama umat, baik pengembangan administrasi maupun keilmuan.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: large;">Kepentingan
orang-orang luar Arab (ajam) dalam rangka memahami sumber-sumber isalm
(Al-Quran dan As-Sunah) dituntut menguasai struktur dan budaya Arab,
sehingga telah melahirkan berbagai ilmu bahasa; nahwu, sharaf, balaghah, bayan,
badi’, isti’arah dan sebagainya.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Pengembangan
ilmu-ilmu agama sudah mulai dikembangkan karena terasa betapa penduduk-penduduk
diluar Jazirah Arab sangat memerlukan berbagai penjelasan serta sistematis dan
kronologis tentang Islam. Ilmu-ilmu yang berkembang saat itu diantaranya
tafsir, hadis, fiqih, ushul fiqih, ilmu kalam, dan sirakh/tarikh.</span></li></ol><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Di masa Bani Umayyah ini, </span><i style="font-size: large;">kebudayaan</i><span style="font-size: large;"> mengalami
perkembangan dari pada masa sebelumnya.Di antara kebudayaan Islam yang
mengalami perkembangan pada masa ini adalah seni sastra, seni rupa, seni suara,
seni bangunan, seni ukir, dan sebaginya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Pada masa ini telah banyak </span><i style="font-size: large;">bangunan</i><span style="font-size: large;"> hasil rekayasa
umat Islam dengan mengambil pola Romawi, Persia dan Arab. Contohnya adalah
bangunan masjid Damaskus yang dibangun pada masa pemerintahan Walid bin Abdul
Malik, dan juga masjid Agung Cordova yang terbuat dari batu pualam.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div></span><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Seni sastra</span></i><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">
berkembang dengan pesatnya, hingga mampu menerobos ke dalam jiwa manusia dan
berkedudukan tinggi di dalam masyarakat dan negara.Sehingga syair yang muncul
senantiasa sering menonjol dari sastranya, disamping isinya yang bermutu
tinggi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></div><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><div style="text-align: justify;">Dalam <i>seni suara</i> yang berkembang adalah seni baca
Al-Qur’an, qasidah, musik dan lagu-lagu yang bernafaskan cinta.Sehingga pada
saat itu bermunculan seniman dan qori’/ qori’ah ternama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><o:p><div style="text-align: justify;">Perkembangan <i>seni ukir</i> yang paling menonjol adalah
penggunaan khot Arab sebagai motif ukiran atau pahatan.Hal ini dapat dilihat
dari banyaknya dinding masjid dan tembok-tembok istana yang diukur dengan khat
Arab. Salah satunya yang masih tertinggal adalah ukiran dinding Qushair Amrah
(Istana Mungil Amrah), istana musim panas di daerah pegunungan yang terletak
lebih kurang 50 mil sebelah Timur Amman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div></o:p></span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dalam bidang </span><i style="font-size: large;">ilmu pengetahuan</i><span style="font-size: large;">, perkembangan tidak
hanya meliputi ilmu pengetahuan agama saja, tetapi juga ilmu pengetahuan umum,
seperti ilmu kedokteran, filsafat, astronomi, ilmu pasti, ilmu bumi, sejarah,
dan lain-lain</span><span style="color: blue; font-size: large;"><a href="http://syabab-barlian.blogspot.co.id/2012/11/peradaban-islam-masa-umayyah-abbasiyah.html" style="font-size: large;">.</a></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Pada ini juga, <i>politik</i> telah mengaami kamajuan dan
perubahan, sehingga lebih teratur dibandingkan dengan masa sebelumnya, terutama
dalam hal Khilafah (kepemimpinan), dibentuknya Al-Kitabah (Sekretariat Negara),
Al-Hijabah (Ajudan), Organisasi Keuangan, Organisasi Keahakiman dan Organisasi
Tata Usaha Negara.</div></span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Kekuatan m</span><i style="font-size: large;">iliter</i><span style="font-size: large;"> pada masa Bani Umayyah jauh lebh
berkembang dari masa sebelumnya, sebab diberlakukan Undang-Undang Wajib Militer
(Nizhamut Tajnidil Ijbary).Sedangkan pada masa sebelumnya, yakni masa
Khulafaurrasyidin, tentara adalah merupakan pasukan sukarela.Politik
ketentaraan Bani Umayyah adalah politik Arab, dimana tentara harus dari orang
Arab sendiri atau dari unsure Arab.</span></div></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Pada masa ini juga, telah dibangun Armada Islam yang hampir
sempurna hingga mencapai 17.000 kapal yang dengan mudah dapat menaklukan Pulau
Rhodus dengan panglimanya Laksamana Aqabah bin Amir. Disamping itu Muawiyah
juga telah membentuk “Armada Musin Panas dan Armada Musim Dingin”, sehingga
memungkinkannya untuk bertempur dalam segala musim.</span></div></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Dalam bidang </span><i style="font-size: large;">social budaya</i><span style="font-size: large;">, kholifah pada masa Bani Umayyah
juga telah banyak memberikan kontribusi yang cukup besar. Yakni, dengan
dibangunnya rumah sakit (</span><i style="font-size: large;">mustasyfayat</i><span style="font-size: large;">) di setiap kota yang pertama oleh
Kholifah Walid bin Abdul Malik. Saat itu juga dibangun rumah singgah bagi
anak-anak yatim piatu yang ditinggal oleh orang tua mereka akibat perang.Bahkan
orang tua yang sudah tidak mampu pun dipelihara di rumah-rumah
tersebut.Sehingga usaha-usaha tersebut menimbulkan simpati yang cukup tinggi
dari kalangan non-Islam, yang pada akhirnya mereka berbondong-bondong memeluk
Islam.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> </span></div></span><span style="font-size: medium;"><h4 style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Kemunduran Daulah Umayyah</span></h4><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></div></span><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Ada beberapa
faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada
kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:</span></div></span><ol><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru
(bid’ah) bagi tradisi Islam yang lebih menekankan aspek senioritas.
Pengaturannya tidak jelas.Ketidak jelasan sistem pergantian khalifah ini
menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga
istana.</span></span></span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari
konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syi'ah (para
pengikut Abdullah bin Saba’ al-Yahudi) dan Khawarij terus menjadi gerakan
oposisi, baik secara terbuka seperti di masa awal dan akhir maupun secara
tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah.Penumpasan
terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia
Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman
sebelum Islam, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa
Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan.
Disamping itu, sebagian besar golongan mawali (non Arab), terutama di Irak dan
wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas karena status mawali itu
menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang
diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup
mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul
beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, para
Ulama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama
sangat kurang.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah
munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abd
al-Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan kaum
mawali yang merasa dikelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.</span></li></ol><o:p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> </span></div></o:p></div>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"></p><p style="text-align: left;"></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"></p><p style="text-align: left;"></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"></p><p style="text-align: left;"></p>
<p style="text-align: left;"></p>
serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-4402455486670962912020-09-16T10:01:00.004-07:002021-06-05T07:09:01.633-07:00Ekonomi Imperium Dinasti Abbasiyah <h3 style="text-align: left;"><span style="font-size: medium;">Perkembangan Imperium Ekonomi Pada Masa Abbasiyah</span></h3><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: large; text-align: justify;"><br /></span></p><div style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Kehidupan pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah merupakan kelanjutan dari zaman sebelumnya. Menurut Zaidan, bahwa masyarakat yang ada pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah terbagi menjadi dua kelas yaitu: kelas khusus dan kelas umum. Kehidupan sosial masyarakatnya menunjukkan adanya struktur kelompok atau kelas yang terdiri dari:</span></div>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"></p><ul><li><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Kelas penguasa,
yaitu kelompok orang Arab yang memegang kekuasaan.</span></span></li><li><span style="font-size: medium;">Kelas menengah,
yang terdiri dari orang Islam yang bukan (penduduk asli suatu daerah yang
kemudian masuk Islam).</span></li><li><span style="font-size: medium;">Kelompok
nonmuslim yang berada di bawah perlindungan pemerintah/kekuasaan Islam, disebut
dengan kaum <i style="font-family: "times new roman", serif;">dzimmi</i><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">.</span></span></li><li><span style="font-size: medium;">Kelompok kaum
pekerja, yang terdiri dari kaum budak berlian.</span></li></ul><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXSFioFroDZ0wXVfi3J9mN7WZQKpo9079RM0iEMzhHUO1VfxWk1s97KGzYxmyOQqDQgcQJd9J7n_XFiLZfNel21RbysEj1WDKf9u70W2wFNRYTXdEFREXJ23r5JvsgdzmSfULD4BBpXUk/s274/perkembangan+ekonomi+dinasti+abbasiyah.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="184" data-original-width="274" height="221" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXSFioFroDZ0wXVfi3J9mN7WZQKpo9079RM0iEMzhHUO1VfxWk1s97KGzYxmyOQqDQgcQJd9J7n_XFiLZfNel21RbysEj1WDKf9u70W2wFNRYTXdEFREXJ23r5JvsgdzmSfULD4BBpXUk/w343-h221/perkembangan+ekonomi+dinasti+abbasiyah.jpg" width="343" /></a></div><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Namun, pada
masa kejayaan peradaban Islam (Abbasiyah) telah terjadi pembauran antara
kelompok-kelompok tersebut, sehingga dapat membentuk komunitas masyarakat dan
kehidupan sosial budaya yang stabil dengan diiringi oleh mobilitas-mobilitas
sosial yang dinamis. Demikian pula perkembangan sikap-sikap demokrasi di
kalangan masyarakat, menyebabkan secara berangsur-angsur pembebasan para budak
berlian, perkawinan campuran antara berbagai kelompok masyarakat sehingga
timbullah kerja sama yang serasi dengan penuh toleransi dalam menghadapi
permasalahan-permasalahan kehidupan serta dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup
bersama.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[1]</span></span></span></span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;"><br /></span></span></span></span></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Kehidupan
ekonomi pada hakikatnya adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat
manusia, terutama yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat
material. Sedangkan kemajuan dalam bidang ekonomi ini bisa dilihat dari
berkembangnya keuangan kas negara yang banyak. Pada masa pemerintah Dinasti
Abbasiyah, sistem perekonomian dibangun dengan menggunakan sistem ekonomi
pertanian, perdagangan, perindustrian dan pertambangan.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[2] </span></span><!--[endif]--></span></span>Pada
masa khalifah Al-Mahdi inilah perekonomian mulai meningkat dengan peningkatan
di sektor pertanian dilakukan melalui irigasi dan peningkatan hasil
pertambangan seperti perak, emas, tembaga dan besi. Terkecuali itu dagang
transit antara Timur dan Barat juga banyak membawa kekayaan. Bashrah merupakan
pelabuhan yang terpenting pada saat itu.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span> </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Selain itu, banyak sekolah pertanian dan perkebunan dibuka pemerintah sebagai
tempat praktek pertanian dan perkebunan tersebut. Melalui sekolah inilah, perkembangan
pada sektor pertanian dan perkebunan mengalami kemajuan dan memberikan pengaruh
pada rasio atau pemikiran kaum muslim. Mereka dapat memperluas cakrawala
pemikiran secara teoritis karena telah mempelajari bermacam-macam
tumbuh-tumbuhan, tanah-tanah yang baik serta penggunaan berbagai macam pupuk
untuk tumbuhan tersebut sehingga dapat menghasilkan gandum, beras, kurma dan
zaitun (<i>oliver</i>).<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;"><br /></span></span></span></span></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Popularitas
Dinasti Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun al-Rasyid (786-809
M) dan puteranya al-Ma’mun (813-833 M). Ketika al-Rasyid memerintah, negara
dalam keadaan makmur, kekayaan melimpah, keamanan terjamin walaupun ada juga
pemberontakan dan luas</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">wilayahnya mulai
dari Afrika Utara hingga ke India.</span><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[5]</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">
Kekayaan yang banyak tersebut dimanfaatkan Harun al-Rasyid untuk keperluan
sosial, seperti rumah sakit, lembaga pendidikan kedokteran dan farmasi.</span><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[6]</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">
Menurut Maidir Harun dan Firdaus, bahwa pada masa ini kekayaan negara sekitar
42 milyar dinar. Ini belum temasuk uang yang berasal dari pajak hasil bumi.
Jumlah diatas merupakan hal yang luar biasa pada masa itu.</span><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[7]</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">
Sehingga pada masa beliau menjadi khalifah, sudah terdapat paling tidak sekitar
800 orang dokter. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Di samping itu, pemandian-pemandian umum juga dibangun.
Sampai-sampai dikatakan bahwa tingkat kemakmuran yang paling tinggi terwujud
pada zaman khalifah ini.</span><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[8]</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Kesejahteraan
sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta
kesusasteraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa inilah negara Islam
menempatkan dirinya sebagai negara terkuat dan tak tertandingi.</span><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[9] </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Jasa
Bani Buwaih juga terlihat dalam pembangunan kanal-kanal, masjid-masjid,
beberapa rumah sakit dan sejumlah bangunan umum lainnya. Kemajuan tersebut
diimbangi dengan laju perkembangan ekonomi dibidang pertanian, perdagangan dan
industri terutama permadani.</span><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[10]</span></span></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p>
<h4 style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Perkembangan di
Bidang Pertanian</span></span></h4>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Dunia Islam
yang berkembang dan mencakup wilayah dunia yang cukup luas, baik di Barat
maupun di Timur pada umumnya terdiri dari daerah-daerah yang subur, sehingga
corak perekonomiannya adalah pertanian. Nasib petani lebih baik daripada
sebelum pemerintahan Islam, sebab perhatian pemerintah sangat besar dalam
pembuatan irigasi, penggalian terusan, khususnya di wilayah Sungai Tigris,
Efrat, Nil dan perluasan tanah pertanian. Mereka mendatangkan sayur-sayuran dan
buah-buahan dari Asia Barat seperti buah mangga, kentang dan sejenisnya dari
Amerika ada pohon limau, pohon sejenis jeruk nipis didatangkan dari tanah
Melayu, semua ditanam sebagai kegiatan pertanian mereka. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Di Persia terdapat
kegiatan perkebunan tebu dengan kilangnya dan perkebunan serupa juga ada di Syiria.Di
Andalusia kegiatan pertanian tidak kalah maju pada masa Khalifah Abdurrahman
ad-Dakhil. Tak sejengkal pun tanah yang tidak dipergunakan untuk kegiatan
produksi, khususnya dalam bidang pertanian. Mereka menggali kanal, menanam
anggur, buah delima, jeruk, tebu, katun dan kunti serta tanaman lainnya. Di
dataran rendah di sebelah tenggara Andalusia terdapat tanaman gandum, terigu,
buah zaitun dan buah-buahan lainnya.</span><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[11]</span></span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;"><br /></span></span></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Pertanian maju
pesat pada awal pemerintahan Dinasti Abbasiyah karena pusat pemerintahannya
berada di daerah yang sangat subur, di tepian sungai yang dikenal dengan nama
Sawad. Pertanian merupakan sumber utama pemasukan negara dan pengolahan tanah
hampir sepenuhnya dikerjakan oleh penduduk asli, yang statusnya mengalami
peningkatan pada masa rezim baru. Lahan-lahan pertanian yang terlantar dan
desa-desa yang hancur di berbagai wilayah kerajaan diperbaiki dan dibangun
secara perlahan-lahan. Mereka membangun saluran irigasi baru sehingga membentuk
“jaringan yang sempurna”. Tanaman asal Irak terdiri atas gandum, padi, kurma,
wijen, kapas, dan rami. Daerah yang sangat subur berada di bantaran tepian
sungai ke selatan, Sawad, yang menumbuhkan berbagai jenis buah dan sayuran,
yang tumbuh di daerah panas maupun dingin. Kacang, jeruk, terong, tebu, dan
beragam bunga, seperti bunga mawar dan violet juga tumbuh subur. Usaha-usaha
tersebut sangat besar pengaruhnya dalam meningkatkan perdagangan dalam dan luar
negeri. Akibatnya kafilah-kafilah dagang kaum muslimin melintasi segala negeri
dan kapal-kapal dagangnya mengarungi tujuh lautan.</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 42.55pt; mso-outline-level: 2; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p>
<h4 style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Perkembangan di
Bidang Industri dan Perdagangan</span></span></h4>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Di samping
pertanian, pada masa itu kemampuan untuk menciptakan dan membuat benda-benda
budaya yang memenuhi kebutuhan hidup yang bersifat material sudah berkembang
pula, sehingga perekonomian masyarakat Islam pun diwarnai oleh perindustrian
dan kerajinan, terutama di kota-kota pusat kehidupan sosial budaya pada saat
itu.Di Persia dan Irak kegiatan pertenunan menghasilkan barang-barang tekstil
yang bermutu tinggi. Pabrik-pabrik di Susiana terkenal dengan kain damastnya,
kain tirai sutra, barang-barang dari bulu unta dan kambing baju jubah dari
pintalan sutra. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Di beberapa kota wilayah Syiria terkenal dengan gelasnya yang
halus, tipis dan bening. Di Baghdad dan Samarkand terkenal dengan pabrik
kertasnya yang bermutu tinggi yang diperkenalkan oleh Tiongkok. Di Andalusia
aktivitas industri lebih maju lagi, hasil industri kulit dari Andalusia dibawa
ke Maroko, lalu diangkut ke Inggris dan Prancis. Di Kordova, Malaga, Almeria
serta pusat perdagangan lainnya terdapat industri wol dan sutra. Gelas dan
kuningan terdapat di Almeria, pusat barang pecah belah terdapat di Valencia,
emas dan perak terdapat di Algarve dan Yaen, besi dan timah hitam di Kordoba,
batu delima di Malaga, industri pedang terdapat di Toledo dengan bentuk dan
modelnya.</span><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[12]</span></span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;"><br /></span></span></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Tak ketinggalan
pula, pada masa Dinasti Abbasiyah ekonomi perdagangan pun berkembang
antardaerah-daerah penghasil pertanian dan perindustrian/kerajinan. Pada masa
kejayaan peradaban Islam telah berkembang pula sistem perdagangan
internasional, baik dengan dunia Barat (Bizantium dan Eropa pada umumnya)
maupun dengan dunia Timur (India, Tiongkok dan</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">
</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Nusantara) dengan daerah-daerah Islam pusat-pusat kehidupan sosial
budaya dan pemerintahan, sebagai pusat-pusat perdagangan internasional
tersebut.</span><span class="MsoFootnoteReference" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[13] </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Ekonomi
imperium Abbasiyah paling dominan digerakkan oleh perdagangan. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Sudah terdapat
berbagai macam industri seperti kain linen di Mesir, sutra dari Syiria dan
Irak, kertas dari Samarkand, serta berbagai produk pertanian seperti gandum
dari Mesir dan kurma dari Irak. Hasil-hasil industri dan pertanian ini
diperdagangkan ke berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyah dan negara lain. Karena
industralisasi yang muncul di perkotaan ini, urbanisasi tak dapat dibendung
lagi. Selain itu, perdagangan barang tambang juga semarak. Emas yang ditambang
dari Nubia dan Sudan Barat melambungkan perekonomian Abbasiyah.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Perdagangan
dengan wilayah-wilayah lain merupakan hal yang sangat penting. Secara bersamaan
dengan kemajuan Dinasti Abbasiyah, Dinasti Tang di Cina juga mengalami masa
puncak kejayaan sehingga hubungan Perdagangan antara keduanya menambah
semaraknya kegiatan perdagangan dunia. Permulaan masa kepemimpinan Dinasti
Abbasiyah, perbendaharaan negara penuh dan berlimpah-limpah, uang masuk lebih
banyak dari pada pengeluaran. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Khalifah al-Mansyur (754-775 M) adalah khalifah
kedua Dinasti Abbasiyah yang telah meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi
ekonomi dan keuangan negara. Dia mencontoh pada Khalifah Umar bin Khattab dalam
menguatkan Islam. Dia yang membangun kota Baghdad yang sangat indah dan
strategis letaknya ditinjau dari segi perdagangan. Kota ini bahkan terkenal
dalam cerita seribu satu malam (</span><i style="font-family: "times new roman", serif;">The Thousand and One Night</i><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">). Letaknya di
sebelah Barat tepi sungai Tigris dekat puing-puing kota Ctesiphon, ibukota
kerajaan Persia dulu.Demikianlah kota Baghdad yang merupakan jalan raya bagi
pelayaran dunia pada waktu itu. Di samping itu Basrah merupakan kota pelabuhan
yang ramai disinggahi oleh kapal-kapal dagang dari Timur dan Barat dan
sebaliknya. Kota inipun membawa kemajuan bagi perdagangan yang memperoleh
penghasilan besar.</span><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[14] </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Dan
keberhasilan kehidupan ekonomi maka berhasil pula dalam:</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"></p><ul><li><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Pertanian,
Khalifah membela dan menghormati kaum tani, bahkan meringankan pajak hasil bumi
mereka, dan ada beberapa yang dihapuskan sama sekali.</span></span></li><li><span style="font-size: medium;">Perindustrian,
Khalifah menganjurkan untuk beramai-ramai membangun berbagai industri, sehingga
terkenallah beberapa kota dan industri-industrinya.</span></li></ul><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Perdagangan,
Segala usaha ditempuh untuk memajukan perdagangan seperti:</span></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"></p><ul><li><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Membangun sumur dan tempat-tempat istirahat di jalan-jalan yang
dilewati kafilah dagang.</span></span></li><li><span style="font-size: medium;">Membangun armada-armada dagang.</span></li><li><span style="font-size: medium;">Membangun armada: untuk melindungi parta-partai negara dari
serangan bajak laut.</span></li></ul><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Dari segi
transportasi yang digunakan, perdagangan dunia Islam klasik dapat dibagi atas
perdagangan maritis, </span><i style="font-family: "times new roman", serif;">caravan</i><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> (kafilah) dan perdagangan sungai.
Perdagangan maritim menggunakan kapal layar sebagai armada pengangkutan.
Komoditas perdagangan diangkut oleh armada pelayaran melalui samudra dan
lautan. Perdagangan </span><i style="font-family: "times new roman", serif;">caravan</i><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> menggunakan hewan sebagai alat pengangkut.
Suatu kafilah terdiri dari ratusan unta, kuda atau keledai. Perdagangan sungai
menggunakan alat pengangkutan sungai dan kapal yang digunakan pada masa itu. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Pesatnya dunia perdagangan pada saat itu menumbuhkan kota dagang, seperti
Baghdad, Basrah, Siraf, Kairo dan Iskandaria. Pedagang-pedagang muslim
melakukan perniagaan ke Timur sampai ke Tiongkok, India dan Asia Tenggara
(termasuk Indonesia). Mereka juga melakukan perniagaan ke arah Barat sampai ke
Maroko, Andalusia (Spanyol), Prancis, Inggris dan negeri Barat lainnya. Mereka
kemudian mengekspor barang seperti kurma, gula, kain wol, gelas, bajak dan
sebagainya. Serta mengimpor rempah-rempah, kapur barus, sutra dari Asia,
gading, kayu arang dan bedak dari Afrika.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Selanjutnya
kota-kota dagang bermunculan pula di Andalusia, seperti Sivilia, Kordopa,
Malaka dan sebagainya. Sivilia sebuah pelabuhan sungai dipergunakan untuk
mengekspor katun, zaitun dan minyak. Malaga mengekspor kunyit, pualan dan gula.
Hasil produksi Andalusia sampai ke India dan Asia Tengah melalui Alexandria dan
Konstantinopel. Di samping itu, mereka sendiri mengimpor pakaian dari Mesir dan
penyanyi dari Eropa dan Asia.</span><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[15] </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Selain
ketiga hal tersebut, juga terdapat peninggalan-peninggalan yang memperlihatkan
kemajuan pesat Dinasti Abbasiyah.</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"></p><ul><li><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Istana
Qarruzzabad di Baghdad</span></span></li><li><span style="font-size: medium;">Istana di kota
Samarra</span></li><li><span style="font-size: medium;">Bangunan-bangunan
sekolah</span></li><li><span style="font-size: medium;">Kuttab</span></li><li><span style="font-size: medium;">Masjid</span></li><li><span style="font-size: medium;">Majlis
Muhadharah</span></li><li><span style="font-size: medium;">Darul Hikmah<span class="MsoFootnoteReference" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[16]</span></span></span></span></li><li><span style="font-size: medium;">Masjid Raya
Kordova (786 M)</span></li><li><span style="font-size: medium;">Masjid Ibnu
Taulon di Kairo (876 M)</span></li><li><span style="font-size: medium;">Istana al-Hamra
di Kordova</span></li><li><span style="font-size: medium;">Istana
al-Cazar, dan lain-lain.</span></li></ul><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Faktor-faktor
yang menyebabkan kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat tercapai pada
masa Dinasti Abbasiyah, antara lain sebagai berikut:<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[17]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"></p><ul><li><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Kondisi politik
yang stabil dan sistem pemerintahan yang kondusif, bagi pemerintah dan
masyarakat digunakan pembuka jalur-jalur ekonomi sebagai alternatif pemenuhan
kebutuhan hidup.</span></span></li><li><span style="font-size: medium;">Tidak adanya
ekspansi baru pada masa ini benar-benar dimanfaatkan oleh seluruh lapisan
masyarakat untuk meningkatkan kegiatan di bidang ekonomi dan kesejahteraan
mereka di semua sektor.</span></li><li><span style="font-size: medium;">Besarnya arus
permintaan (<i style="font-family: "times new roman", serif;">demand</i><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">) bagi kebutuhan-kebutuhan hidup sehari-hari baik yang
bersifat primer, sekunder maupun tersier telah mendukung para pelaku ekonomi
untuk makin memperbesar kuantitas persediaan (</span><i style="font-family: "times new roman", serif;">suplai</i><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">) barang dan jasa.</span></span></li><li><span style="font-size: medium;">Besarnya arus
permintaan barang<span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">disebabkan karena
peningkatan jumlah penduduk terutama di wilayah perkotaan yang menjadi basis
pertukaran aneka macam komoditas komersial.</span></span></li><li><span style="font-size: medium;">Luasnya wilayah
kekuasaan Dinasti Abbasiyah mendorong perputaran dan pertukaran kebutuhan
komoditas menjadi ramai. Wilayah-wilayah bekas jajahan Persia, Bizantium
menjadi berkah bagi peningkatan ekonomi, karena sebelum dikuasai Islam daerah
tersebut menyimpan potensi ekonomi yang besar.</span></li><li><span style="font-size: medium;">Jalur
transportasi laut menjadi sarana yang sangat menunjang bagi kelancaran
pengiriman barang-barang dan dibantu oleh kemahiran para pelaut muslim yang
mahir dalam ilmu kelautan atau navigasi.</span></li><li><span style="font-size: medium;">Etos ekonomi
para khalifah dan pelaku ekonomi dari golongan Arab membuktikan sebagai pelaku
ekonomi yang tangguh.Hal ini didorong oleh kenyataan bahwa perdagangan sudah
menjadi bagian hidup orang Arab, apalagi kenyataan juga mengatakan bahwa Nabi
sendiri juga adalah pedagang.<span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[18]</span></span></span></span></li></ul><p></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">KESIMPULAN<o:p></o:p></span></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Pemerintahan
Dinasti Abbasiyah terbentuk terdiri dari berbagai macam struktur kelas
masyarakat menyebabkan berkembangnya sikap-sikap demokrasi di kalangan kelompok
masyarakat sehingga timbullah kerja sama yang baik. Berawal dari sinilah
perkembangan ekonomi Dinasti Abbasiyah dimulai, baik dibidang pertanian,
perdagangan, perindustrian dan pertambangan. Adapun khalifah yang memiliki
peran terhadap perkembangan ekonomi pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah
adalah Khalifah Abu Ja’far al-Mansyur (754-775 M), Khalifah Abu Abdullah
Muhammad al-Mahdi (775-785 M), Khalifah Abu Ja’farHarun al-Rasyid (786-809 M)
dan Abu Ja’far al-Ma’mun (813-833 M)serta Khalifah Abdurrahman ad-Dakhil.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 2;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">DAFTAR
PUSTAKA<o:p></o:p></span></span></b></p>
<p align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 2; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 35.45pt; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 2; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="font-size: medium;">Susmihara.
2013. <i>Sejarah Peradaban Islam</i>. Yogyakarta: Penerbit Ombak<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 35.45pt; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 2; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="font-size: medium;">Harun,
Maidir dan Firdaus. 2002. <i>Sejarah Peradaban Islam</i>. Ed. 1. Cet. 1.
Padang: IAIN-IB Press<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 35.45pt; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 2; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="font-size: medium;">Yatim,Badri.
2010. <i>Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II</i>. Ed. 1. Cet. 22.
Jakarta: Rajawali Pers<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 35.45pt; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 2; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="font-size: medium;">Amin,
Samsul Munir. 2009. <i>Sejarah Peradaban Islam</i>. Ed. 1. Cet. 1. Jakarta: Amzah<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 35.45pt; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 2; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="font-size: medium;">Faqih,
Aunur Rahim dan Munthoha. 1998. <i>Pemikiran dan Peradaban Islam</i>. Ed. 1.
Cet. 1. Yogyakarta: UII Press<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 35.45pt; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 2; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; text-align: left; text-indent: -47.2667px;">Sulaiman,Rusydi. 2014. </span><i style="font-family: "times new roman", serif; text-align: left; text-indent: -47.2667px;">Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam</i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; text-align: left; text-indent: -47.2667px;">. Ed. 1. Cet. 1. Jakarta: Rajawali Pers</span></span></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 35.45pt; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 2; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;"><v:rect fillcolor="white [3201]" id="Rectangle_x0020_2" o:gfxdata="UEsDBBQABgAIAAAAIQC2gziS/gAAAOEBAAATAAAAW0NvbnRlbnRfVHlwZXNdLnhtbJSRQU7DMBBF
90jcwfIWJU67QAgl6YK0S0CoHGBkTxKLZGx5TGhvj5O2G0SRWNoz/78nu9wcxkFMGNg6quQqL6RA
0s5Y6ir5vt9lD1JwBDIwOMJKHpHlpr69KfdHjyxSmriSfYz+USnWPY7AufNIadK6MEJMx9ApD/oD
OlTrorhX2lFEilmcO2RdNtjC5xDF9pCuTyYBB5bi6bQ4syoJ3g9WQ0ymaiLzg5KdCXlKLjvcW893
SUOqXwnz5DrgnHtJTxOsQfEKIT7DmDSUCaxw7Rqn8787ZsmRM9e2VmPeBN4uqYvTtW7jvijg9N/y
JsXecLq0q+WD6m8AAAD//wMAUEsDBBQABgAIAAAAIQA4/SH/1gAAAJQBAAALAAAAX3JlbHMvLnJl
bHOkkMFqwzAMhu+DvYPRfXGawxijTi+j0GvpHsDYimMaW0Yy2fr2M4PBMnrbUb/Q94l/f/hMi1qR
JVI2sOt6UJgd+ZiDgffL8ekFlFSbvV0oo4EbChzGx4f9GRdb25HMsYhqlCwG5lrLq9biZkxWOiqY
22YiTra2kYMu1l1tQD30/bPm3wwYN0x18gb45AdQl1tp5j/sFB2T0FQ7R0nTNEV3j6o9feQzro1i
OWA14Fm+Q8a1a8+Bvu/d/dMb2JY5uiPbhG/ktn4cqGU/er3pcvwCAAD//wMAUEsDBBQABgAIAAAA
IQCEVsowdQIAAFEFAAAOAAAAZHJzL2Uyb0RvYy54bWysVM1u2zAMvg/YOwi6r06CrtuCOkXQosOA
oi3aDj0rspQIk0SNUuJkTz9Kdpysy2nYRSbNf/IjL6+2zrKNwmjA13x8NuJMeQmN8cuaf3+5/fCZ
s5iEb4QFr2q+U5Ffzd6/u2zDVE1gBbZRyMiJj9M21HyVUphWVZQr5UQ8g6A8CTWgE4lYXFYNipa8
O1tNRqOLqgVsAoJUMdLfm07IZ8W/1kqmB62jSszWnHJL5cXyLvJbzS7FdIkirIzs0xD/kIUTxlPQ
wdWNSIKt0fzlyhmJEEGnMwmuAq2NVKUGqmY8elPN80oEVWqh5sQwtCn+P7fyfvOIzDQ1n3DmhaMR
PVHThF9axSa5PW2IU9J6Do/Yc5HIXOtWo8tfqoJtS0t3Q0vVNjFJP7+Mz89H1HhJop4mL9XBOGBM
XxU4lomaIwUvjRSbu5g61b1KjmV9fiNY09waawuTsaKuLbKNoCkvluOcNoU40iIuW1a5mC79QqWd
VZ3XJ6WpC5TwpEQv+Dv4FFIqny56v9aTdjbTlMFgOD5laNM+mV43m6mCy8FwdMrwz4iDRYkKPg3G
znjAUw6aH0PkTn9ffVdzLn8BzY6Gj9BtRQzy1tAQ7kRMjwJpDWhutNrpgR5toa059BRnK8Bfp/5n
fUInSTlraa1qHn+uBSrO7DdPuC0YoD0szPnHTxOKgceSxbHEr9010EzHdESCLGTWT3ZPagT3Shdg
nqOSSHhJsWsuE+6Z69StO90Qqebzoka7F0S6889BZue5qxlkL9tXgaFHYiII38N+BcX0DSA73Wzp
Yb5OoE1B66Gvfb9pbwsY+xuTD8MxX7QOl3D2GwAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEA5XXSB+AAAAAM
AQAADwAAAGRycy9kb3ducmV2LnhtbEyPwU7DMAyG70i8Q2QkLhNLMzHUdk2naYgDBwQMHiBtvLai
caom7crbY05wtP3p9/cX+8X1YsYxdJ40qHUCAqn2tqNGw+fH010KIkRD1vSeUMM3BtiX11eFya2/
0DvOp9gIDqGQGw1tjEMuZahbdCas/YDEt7MfnYk8jo20o7lwuOvlJkkepDMd8YfWDHhssf46TU7D
Mb7Oq8eqOvR2Wr2F7OU5KD9ofXuzHHYgIi7xD4ZffVaHkp0qP5ENoteQqi13iRqy9F6BYCLbZryp
GFWbVIEsC/m/RPkDAAD//wMAUEsBAi0AFAAGAAgAAAAhALaDOJL+AAAA4QEAABMAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAFtDb250ZW50X1R5cGVzXS54bWxQSwECLQAUAAYACAAAACEAOP0h/9YAAACUAQAACwAA
AAAAAAAAAAAAAAAvAQAAX3JlbHMvLnJlbHNQSwECLQAUAAYACAAAACEAhFbKMHUCAABRBQAADgAA
AAAAAAAAAAAAAAAuAgAAZHJzL2Uyb0RvYy54bWxQSwECLQAUAAYACAAAACEA5XXSB+AAAAAMAQAA
DwAAAAAAAAAAAAAAAADPBAAAZHJzL2Rvd25yZXYueG1sUEsFBgAAAAAEAAQA8wAAANwFAAAAAA==
" o:spid="_x0000_s1026" strokecolor="white [3212]" strokeweight="2pt" style="height: 1in; left: 0px; margin-left: 407.5pt; margin-top: 492.05pt; position: absolute; text-align: left; v-text-anchor: middle; visibility: visible; width: 1in; z-index: 251660288;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></v:rect></p>
<div style="mso-element: footnote-list;"><!--[if !supportFootnotes]--><span style="font-size: medium;"><br clear="all" />
</span><hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Susmihara, <i>Sejarah
Peradaban Islam</i>, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013, Hlm. 251<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Maidir Harun
dan Firdaus, <i>Sejarah Peradaban Islam</i>, Ed. 1, Cet. 1, Padang: IAIN-IB
Press, 2002, Hlm. 15<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Badri Yatim, <i>Sejarah
Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II</i>, Ed. 1, Cet. 22, Jakarta: Rajawali
Pers, 2010, Hlm. 52<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Maidir Harun
dan Firdaus, <i>Sejarah Peradaban Islam</i>, Hlm. 15<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn5" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Samsul Munir
Amin, <i>Sejarah Peradaban Islam</i>, Ed. 1, Cet. 1, Jakarta: Amzah 2009, Hlm.
144<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn6" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Aunur Rahim
Faqih dan Munthoha, <i>Pemikiran dan Peradaban Islam</i>, Ed. 1, Cet. 1,
Yogyakarta: UII Press, 1998, Hlm. 35<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn7" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Maidir Harun
dan Firdaus, <i>Sejarah Peradaban Islam</i>, Hlm. 17<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn8" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Rusydi
Sulaiman, <i>Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam</i>, Ed. 1,
Cet. 1, Jakarta: Rajawali Pers, 2014, Hlm. 259<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn9" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Badri Yatim, <i>Sejarah
Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II</i>, Hlm. 53<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn10" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Badri Yatim, <i>Sejarah
Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II</i>, Hlm. 71<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn11" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Susmihara, <i>Sejarah
Peradaban Islam</i>, Hlm. 289<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn12" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[12]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Susmihara, <i>Sejarah
Peradaban Islam</i>, Hlm. 290<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn13" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[13]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Susmihara, <i>Sejarah
Peradaban Islam</i>, Hlm. 290<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn14" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[14]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Maidir Harun
dan Firdaus, <i>Sejarah Peradaban Islam</i>, Hlm. 16<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn15" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[15]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Susmihara, <i>Sejarah
Peradaban Islam</i>, Hlm. 291<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn16" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[16]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Susmihara, <i>Sejarah
Peradaban Islam</i>, Hlm. 284-285<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn17" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[17]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Susmihara, <i>Sejarah
Peradaban Islam</i>, Hlm. 292<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn18" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span style="font-size: medium;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[18]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="font-size: medium;">Susmihara, <i>Sejarah
Peradaban Islam</i>, Hlm. 293</span><o:p></o:p></span></p>
</div>
</div>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-8222222423064905112020-09-14T09:19:00.000-07:002021-06-05T07:08:43.921-07:00Hujjatul Islam : Imam Al Ghazali<h3 style="text-align: left;"></h3><h3 style="text-align: left;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;">Makalah Hujjatul Islam Imam Al Ghazali</span></span></h3> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 115%;">Imam Ghazali lahir pada tahun 1058 M / 450 H di Thus, Khurasan dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang pemintal benang, sekaligus seorang sufi yang sangat taat. Ketika masih kecil ayahnya meninggal dan beliau dititipkan disalah seorang teman beserta uang untuk bekalnya menuntut ilmu. Nama asli beliau adalah Abu Hamid Muhammad al-Ghazali,</span><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 115%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 115%;">Nama Ghazali diambil dari desa dimana beliau dilahirkan, Ghozali.<o:p></o:p></span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: medium;"></span></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQnQsVGSrUuAM0KBzB4ozfZcyc2JWCSapJO0JNacprGez8axIDI1F0JOWJzit-KRJfU9w4Dwvuf5OPTdRL7p3ULUIuhpXSzFeAp_nPcNAQ0hj-NoHFLaQp4ZcbdqvAiH34JRrBYfiSag/s229/imam+al+ghazali.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="179" data-original-width="229" height="222" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQnQsVGSrUuAM0KBzB4ozfZcyc2JWCSapJO0JNacprGez8axIDI1F0JOWJzit-KRJfU9w4Dwvuf5OPTdRL7p3ULUIuhpXSzFeAp_nPcNAQ0hj-NoHFLaQp4ZcbdqvAiH34JRrBYfiSag/w284-h222/imam+al+ghazali.jpg" width="284" /></a></span></div><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 115%;"><br /></span></span><p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-weight: normal; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;">Imam Ghazali adalah seideal-idealnya <i>tholabul ilm</i>, beliau selalu tidak puas terhadap ilmu apapun. Tidak pernah cukup dengan pengetahuan yang didapatnya. Imam Ghazali selalu mencari guru yang dianggapnya mengajarkan kebenaran yang hakiki. Salah satu guru beliau yang terkenal adalah al-Juwaini, seorang Imam Haramain.<o:p></o:p></span></span></p> <h4 style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;">Hujjatul Islam</span></span></h4> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-weight: normal; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;">Hujjatul Islam adalah julukan yang sangat masyhur yang disandang Imam Ghazali. Hujjatul Islam artinya adalah argumentasi islam, atau orang yang berargumentasi membela islam. Julukan Hujjatul Islam didapat setelah beliau menulis Kitab <i>Tahafut Al-Falasifah</i>(Kerancauan Filsafat) dan <span class="gen"><i>Maqosidul Falasifah </i>(Tujuan Berfilsafat)</span>. Kitab ini menyajikan 20 pasal tentang kesalahan berfikir secara filsafat. Tujuan dari penulisan kitab ini adalah dimaksudkan untuk membela aqidah islam, supaya aqidah islam tidak dikaji atau difikir dengan akal saja.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-weight: normal; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;">Sebagai contoh dari upaya pembelaan ini adalah argumennya tentang hukum sebab-akibat. Menurut beliau pada kitab tersebut pasal 17, hukum sebab akibat sebenarnya tidak ada, yang ada hanyalah kebiasaan (<i>adah</i>). Semisal seseorang membakar kertas, maka kertas tersebut bukan akan terbakar karena api. Dalam hal ini beliau mengkaji secara cerdas dan hati-hati. Kata beliau, terbakarnya kertas bisa saja tidak terjadi jika Allah tidak berkehendak. Beliau mendasarkan pada Qs. al-Anfaal ayat 17<span class="gen"><i><o:p></o:p></i></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="gen"><i><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-weight: normal; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“...dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar...<o:p></o:p></span></span></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="gen"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-weight: normal; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;">Maka dari sebuah firman Allah swt. “<i>ud’uuni aztajib lakum”</i> yang berarti perintah berdoa bahwa “mintalah sesuatu kepadaKu maka akan Aku kabulkan” bermakna bahwa apabila Allah mengabulkan doa hambaNya bukan berarti bahwa Allah tidak akan memberi jika hamba tidak berdoa. Allah mengabulkan segala permintaan hamba (baca: akibat), bukan berarti menunggu hamba untuk berdoa (baca: sebab). Namun, berdoa sendiri adalah sebagai ibadah. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Hal yang demikian sangat penting untuk mengukuhkan Allah sebagai al-Awwal, ar-Rahmaan, sebagai al-Kariim.<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="gen"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-weight: normal; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;">Kembali ke kitab, kitab tasawuf lain yang sangat bagus serta bernada filsafat adalah, <i>Misykat al-Anwar</i> (Relung-Relung Cahaya) serta<i>Kimiatus Sa’adah</i>(Kimia Kebahagiaan), . Akan tetapi dari kitab-kitab yang telah tersebut diatas. Penulis merasa belum banyak yang membacanya ketimbang karya-karya tasawuf beliau yang lain yang lebih terkenal. Memang kitab-kitab tersebut memberikan penjelasan yang agaknya rumit tentang tasawuf, dan kemungkinan besar karena hal ini kitab-kitab ini kurang dibaca oleh umum.<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="gen"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-weight: normal; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;">Gelar hujjatul islam memang tidak muluk-muluk, gelar tersebut sangat pantas digelar oleh sang imam yang arif nan bijaksana. Dan sepanjang perjalanan intelektual islam, Imam Ghazali adalah salah satu yang sangat diperhatikan dan kitab-kitabnya banyak dikaji dalam bidang tasawuf dan akhlak.<o:p></o:p></span></span></span></p> <h4 style="text-align: justify;"><span class="gen"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;">Muttasawif</span></span></span></h4> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="gen"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-weight: normal; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;">Sebagai seorang yang ragu akan kebenaran, sang imam selalu mempertanyakan kebenaran yang didapatnya dari manapun. Tidak heran bila beliau sempat tidak bisa berbicaradiwaktu mengajar di madrasah Nidhomiyyah. Sebagai rektor madrasah yang sangat masyhur waktu itu, beliau agaknya malu diwaktu tidak bisa mengatakan apa-apa diwaktu mengajar. Hal ini karena beliau meragukan semua yang didapat dan dipelajarinya selama ini. Bak digulung ombak, semua ilmu yang didapatnya diragukan, hal ini semata jiwa beliau yang belum pasrah sepenuhnya kepada Allah swt. Ini adalah awal dimana beliau menemukan jalan tasawufnya. Hingga beliau akhirnya jatuh sakit (<i>Al-Munqid Min al-Dlalal</i>)<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="gen"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-weight: normal; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;">Setelah beberapa bulan dengan keadaan demikian, beliau meninggalkan dari madrasah untuk melakukan perjalanan mencari pembenar atas apa yang terjadi pada diri beliau . Beliau keluar dari Baghdad menuju ke Syiria meninggalkan anak, istri serta kegemilangan dan kemasyhurannya. <o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="gen"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-weight: normal; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;">Sang imam menjalani kehidupan zuhud, penuh riyadhoh dan mujahadah. Pernah suatu waktu beliau mengunci diri didalam menara untuk i’tikaf selama 40 hari. Semua yang dilakukan beliau berdasar pada tradisi tasawuf oleh muttasawif sebelumnya, semisal Hasan al-Basri, Imam Abu Hasan asy-Syadhili. Yaitu dengan berkhalwat, menepi dari keramaian dunia untuk melepaskan segala sifat keduniawian dan melatih hati supaya sambung kepada Allah swt.<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="gen"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-weight: normal; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;">Imam Ghazali melakukan perjalanan untuk mencari kebenaran yang sesungguhnya, kebenaran yang puncaknya didalam hati beliau hanya ada <i>roja’</i> dan <i>khouf</i> kepada Allah swt. Dari perjalanan selama kurang lebih 10 tahun ini beliau kembali ke kehidupan awal, beliau kembali mengajar di Madrasah Nidhomiyyah, dan menjadi muttasawif yang paling agung di zamannya.<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="gen"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-weight: normal; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;">Kisah beliau, tertulis didalam ottobiografi yang beliau tulis diakhir pejalanan hidup beliau, yaitu <i>Al-Munqid min al-Dlalal </i>(Terbebas dari Kesesatan). Selain kitab-kitab tersebut, kitab beliau yang paling masyhur, yang menjadi kitab induk yaitu <i>Ihya’ Ulumuddin</i> (Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama). Imam Nawawi pernah berkata: <i>apabila semua kitab musnah, naudzubillah, dan tertinggal hanya ihya’ ulumuddin ini, maka cukuplah untuk mengganti semua kitab yang hilang tersebut</i>”.<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="gen"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-weight: normal; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;">Dari sedikit cerita beliau sang imam ini, hendakah kita sebagai <i>muriid</i> dan <i>tholabul ilm</i> mencontoh ghiroh atau semangat beliau dalam menuntut ilmu. Dengan segala kemapanan dankemudahan, banyak kitab, teknologi, dan fasilitas untuk menuntut ilmu yang tersedia dengan mudah ini maka janganlah sampai berputus asa untuk memahami segala ilmu, terutama ilmu-ilmu keagamaan. Demikian.<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="gen"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-weight: normal; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;"><i>Wallahu a’lam bi showab.</i><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-weight: normal; line-height: 115%;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p><br />serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-68304945161913682492020-09-13T08:50:00.000-07:002021-06-05T07:08:31.725-07:00Sejarah Sosiologi sebagai Ilmu <p></p><h3 style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;">Sejarah Ilmu Sosiologi</h3> <p class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span lang="ms">Munculnya sosiologi sebagai sebuah ilmu, selain merupakan hasil dari proses <i style="mso-bidi-font-style: normal;">empiricall-historis</i>, juga merupakan hasil dari proses perkembangan pemikiran filosofis. Fenomena empiris yang melatarbelakangi situasi sosial-politik di Eropa Barat pada abad ke-15 sampai dengan abad ke-18 sangat mempengaruhi perkembangan sosiologis,disamping munculnya pandangan-pandangan filosofis tentang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">positivisme</i>, yaitu mencari penjelasan semua gejala alam dan sosial dengan mengacu pada deskripsi dan hukum ilmiah.</span></p> <p class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span lang="ms">Penjelasan yang bersifat historis dan filosofis, mengantarkan pada pemahaman tentang pokok bahasan sosiologi yang membedakan dengan ilmu sosial lainnya, yang akan memberikan jawaban tentang hakekat dari sosiologi. Kompleksitas permasalahan yang mendorong lahirnya pemikiran sosiologi telah memberikan sumbangan yang besar bagi keragaman cara pandang, sehingga sosiologi dinyatakan sebagai ilmu dengan paradigma majemuk <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(’a multiple paradigm science’)</i>.</span></p> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1_Kzc-KmlG-IvJI2mcWKw-To9Kw5UIx9KoRglJ6QQaHDn7qgkAfJaRTlcdnxEb4KFlLynF3Pq1nDAmn0XO86gm7pDPo1tmAneKdZ7LjLu7KZqv_s4KXpjk81I91_wa96g4J2b_r9R4A/s277/sejarah+sosiologi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="182" data-original-width="277" height="236" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1_Kzc-KmlG-IvJI2mcWKw-To9Kw5UIx9KoRglJ6QQaHDn7qgkAfJaRTlcdnxEb4KFlLynF3Pq1nDAmn0XO86gm7pDPo1tmAneKdZ7LjLu7KZqv_s4KXpjk81I91_wa96g4J2b_r9R4A/w356-h236/sejarah+sosiologi.jpg" width="356" /></a></div><br /><p class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;"><br /></p> <h4 style="margin: 0in 0in 6pt; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span lang="ms">Sejarah Sosiologi Sebagai Sebuah Ilmu</span></h4> <p class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span lang="ms">Menurut Berger dan Berger, pemikiran sosiologi berkembang ketika masyarakat menghadapi ’ancaman terhadap hal yang selama ini dianggap benar dan seharusnya, yang menjadi pegangan manusia’ <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(threats to the taken-for-granted world)</i>. Maksudnya yaitu, suatu keadaan masyarakat dimana tatanan sosial <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(’social order’) </i>yang diyakini oleh sebagian besar anggota masyarakat terancam oleh berbagai bentuk perubahan.</span></p> <p class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span lang="ms">Sampai abad ke-18 Eropa Barat didominasi oleh sistem feodalisme yang sangat elitis dan mapan. Perkembangan yang terjadi kemudian, mengikuti tumbuhnya kapitalisme pada akhir abad ke-15, adalah munculnya kesadaran bahwa dominasi feodalisme sangat menghambat perkembangan kelompok intelektual serta kelas menengah. Bangkitnya kelas menengah mewarnai sebuah proses perubahan jangka panjang, seperti tumbuhnya kapitalisme,perubahan sosial dan politik,<span style="letter-spacing: 2.95pt;"> </span>meningkatnya</span><span lang="ms" style="mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="ms">individualisme, serta lahirnya ilmu pengetahuan modern. Dua revolusi penting pada abad ke-18, ialah (1) Revolusi Industri, (2) Revolusi Perancis (Laeyendecker, 1983:11-43).</span></p> <p class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span lang="ms">Gejolak sosial dan politik yang terjadi pada masa itu telah menggoncang masyarakat Eropa, serta menggoyahkan tatanan sosial yang lama mapan. Faktor ini merupakan penyebab utama mengapa pemikiran sosiologi mulai berkembang secara serentak di beberapa negara Eropa (Inggris, Perancis, Jerman), Pada masa inilah peran para tokoh sosiologi klasik berawal. Mendorong para pemikir dan intelektual mencari jawaban yang rasional, serta menemukan formula yang mampu menguraikan semua gejala sosial yang muncul. Lahirlah kemudian pemikiran cemerlang tentang masyarakat, perubahan sosial serta konflik sosial dari tokoh- tokoh seperti, Auguste Comte (1798-1857), Herbert Spencer (1820-1903), Karl Marx (1818-1883), Emile Durkheim (1858-1917) dan Max Weber (1864-1920). Mereka ini kemudian diakui oleh para tokoh sosiologi abad 20 (tokoh sosiologi modern) sebagai perintis awal serta peletak dasar pemikiran sosiologi, sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">’the founding fathers’</i>, dan oleh Lewis Coser dianggap sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">’masters of sociological thought’</i>, yang memberikan sumbangan penting bagi lahir dan berkembangnya sosiologi sebagai sebuah<span style="letter-spacing: .05pt;"> </span>ilmu.</span></p> <p class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span lang="ms">Nama ”sosiologi” merupakan ciptaan Auguste Comte. Pemikiran filsafat Comte memberikan sumbangan penting bagi sosiologi, dan mendorong perkembangan sosiologi, dalam bukunya : <i style="mso-bidi-font-style: normal;">’Course de Philosophie Positive’</i>.Yang berisi pandangannya mengenai hukum kemajuan manusia dan masyarakat yang melewati tiga tahap. Tahap pertama adalah <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">teologi</b>, yaitu manusia mencoba menjelaskan gejala di sekitarnya dengan mengacu pada hal-hal yang bersifat adikodrati atau supranatural. Tahap kedua adalah <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">metafisika</b>, yaitu manusia mengacu pada kekuatan metafisik atau abstrak. Pada tahap ketiga, tahap <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">positif</b>, yaitu manusia mencari penjelasan gejala alam maupun sosial mangacu pada deskripsi<span style="letter-spacing: -.3pt;"> </span>ilmiah.</span></p> <p class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span lang="ms">Karena memperkenalkan metode positif ini maka Comte dikenal sebagai perintis positivisme. Pada pandangan Comte, sosiologi harus merupakan ilmu yang sama ilmiahnya dengan ilmu pengetahuan alam. Dengan kata lain sosiologi harus menjadi sebuah ilmu yang positif. Ciri metode positif mendasarkan pada cara berpikir ilmiah, bahwa obyek yang dikaji harus berupa fakta, dan kajian harus bermanfaat, serta mengarah pada kepastian dan kecermatan. Sarana<span style="letter-spacing: .65pt;"> </span>yang digunakan dalam</span><span lang="ms" style="mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="ms">metode positif adalah :1) pengamatan, 2) perbandingan, 3) eksperimen, 4) metode historis. Penjelasan tentang hubungan antar manusia atau gejala-gejala masyarakat harus melalui rasionalisasi yang positif. Kegiatan kajian sosiologi yang tidak menggunakan metode pengamatan, perbandingan, eksperimen, ataupun historis.</span></p> <p class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span lang="ms">Auguste Comte memang mendapat kehormatan sebagai bapak sosiologi melalui karya filsafat positifnya. Namun demikian, Emile Durkheim menempati posisi penting dalam mengembangkan sosiologi sebagai disiplin yang berdiri sendiri. Peranan Durkheim yang terpenting adalah pada usahanya dalam merumuskan obyek studi sosiologi, dan memberikan rumusan penting dalam metode untuk mendekati dan mengamati obyek studi.</span></p> <p class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span lang="ms">Pandangan Comte yang masih abstrak tentang filsafat positif kemudian diperjelas oleh Durkheim dengan meletakkan sosiologi di atas dunia empiris. Dua karyanya yang besar dan berpengaruh adalah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Suicide </i>(1968) dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">The Rule of Sociological Method </i>(1965). <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Suicide </i>adalah hasil karya Durkheim yang didasarkan atas hasil penelitian empiris terhadap gejala bunuh diri sebagai suatu fenomena sosial. Melalui karya ini Durkheim menegaskan bahwa obyek studi sosiologi adalah fakta sosial <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(social fact)</i>, yang untuk memahaminya diperlukan suatu kegiatan penelitian empiris, sama halnya dengan ilmu pengetahuan alam. Sedangkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">The Rule of Sociological Method </i>berintikan konsep-konsep dasar tentang metode yang dapat dipakai untuk melakukan penelitian empiris dalam lapangan<span style="letter-spacing: -.15pt;"> </span>sosiologi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span lang="ms"><o:p> </o:p></span></p><p></p><div style="margin: 4.45pt 0in 0.0001pt 15.25pt; text-align: left; text-indent: 0in;"><span lang="ms"><b>Referensi</b></span></div><p class="MsoBodyText" style="margin-top: 0.05pt; text-align: left;"><span style="font-size: 12pt;">Burrell, G. & G. Morgan, </span><i style="font-size: 12pt;">Sociological paradigms and organizational analysis, </i>Arena,1994.</p><p class="MsoBodyText" style="margin-top: 0.05pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Johnson, Doyle Paul,1986, </span><i style="font-size: 12pt;">Teori Sosiologi Klasik dan Modern</i><span style="font-size: 12pt;">, Jakarta : Gramedia Laeyendecker,L, 1983, </span><i style="font-size: 12pt;">Tata, Perubahan, dan Ketimpangan : Suatu Pengantar Sejarah Sosiologi</i><span style="font-size: 12pt;">, Jakarta : Gramedia</span></p><p class="MsoBodyText" style="margin-top: 0.25pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Ritzer, George,1985, </span><i style="font-size: 12pt;">Sosiologi - Ilmu Berparadigma Ganda</i><span style="font-size: 12pt;">, Jakarta : Rajawali Sunarto, Kamanto,2004, </span><i style="font-size: 12pt;">Pengantar Sosiologi</i><span style="font-size: 12pt;">, Jakarta: FEUI</span></p><p class="MsoBodyText" style="margin-top: 0.25pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Usman, Sunyoto, </span><i style="font-size: 12pt;">Sosiologi – Sejarah, Teori dan Metodologi</i><span style="font-size: 12pt;">,2004, Yogyakarta: CIRED Asriwandari,Hesti. 2008,Multi paradigma dalam Sosiologi sebuah penantar, UNRI Collins, R., </span><i style="font-size: 12pt;">Theoretical Sociology</i><span style="font-size: 12pt;">, San Diego: Harcourt Brace Jovanovich, Prbl., 1988. Poloma, MM., </span><i style="font-size: 12pt;">Sosiologi Kontemporer </i><span style="font-size: 12pt;">(edisi keenam), Jakarta: PT. Raja Grafindo </span>Persada, 2004.</p><p class="MsoBodyText" style="margin-top: 0.25pt; text-align: left;"><span style="font-size: 12pt; text-indent: -35.4pt;">Ritzer, G., </span><i style="font-size: 12pt; text-indent: -35.4pt;">Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadgima Ganda </i><span style="font-size: 12pt; text-indent: -35.4pt;">(edisi kelima), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.</span></p><p class="MsoBodyText" style="margin-top: 0.25pt; text-align: left;"><span style="font-size: 12pt;">Ritzer, G. dan Goodman, DJ., </span><i style="font-size: 12pt;">Teori Sosiologi Modern</i><span style="font-size: 12pt;">, Jakarta: Kencana, 2003.</span></p><p class="MsoBodyText" style="margin-top: 0.25pt; text-align: left;"><span style="font-size: 12pt; text-indent: -35.4pt;">Sanderson, SK., </span><i style="font-size: 12pt; text-indent: -35.4pt;">Makro Sosiologi: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial </i><span style="font-size: 12pt; text-indent: -35.4pt;">(edisi kedua), PT. Raja Grafindo Persada, 2003.</span></p><p class="MsoBodyText" style="margin-top: 0.25pt; text-align: left;"><span style="font-size: 12pt; text-indent: -35.4pt;">Skidmore, W., </span><i style="font-size: 12pt; text-indent: -35.4pt;">Theoretical Thinking in Sociology, </i><span style="font-size: 12pt; text-indent: -35.4pt;">Cambridge: Cambridge University Press, 1979.</span></p><p class="MsoBodyText" style="margin-top: 0.25pt; text-align: justify;"><span style="text-indent: -35.4pt;">Soetrisno dan Hanafie, SR., Filsafat Ilmu dan Metodelogi Penelitian, Yogyakarta: ANDI Yogyakarta,</span><span style="letter-spacing: -0.25pt; text-indent: -35.4pt;"> </span><span style="text-indent: -35.4pt;">2007.</span></p><p class="MsoBodyText" style="margin-top: 0.25pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; text-indent: -35.4pt;">Stinchcombe, A. L., </span><i style="font-size: 12pt; text-indent: -35.4pt;">Constructing Social Theories</i><span style="font-size: 12pt; text-indent: -35.4pt;">, New York: Harcourt, Brance and World, Inc., 1986.</span></p><p class="MsoBodyText" style="margin-top: 0.25pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; text-indent: -35.4pt;">Turner, J. H., </span><i style="font-size: 12pt; text-indent: -35.4pt;">The Structure of Sociological Theory </i><span style="font-size: 12pt; text-indent: -35.4pt;">(sixth edition), Belmont, CA: Wadsworth Publishing Company, 1998.</span></p><p> </p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p></p>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-22249898694566067142020-09-13T06:46:00.000-07:002021-06-05T07:08:11.418-07:00Sejarah Kelahiran Daulah Abbasiyah<h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"> <b style="text-align: center;"><span style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif";">BANI ABBASIYAH</span></b></span></h3> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b style="color: #333333; font-family: "times new roman", serif;"><span style="font-size: medium;">A. Kelahiran Daulah Abbasiyah</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium;">Masa Daulah Abbasiyah adalah masa keemasan Islam, atau sering disebut dengan istilah ‘’The Golden Age’’. Pada masa itu Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan, baik dalam bidang ekonomi, peradaban dan kekuasaan. Selain itu juga telah berkembang berbagai cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya penerjemahan buku-buku dari bahasa asing ke bahasa Arab. Fenomena ini kemudian yang melahirkan cendikiawan-cendikiawan besar yang menghasilkan berbagai inovasi baru di berbagai disiplin ilmu pengetahuan. </span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxC2UILR7XLmXuCZGA30R7O14IFPwJeeM8nTeEigyu_KgUMmLImhY71FwKIZ0nzsSpS-W9PxXTUBUaT8HtbAQwvrmwEzy8kgauztl7WKusperdsUxx1BZ1FSrohhuvRclvYYFcEAp-Iw/s256/sejarah+bani+abbasiyah.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="184" data-original-width="256" height="288" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxC2UILR7XLmXuCZGA30R7O14IFPwJeeM8nTeEigyu_KgUMmLImhY71FwKIZ0nzsSpS-W9PxXTUBUaT8HtbAQwvrmwEzy8kgauztl7WKusperdsUxx1BZ1FSrohhuvRclvYYFcEAp-Iw/w400-h288/sejarah+bani+abbasiyah.jpg" width="400" /></span></a></div><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: medium;"><div><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></div><p style="text-align: justify;"><span>Bani Abbas mewarisi imperium besar Bani Umayah. Hal ini memungkinkan mereka dapat mencapai hasil lebih banyak, karena landasannya telah dipersiapkan oleh Daulah Bani Umayah yang besar. Menjelang tumbangnya Daulah Umayah telah terjadi banyak kekacauan dalam berbagai bidang kehidupan bernegara; terjadi kekeliruan-kekeliruan dan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh para Khalifah dan para pembesar negara lainnya sehingga terjadilah pelanggaran-pelanggaran terhadap ajaran Islam, termasuk salah satunya pengucilan yang dilakukan Bani Umaiyah terhadap kaum mawali yang menyebabkan ketidak puasan dalam diri mereka dan akhirnya terjadi banyak kerusuhan .</span></p></span><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif;">Bani Abbas telah mulai melakukan upaya perebutan kekuasaan sejak masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720 M) berkuasa. Khalifah itu dikenal memberikan toleransi kepada berbagai kegiatan keluarga Syiah. Keturunan Bani Hasyim dan Bani Abbas yang ditindas oleh Daulah Umayah bergerak mencari jalan bebas, dimana mereka mendirikan gerakan rahasia untuk menumbangkan Daulah Umayah dan membangun Daulah Abbasiyah.</span><span class="apple-converted-space" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="background: white; font-size: medium;">Di bawah pimpinan Imam mereka Muhammad bin Ali Al-Abbasy mereka bergerak dalam dua fase, yaitu fase sangat rahasia dan fase terang-terangan dan pertempuran. Selama Imam Muhammad masih hidup gerakan dilakukan sangat rahasia. Propaganda dikirim ke seluruh pelosok negara, dan mendapat pengikut yang banyak, terutama dari golongan-golongan yang merasa ditindas, bahkan juga dari golongan-golongan yang pada mulanya mendukung Daulah Umayah. Setelah Imam Muhammad meninggal dan diganti oleh anaknya Ibrahim, pada masanya inilah bergabung seorang pemuda berdarah Persia yang gagah berani dan cerdas dalam gerakan rahasia ini yang bernama Abu Muslim Al-Khurasani. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="background: white; font-size: medium;">Semenjak masuknya Abu Muslim ke dalam gerakan rahasia Abbasiyah ini, maka dimulailah gerakan dengan cara terang-terangan, kemudian cara pertempuran, dan akhirnya dengan dalih ingin mengembalikan keturunan Ali ke atas singgasana kekhalifahan, Abu Abbas pimpinan gerakan tersebut berhasil menarik dukungan kaum Syiah dalam mengobarkan perlawanan terhadap kekhalifahan Umayah. Abu Abbas kemudian memulai makar dengan melakukan pembunuhan sampai tuntas semua keluarga Khalifah, yang waktu itu dipegang oleh Khalifah Marwan II bin Muhammad. Begitu dahsyatnya pembunuhan itu sampai Abu Abbas menyebut dirinya sang pengalir darah atau As-Saffah. Maka bertepatan pada bulan Zulhijjah 132 H (750 M) dengan terbunuhnya Khalifah Marwan II di Fusthath, Mesir dan maka resmilah berdiri Daulah Abbasiyah.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium;">Dalam peristiwa tersebut salah seorang pewaris takhta kekhalifahan Umayah, yaitu Abdurrahman yang baru berumur 20 tahun, berhasil meloloskan diri ke daratan Spanyol. Tokoh inilah yang kemudian berhasil menyusun kembali kekuatan Bani Umayah di seberang lautan, yaitu di keamiran Cordova. Di sana dia berhasil mengembalikan kejayaan kekhalifahan Umayah dengan nama kekhalifahan Andalusia.<span class="apple-converted-space"> <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium;">Pada awalnya kekhalifahan Daulah Abbasiyah menggunakan Kufah sebagai pusat pemerintahan, dengan Abu Abbas As-Safah (750-754 M) sebagai Khalifah pertama. Kemudian Khalifah penggantinya Abu Jakfar Al-Mansur (754-775 M) memindahkan pusat pemerintahan ke Baghdad. Di kota Baghdad ini kemudian akan lahir sebuah imperium besar yang akan menguasai dunia lebih dari lima abad lamanya. Imperium ini dikenal dengan nama Daulah Abbasiyah.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="background: white; font-size: medium;">Dalam beberapa hal Daulah Abbasiyah memiliki kesamaan dan perbedaan dengan Daulah Umayah. Seperti yang terjadi pada masa Daulah Umayah, misalnya, para bangsawan Daulah Abbasiyah cenderung hidup mewah dan bergelimang harta. Mereka gemar memelihara budak belian serta istri peliharaan (hareem). Kehidupan lebih cenderung pada kehidupan duniawi ketimbang mengembangkan nilai-nilai agama Islam . Namun tidak dapat disangkal sebagian khalifah memiliki selera seni yang tinggi serta taat beragama.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium;"><b>B. Sistem Politik, Pemerintahan dan Sosial</b><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium;"><b>1. Sistem Politik dan Pemerintahan</b><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium;">Khalifah pertama Bani Abbasiyah, Abdul Abbas yang sekaligus dianggap sebagai pendiri Bani Abbas, menyebut dirinya dengan julukan Al-Saffah yang berarti Sang Penumpah Darah. Sedangkan Khalifah Abbasiyah kedua mengambil gelar Al-Mansur dan meletakkan dasar-dasar pemerintahan Abbasiyah. Di bawah Abbasiyah, kekhalifahan berkembang sebagai system politik. Dinasti ini muncul dengan bantuan orang-orang Persia yang merasa bosan terhadap bani Umayyah di dalam masalah sosial ddan pilitik diskriminas. Khalifah-khalifah Abbasiyah yang memakai gelar ”Imam”, pemimpin masyarakat muslim bertujuan untuk menekankan arti keagamaan kekhalifahan. Abbasiyah mencontoh tradisi Umayyah di dalam mengumumkan lebih dari satu putra mahkota raja.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium;">Al-Mansur dianggap sebagai pendiri kedua dari Dinasti Abbasiyah. Di masa pemerintahannya Baghdad dibagun menjadi ibu kota Dinasti Abbasiyah dan merupakan pusat perdagangan serta kebudayaan. Hingga Baghdad dianggap sebagai kota terpenting di dunia pada saat itu yang kaya akan ilmu pengetahuan dan kesenian. Hingga beberapa dekade kemudian dinasti Abbasiyah mencapai masa kejayaan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif";">Ada beberapa sistem politik yang dijalankan oleh Daulah Abbasiyah, yaitu</span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif";"><br /></span></span></p><ul><li><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="background: white; font-size: medium;">Para Khalifah tetap dari keturunan Arab murni, sedangkan pejabat lainnya diambil dari kaum mawalli.</span></span></li><li><span style="font-size: medium;">Kota Bagdad dijadikan sebagai ibu kota negara, ang menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi, sosial dan ataupun kebudayaan serta terbuka untuk siapa saja, termasuk bangsa dan penganut agama lain.</span></li><li><span style="font-size: medium;">Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sesuatu yang mulia, yang penting dan sesuatu yang harus dikembangkan.</span></li><li><span style="font-size: medium;">Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia.</span></li></ul><p></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium;"><b>2. Sistem Sosial</b><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif";">Pada masa ini, sistem sosial adalah sambungan dari masa sebelumnya (Masa Dinasti Umaiyah). Akan tetapi, pada masa ini terjadi beberapa perubahan yang sangat mencolok, yaitu;</span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif";"><br /></span></span></p><ul><li><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="background: white; font-size: medium;">Tampilnya kelompok mawali dalam pemerintahan serta mendapatkan tempat yang sama dalam kedudukan social</span></span></li><li><span style="font-size: medium;">Kerajaan Islam Daulah Abbasiyah terdiri dari beberapa bangsa ang berbeda-beda (bangsa Mesir, Syam, Jazirah Arab dll.)</span></li><li><span style="font-size: medium;">Perkawina campur yang melahirkan darah campuran</span></li><li><span style="font-size: medium;">Terjadinya pertukaran pendapat, sehingga muncul kebudayaan baru .</span></li></ul><p></p><span style="font-size: medium; line-height: 115%;"><div style="text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></div> <span style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif;"><div style="text-align: justify;"><b>C. Kejayaan Daulah Abbasiyah</b></div></span></span><div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: medium; font-weight: 700;"><br /></span></div><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; font-family: "Times New Roman", serif;">Masa Abbasiyah menjadi tonggak puncak peradaban Islam. Khalifah-khalifah Bani Abbasiyah secara terbuka mempelopori perkembangan ilmu pengetahuan dengan mendatangkan naskah-naskah kuno dari berbagai pusat peradaban sebelumnya untuk kemudian diterjemahkan, diadaptasi dan diterapkan di dunai Islam. Para ulama’ muslim yang ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan baik agama maupun non agama juga muncul pada masa ini. Pesatnya perkembangan peradaban juga didukung oleh kemajua ekonomi imperium yang menjadi penghubung dunua timur dan barat. Stabilitas politik yang relatif baik terutama pada masa Abbasiyah awal ini juga menjadi pemicu kemajuan peradaban Islam.</span></div></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><div style="text-align: justify;"><b style="font-family: "times new roman", serif;">1. Gerakan penerjemahan</b></div> <span style="background: white;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Meski kegiatan penerjemahan sudah dimulai sejak Daulah Umayyah, upaya untuk menerjemahkan dan menskrinsip berbahasa asing terutama bahasa yunani dan Persia ke dalam bahasa arab mengalami masa keemasan pada masa DaulahAbbasiyah. Para ilmuandiutus ke daeah Bizantium untuk mencari naskah-naskah yunanidalam berbagai ilmu terutama filasafat dan kedokteran.</span><span class="apple-converted-space" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="apple-converted-space" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></div></span><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; font-family: "Times New Roman", serif;">Pelopor gerakan penerjemahan pada awal pemerintahan daulah Abbasiyah adalah Khalifah Al-Mansyur yang juga membangun Ibu kota Baghdad. Pada awal penerjemahan, naskah yang diterjemahkan terutama dalam bidang astrologi, kimia dan kedokteran. Kemudian naskah-naskah filsafat karya Aristoteles dan Plato juga diterjemahkan. Dalam masa keemasan, karya yang banyak diterjemahkan tentang ilmu-ilmu pragmatis seperti kedokteran. Naskah astronomi dan matematika juga diterjemahkan namun, karya-karya berupa puisi, drama, cerpen dan sejarah jarang diterjemakan karena bidang ini dianggap kurang bermanfa’at dan dalam hal bahasa, arab sendiri perkembangan ilmu-ilmu ini sudah sangat maju.</span></div></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; font-family: "Times New Roman", serif;">Pada masa ini, ada yang namanya Baitul hikmah yaitu perpustakaan yangberfungsi sebagai pusat pengembagan ilmu pengetahuan. Pada masa harun ar-rasyid diganti nama menjadi Khizanahal-Hikmah (Khazanah kebijaksanaan) yang berfungsi sebagai perpustakaan dan pusat penelitian. Pada masa al-ma’mun ia dikembangkan dan diubah namanya menjadi Bait al-Hikmah, yang dipergunakan secara lebih maju yaitu sebagaitempatpenyimpanan buku-buku kuno yang didapat dari Persia, Bizantium, dan bahkan dari Ethiopia danIndia. Direktur perpustakaannya seorang nasionalis Persia, Sahl Ibn Harun. Di bawah kekuasaan Al-Ma’mun, lembaga ini sebagai perpustakaan juga sebagai pusat kegiatan study dan riset astronomi dan matematika.</span></div></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><div style="text-align: justify;"><b style="font-family: "times new roman", serif;">2. Dalam bidang filasafat</b></div></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; font-family: "Times New Roman", serif;">Pada masa ini pemikiran filasafat mencakup bidang keilmuan yang sangat luas seperti logika, geometri, astronomi, dan juga teologia. Beberapa tokoh yang lahir pada masa itu, termasuk diantaranya adalah Al-Kindi, Al-farobi, Ibnu Sina dan juga Al-Ghazali yang kita kenal dengan julukan Hujjatul Islam.</span></div></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><div style="text-align: justify;"><b style="font-family: "times new roman", serif;">3. Perkembangan Ekonomi</b></div></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; font-family: "Times New Roman", serif;">Ekonomi imperium Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan. Sudah terdapat berbagai macam industri sepertikain linen di Mesir, sutra dari Syiria dan Irak, kertas dari Samarkand, serta berbagai produk pertanian sepertigandum dari mesir dan kurma dari iraq. Hasil-hasil industri dan pertanian ini diperdagangkan ke berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyahdan Negara lain.</span></div></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; font-family: "Times New Roman", serif;">Karena industralisasi yang muncul di perkotaan ini, urbanisasi tak dapat dibendung lagi. Selain itu, perdagangan barang tambang juga semarak. Emas yang ditambang dari Nubia dan Sudan Barat melambungkan perekonomian Abbasiyah.</span></div></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; font-family: "Times New Roman", serif;">Perdagangan dengan wilayah-wilayah lain merupakan hal yang sangat penting. Secara bersamaan dengan kemajuan Daulah Abbasiyah, Dinasti Tang di Cina juga mengalami masa puncak kejayaan sehingga hubungan erdagangan antara keduanya menambah semaraknya kegiatan perdagangan dunia.</span></div></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><div style="text-align: justify;"><b style="font-family: "times new roman", serif;">4. Dalam bidang Keagamaan</b></div></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; font-family: "Times New Roman", serif;">Di bawah kekuasaan Bani Abbasiyah, ilmu-ilmu keagamaan mulai dikembangkan. Dalam masa inilah ilmu metode tafsir juga mulai berkembang, terutama dua metode penafsiran, aitu tafsir bir ra’i dan tafsir bil ma’tsur .</span></div></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: white; font-family: "Times New Roman", serif;">Dalam bidang hadits, pada masa ini hanya merupakan penyempurnaan, pembukuan dari catatan dan hafalan para sahabat. Pada masa ini pula dimulainya pengklasifikasian hadits, sehingga muncul yang namanya hadits dhaif, maudlu’, shahih serta yang lainnya.</span></div></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="line-height: 115%;"><div style="color: #333333; font-family: "times new roman", serif; text-align: justify;"><span style="background-color: white; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: medium;">Sedangkan dalam bidang hukum Islam karya pertama yang diketahui adalah Majmu’ al Fiqh karya Zaid bin Ali (w.122 H/740 M)yang berisi tentang fiqh Syi’ah Zaidiyah. Hakimagung yang pertama adalah Abu Hanifah (w.150/767).meskidiangap sebagai pendiri madzhab hanafi,karya-karyanya sendiri tidakada yang terselamatkan. Dua bukunya yang berjudul Fiqh alAkbar (terutama berisi artikel tentang keyakinan) dan Wasiyah Abi Hanifah berisi pemikiran-pemikirannya terselamatkankarena ditulis oleh para muridnya.</span></div> <span style="font-size: medium;"><!--[if !supportLineBreakNewLine]--></span><div style="text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></div><!--[endif]--></span></div>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-9492609564274794672020-09-11T09:45:00.000-07:002021-06-05T07:07:55.806-07:00Sejarah Turun dan Penulisan Mushaf Al Quran<h3 style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="IN"><span style="font-family: Times New Roman, serif;">Makalah tentang </span></span><span style="font-family: Times New Roman, serif;">Sejarah Turun dan Penulisan Mushaf Al Quran</span></h3><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><b></b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNiQ0cWO2leCjIUzHkDBFpToY_2qjfRo7ReB-QbiqTQnIHYKBnErevBJ9l3DSvAVQTijIboG6RdA4jqRRk57CzpJUdJWuom_8ZTCxaGDLKUJ1C716eNDxdPzubqMk6dw9_MnvdUY3m3w/s280/Sejarah+Turun+dan+Penulisan+Mushaf+Al+Quran.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="172" data-original-width="280" height="246" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNiQ0cWO2leCjIUzHkDBFpToY_2qjfRo7ReB-QbiqTQnIHYKBnErevBJ9l3DSvAVQTijIboG6RdA4jqRRk57CzpJUdJWuom_8ZTCxaGDLKUJ1C716eNDxdPzubqMk6dw9_MnvdUY3m3w/w400-h246/Sejarah+Turun+dan+Penulisan+Mushaf+Al+Quran.jpg" width="400" /></a></b></div><p><b><br /><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></b></p><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">BAB I<o:p></o:p></span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pendahuluan</span></b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></b></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Betapa pun awamnya seseorang muslim/muslimat, niscaya ia tahu dan memang harus tahu bahwa sumber utama dan pertama ajaran agama yang dianutnya (Islam) ialah al-Qur’an al-Karim. Baru kemudian diikuti dengan al-Hadis/al-Sunnah sebagai sumber penting kedua agama Islam.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span> Beberapa hari menjelang kematiannya, Nabi Muhammad Saw berwasiat kepada umatnya supaya berpegang teguh dengan kedua sumber ajaran Islam tersebut (al-Qur’an dan al Sunnah). Hal ini terungkap dalam sabdanya:<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 0.85pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;">تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا إِنْ تُمْسِكْتُمْ بِهِمَا : كِتَاب اللهِ وَسُنَّة نَبِيِّهِ (رواه مالك)<span class="MsoFootnoteReference"><span dir="LTR" style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt; line-height: 27.6px; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Artinya : Aku tinggalkan di tengah-tengah kalian (umat Islam) dua hal. Kalian tidak akan pernah sesat selama berpegang teguh dengan keduanya yakni Kitabullah <i>(al-Qur’an) dan Sunnah Rasul-Nya (al-hadist). HR. Imam Malik).<o:p></o:p></i></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><i><br /></i></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ilmu tafsir bisa mendorong kita untuk mengetahui ilmu-ilmu al-Qur’an sedikit mendalam, serta mendorong kita untuk mengetahui hal-hal yang menunjang pemahaman al-Qur’an yang mulia ini, berupa usaha maksimal, kesungguhan yang optimal pembahasan mendalam. Kesemuanya itu harus dicurahkan dalam rangka studi al-Qur’an yang mulia. </span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Betapa usaha para guru besar ternama dan Ulama yang terkenal, dimana mereka telah menghabiskan usia demi terjaminnya permikiran atas wahyu murni sebagai pedoman/undang-undang yang berharga, sejak awal diturunkannya al-Qur’an sampai saat ini. Mereka pulang ke rahmatullah dengan meninggalkan kekayaan ilmu pengetahuan yang melimpah ruah untuk kita, yang sumbernya tak akan kering dan mutiaranya yang tak akan habis disepanjang masa. Namun, sekalipun dengan penuh kesungguhan telah mereka curahkan (dari dahulu hingga sekarang), sungguh al-Qur’an tetap merupakan lautan yang dalam dimana memerlukan penyelam yang terjun ke dalamnya untuk dapat mengambil mutiara dan permata dari dasarnya.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span><o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></span></span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">BAB II<o:p></o:p></span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></p><p align="center" class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pengertian al qur’an</span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menurut etimologi: Al-Qur’an berasal dari kata <i>Qa-ra-a</i> (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">قرأ</span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span dir="LTR"></span>)</span><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> artinya membaca, maka perkataan itu berarti “bacaan”. Maksudnya, agar ia menjadi bacaan atau senantiasa dibaca oleh segenap bangsa manusia terutama oleh para pemeluk agama Islam.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></span></span></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang tiada tandingannya (mu’jizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rosul, dengan perantara Malaikat Jibril alahis salam, di tulis dalam mushhaf-mushhaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nass.</span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></span></span></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Perbedaan ulama dalam menelusuri asal-usul kata al-Qur’an, mereka juga tidak seragam dalam memberikan definisi al-Qur’an. Namun demikian, jika direnungkan dengan seksama, terdapat beberapa unsur al-Qur’an yang disepakati oleh para pakar ilmu-ilmu al-Qur’an. Unsur-unsur al-Qur’an yang dimaksudkan ialah :<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span><o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></span></span></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><b>Pertama</b>, </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">al-Qur’an adalah wahyu atau Kalam Allah SWT. Semua definisi yang diberikan para ahli, selalu diawali dengan penyebutan al-Qur’an sebagai Kalam atau wahyu Allah.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span> Perhatikan misalnya definisi al-Qur’an yang menurut Muahmmad Ali al-Shabuni konon telah disepakati oleh para ulama khususnya para ulama ushulul fikih yaitu:<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 0.85pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt; mso-ansi-language: EN-US;">القرآن هو كلام الله المعجز المنزل على خاتم الأنبياء والمرسلين بواسطة الأمين جبريل عليه وسلّم المكتوب فى المصاحف المنقول الينا بالتّواتر المتعبد بتلاوته المبدوء بسورة الفاتحة المختتم بسورة النّاس.<span class="MsoFootnoteReference"><span dir="LTR" style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt; line-height: 27.6px; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span dir="LTR" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Artinya : Al-Qur’an ialah Kalam Allah yang (memiliki) mukjizat, diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul, dengan melalui perantara Malaikat Jibril AS, ditulis dalam berbagai mushhaf, dinukilkan kepada kita dengan cara tawatur (mutawatir) yang dianggap ibadah dengan membacanya, dimulai dengan surat al-Fatihah, dan ditutup dengan surat al-Nas.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 0.85pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt; mso-ansi-language: EN-US;">القرآن هو الوحي المنزل من عند الله إلى رسوله محمد بن عبد الله خاتم الأنبياء المنقول منه بالتواتر لفظا زمعنى وهو آخر الكتب السماوية نزلا.<span class="MsoFootnoteReference"><span dir="LTR" style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt; line-height: 27.6px; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span><o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Artinya : Al-Qur’an ialah wahyu Allah yang diturunkan dari sisi Allah kepada Rasul-Nya Muhammad Ibn ‘Abdullah, penutup para nabi, yang dinukilkan dari padanya dengan penukilan yang mutawatir nazham/lafal maupun maknanya, dan merupakan kitab sawawi yang paling akhir penurunannya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sebagai wahyu Allah, tentu saja al-Qur’an mutlak bukan puitisi penyair (pujangga), bukan mantera-mantera tukang tenung, bukan bisikan syaitan yang terkutuk; bahkan juga bukan sabda Nabi Muhammad SAW,<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span> bukan perkataan selain Dia.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><b>Kedua</b>, </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ini menunjukkan bahwa kalam atau wahyu Allah yang diturunkan kepada para nabi dan rosul Allah yang lain tidak dapat dinamakan al-Qur’an. Sebab, seperti ditegaskan sebelum ini, al-Qur’an adalah nama khusus yang diberikan Allah terhadap kitab suci-Nya yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Karenanya, kitab-kitab Allah yang lain-Zabur, Taurat, dan Injil- tidak boleh disebut sebagai al-Qur’an meskipun sama-sama wahyu dan orang yang menerimanya sama-sama nabi dan atau rasul Allah. Terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu ayat-ayat al-Qur’an yang menyatakan bahwa al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><b>Ketiga</b>,</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> al-Qur’an disampaikan melalui Malaikat Jibril AS. Semua ayat al-Qur’an diwahyukan dengan perantaraan Malaikat Jibril. Memang ada segelintir pendapat yang menyatakan bahwa sebagian al-Qur’an – diantaranya surat al-Kautsar menurut mereka – disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW secara langsung, tidak melalui perantara Malaikat Jibril AS, tetapi pendapat ini selalu di bantah banyak pihak.<i> </i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><b>Keempat</b>, </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">al-Qur’an diturunkan dalam bentuk lafal Arab. Para ulama menyakini bahwa al-Qur’an diturunkan dari Allah SWT bukan semata-mata dalam bentuk makna seperti halnya dengan Hadis Qudsi, akan tetapi juga sekaligus lafalnya. Perhatikan kata <i>lafzhan wa ma’anan </i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dalam definisi al-Qur’an yang dikemukan ‘Afif Abd al-Fattah Thabbarah di atas. Demikian juga halnya dengan beberapa ta’rif al-Qur’an yang diformulasikan para ahli ilmu-ilmu al-Qur’an yang lain. Karena al-Qur’an itu lafal dan maknanya berasal dari Allah SWT, maka terjemahan al-Qur’an dan bahkan tafsirnya yang dalam bahasa Arab sekalipun, tidak dapat dikatakan sebagai al-Qur’an.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Al-Qur’an yang secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur’an Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hikmah diwahyukannya al qur’an secara berangsur-angsur<o:p></o:p></span></b></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Al-qur’an turun secara berangsur-angsur selama 23 tahun. 13 tahun di Mekkah menurut pendapat yang rajih (kuat) dan 10 tahun di Madinah. Sebagai bukti dan dalil tentang turunnya al-qur’an secara berangsur-angsur dapat diketahui dari firman Allah surat al-Isra’ ayat 106 :<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><b><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Dan al-qur’an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakan perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian”.<o:p></o:p></span></i></b></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dan juga firman Allah surat al-Furqan ayat 32 :<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><b><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Berkatalah orang-orang kafir: “mengapa al-qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja ?”, demikian supaya Kami hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar)”.</span></i></b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kedua ayat diatas menunjukkan suatu bukti bahwa al-qur’an diturunkan secara beransur-angsur, bagian demi bagian sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi, tidak sebagaimana halnya kitab-kitab samawi yang lain, seperti Taurat, Injil dan Zabur yang turunnya sekaligus. Seandainya kitab-kitab tersebut diturunkan secara berangsur-angsur tentulah orang-orang kafir tidak merasa heran terhadap al-qur’an yang turun secara berangsur-angsur.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"></p><ul><li><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Untuk lebih jelasnya dapat dikemukakan beberapa hikmah tentang diwahyukannya al-qur’an secara berang</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">s</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">ur-angsur:</span></li><li>Untuk menguatkan atau mengukuhkan hati Rasulullah SAW dalam melaksanakan tugas sucinya, sekalipun ia menghadapi hambatan dan tantangan yang beraneka ragam.</li><li>Untuk menghibur hati Nabi pada saat ia menghadapi kesulitan, kesedihan datau perlawanan dari orang-orang kafir.</li><li>Untuk memudahkan Rasulullah dan para pengikutnya menghafal al-qur’an, karena mereka pada umumnya ummi arau buta huruf..</li><li>Agar mudah dimengerti dan dilaksanakan segala isinya, sebab siapa pun orangnya, ia akan enggan melaksanakan perintah atau larangan yang diberikan sekaligus, karena dirasakan sangat berat.</li><li>Untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau penolakan terhadap suatu pendapat yang berkembang atau perbuatan yang dilakukan.</li><li>Untuk meneguhkan dan menghibur hati pada pengikutnya yang hidup semasa dengannya dalam menghadapi pahit getirnya perjuangan menegakkan kebenaran dan ajaran tauhid.</li><li>Untuk memudahkan mereka sedikit demi sedikit meninggalkan tradisi-tradisi jahiliyah yang negative, seperti minum khamar dan lain-lain.</li><li>Untuk menujukkan satu kenyataan yang tidak dapat dibantah tentang eksistensi al-qur’an sendiri, bahwa ia merupakan kalamullah semata.</li></ul><p></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mereka yang berpendapat bahwa al-qur’an itu ada nasikh dan mansukh. Bagi mereka. Salah satu hikmah turunnya al-qur’an secara berangsur-angsur adalah karena diantara ayat-ayat al-qur’an itu ada yang perlu dinasikhkan oleh Tuhan dan digantinya ayat yang baru.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Turunnya al-qur’an adalah secara berangsur-angsur ialah sesuai dengan sunnatullah yang berlaku di seluruh alam ini. Semuanya berangsur-angsur atau evolusi, dari kecil berangsur-angsur jadi besar.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[12]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pengumpulan al qur’an (jam’ul qur’an)<o:p></o:p></span></b></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Merujuk kepada definisi al-Qur’an yang sebelumnya telah disepakati oleh para ulama’:<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Al-Qur’an adalah kalam Allah yang berupa mukjizat, diturunkan</span></i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <i>kepada Muhammad saw. dan dinukil kepada kita secara mutawatir,</i> <i>serta dinilai beribadah ketika membacanya”</i><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Maka, materi al-Qur’an yang merupakan mukjizat itu sampai kepada kita melalui proses penukilan, bukan periwayatan. Dengan begitu dapat diartikan dengan memindahkan materi yang sama dari sumber asli ke dalam mushaf. Karena itu, pengumpulan al-Qur’an itu tidak lain merupakan bentuk penghafalan al-Qur’an di dada dan penulisannya dalam lembaran. Sebab, dua realitas inilah yang mencerminkan proses penukilan materi al-Qur’an. Dua realitas penghafalan al-Qur’an di dada dan penulisannya dalam lembaran ini secara real telah berlangsung dari kurun ke kurun, sejak Rasul hingga kini, dan bahkan Hari Kiamat.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[13]</span></span><!--[endif]--></span></span><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ditinjau dari segi bahasa, al-Jam’u berasal dari kata </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span dir="RTL"></span> يخمع</span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span dir="LTR"></span>- </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">جمع</span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span dir="LTR"></span> yang artinya mengumpulkan. Sedangkan pengertian al-Jam’u secara terminologi, para ulama berbeda pendapat. Menurut Az-Zarqani, Jam’ul Qur’an mengandung dua pengertian. Pertama mengandung makna menghafal al-Qur’an dalam hati, dan kedua yaitu menuliskan huruf demi huruf dan ayat demi ayat yang telah diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Menurut al-Qurtubi dan Ibnu Katsir maksud dari Jam’ul Qur’an adalah menghimpun al-Qur’an dalam hati atau menghafal al-Qur’an.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[14]</span></span><!--[endif]--></span></span><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menurut Ahmad von Denffer, istilah pengumpulan al-Qur’an (<i>jam’ al-qur’ân</i>) dalam literatur klasik itu mempunyai berbagai makna,<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[15]</span></span><!--[endif]--></span></span> antara lain:<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"></p><ul><li><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Al-Qur’an dicerna oleh hati.</span></li><li>Menulis kembali tiap pewahyuan.</li><li>Menghadirkan materi al-Qur’an untuk ditulis.</li><li>Menghadirkan laporan (tulisan) para penulis wahyu yang telah menghafal al-Qur’an.</li><li>Menghadirkan seluruh sumber, baik lisan maupun tulisan.</li></ul><p></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Berdasarkan pendapat para ulama di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Jam’ul Qur’an adalah usaha penghimpunan dan pemeliharaan al-Qur’an yang meliputi penghafalan, serta penulisan ayat-ayat serta surat-surat dalam al-Qur’an.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[16]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></p><p class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jam’ul Qur’an Periode Nabi.</span></b><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><b>Pengumpulan dalam dada.</b><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Secara kodrati, bangsa arab memiliki daya hafal yang kuat. Hal itu dikarenakan sebagian besar dari mereka buta huruf atau tidak dapat membaca dan menulis. Sehingga dalam menulis berita, syair, atau silsilah keluarga mereka hanya menuliskannya dalam hati. Termasuk ketika mereka menerima ayat-ayat al-Qur’an yang disampaikan oleh Rasulullah SAW.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dalam kitab shahih Bukhari, dikemukakan bahwa terdapat tujuh Huffaz melalui tiga riwayat. Mereka adalah <i>Abdullah bin Mas’ud, Salim bin Ma’qal, Muadz bin Jabal, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abu Zaid bin Sakan, dan Abu Darda.</i></span><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></i></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><b>Pengumpulan dalam bentuk tulisan</b></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Rasulullah telah mengangkat para penulis wahyu Qur’an dari para sahabat pilihan seperti <i>Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Abban bin Sa‘id, Khalid bin Sa‘id, Khalid bin al-Walid, Mu‘awiyah bin Abu Sufyan, Ubay bin Ka’ab, dan Zaid bin Tsabit.</i> Selain penulis wahyu, para sahabat yang lainnya pun ikut menulis ayat-ayat al-Qur’an. Kegiatan ini didasarkan pada sebuah hadits Nabi.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[17]</span></span><!--[endif]--></span></span> :<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.85pt; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">لَا تَكْتُبُوْاعَنِّي شَيْئًاإِلَّاالْقُرْاٰنَ وَمَنْ كَتَبَ عَنِّي سِوَى الْقُرْاٰنَ فَلْيَمْحُهُ.</span></b><span dir="LTR" lang="IN" style="color: black; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Artinya :<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Janganlah kamu menulis sesuatu yang berasal dariku kecuali al-Qur’an. Barang siapa telah menulis dariku selain al-Qur’an, hendaklah ia menghapusnya.” (H.R. Muslim)</span></i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Diantara faktor pendorong penulisan al-Qur’an pada masa Nabi<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[18]</span></span><!--[endif]--></span></span> adalah :<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"></p><ul><li><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mem-<i>back up </i>hafalan yang telah dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya.</span></li><li>Mempresentasikan wahyu dengan cara yang paling sempurna, karena bertolak dari hafalan para sahabat saja tidak cukup karena terkadang mereka lupa atau sebagian dari mereka sudah wafat. Adapun tulisan tulisan akan tetap terpelihara walaupun pada masa Nabi al-Qur’an tidak ditulis di tempat tertentu.</li></ul><p></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dalam suatu cacatan, disebutkan bahwa sejumlah bahan yang digunakan untuk menyalin wahyu-wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Muhammad,<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[19]</span></span><!--[endif]--></span></span> yaitu : <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"></p><ul><li><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Riqa, atau lembaran lontar (daun yang dikeringkan) atau perkamen (kulit binatang).</span></li><li>Likhaf, atau batu tulis berwarna putih, terbuat dari kepingan batu kapur yang terbelah secara horizontal lantaran panas.</li><li>‘Asib, atau pelapah kurma, terbuat dari bagian ujung dahan pohon kurma yang tipis.</li><li>Aktaf, atau tulang belikat, biasanya terbuat dari tulang belikat unta.</li><li>Adlla’ atau tulang rusuk, biasaya juga terbuat dari tulang rusuk unta.</li><li>Adim, atau lembaran kulit, terbuat dari kulit binatang asli yang merupakan bahan utama untuk menulis ketika itu.</li></ul><p></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Para sahabat menyodorkan al-Qur’an kepada Rasulullah secara hafalan maupun tulisan. Tetapi tulisan-tulisan yang terkumpul pada jaman nabi tidak terkumpul dalam satu mushaf, dan yang ada pada seseorang belum tentu dimiliki yang lainnya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jam’ul Qur’an periode Abu Bakar Ash-Shidiq</span></b><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pasca wafatnya Rasulullah SAW, kekhalifahan bangsa Arab beralih kepada Abu Bakar. Pada masa kekhalifahannya, Abu Bakar dihadapkan oleh kemurtadan yang terjadi di kalangan bangsa Arab. Abu Bakar pun segera mengerahkan pasukan untuk menumpas kemurtadan. Perang itupun dikenal dengan sebutan Perang Yamamah yang terjadi pada tahun 11 H/633 M.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dalam perang tersebut, sekitar 70 orang Huffaz mati Syahid. Umar bin Khattab merasa khawatir atas peristiwa ini. Maka Umar mengadukan kekhawatirannya tersebut kepada Abu Bakar.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Diceritakan bahwa Bukhari meriwayatkan di dalam shahihnya dari Zaid bin Tsabit, ia berkata:<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman Telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku Ibnu As Sabbaq bahwa Zaid bin Tsabit Al Anshari radliallahu 'anhu -salah seorang penulis wahyu- dia berkata;<i> Abu Bakar As shiddiq datang kepadaku pada waktu perang Yamamah, ketika itu Umar disampingnya. Abu Bakr berkata bahwasanya Umar mendatangiku dan mengatakan; "Sesungguhnya perang Yamamah telah berkecamuk (menimpa) para sahabat, dan aku khawatir akan menimpa para penghafal Qur'an di negeri-negeri lainnya sehingga banyak yang gugur dari mereka kecuali engkau memerintahkan pengumpulan (pendokumentasian) al Qur`an." Abu Bakar berkata kepada Umar; "Bagaimana aku mengerjakan suatu proyek yang tidak pernah dikerjakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Umar menjawab; "Demi Allah hal itu adalah sesuatu yang baik." Ia terus mengulangi hal itu sampai Allah melapangkan dadaku sebagaimana melapangkan dada Umar dan aku sependapat dengannya. Zaid berkata; Abu Bakar berkata; -pada waktu itu disampingnya ada Umar sedang duduk, dan dia tidak berkata apa-apa.- "Sesungguhnya kamu adalah pemuda yang cerdas, kami tidak meragukanmu, dan kamu juga menulis wahyu untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, karena itu kumpulkanlah al Qur'an (dengan seksama)." Zaid berkata; "Demi Allah, seandainya mereka menyuruhku untuk memindahkan gunung dari gunung-gunung yang ada, maka hal itu tidak lebih berat bagiku dari pada (pengumpulan atau pendokumentasian al Qur'an). kenapa kalian mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikerjakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Abu Bakar menjawab; "Demi Allah hal itu adalah baik." Aku pun terus mengulanginya, sehingga Allah melapangkan dadaku sebagaimana melapangkan dada keduanya (Abu Bakar dan Umar). Lalu aku kumpulkan al Qur'an (yang ditulis) pada kulit, pelepah kurma, dan batu putih lunak, juga dada (hafalan) para sahabat. Hingga aku mendapatkan dua ayat dari surat Taubah berada pada Khuzaimah yang tidak aku temukan pada sahabat mana pun. Yaitu ayat: Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung." (9: 128-129). Dan mushaf yang telah aku kumpulkan itu berada pada Abu Bakr hingga dia wafat, kemudian berada pada Umar hingga dia wafat, setelah itu berada pada Hafshah putri Umar. </i></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Diriwiyatkan pula oleh 'Utsman bin 'Umar dan Al Laits dari Yunus dari Ibnu Syihab; Al Laits berkata; Telah menceritakan kepadaku 'Abdur Rahman bin Khalid dari Ibnu Syihab; dia berkata; ada pada Abu Huzaimah Al Anshari. Sedang Musa berkata; Dari Ibrahim Telah menceritakan kepada kami Ibnu Syihab; 'Ada pada Abu Khuzaimah.' Juga diriwayatkan oleh Ya'qub bin Ibrahim dari Bapaknya. Abu Tsabit berkata; Telah menceritakan kepada kami Ibrahim dia berkata; 'Ada pada Khuzaimah atau Abu Khuzaimah.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[20]</span></span><!--[endif]--></span></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span></span></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jati diri Zaid bin Tsabit begitu istimewa sehingga tak heran Abu Bakar dan Umar diberikan kelapangan dada untuk memberikan tugas tersebut pada Zaid bin Tsabit, yang mana sebagai pengumpul dan pengawas komisi ini Zaid bin Tsabit dibantu Umar sebagai sahibul fikrah yakni pembantu khusus. Beberapa keistimewaan tersebut diantaranya adalah<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[21]</span></span><!--[endif]--></span></span> :<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"></p><ol><li><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Berusia muda, saat itu usianya di awal 20-an (secara fisik & psikis kondisi prima)</span></li><li>Akhlak yang tak pernah tercemar, ini terlihat dari pengakuan Abu Bakar yang mengatakan bahwa, “Kami tidak pernah memiliki prasangka negatif terhadap anda”.</li><li>Kedekatannya dengan Rasulullah SAW, karena semasa hidup Nabi, Zaid tinggal berdekatan dengan beliau.</li><li>Pengalamannya di masa Rasulullah SAW masih hidup sebagai penulis wahyu dan dalam satu kondisi tertentu pernah Zaid berada di antara beberapa sahabat yang sempat mendengar bacaan al-Qur’an malaikat jibril bersama Rasulullah SAW di bulan Ramadhan.</li><li>Kecerdasan yang dimilikinya menunjukkan bahwa tidak hanya karena memiliki vitalitas dan energi namun kompetensinya dalam kecerdasan spiritual dan intelektual</li></ol><p></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Seperti diceritakan diatas, pengumpulan al-Qur’an dilaksanakan oleh Zaid atas arahan khalifah. Waktu pengumpulan Zaid terhadap al-Qur’an sendiri sekitar 1 tahun. Hal ini dikarenakan Zaid bin Tsabit melakukannya dengan sangat hati-hati. Hal yang pertama kali Zaid lakukan adalah mengumumkan bahwa siapa saja yang memiliki berapapun ayat al-Qur’an, hendaklah diserahkan kepadanya. Ia tidak akan menerima satu ayat pun melainkan orang tersebut membawa bukti dan dua orang saksi yang menyatakan bahwa apa yang ia bawa adalah wahyu Qur’ani. Bukti pertama adalah naskah tertulis. Bukti kedua adalah hafalan, yaitu kesaksian orang-orang bahwa pembawa al-Qur’an itu telah mendengarnya dari Rasulullah SAW.</span><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[22]</span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Buah hasil kerja Zaid sangat teliti dan hati-hati sehingga memiliki akurasi yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan :<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"></p><ol><li><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menulis hanya ayat al-Qur’an yang telah disepakati mutawatir riwayatnya.</span></li><li>Mencakup semua ayat al-Qur’an yang tidak mansukh al-Tilawah.</li><li>Susunan ayatnya seperti yang dapat kita baca pada ayat-ayat yang tersusun dalam al-Qur’an sekarang ini.</li><li>Tulisannya mencakup al-ahruf al-sab’ah sebagaimana al-Qur’an itu diturunkan.</li><li>Membuang segala tulisan yang tidak termasuk bagian dari al-Qur’an.</li></ol><p><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span>Senada dengan itu, al-Zarqani menyebutkan bahwa ciri-ciri penulisan al-Qur’an pada masa khalifah Abu Bakar ini adalah :</p><p></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"></p><ol><li><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Seluruh ayat al-Qur’an dikumpulkan dan ditulis dalam satu mushaf berdasarkan penelitian yang cermat dan seksama.</span></li><li>Tidak termasuk di dalamnya ayat-ayat al-Qur’an yang telah mansukh atau dinasakh bacaannya.</li><li>Seluruh ayat al-Qur’an yang ditulis di dalamnya telah diakui kemutawatirannya.</li></ol><p></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kekhusususan hasil kerja Zaid sendiri membedakan dengan catatan para sahabat yang menjadi dokumentasi pribadi. Catatan mereka yang masih mencakup ayat-ayat yang mansukh al-Tilawah, ayat-ayat yang termasuk kategori riwayat al-Ahad, catatan doa dan tulisan yang diklasifikasikan sebagai sebagai tafsir dan takwil.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setelah semua ayat al-Qur’an terkumpul, kumpulan tersebut disimpan dalam kotak kulit yang disebut “Rab’ah”. Kemudian kumpulan tersebut diserahkan kepada Abu Bakar. Setelah beliau wafat, kumpulan atau lembaran-lembaran tersebut berpidah tangan kepada Umar. Lalu setelah Umar wafat, maka lembaran-lembaran tersebut disimpan oleh putrinya sekaligus istri Rasulullah SAW yaitu Hafsah binti Umar.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></p><p class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jam’ul Qur’an Periode Utsman</span></b><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Penyebaran Islam bertambah luas, dan para Qurra‘ pun tersebar ke seluruh wilayah hingga ke arah utara Jazirah Arab sampai Azerbaijan dan Armenia. Setiap wilayah diutuslah seorang Qari. Maka bacaan al-Qur’an yang mereka bawakan berbeda-beda. Berasal dari suku kabilah dan provinsi yang beragama sejak awal pasukan tempur memiliki dialek yang berlainan. Nabi Muhammad SAW sendiri memang telah mengajarkan membaca al-Qur’an berdasarkan dialek mereka masing-masing lantaran dirasa sulit untuk meninggalkan dialek mereka secara spontan. Namun kemudian adanya perbedaan dalam penyebutan atau membaca al-Qur’an yang kemudian menimbulkan kerancuan dan perselisihan dalam masyarakat.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ketika itu, orang yang mendengar bacaan al-Qur’an yang berbeda dengan bacaan yang ia gunakan menyalahkannya. Bahkan mereka saling mengafirkan. Hal ini membuat Huzaifah bin al-Yaman resah dan mengadukan hal tersebut kepada Utsman. Menanggapi hal tersebut, Utsman mengirim utusan kepada Hafsah dan meminjam mushaf Abu Bakar. Kemudian Utsman memanggil Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin “As, dan Abdurrahman bin Haris bin Hisyam. Keriga orang terakhir adalah orang Quraisy. Utsman memerintahkan agar apa yang diperselisihkan Zaid dengan ketiga orang Quraisy itu ditulis dalam bahasa Quraisy, karena Qur’an turun dalam logat mereka.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setelah mereka melakukan hal itu, Utsman mengembalikan mushaf kepada Hafsah. Mereka menyalinnya ke dalam beberapa mushaf baru tersebut dan memerintahkan agar semua Qur’an/mushaf lainnya dibakar. Mushaf tersebutlah yang dikenal dengan mushaf Utsmani.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Al-Zarqani sendiri mencatat bahwa ciri-ciri mushaf yang disalin pada Khalifah Usman adalah sebagai berikut :<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"></p><ol><li><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ayat-ayat al-Qur’an yang tertulis di dalamnya seluruhnya berdasarkan riwayat yang mutawwir berasal dari Rasulullah.</span></li><li>Tidak terdapat di dalamnya ayat-ayat al-Qur’an yang mansukh atau dinasakh bacaannya.</li><li>Susunan menurut urutan wahyu.</li><li>Tidak terdapat di dalamnya yang tidak tergolong pada al-Qur’an seperti apa yang ditulis oleh sebagian sahabat dalam mushaf masing-masing sebagai penjelasan atau keterangan terhadap ayat-ayat tertentu.</li><li>Mushaf yang ditulis pada masa khalifah usman tersebut mencakup “tujuh huruf” dimana al-Qur’an diturunkan dengannya.</li></ol><p></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mushaf Usmani tidak memakai tanda baca seperti titik dan syakal karena semata-mata didasarkan pada watak pembawaan orang-orang Arab murni di mana mereka tidak memerlukan syakal, titik dan tanda baca lainnya seperti yang kita kenal sekarang ini. Pada masa itu tulisan hanya terdiri atas beberapa simbol dasar, hanya melukiskan struktur konsonan dari sebuah kata yang sering menimbulkan kekaburan lantaran hanya berbentuk garis lurus semata.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Rosum Al qur’an<span dir="RTL" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></b></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="IN" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; padding: 0in;">Pengertian Rasmul Qur’an</span></b><b><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">dari Berbagai Sumber</span></span></b></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;"><span style="color: #333333; font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times New Roman, serif;"> </span></span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Rasmul Al-Qur’an atau </span><span style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; padding: 0in; text-align: justify;">yang lebih dikenal dengan</span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;"> </span><span style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; padding: 0in; text-align: justify;"> Ar-Rasm Al-‘Utsmani lil Mushaf (penulisan mushaf Utsmani)</span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;"> adalah </span><span style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; padding: 0in; text-align: justify;">: Suatu metode khusus dalam penulisan Al-Qur’an yang di tempuh oleh Zaid bin Tsabit bersama tiga orang Quraisy yang di setujui oleh Utsman.<span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="border: 1pt none; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; padding: 0in;">[23]</span></span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; padding: 0in;">Rasmul al-Qur’an yaitu : Penulisan Al-Qur’an yang dilakukan oleh 4 sahabat yang dikepalai oleh Zaid bin Tsabit, dibantu tiga sahabat yaitu Ubay bin Ka’ab, Ali bin Abi Thalib, dan Utsman bin Affan yang dilatar belakangi oleh saran dari Umar bin Khattab kepada Abu Bakar, kemudian keduanya meminta kepada Zaid bin Tsabit selaku penulis wahyu pada zaman Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam untuk mengumpulkan (menulis) Al-Qur’an karena banyaknya para sahabat dan khususnya 700 penghafal Al-Qur’an syahid pada perang Yamamah.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; padding: 0in;">[24]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; padding: 0in;">Metode khusus dalam Al-Qur’an yang digunakan oleh 4 sahabat yaitu: Zaid bin Tsabit, Ubay ibn Ka’ab, Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan bersama disetujui oleh khalifah Utsman. Istilah rasmul Qur’an diartikan sebagai pola penulisan al-Qur’an yang digunakan Ustman bin Affan dan sahabat-sahabatnya ketika menulis dan membukukan Al-Qur’an.</span><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Yaitu mushaf yang ditulis oleh panitia empat yang terdiri dari, Mus bin zubair, Said bin Al-Ash, dan Abdurrahman bin Al-harits. Mushaf Utsman ditulis dengan kaidah tertentu. Para ulama meringkas kaidah itu menjadi enam istilah, yaitu :<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"></p><ol><li><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Al–Hadzf</span> </i>(membuang, menghilangkan, atau meniadakan huruf). Contohnya, menghilangkan huruf <i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">alif</span> </i>pada <i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">ya’ nida’</span></i> (</span><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; padding: 0in;">يَآيُّهَا النَّاسُ</span></b><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span dir="LTR"></span>).</span></li><li><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;"><i>Al–Jiyadah</i></span> (penambahan), seperti menambahkan huruf <i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">alif</span> </i>setelah <i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">wawu</span> </i>atau yang mempunyai hokum jama’ (<b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; padding: 0in;">بنوا اسرا ئيل</span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> </span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span>) dan menambah <i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">alif s</span></i>etelah <i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">hamzah marsumah</span></i> (<i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">hamzah</span></i> yang terletak di atas lukisan <i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">wawu</span></i> ( </span><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; padding: 0in;">تالله تفتؤا</span></b><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span>).</span></li><li><i>Al–Hamzah</i>, Salah satu kaidahnya bahwa apabila <i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">hamzah</span> </i>ber-harakat <i>sukun,</i> ditulis dengan huruf ber-harakat yang sebelunya, contoh (<b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; padding: 0in;">ائذن</span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> </span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span>).</span></li><li>Badal (penggantian), seperti <i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">alif</span> </i>ditulis dengan <i>wawu</i> sebagai penghormatan pada kata (<b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; padding: 0in;">الصلوة</span></b><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span>).</span></li><li><i>Washal</i> dan <i>fashl</i>(penyambungan dan pemisahan),seperti kata <i>kul</i> yang diiringi dengan kata <i>ma</i>ditulis dengan disambung (<b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12pt; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; padding: 0in;">كلما</span></b><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span>).</span></li><li>Kata yang dapat di baca dua bunyi. Suatu kata yang dapat dibaca dua bunyi,penulisanya disesuaikan dengan salah salah satu bunyinya. Di dalam mushaf ustmani,penulisan kata semacam itu ditulis dengan menghilangkan <i>alif</i>, contohnya,(<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 12pt; padding: 0in;">ملك يوم الدين</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #333333; font-family: "Traditional Arabic", serif; font-size: 12pt;"> </span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span>). Ayt ini boleh dibaca dengan menetapkan <i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">alif</span></i>(yakni dibaca dua alif), boleh juga dengan hanya menurut bunyi harakat(yakni dibaca satu <i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">alif</span></i>).</span></li><li><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><br /></span></li></ol><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt; vertical-align: baseline;"><b><span style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; padding: 0in;">b. </span></b><b><span lang="IN" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; padding: 0in;">Pendapat Para Ulama Tentang Rasmul Qur’an.</span></b><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Para ulama telah berbeda pendapat mengenai status rasmul Al-Qur’an ini. Sebagian dari mereka berpendapat bahwa rasmul qur’an bersifat tauqifi yang mana mereka merujuk pada sebuah riwayat yang menginformasikan bahwa nabi pernah berpesan kepada mu’awiyah, salah seorang seketarisnya, “Ambillah tinta, tulislah huruf” dengan qalam (pena), rentangkan huruf “baa”, bedakan huruf “siin”, jangan merapatkan lubang huruf “miim”, tulis lafadz “Allah” yang baik, panjangkan lafadz “Ar-Rahman”, dan tulislah lafadz “Ar-Rahim” yang indah kemudian letakkan qalam-mu pada telinga kiri, ia akan selalu mengingat Engkau. Merekapun mengutip pernyataan Ibnu Mubarak :“Tidak seujung rambutpun dari huruf Qur’ani yang ditulis oleh seorang sahabat Nabi atau lainnya. Rasm Qur’ani adalah tauqif dari Nabi (yakni atas dasar petunjuk dan tuntunan langsung dari Rasulullah SAW). Beliaulah yang menyuruh mereka (para sahabat) menulis rasm qur’ani itu dalam bentuk yang kita kenal, termasuk tambahan huruf alif dan pengurangannya, untuk kepentingan rahasia yang tidak dapat dijangkau akal fikiran, yaitu rahasia yang dikhususkan Allah bagi kitab-kitab suci lainnya”.</span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Sebagian besar para ulama berpendapat bahwa rasmul qur’an bukan tauqifi,tetapi merupakan kesepakatan cara penulisan yang disetujui oleh ustman dan diterima umat,sehingga wajib diikuti dan di taati siapapun yang menulis alqur’an. Tidak yang boleh menyalahinnya, banyak ulama terkemuka yang menyatakan perlunya konsistensi menggunakan rasmul ustmani.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Dengan demikian, kewajiban mengikuti pola penulisan Al Qur’an versi Mushaf ‘Utsmani diperselisihkan para ulama. Ada yang mengatakan wajib, dengan alasan bahwa pola tersebut merupakan petunjuk Nabi (tauqifi). Pola itu harus dipertahankan walaupun beberapa di antaranya menyalahi kaidah penulisan yang telah dibakukan. Bahkan Imam Ahmad ibn Hanbal dan Imam Malik berpendapat haram hukumnya menulis Al Qur’an menyalahi rasm ‘Utsmani. Bagaimanpun, pola tersebut sudah merupakan kesepakatan ulama mayoritas (jumhur ulama).</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Ulama yang tidak mengakui rasm ‘Utsmani sebagai rasm tauqifi, berpendapat bahwa tidak ada masalah jika Al Qur’an ditulis dengan pola penulisan standar (rasm imla’i). Soal pola penulisan diserahkan kepada pembaca. Kalau pembaca lebih mudah dengan rasm imla’i, ia dapat menulisnya dengan pola tersebut, karena pola penulisan itu hanya simbol pembacaan, dan tidak mempengaruhi makna Al Qur’an.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 35.45pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><b><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">c.</span></b><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><b><span lang="IN" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; padding: 0in;">Kaitan Rusmul Qur’an Dengan Qira’at</span></b><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; padding: 0in;">Secara etimologi Qiraat adalah jamak dari Qira’ah, yang berarti ‘bacaan’, dan ia adalah</span><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">masdar</span></i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">(verbal noun) dari Qara’a.</span></span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> Secara terminologi atau istilah ilmiyah Qiraat adalah salah satu Mazhab (aliran) pengucapan Qur’an yang dipilih oleh seorang imam qurra’ sebagai suatu mazhab yang berbeda dengan mazhab yang lainya.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Qiraat ini ditetapkan berdasarkan sabad-sanadnya sampai kepada Rasulullah. Periode qurra’ (ahli / imam qiraat) yang mengajarkan bacaan Qur’an kepada orang-orang menurut cara mereka masing-masing adlah dengan berpedoman kepada masa para sahabat.diantara para sahabat yang terkenal yang mengajarkan qiraat ialah Ubai, Ali, Zaid bin Sabit, Ibn Mas’ud, Abu Musa Al-Asy’ari dan lain-lain. Dari mereka itulah sebagian besar sahabat dan Tabi’in di berbagai negri belajar qira’at yang semuanya bersandar kepada Rasulullah.</span><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 18.4px; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; padding: 0in;">[25]</span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; padding: 0in;">Sahabat-sahabat nabi terdiri dari beberapa golongan. Tiap-tiap golongan itu mempunya lahjah (bunyi suara / sebutan) yang berlainan satu sama lain. Memaksa mereka menyebut pembacaan atau membunyikan al-Qur’an dengan lahjah yang tidak mereka biasakan, suatu hal menyukarkan. Maka untuk mewujudkan kemudahan, Allah Yang Maha Bijaksana menurunkan al-Qur’an dengan lahjah-lahjah yang biasa dipakai oleh golongan Quraisy dan oleh golongan-golongan yang lain di tanah Arab. Oleh karna itu menghasilkan bacaan al-Qur’an dalam berbagai rupa atau macam bunyi lahjah. Dan bunyi lahjah yang biasa ditanah Arab ada tujuh macam. </span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; padding: 0in;">Di samping itu ada beberapa lahjah lagi. Sahabt-sahabat nabi menerima al-Qur’an dari nabi menurut lahjah bahasa golonganya. Dan masing-masing mereka meriwayatkan al-Qur’an menurut lahjah mereka sendiri. Sesudah itu munculah segolongan ulama yang serius mendalami ilmu qira’at sehingga mereka menjadi pemuka qira’at yang dipegangi dan dipercayai. Oleh karena mereka semata-mata mendalami qira’at untuk mendakwahkan al-Qur’an pada umatnya sesuai dengan lahjah tadi. Kemudian muncullah qurra-qurra yang kian hari kian banyak. Maka ada diantara mereka yang mempunyai keteguhan tilawahnya, lagi masyhu, mempunyai riwayah dan dirayah dan ada diantara mereka yang hanya mempunyai sesuatu sifat saja dari sifat-sifat tersebut yang menimbulkan perselisihan yang banyak.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; padding: 0in;">Untuk menghindarkan umat dari kekeliruan para ulama berusaha menerangkan mana yang hak mana yang batil. Maka segala qira’at yang dapat disesuaikan dengan bahasa arab dan dapat disesuaikan dengan salah satu mushaf Usmani serta sah pula sanadnya dipandang qira’at yang bebas masuk kedalam qira’at tujuh, maupun diterimanya dari imam yang sepuluh ataupun dari yang lain.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; padding: 0in;">Meskipun mushaf Utsmani tetap dianggap sebagai satu-satunya mushaf yang dijadikan pegangan bagi umat Islam diseluruh dunia dalam pembacaan Al-Qur’an, namun demikian masih terdapat juga</span><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">perbedaan dalam pembacaan</span></i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">.</span> Hal ini disebabkan penulisan Al-Qur’an itu sendiri pada waktu itu belum mengenal adanya tanda-tanda titik pada huruf-huruf yang hampir sama dan belum ada baris harakat.</span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa keberadaan mushaf ‘ustmani yang tidak berharakat dan bertitik ternyata masih membuka peluang untuk membacanya dengan berbagai qira’at. Hal itu di buktikan dengan masih terdapatnya keragaman cara membaca Al-Qur’an. </span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Dengan demikian hubungan rasmul Qur’an dengan Qira’at sangat erat. Karena semakin lengkap petunjuk yang dapat ditangkap semakin sedikit pula kesulitan untuk mengungkap pengertian-pengertian yang terkandung didalam Al-Qur’an.Untuk mengatasi permasalahan tersebut Abu Aswad Ad-Duali berusaha menghilangkan kesulitan-kesulitan yang sering dialami oleh orang-orang Islam non Arab dalam membaca Al-Qur’an dengan memberikan tanda-tanda yang diperlukan untuk menolong mereka membaca ayat-ayat al-Qur’an dan memahami kandungan ayat-ayat al-Qur’an tersebut.</span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></b></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin: 0in; mso-add-space: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">BAB III<o:p></o:p></span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">KESIMPULAN<o:p></o:p></span></b></p><p align="center" class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></b></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 42.55pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pengertian al-Qur’an menurut etimologi: Al-Qur’an berasal dari kata <i>Qa-ra-a</i> (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">قرأ</span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span dir="LTR"></span>)</span><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> artinya membaca, maka perkataan itu berarti “bacaan”. Maksudnya, agar ia menjadi bacaan atau senantiasa dibaca oleh segenap bangsa manusia terutama oleh para pemeluk agama Islam</span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">. Dan secara terminologi adalah: </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang tiada tandingannya (mu’jizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rosul, dengan perantara Malaikat Jibril alahis salam, di tulis dalam mushhaf-mushhaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nass</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">.</span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></b></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 42.55pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 42.55pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Ada banyak hikmah Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur, diantaranya: Meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW, menentang dan melemahkan para penentang Al-Qur’an, meringankan Nabi dalam menerima wahyu, mempermudah dalam menghafal Al-Qur’an dan memberi pemahaman bagi kaum muslimin, Tadarruj (selangkah demi selangkah) dalam menetapkan hukum samawi, sejalan dengan kisah-kisah yang terjadi dan mengingatkan atas kejadian-kejadian itu, dan petunjuk terhadap asal (sumber) Al-Qur’an bahwasanyan Al-Qur’an diturunkan dari zat yang maha bijaksana lagi terpuji</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">.</span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></b></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 42.55pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 42.55pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Yang dimaksud dengan pengumpulan Qur’an (jam’ul Qur’an) oleh para ulama adalah salah satu dari dua pengertian berikut: Pertama: pengumpulan dalam arti hifzuhu (menghafalnya dalam hati). Jumma’ul Qur’an artinya huffazuhu</span><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">(penghafal-penghafalannya, orang yang menghafalkannya didalam hati).</span><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kedua: pengumpulan dalam arti kitabatuhu kullihi (penulisan Qur’an semuanya) baik dengan memisah-misahkan ayat-ayat dan surah-surahnya, atau menertibkan ayat-ayat semata dan setiap surah ditulis dalam satu lembaran secara terpisah, ataupun menertibkan ayat-ayat dan surah-surahnya dalam lembaran-lembaran yang terkumpul yang menghimpun semua surah, sebagiannya ditulis sesudah bagian yang lain.</span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></b></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 42.55pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 42.55pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><span lang="IN" style="border: 1pt none; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; padding: 0in;">Rasmul qur’an atau rasmul ustmani adalah tata cara menuliskan Al-qur’an yang ditetapkan pada masa khalifah ustman bin affan dengan kaidah-kaidah tertentu.</span><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Sebagian para ulama berpendapat bahwa rasmul qur’an bersifat tauqifi, tapi sebagian besar para ulama berpendapat bahwa rasmul qur’an bukan tauqifi,tetapi merupakan kesepakatan cara penulisan yang disetujui ustman dan diterima umatnya,sehingga wajib wajib diikuti dan di taati siapa pun ketika menulis al-qur’an.</span> Tidak boleh ada yang menyalahinya. <span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Hubungan antara rasmul qur’an dan qira’ah sangat erat sekali Karena semakin lengkap petunjuk yang dapat ditangkap semakin sedikit pula kesulitan untuk mengungkap pengertian-pengertian yang terkandung didalam Al-qur’an.Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa keberadaan mushaf ‘ustmani yang tidak berharakat dan bertitik ternyata masih membuka peluang untuk membacanya dengan berbagai qira’at.</span> Hal itu di buktikan dengan masih terdapatnya keragaman cara membaca Al-Qur’an.</span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></b></p><div style="mso-element: footnote-list;"><!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" /><hr align="left" size="1" width="33%" /><!--[endif]--></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[1]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 28.35pt;"> Hubungan al-Qur’an dengan al-Hadis teramat erat, laksana hubungan antara Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) dalam sebuah organisasi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[2]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 28.35pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 28.35pt;">Imam Malik, <i>al-Muwaththa’, h.602</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[3]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 28.35pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 28.35pt;">Mohammad Aly Ash Shabuny, <i>Pengantar Study al-Qur’an</i>, Bandung, PT. Al-Ma’arif, 1984, h. 17 </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[4]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 35.45pt;"> </span><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 35.45pt;">Munawar Chalil, <u>Al-qur’an dari Masa ke Masa</u>, t.k.; Ramadhani, t.t., h.1</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[5]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 35.45pt;"> </span><i style="text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ibid, h.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 35.45pt;">18</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[6]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 35.45pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 35.45pt;">Muhammad Amin Suma, <i> Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, </i>Jakarta, Pustaka Firdaus, 2000. h. 23-27</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[7]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 35.45pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 35.45pt;">Terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu jumlah ayat al-Qur’an yang menyatakan bahwa al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan oleh Allah SWT Di antaranya ialah : al-An’am (6): 155, al-Furqon (25): 6, al-Zumar (39): 1, al-Sajadah (41): 2 dan al-Najm (53): 4.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[8]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 35.45pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 35.45pt;">Muhammad ‘Ali al-Shabuni, <i>al-Tibyan fi’Ulum al-Qur’an, Damsyik-Siriya, </i>Maktabah al-Ghazali, 1401 H/1981 M, h. 6</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[9]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 35.45pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 35.45pt;">‘Afif “abd al-Fattah Thabbarah, <i>Ruh al-Din al-Islami, </i>Beirut Lubhan, Dar al-‘ilm li al-Malayin, h. 18</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[10]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 35.45pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 35.45pt;">Perhatikan dengan cermat beberapa Fiman Allah dalam al-Qur’an di antaranya : al-Haqqah (69): 41 dan 42, al-Takwir (81): 25 dan Yunus (10): 37.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[11]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 42.55pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 42.55pt;">M. Quraish Shihab, <i>Wawasan Al-Qur’an, </i>Bandung. Mizan, 1996. h. 3</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[12]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 42.55pt;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 42.55pt;">Abd. Chalik, Drs. H. A. Chaerudji, <i>“Ulum Al-Qur’an”.</i> Diadit Media. Jakarta Pusat. 2007. h.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[13]</span></span></span></span><span class="apple-converted-space" style="text-indent: 42.55pt;"><span lang="IN" style="background: white; font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></span><span lang="IN" style="background: rgb(250, 251, 251); font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 42.55pt;">Hafidz Abdurrahman,<span class="apple-converted-space"> </span>Ulumul Qur’an Praktis,<span class="apple-converted-space"> </span>Idea Pustaka Utama,<span class="apple-converted-space"> </span>Bogor,<span class="apple-converted-space"> </span>2003,<span class="apple-converted-space"> </span>hlm. 82</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[14]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 42.55pt;"> <span style="background: white;">Rachmat Syafe’i, Pengantar Ilmu Tafsir, Pustaka Setia, Bandung, 2006, hlm. 10</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[15]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 42.55pt;"> <span style="background: rgb(250, 251, 251);">Hafidz Abdurrahman, Ulumul Qur’an Praktis, ... , hlm. 82</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[16]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 42.55pt;"> <span style="background: white;">Rachmat Syafe’i, Pengantar Ilmu Tafsir, ... , hlm. 10</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[17]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 42.55pt;"> <span class="apple-converted-space"><span style="background: white;"> </span></span><span style="background: white;">Rosihon Anwar, Ulum Al-Qur’an, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm. 38-39</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[18]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 35.45pt;"> <span style="background: white;">Rosihon Anwar, Ulum Al-Qur’an, ... , hlm. 39</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[19]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 35.45pt;"> <span style="background: white;">Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an, Forum Kajian Budaya dan Agama,Yogyakarta,<span class="apple-converted-space"> </span>2001, hlm. 151</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[20]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 42.55pt;"> <span class="apple-converted-space"><span style="background: white;"> </span></span><span style="background: white;">Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Hadits No. 4311</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[21]</span></span></span></span><span lang="IN" style="background: white; font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 42.55pt;">Muhammad Riyanto, Sejarah Pemeliharaan Al-Qur’an,</span><span lang="IN" style="text-indent: 42.55pt;"><span style="background: white; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">http://msiuii.wordpress.com/category/segala-katagori/page/2/</span></span><span lang="IN" style="background: white; font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 42.55pt;">, 12 Oktober 2010</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[22]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 42.55pt;"> <span style="background: white;">Muhammad Riyanto, Sejarah Pemeliharaan Al-Qur’an,<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><span lang="IN" style="text-indent: 42.55pt;"><span style="background: white; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">...</span></span><span class="apple-converted-space" style="text-indent: 42.55pt;"><span lang="IN" style="background: white; font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></span><span lang="IN" style="background: white; font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 42.55pt;">, 12 Oktober 2010</span><span lang="IN" style="background: white; font-size: 7.5pt; text-indent: 42.55pt;">.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[23]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 35.45pt;"> <span style="background: white; color: #333333;">Syaikh Manna’ Al-Qaththan,<span class="apple-converted-space"> </span><i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an,<span class="apple-converted-space"> </span></span></i>Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, Cetakan ketujuh, Februari 2012, halaman 150</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[24]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 35.45pt;"> <span style="background: white; color: #333333;">M.Hasbi Ash Shiddieqy,<span class="apple-converted-space"> </span><i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an / Tafsir.<span class="apple-converted-space"> </span></span></i>Jakarta : Bulan Bintang, Cetakan ketigabelas, Tahun 1990, halaman 83-86</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 15.3333px;">[25]</span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 35.45pt;"> <span style="background: white; color: #333333;">Manna Khalil al-Qattan,<span class="apple-converted-space"> </span><i><span style="border: 1pt none; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Studi Ilmu-Ilmu Qur’an,<span class="apple-converted-space"> </span></span></i>Jakarta : PT Pustaka Antar Nusa, Tahun 1994, Cetakan kedua, halaman 247</span></span></div><p><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 28.35pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 28.35pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 28.35pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 42.55pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"></span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-indent: 35.45pt;"></span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-82152191658005608912020-09-11T09:29:00.000-07:002021-06-05T07:07:43.145-07:00Biografi Singkat Sunan Ampel - Wali Songo<h3 style="text-align: left;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 18.4px;">Wali Songo - </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Biografi Sunan Ampel </span></b></h3><div><b><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLNsQOgmE0fvmkK2YmLErC3pFLzQDd-gIcwUAE6qT_bk-2i_vZnxECkRtUXZ4eojrbLWiG1bpVynbDNUSn4XDanwgNjIh7NS95CN9PXpkDPeKtPo6eRwNlPv9UVIAFFWGHDABBdRIqCA/s252/sunan+Ampel.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="252" data-original-width="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLNsQOgmE0fvmkK2YmLErC3pFLzQDd-gIcwUAE6qT_bk-2i_vZnxECkRtUXZ4eojrbLWiG1bpVynbDNUSn4XDanwgNjIh7NS95CN9PXpkDPeKtPo6eRwNlPv9UVIAFFWGHDABBdRIqCA/s0/sunan+Ampel.jpg" /></a></div><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></div> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Menurut Lembaga Riset Islam Pesanteren Luhur Sunan Giri Malang, Raden Rahmat atau Muhammad Ali Rahmatullah bin Ibrahim al-Samarqandy (Sunan Ampel)<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bersama ayahnya (Sunan Gresik) datang ke Jawa dengan tujuan dakwah islamiyah pada tahun 1421 M.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span>Beliau datang bersama saudaranya yang bernama Ali Murtadho dan temannya bernama Abu Hurairah, putra Raja Campa. Mereka mendarat di Tuban. Setelah ayah Raden Rahmat wafat, beliau berangkat ke Majapahit menemui bibinya yang bernama Dwarawati (putri Raja Campa), yang dinikahkan dengan Raja Majapahit bernama Prabu Brawijaya yang masih beragama Buddha. Raja Majapahit kemudian menyerahkannya pada Adipati Surabaya yang bernama Arya Lembusura. Arya Lembusura kemudian menempatkan Raden Rahmat sebagai imam di Surabaya, berkediaman di Ampel Denta dengan gelar Sunan Ampel Denta.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sumber lain menyebutkan bahwa ketika Raden Rahmat ke Majapahit, beliau diminta oleh raha untuk mendidik moral para bangsawan kawula Majapahit yang sedang dalam keadaan kacau.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span>Karena menyanggupi permintaan tersebut, Raden Rahmat diberi hadiah berupa tanah di Ampel Denta, Surabaya. Meski raja menolak masuk Islam, Raden Rahmat diberi kebebasan mengajarkan Islam pada warga Majapahit, asal tanpa paksaan. Selama tinggal di Majapahit, Raden Rahmat dinikahkan dengan Nyai Ageng Manila, cucu dari Arya Lembusura dan putri Tumenggung Arya Teja, Bupati Tuban.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span>Dari pernikahannya dengan Nyai Ageng Manila, mereka mempunyai empat orang anak, yaitu Maulana Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syarifudin (Sunan Drajat), Nyai Ageng Maloka, dan Dewi Sarah yang kemudian diperistri Sunan Kalijaga.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam perjalanan menuju Ampel, Raden Rahmat melewati daerah Pari, Kriyan, Wonokromo, dan Kembang Kuning yang berupa hutan. Di tempat tersebut Raden Rahmat bertemu dengan Ki Wiryo Saroyo yang dikenal sebagai Ki Bang Kuning yang kemudian menjadi pengikut Raden Rahmat. Sewaktu tinggal di kediaman Ki Bang Kuning, Raden Rahmat menikah dengan putri Ki Bang Kuning yang bernama Mas Karimah. Dari pernikahan tersebut mereka memiliki dua orang putri yaitu, Mas Murtosiyah dan Mas Murtosimah.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span>Raden Rahmat juga membangun masjid dan menyebarkan dakwah Islam di sekitar kediaman Ki Bang Kuning. Ki Bang Kuning ikut serta mengembangkan dakwah Islam di sekitar kediamannya, terutama melalui masjid yang dibangun Raden Rahmat. Hingga kini masjid tersebut masih bertahan dan diberi nama Masjid Rahmat.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ketika sampai di Ampel, langkah pertama yang dilakukan Raden Rahmat adalah membangun masjid sebagai pusat ibadah dan dakwah. Kemudian beliau membangun pesantren mengikuti model pesantren yang didirikan Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang sudah dikenal masyarakat Jawa.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span>Karena memiliki hubungan kekerabatan dengan Arya Lembu Sura yang menjadi penguasa Surabaya pada saat itu, membawa Raden Rahmat pada kedudukan sebagai bupati Surabaya, menggantikan Arya Lembu Sura. Dengan kedudukan sebagai bupati yang berkuasa di suatu wilayah, gerakan dakwah yang dilakukan Raden Rahmat lebih leluasa, terutama dalam usaha memperkuat jaringan kekerabatan dengan penguasa-penguasa di wilayah lain.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span>Dalam waktu yang singkat Raden Rahmat berhasil membangun kepercayaan dan penghormatan dari penduduk yang berada di bawah kepemimpinannya, sehingga mereka member gelar Sunan, Sunan Ampel.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Salah satu strategi dakwah Sunan Ampel adalah dengan memperkuat kekerabatan.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span>Dalam upaya memperkuat kekerabatan tersebut, beliau menikahkan saudaranya yang bernama Khalifah Usen (nama tempat di Rusia selatan dekat Samarkand) dengan putri Arya Baribin, Adipati Madura. Khalifah Usen memiliki saudara bernama Syekh Waliyul Islam yang menikah dengan Retno Sambodi, putri penguasa Pasuruan, Lembu Mirudha. Kerabat Sunan Ampel yang lain adalah Syaikh Maulana Gharib, yang dinikahkan dengan Niken Sundari, putri patih Majapahit bernama Mahodara. Dan ketika putra-putrinya menginjak usia dewasa, beliau melanjutkan kembali usaha dakwah dengan memperkuat kekerabatan melalui pernikahan. Putri dari pernikahannya dengan Nyai Karimah yang bernama Mas Murtosiyah dinikahkan dengan seorang santrinya, yaitu Raden Paku yang bergelar Sunan Giri. Adik Mas Murtosiyah yang bernama Mas Murtosimah dinikahkan dengan santrinya yang lain, yaitu Raden Patah yang mejadi Adipati Demak. Santrinya yang lain, Raden Kusen, adik Raden Patah dinikahkan dengan cucu perempuannya yang bernama Nyai Wilis.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[12]</span></span><!--[endif]--></span></span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sunan Ampel mengajarkan ilmu tasawuf, ilmu syariat, tarekat, dan ilmu hakikat. Beliau dikenal dengan falsasah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Moh Lima” </i>yang artinya tidak melakukan lima hal tercela. Kelima hal tersebut adalah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">moh main </i>(tidak mau berjudi), <i style="mso-bidi-font-style: normal;">moh ngombe </i>(tidak mau mabuk), <i style="mso-bidi-font-style: normal;">moh maling </i>(tidak mau mencuri), <i style="mso-bidi-font-style: normal;">moh madat </i>(tidak mau menghisap candu), <i style="mso-bidi-font-style: normal;">moh madon </i>(tidak mau berzina). Falsafah tersebut merupakan solusi dari kemerosotan moral warga Majapahit pada waktu itu. Dalam kehidupan pesantrennya, meskipun beliau menganut madzhab Hanafi, namun beliau sangat toleran pada penganut madzhab lain. Santrinya dibebaskan mengikuti madzhab apapun. Sunan Ampel juga memperhatikan kaderisasi. Hal tersebut terbukti dengan dua orang putranya yang menjadi tokoh Islam terkemuka, dan dua orang putrinya yang dinikahkna dengan santri-santrinya yang kelak juga menjadi pemuka-pemuka agama. Sunan Ampel dipercaya ikut berperan dalam pembangunan Masjid Agung Demak dalam bentuk sumbangan salah satu saka guru di masjid tersebut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tidak diketahui pasti kapan waktu wafatnya Sunan Ampel, sehingga muncul beberapa versi tentang hal tersebut. Ada yang menyebutkan tahun wafatnya adalah tahun 1406 M, adapula yang menyebutkan tahun 1481 M. Sumber lain menyebutkan Sunan Ampel wafat satu tahun sebelum berdirinya masjid Demak, yaitu tahun 1478 M. Adapula yang menyebutkan tahun wafatnya adalah tahun 1465 M.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[13]</span></span><!--[endif]--></span></span>Dan diketahui bahwa beliau meninggal dalam keadaan sujud di dalam masjid. Beliau dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel dan dijadikan pusat peziarahan umat Islam di seluruh Nusantara.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[14]</span></span><!--[endif]--></span></span> <o:p></o:p></span></p> <div style="mso-element: footnote-list;"><!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <!--[endif]--> <div id="ftn1" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span>Tim Kompas, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual, </i>Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2006, hlm. 45.</span></p> </div> <div id="ftn2" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span>Agus Sunyoto, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Wali Songo “Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan”, </i>Jakarta: Transpustaka, 2011, hlm. 109.</span></p> </div> <div id="ftn3" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span>Tim Kompas, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual, </i>Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2006, hlm. 47.</span></p> </div> <div id="ftn4" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span>Agus Sunyoto, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Wali Songo “Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan”, </i>Jakarta: Transpustaka, 2011, hlm. 112.</span></p> </div> <div id="ftn5" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span>Tim Kompas, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual, </i>Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2006, hlm. 46.</span></p> </div> <div id="ftn6" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span>Agus Sunyoto, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Wali Songo “Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan”, </i>Jakarta: Transpustaka, 2011, hlm. 111.</span></p> </div> <div id="ftn7" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span>Tim Kompas, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual, </i>Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2006, hlm. 47.</span></p> </div> <div id="ftn8" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span>Tim Kompas, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual, </i>Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2006, hlm. 47.</span></p> </div> <div id="ftn9" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span>Agus Sunyoto, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Wali Songo “Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan”, </i>Jakarta: Transpustaka, 2011, hlm. 113.</span></p> </div> <div id="ftn10" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span>Tim Kompas, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual, </i>Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2006, hlm. 47.</span></p> </div> <div id="ftn11" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span>Agus Sunyoto, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Wali Songo “Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan”, </i>Jakarta: Transpustaka, 2011, hlm. 113.</span></p> </div> <div id="ftn12" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[12]</span></span><!--[endif]--></span></span>Agus Sunyoto, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Wali Songo “Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan”, </i>Jakarta: Transpustaka, 2011, hlm. 114.</span></p> </div> <div id="ftn13" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[13]</span></span><!--[endif]--></span></span>Tim Kompas, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual, </i>Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2006, hlm. 49.</span></p> </div> <div id="ftn14" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[14]</span></span><!--[endif]--></span></span>Agus Sunyoto, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Wali Songo “Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan”, </i>Jakarta: Transpustaka, 2011, hlm. 120.</span></p> </div> </div>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-39311560526521284702020-09-11T09:20:00.000-07:002021-06-05T07:07:27.684-07:00Biografi Wali Songo - Sunan Gresik<h3 style="text-align: left;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Biografi Sunan Gresik - Wali Songo</span></b></h3><p><b></b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAqiEhqUveF4g6q_dXwT3Hq5hZ0az0EgDXqlMnnGxsAqZ4qKsZzZ-__IZYtjiNJz5dfOsJ0qyXiKounj6LH7kv0T_CapQ3Wgkx2N6G_3nWLhTBvwuoDROm-cDvkNkRF-MiIH3Ci1oCEw/s260/Sunan+Gresik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="260" data-original-width="194" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAqiEhqUveF4g6q_dXwT3Hq5hZ0az0EgDXqlMnnGxsAqZ4qKsZzZ-__IZYtjiNJz5dfOsJ0qyXiKounj6LH7kv0T_CapQ3Wgkx2N6G_3nWLhTBvwuoDROm-cDvkNkRF-MiIH3Ci1oCEw/s0/Sunan+Gresik.jpg" /></a></b></div><b><br /></b><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Maulana Malik Ibrahim dikenal sebagai Syekh Maghribi, atau Maulana Maghribi, atau Sunan Gresik, dan sebagai wali yang paling senior di antara para Wali Songo. Ada beberapa versi mengenai asal-usul Sunan Gresik. Ada yang mengatakan beliau berasal dari daerah Maghrib di Afrika Utara. Ada pula yang mengatakan beliau lahir di Turki, ada yang mengatakan dari Gujarat, bahkan ada yang mengatakan dari Campa. Tetapi, berdasarkan tulisan yang ada pada prasasti makamnya, mengindikasikan beliau berasal dari Kahsan (nama suatu tempat di Iran sekarang).<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span>Ada kisah yang menceritakan bahwa beliau adalah seorang pedagang kaya yang berasal dari Persia. Cerita lain mengatakan bahwan beliau adalah salah satu dari Wali Songo yang dianggap menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Pendapat kedua lebih menonjol di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, makan Sunan Gresik hingga saat ini ramai dikunjungi masyarakat sebagai apresiasi mereka terhadap kepeloporannya menyebarkan Islam di Pulau Jawa.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Beberapa sumber lisan mengakatakan bahwa beliau datang ke Nusantara pada masa Majapahit, untuk menyebarkan Islam bersama Raja Cermin dan putra-putrinya.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span>Dan dikisahkan bahwa rencana dakwah tersebut gagal. Tidak diketahui pasti kapan kedatangan beliau di Jawa, tapi dapat diperkirakan pada dekade-dekade akhir abad ke-14. Diperkirakan semasa hidupnya beliau tinggal di Gresik, dengan wilayah dakwahnya di Gresik dan wilayah sekitarnya. Berdasarkan cerita rakyat, Sunan Gresik menyebarkan Islam dengan mendirikan masjid di desa Pasucinan, Kecamatan Manyar.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span>Salah seorang anak Sunan Gresik juga menjadi wali, yakni Sunan Ampel. Adapun Sunan Giri adalah keponakannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Beliau tidak menantang agama dan kepercayaan panduduk asli, serta adat istiadat mereka.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span>Beliau hanya memperlihatkan keindahan serta ketinggian ajaran-ajaran dalam Islam. Karena keramah-tamahannya, budi pekerti yang santun, dan tutur kata yang baik itulah banyak masyarakat tertarik masuk Islam. Menurut cerita rakyat, suatu ketika akan diadakan upacara meminta hujan oleh penduduk yang belum menganut agama Islam. Upacara tersebut mengorbankan seorang gadis. Ketika Upacara akan dilaksanakan, datanglan Sunan Gresik mendinginkan suasana dengan pembicaraan yang lembut. Beliau kemudian memimpin sholat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">istisqa’ </i>untuk memohon hujan. Tidak lama kemudian, turunlah hujan sehingga korban manusia tidak jadi dilaksanakan dan mereka lalu memeluk agama Islam.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Setelah cukup mapan di kalangan masyarakat biasa, Sunan Gresik kemudian melakukan kunjungan ke Majapahit. Raja member hadiah sebidang tanah di pinggiran kota Gresik. Wilayah tersebut kini dikenal dengan nama Desa Gapura. Sunan Gresik di Gresik pada tahun 882 Hijriah atau 1419 Masehi, sebagaimana dituliskan pada makamnya yang berada di Desa Gapura Wetan, Kecamatan Sukalila, Kabupaten Gresik.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p> </o:p></span></p> <div style="mso-element: footnote-list;"><!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <!--[endif]--> <div id="ftn1" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span>Tim Kompas, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual, </i>Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2006, hlm. 35.</span></p> </div> <div id="ftn2" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span>Tim Kompas, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual, </i>Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2006, hlm. 36.</span></p> </div> <div id="ftn3" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span>Tim Kompas, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual, </i>Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2006, hlm. 36.</span></p> </div> <div id="ftn4" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span>Tim Kompas, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual, </i>Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2006, hlm. 37.</span></p> </div> <div id="ftn5" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span>Tim Kompas, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual, </i>Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2006, hlm. 37.</span></p> </div> <div id="ftn6" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span>Tim Kompas, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual, </i>Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2006, hlm. 38.</span></p> </div> <div id="ftn7" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: x-small;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span>Tim Kompas, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual, </i>Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2006, hlm. 36.</span></p> </div> </div>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-19426631267762050712020-09-10T09:49:00.000-07:002021-06-05T07:07:18.598-07:00Pengertian dan Sejarah Singkat Wali Songo<h3 style="text-align: left;"> Sejarah dan Pengertian Wali Songo - Makalah</h3><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDUSRr2u9Ir2t3SleZiCgaalsCChLdXbIbsXiOE3ZCXua0ES4apPeEpnOQfCtqBrG_TvdJv5zh7yZyWsMt6vOo4NoYXQN4KfYpTDCRjOrL3jlhldPtvXTFXBNNRBRKSxTt5sjcjXO4iQ/s431/Wali+Songo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="431" data-original-width="336" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDUSRr2u9Ir2t3SleZiCgaalsCChLdXbIbsXiOE3ZCXua0ES4apPeEpnOQfCtqBrG_TvdJv5zh7yZyWsMt6vOo4NoYXQN4KfYpTDCRjOrL3jlhldPtvXTFXBNNRBRKSxTt5sjcjXO4iQ/s320/Wali+Songo.jpg" /></a></div> <p class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Penyebaran Islam di Pulau Jawa Pra Kemunculan Wali Songo<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sebelum kehadiran Wali Songo, agama Islam telah masuk ke Tanah Jawa pada abad ke-7 Masehi, tahun 674-675. Hal ini ditandai dengan adanya beberapa makam Muslim yang ada di beberapa daerah di Pulau Jawa, diantaranya adalah makam Fatimah Binti Maimun yang ada sejak tahun 1082 M atau sekitar abad ke-11. Agama Islam dibawa oleh para saudagar Arab yang sudah membangun hubungan perdagangan dengan Nusantara sebelum agama Islam masuk di dalamnya. Kedatangan saudagar Arab di Kerajaan Kalingga, di zaman pemerintahan Hindu, era kekuasaan Rani Simha.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span> </span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Para saudagar Arab tersebut membawa isteri dan beberapa saudaranya dan kemudian beberapa di antara mereka menyelidiki keadaan, penduduk, susunan pemerintah, dan agamanya.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span>Beberapa penduduk di Pulau Jawa sudah ada yang beragama Islam. Mereka adalah para pedagang yang berasal dari Gujarat dan penduduk pribumi yang menikah dengan para pedagang dari Gujarat. Namun pada masa tersebut, agama Islam belum menyebar secara menyeluruh dan besar-besaran karena pengaruh agama Hindu pada saat itu masih sangat kuat. Pada abad ke-10 terjadi migrasi terbesar yang dilakukan keluarga-keluarga Persia sebagai bentuk usaha untuk mengislamisasikan penduduk Pulau Jawa. Akan tetapi banyak di antara mereka yang tewas terbunuh dan hanya tersisa 200 keluarga dari 20.000 keluarga.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pada perempat akhir abad ke-14 terjadi perpindahan penduduk muslim Cina menuju Nusantara. Mereka menghuni pantai utara Jawa dan pantai timur Sumatera.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span>Pada masa tersebut Islam masih belum dianut penduduk pribumi secara luas. Menurut tulisan Haji Ma Huan yang mengikuti ekspedisi Cheng Ho ketujuh tahun 1433 Masehi, pada masa tersebut terdapat tiga golongan penduduk di sepanjang pantai utara Jawa: orang-orang muslim Tionghoa, orang-orang muslim dari barat (Persia-Arab), dan penduduk pribumi yang masih memuja roh-roh serta hidup sangat kotor. </span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Akan tetapi sejumlah bukti arkeologi menunjukkan bahwa beberapa orang keluarga raja dan pejabat tinggi Kerajaan Majapahit diketahui telah menganut agama Islam. Dalam situs nisan Islam Tralaya menunjukkan adanya komunitas muslim pada masa kejayaan Majapahit. Tulisan pada batu-batu nisan Tralaya yang menggunakan angka tahun Saka dan angka-angka Jawa Kuno menunjukkan bahwa yang dikubur pada makam tersebut adalah muslim Jawa, bukan muslim non-Jawa.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Proses masuknya agama Islam ke Pulau Jawa pada awal kehadirannya di abad ke-7 banyak mengalami kendala hingga pada pertengahan abad ke-15. Pada pertengahan abad ke-15, yaitu era dakwah Islam yang dipelopori tokoh-tokoh sufi yang dikenal dengan sebutan Wali Songo. Salah satunya yaitu Syekh Maulana Malik Ibrahim. Pada abad ini pula Syekh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) dan beberapa ulama lainnya diutus untuk menyebarkan ajaran Islam di pulau Jawa, terutama di bagian timur pulau Jawa.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span>Ajaran Wali Songo mudah diterima oleh penduduk dikarenakan para pemegang kekuasaan di daerah-daerah penyebaran agama Islam tersebut telah memeluk agama Islam. Selain itu ajaran Wali Songo juga mudah diserap ke dalam asimilasi dan sinkretisme Nusantara.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span> <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 12.0pt; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pengertian Wali Songo<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Wali Songo adalah simbol penyebaran dan perkembangan Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa pada abad ke-15 dan pertengahan abad 16. Para Wali yang termasuk dalam Wali Songo merupakan tokoh-tokoh yang berperan besar dalam penyebaran dan perkembangan Islam. Mereka tinggl di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat. Dakwah Islam mulai berkembang persisnya pada masa Kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran. Era Wali Songo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya nusantara yang kemudian digantikan dengan kebudayaan Islam.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kata Wali Songo merupakan majemuk yang berasal dari kata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">wali </i>dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">songo. </i>Kata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">wali </i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berasal dari bahasa Arab, suatu bentuk singkatan dari waliyullah, yang berarti ‘orang yang mencintai dan dicintai Allah’. Sedangkan katab <i style="mso-bidi-font-style: normal;">songo </i>berasal dari bahasa Jawa yang berarti ‘sembilan’. Wali Songo sendiri memiliki beberapa makna. Pertama adalah wali yang sembilan atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sanga</i> dalam bahasa Jawa.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span>Ada pula yang mengatakan bahwa kata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">songo </i>berasal dari kata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">tsana </i>dalam bahasa Arab yang berarti mulia. Wali Songo dipandang sebagai pemimpin dari sejumlah besar mubaligh Islam yang bertugas mengadakan dakwah Islam di daerah-daerah yang belum memeluk Islam di Jawa.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pendapat lain menyebutkan bahwa Wali Songo adalah sebuah majelis dakwah yang pertama kali didirikan oleh Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) pada tahun 1404 Masehi. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Wali Songo terbagi menjadi beberapa generasi yang di tiap-tiap generasinya terdiri dari anggota yang berbeda-beda. Dari beberapa generasi, nama-nama Wali Songo yang paling dikenal adalah Maulana Malik Ibrahin (Sunan Gresik), Raden Rahmat (Sunan Ampel), Raden Makhmud Ibrahim (Sunan Bonang), Raden Qasim (Sunan Drajat), Ja’far Shadiq (Sunan Kudus), Raden Paku atau Ainul Yaqin (Sunan Giri), Raden Said (Sunan Kalijaga), Raden Umar Said (Sunan Muria), Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Keterkaitan Hubungan Antara Para Wali<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kesembilang Wali tidak hidup dalam kurun waktu yang bersamaan. Meskipun hidup dalam kurun waktu yang berbeda, mereka memiliki keterkaitan hubungan antara satu wali dengan wali yang lainnya. Keterkaitan hubungan tersebut dikarenakan beberapa faktor. Faktor keterkaitan hubungan tersebut adalah faktor hubungan darah, hubungan antara guru dan murid, maupun hubungan pertemanan. Hubungan antara para Wali ini dimulai dari Sultan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik yang datang ke Nusantara untuk menyebarkan agama Islam. Maulana Malik Ibrahim merupakan Wali Songo tertua yang memulai silsilah Wali Songo.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sunan Gresik menikah dan memiliki anak yaitu Raden Rahmat atau Sunan Ampel. Saudara Sunan Gresik yang bernama Maulana Ishak menikah dengan putri Raja Blambangan yang bernama Dewi Sekardadu dan memiliki anak Raden Paku atau Sunan Giri. Ketika menginjak baligh, Sunan Giri berguru pada Sunan Ampel. Sunan Ampel mempunyai anak yaitu Raden Qasim atau Sunan Drajat, Raden Makhmud Ibrahim atau Sunan Bonang, dan tiga orang anak perempuan yang salah satunya dinikahkan dengan Sunan Giri. Sunan Bonang merupakan teman seperguruan dari Sunan Giri. Raden Said atau Sunan Kalijaga adalah murid sekaligus sahabat dari Sunan Bonang. Raden Umar Said atau Sunan Muria adalah anak dari Sunan Kalijaga, dan Ja’far Shadiq atau Sunan Kudus adalah murid dari Sunan Kalijaga. Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati adalah sahabat para wali kecuali Sunan Gresik yang telah meninggal terlebih dahulu.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[12]</span></span><!--[endif]--></span></span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jika dikelompokkan berdasarkan nama wali, maka: Sunan Gresik adalah ayah dari Sunan Ampel, kakek dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Sunan Ampel adalah anak dari Sunan Gresik, sepupu serta guru dari Sunan Giri. Sunan Bonang adalah anak dari Sunan Ampel, cucu dari Sunan Gresik, saudara ipar Sunan Giri. Sunan Drajat adalah anak dari Sunan Ampel,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>saudara kandung Sunan Bonang, cucu dari Sunan Gresik, dan saudara ipar dari Sunan Giri. Sunan Kalijaga adalah murid serta sahabat dari Sunan Bonang. Sunan Muria adalah anak dari Sunan Kalijaga. Sunan Kudus adalah murid Sunan Kalijaga, dan Sunan Gunung Jati adalah sahabat dari delapan wali kecuali Sunan Gresik. Karena tiga faktor yang telah disebutkan di atas itulah, maka antara satu wali dengan yang lainnya masih memiliki hubungan kekerabatan. <span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[13]</span></span><!--[endif]--></span></span><o:p></o:p></span></p> <div style="mso-element: footnote-list;"><!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <!--[endif]--> <div id="ftn1" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span>Prof. Dr. Hamka, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sejarah Ummat Islam, </i>Jakarta: Bulan Bintang, 1976, hlm.133.</p> </div> <div id="ftn2" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span>Prof. Dr. Hamka, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sejarah Ummat Islam, </i>Jakarta: Bulan Bintang, 1976, hlm.133.</p> </div> <div id="ftn3" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span>Agus Sunyoto, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Wali Songo “Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan”, </i>Jakarta: Transpustaka, 2011, hlm. 34.</p> </div> <div id="ftn4" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span>Agus Sunyoto, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Wali Songo “Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan”, </i>Jakarta: Transpustaka, 2011, hlm. 36.</p> </div> <div id="ftn5" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span>Agus Sunyoto, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Wali Songo “Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan”, </i>Jakarta: Transpustaka, 2011, hlm. 36.</p> </div> <div id="ftn6" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span>Prof. Dr. Hamka, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sejarah Ummat Islam, </i>Jakarta: Bulan Bintang, 1976, hlm.135.</p> </div> <div id="ftn7" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span>Agus Sunyoto, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Wali Songo “Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan”, </i>Jakarta: Transpustaka, 2011, hlm. 37.</p> </div> <div id="ftn8" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span>Prof. Dr. Hamka, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sejarah Ummat Islam, </i>Jakarta: Bulan Bintang, 1976, hlm.135.</p> </div> <div id="ftn9" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span>Prof. Dr. Hamka, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sejarah Ummat Islam, </i>Jakarta: Bulan Bintang, 1976, hlm.135.</p> </div> <div id="ftn10" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span>Prof. Dr. Hamka, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sejarah Ummat Islam, </i>Jakarta: Bulan Bintang, 1976, hlm. 135-140.</p> </div> <div id="ftn11" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span>Agus Sunyoto, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Wali Songo “Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan”, </i>Jakarta: Transpustaka, 2011, hlm. 33.</p> </div> <div id="ftn12" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[12]</span></span><!--[endif]--></span></span>Agus Sunyoto, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Wali Songo “Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan”, </i>Jakarta: Transpustaka, 2011, hlm. 109-200.</p> </div> <div id="ftn13" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[13]</span></span><!--[endif]--></span></span>Agus Sunyoto, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Wali Songo “Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan”, </i>Jakarta: Transpustaka, 2011, hlm. 109-200.</p> </div> </div>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-60649798457232040022020-09-09T08:52:00.000-07:002021-06-05T07:07:06.318-07:00Antropologi Sastra dalam Cerita Roro Jonggrang<h3 style="text-align: left;">Unsur Kebudayaan dalam Legenda Rara Jonggrang</h3><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"></b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3YgIXEMGCyiLQjBUl7RCoiYoDv2tZ-X5bl4hLVzwIXuWnIuVZ6rVfsF3L3Ym9GhKCvdeWCld_NEx4dvq2Qviy1Z6bZtA1AzsTSVBE0HfYeV4_fJPu8SD2VC79m3xfIBa-oHTmb1FcUQ/s297/Candi+Prambanan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="170" data-original-width="297" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3YgIXEMGCyiLQjBUl7RCoiYoDv2tZ-X5bl4hLVzwIXuWnIuVZ6rVfsF3L3Ym9GhKCvdeWCld_NEx4dvq2Qviy1Z6bZtA1AzsTSVBE0HfYeV4_fJPu8SD2VC79m3xfIBa-oHTmb1FcUQ/s0/Candi+Prambanan.jpg" /></a></b></div><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><br /></span></b><p></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">BAB I PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Latar Belakang Masalah<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sastra merupakan sebuah gambaran mengenai dunia dan seisinya. Sastra dapat berupa tiruan murni tanpa tambahan dari penulis, dapat pula berupa tiruan halus dengan suntingan penulis, atau bahkan berupa tiruan sifat manusia yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Dalam sastra, yang disebut sebagai sastra tidak hanya karya yang berupa prosa, puisi atau pun drama. Tetapi juga sebuah lagu, musik, pentas tari, film, cerita masyarakat, hingga bahkan sebuah cerita sejarah yang diceritakan secara turun-temurun. Sastra tak hanya bermain pada hal-hal yang sifatnya tertulis, tetapi sesuatu yang berwujud sebuah kebudayaan yang dibaliknya tersirat sebuah cerita atau segala sesuatu yang melatarbelakanginya.Salah satu yang melatarbelakangi sebuah<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>karya adalah manusia dari segi kebudayaan, atau yang lebih sering kita sebut sebagai antropologi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Antropologi secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu yang mengkaji manusia dari sisi sifat kemanusiaannya. Dalam KBBI V dijelaskan bahwa antropologi adalah ilmu tentang manusia khususnya tentang asal-usul, aneka warna bentuk fisik, adat istiadat, dan sistem kepercayaan masa lampau. Secara etimologi, kata antropologi berasal dari kata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">anthropos</i>dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">logos</i>. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Anthropos</i> berarti manusia dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">logos</i>memiliki arti cerita atau kata. Jadu secara etimologi, antropologi adalah ilmu mengenai manusia.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Antropologi sastra terdiri atas dua kata yaitu antropologi dan sastra. Menurut Ratna (2011: 6), antropologi sastra adalah analisis terhadap karya sastra yang di dalamnya terkandung unsur-unsur antropologi. Dalam hubungan ini jelas karya sastra menduduki posisi dominan, sebaliknya unsur-unsur antropologi sebagai pelengkap. Oleh karena disiplin antropologi sangat luas, maka kaitannya dengan sastra dibatasi pada usur budaya yang ada dalam karya sastra. Hal ini sesuai dengan hakikat sastra itu sendiri yaitu sastra sebagai hasil aktivitas kultural. Pendapat lain dikemukakan oleh Koentjaraningrat, antropologi sastra adalah analisi dan pemahaman terhadap karya sastra dalam kaitannya dengan kebudayaan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Analisis antropologi sastra adalah usaha untuk mencoba memberikan identitas terhadap karya sastra dengan menganggapnya sebagai mengandung aspek tertentu yaitu hubungan ciri-ciri kebudayaannya. Cara yang dimaksudkan tentunya mengacu pada defenisi antropologi sastra. Ciri-cirinya seperti; memiliki kecenderungan kemasa lampau, citra primordial, citra arketipe. Ciri-ciri lain, misalnya; mengandung aspek-aspek kearifan lokal dengan fungsi dan kedudukannya masing-masing, berbicara mengenai suku-suku bangsa dengan subkategorinya, seperti; trah, klen dan kasta. Bentuk kecenderungan yang dimaksudkan juga muncul sebagai peguyuban tertentu, seperti; masyarakat pecinaan, pesantren. Daerah-daerah tertentu; kampung Bali, Minangkabau, Jawa, Mandar, Bugis, Papua. Kelompok-kelompok tertentu; priayi, santri, abangan, atau bangsawan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Salah satu karya sastra yang didalamnya mengandung cirri-ciri seperti diatas adalah cerita rakyat Rara Jonggrang. Rara Jonggrang adalah sebuah legenda atau cerita rakyat populer yang berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta di Indonesia. Cerita ini mengisahkan cinta seorang pangeran kepada seorang putri yang berakhir dengan dikutuknya sang putri akibat tipu muslihat yang dilakukannya. Dongeng ini juga menjelaskan asal mula yang ajaib dari Candi Sewu, Candi Prambanan, Keraton Ratu Baka, dan arca Dewi Durga yang ditemukan di dalam candi Prambanan. Rara Jonggrang artinya adalah "dara (gadis) langsing".<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">Rumusan Masalah<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">Apa saja unsur kebudayaan yang terdapat pada cerita rakyat Rara Jonggrang<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">Tujuan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">Menjelaskan unsur kebudayaan dalam cerita rakyat Rara Jonggrang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">BAB II PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Unsur Kebudayaan<o:p></o:p></span></b></p> <p style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Kebudayaan merupakan tejemahan dari istilah culture dari bahasa Inggris. Kata culture berasa dari bahasa latin colore yang berarti mengolah, mengerjakan, menunjuk pada pengolahan tanah, perawatan dan pengembangan tanaman dan ternak. Upaya untuk mengola dan mengembangkan tanaman dan tanah inilah yang selanjutnya dipahami sebagai culture.</p> <p style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Sementara itu, kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta, buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi. Kata buddhi berarti budi dan akal. Kamu besar Bahasa Indonesia mengartikan kebudayaan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budaya) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat – istiadat.</p> <p style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Definisi lebih singkat terdapat pada pendapat Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1964), menurut mereka kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.</p> <p style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Menurut Koentjaningrat (1985) kebudayaan adalah keseluruhan ide-ide, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar<span style="color: #404040; font-family: "Helvetica","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.</span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 1.0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify; text-indent: -.25in; vertical-align: baseline;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sistem peralatan dan perlengkapan hidup,<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 1.0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify; text-indent: -.25in; vertical-align: baseline;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sistem mata pencaharian hidup<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 1.0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify; text-indent: -.25in; vertical-align: baseline;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sistem kemasyarakatan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 1.0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify; text-indent: -.25in; vertical-align: baseline;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bahasa<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 1.0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify; text-indent: -.25in; vertical-align: baseline;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kesenian<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 1.0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify; text-indent: -.25in; vertical-align: baseline;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sistem Pengetahuan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 1.0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify; text-indent: -.25in; vertical-align: baseline;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sistem Religi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"></p><ul><li><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sistem Teknologi dan Peralatan</span></b></li></ul><p></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Teknologi semakin lama semakin luas. Karena makin banyaknya masyarakatyang hidup modern. Teknologi sangat diperlukan akan tetapi tidak untukmelakukan perbuatan yang melanggar norma-norma yang berlaku. Sekarang banyak yang menyalah gunakan alat teknologi khususnya internet. Tidak sedikit masyarakat yang tertipu atau melakukan perbuatan asusila dengan internet. Haltersebut harus kita perhatikan. Jangan sampai kebudayaan kita menjadi minus dimata negara lain. contoh lainnya dari sistem teknologi dan peralatan adalahperalatan kantor, rumah tangga, pertanian, nelayan, tukang kayu, peralatanibadah dan sebagainya lagi.Unsur kebudayaan secara universal sangat beragam. Kita bisa pelajari denganbaik maka akan dapat banyak sekali pengetahuan yang sangat bermanfaat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"></p><ul><li><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sistem Mata Pencaharian </span></b></li></ul><p></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mata pencaharian sangat diperlukan untuk setiap masyarakat karenabermanfaat untuk memenuhi kehidupan manusia. Misalnya kaumpegawai/karyawan, kaum, petani, nelayan, pedangan. buruh dan seterusnya. Haltersebut merupakan mata pencaharian yang harus kita tekuni. Contohnyamasyarakat yang hidup dipesisir pantai lebih banyak bermata pencahariansebagai nelayan atau masyarakat yang hidup di perkotaan lebih banyak bermatapencaharian sebagai pegawai kantoran.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"></p><ul><li><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sistem Kemasyarakatan</span></b></li></ul><p></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kebudayaan di Indonesia beragam sangat banyak. Terdapat masyarakat Jawa,Sunda, Batak, Bugis dsb. Dari macam-macam kebudayaan tersebut, perluditanamkan nilai-nilai kemanusiaan yaitu membiasakan bergaul dengankebudayaan yang lain. Dan saling berinteraksi dengan rukun. Di Indonesiabanyak terdapat kebudayaan yang harus di lestarikan bersama. Jangan kitasaling bersaing untuk kepentingan pribadi dengan kebudayaan lain, karena itusama saja kita memecahbelahkan kebudayaan yang sudah ditanam oleh leluhur sebelumnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></b></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"></p><ul><li><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bahasa</span></b></li></ul><p></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kebudayaan yang beragam sangat berpengaruh pada bahasa yang dipakainya.Contohnya bahasa Inggris, Jerman, Italia, Sunda, Jawa, dsb. Dari banyak bahasatersebut kita dapat mempelajarinya untuk pengetahuan yang lebih luas. Tidakhanya bahasa yang dipelajari berasal dari bahas luar negri saja, tetapi bahasadari negri Indonesiapun perlu kita pelajari untuk melestarikan kebudayaan yangada di Indonesia.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"></p><ul><li><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kesenian</span></b></li></ul><p></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Salah satu ciri khas dari kebudayaan adalah kesenian. Banyak hal yang bisa kitapelajari mengenai kesenian. Misalnya seni sastra, lukis, musik, tari, drama, kriadan lain sebagainya. Hal tersebut bagian dari khas yang dimiliki setiap daerahmaupun setiap negara. Misalnya untuk kesenian musik. Kita bisa mengetahuidan mencari musik yang khas dari setiap daerah maupun negara. Contohnyalagu-lagu daerah ampar-ampar pisang yang berasal dari Kalimantan Selatanyang menjadi ciri khas dari daerah tersebut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"></p><ul><li><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sistem Pengetahuan</span></b></li></ul><p></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ada banyak sistem pengetahuan misalnya pertanian, perbintangan, perdagangan / bisnis, hukum dan perundang-undangan, pemerintahaan/politikdsb. Hal tersebut juga bagian dari kebudayaan. Kita wajib mempelajarinyakarena dengan adanya sistem pengetahuan kita menjadi tahu dunia luar dansangat bermanfaat untuk kehidupan karena berpengaruh pada pekerjaanseseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak perlu semua kita pelajaricukup beberapa saja kita kuasai, maka akan banyak informasi yang kita dapat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"></p><ul><li><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sistem Upacara Keagamaan</span></b></li></ul><p></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Setiap kebudayaan terdapat kepercayaan yang dianut. Kepercayaan yang dianutdi Indonesia ada 5, yaitu Islam, Kristen protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Darikelima agama tersebut terdapat upacara keagamaan yang berbeda-beda. Akantetapi untuk masyarakat yang tinggal dikota upacara keagamaan sepertinyasudah tidak dilaksanakan lagi kecuali dalam hal-hal tertentu saja. Sedangkanmasyarakat yang tinggal didesa masih banyak yang melaksanakan upacarakeagamaan tersebut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p> </o:p></span></p> <h4 style="line-height: 150%; margin-top: 12pt; text-align: left;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Unsur Kebudayaan dalam Cerita Rakyat Rara Jonggrang</span></b></h4> <p class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto;"></p><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;"><b>Sistem Kepercayaan</b></span></li></ul><p></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di dalam cerita rakyat ini, terdapat sebuah sitem kepercayaan terhadap kekuatan supranatural. Yakni kekuatan jin. Hal tersebut dapat kita ketahui ketika Raja kerajaan Pangging memerintah untuk menyerang Kerajaan Prambanan. Bandung Bandawasa membawa seluruh bala tentara yang berupa jin. Selanjutnya juga dapat kita ketahui ketika Bandung Bandawasa hendak mempersunting putri dari Kerajaan Prambanan, yakni Rara Jonggrang. Rara Jonggrang mengajukan sebuah syarat untuk Bandung Bandawsa, yakni membuatkannya seriu candi dan dua buah sumur.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .25in; text-align: justify; text-indent: -1.1pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Baiklah,aku menerima lamaranmu. Tetapi setelah kamu memenuhi satu syarat dariku</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">”,jawab Roro Jonggrang<i style="mso-bidi-font-style: normal;">.<o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .25in; text-align: justify; text-indent: -1.1pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Apakah syaratmu itu Roro Jonggrang?”, Tanya Bandung Bandawasa.<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .25in; text-align: justify; text-indent: -1.1pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Buatkan aku seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu satu malam”, Jawab Roro Jonggrang.<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .25in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mendengar syarat yang diajukan Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso pun langsung menyetujuinya. Dia merasa bahwa itu adalah syarat yang sangat mudah baginya, karena Bandung Bondowoso mempunyai balatentara Jin yang sangat banyak.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></p><ul><li><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><b>Sistem dan Organisasi Kemasyarakatan</b></span></li></ul><p></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari cerita Rara Jonggrang, kita tahu bahwa sistm kemasyarakatan yang terdapat di cerita ini adalah sistem kerajaan atau <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>monarki. Dimana suatu wilayah dikuasai dan dipimpin oleh seorang raja. Hal ini terbukti pada latar cerita yang menggambarkan sebuah kerajaan di Prambanan. Selain itu juga dapat diketahui dari istilah-istilah yang digunakan dalam penyebutan gelar atau panggilan yang melekat pada seseorang. Misalnya: Raja, Permaisuri, Dahyang, dan balatentara. Beberapa istilah tersebut biasanya digunakan dalam kon</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">t</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">eks di sebuah kerajaan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></p><ul><li><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Sistem Pengetahuan</span></b></li></ul><p></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dari cerita tersebut, kita mendapatkan sebuah pengetahuan yang berupa cara yang dilakukan oleh Rara Jonggrang untuk menggagalkan upaya Bandung Bandawasa dalam membangun seribu candi dan dua buah sumur. Cara tersebut adalah membakar jerami, membunyikan lesung, serta menaburkan bunga yang berbau semerbak mewangi. Membakar jerami akan membuat langit seolah memerah tanda fajar tiba sehingga membuat ayam jatan berkokok, membunyikan lesung tanda masyarakat sedang mengolah bahan makan unuk dimasak, dan menaburkan bunga yang harum semerbak membuat seolah suasana pagi dimana kumbang dan lebah sedang hinggap dan membantu peyerbukan bunga. Dan cara-cara tersebut berhasil membuat balatentara Banduung Bandawasa meninggalkan pekerjaannya sehingga Bandung Bandawasa gagal memenuhi permintaan Rara Jonggrang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"></p><ul><li><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><b>Unsur Kebudayaan Lainnya</b></span></li></ul><p></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam cerita rakyat ini, terdapat usur kebudayaan lainnya hanya saja penjelasan yang terdapat dalam cerita ini tidak begitu terlihat. Seperti:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"></p><ol><li><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">u</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">n</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">sur yang berupa bahasa yakni penggunaan istilah raja, pemaisuri, dahyang, dan balatentara;</span></li><li>u<span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">n</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">sur yang berupa sistem peralatan teknologi yakni pengunaan lesung;</span></li><li>u<span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">n</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">sur yang berupa mata pencaharian yakni dengan adanya jerami dan lesung;</span></li><li>unsur yang berupa kesenian yakni candi dan lesung (memukul lesung dengan alu atau istilah lainnya <i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">gejog </i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">adalah salah satu seni musik yang biasa dilakukan oleh kaum ibu di desa ketika musim panen atau saat sedang </span><i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">nutu</i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"> padi yakni memisahkan kuit dengan beras).</span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Empat unsur diatas tidak diceritakan secara rinci</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">dan hanya akan dapat dipahami oleh beberapa orang yang memiliki pengalaman atau pemahaman tentang hal-hal tersebut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p> </o:p></span><b style="text-align: left;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">BAB III PENUTUP<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">Dari uraian singkat diatas dapat diketahui unsur-unsur kebuaayaan yang terdapat pada cerita rakyat Rara Jonggrang, yakni:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sistem religi dan upacara keagamaan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"> yang berupa kepercayaan terhadap kekuatan supanatural atau lebih tepatnya percaya kekuatan jin.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sistem dan organisasi kemasyarakatan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"> yang berupa sistem kepemerintahan yang berupa moraki atau kerajaan.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sistem pengetahuan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"> yakni berupa cara untuk membuat suasana malam menjadi seolah-olah pagi.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bahasa</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"> yakni penggunaan istilah-istilah yang digunakan dalam sebuah sistem moraki atau kerajaan.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kesenian</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"> yang berupa seni musik yang dimainkan dengan menggunakan lesung sebagai alat musiknya atau istilah lainnya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">gejog</i>.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sistem mata pencaharian hidup</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"> yang berupa sistem<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pertanian yang dibuktksn dengan adanya lesung dan jerami.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sistem teknologi dan peralatan</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">yang berupa lesung yang merupakan alat pengolah tradisional untuk memisahkan kulit padi dengan beras </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">Kritik dan Saran<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">Meneliti kebudayaan di dalam sastra bukanlah hal yang gampang. Kita harus memiliki refernsi yang banyak agar studi kita terhadap kebudayaan di dalam sastra tidak terhenti di tengah jalan. Oleh karena itu, saya berharap penelitian mengenai kebudayaan di dalam sastra selanjutnya lebih mendetail. Terutama untuk cerpen Rara Jongrang yang saya kira masih sangat banya unsure keduayaan yang belum saya tuliskan di dalam makalah ini.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></b></p> <p class="MsoNormal"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">REFERENSI</span></b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ajeng. 2014. <i>Kajian Antropologi Sastra</i>, (Online), </span><span lang="IN"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://ajengbgt.blogspot.com/2012/04/apresisasi-sastra-kajian-antropologi.html</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">, diakses </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">18 Desember 2018</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Anwar Sahril. 2013.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <i>Analisis Antropologi Sastra</i>, (Online),</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"></span><span lang="IN"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://sahrilanwar.wordpress.com/makalah-2/</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">, diakses </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">18 Desember 2018<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Koentjaraningrat. 1993. Kebudayaan, Mentalitas dan Pemabngunan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ratna Nyoman Kutha. 2011. <i>Antropologi Sastra: Peranan Unsur-unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif</i>. Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">Pengertian Kebudayaan dan Unsur-Unsur Kebudayaan Indonesia. - </span><span lang="IN"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">https://farhadthlb.wordpress.com/2013/10/02/pengertian-kebudayaan-dan-unsur-unsur-kebudayaan-indonesia/</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">V</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Luring oleh Ebta Setiawan (</span><span lang="IN"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">www.kbbi.web.id</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Rara Jongrang – </span><span lang="IN"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://id.wikipedia.org/wiki/Rara_Jonggrang</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">diakses </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">18 Desember 2018</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">Roro</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Jongrang – </span><span lang="IN"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://triahmadi.blogspot.com/2012/02/roro-jonggrang.html</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">diakses </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">18 Desember 2018</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Cerita Rakyat Rara Jongrang –<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="IN"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://fitri-tugaskuliah.blogspot.com/2011/04/cerita-rakyat-roro-jonggrang-beserta.html</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">diakses </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">18 Desember 2018</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><br /></p>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-92150302595369487562020-09-08T10:12:00.000-07:002021-06-05T07:06:46.484-07:00Sejarah Perkembangan Kaligrafi<h3 style="text-align: justify;">Sejarah Perkembangan Kaligrafi di Dunia Islam</h3> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bangsa Arab diakui sebagai bangsa yang sangat ahli dalam bidang sastra, dengan sederet nama-nama sastrawan beken pada masanya, namun dalam hal tradisi tulis-menulis (baca: khat) masih tertinggal jauh bila dibandingkan beberapa bangsa di belahan dunia lainnya yang telah mencapai tingkat kualitas tulisan yang sangat prestisius. <span></span></p><a name='more'></a><p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebut saja misalnya bangsa Mesir dengan tulisan Hierogliph, bangsa India dengan Devanagari, bangsa Jepang dengan aksara Kaminomoji, bangsa Indian dengan Azteka, bangsa Assiria dengan Fonogram/Tulisan Paku, dan pelbagai negeri lain sudah terlebih dahulu memiliki jenis huruf/aksara. Keadaan ini dapat dipahami mengingat Bangsa Arab adalah bangsa yang hidupnya nomaden (berpindah-pindah) yang tidak mementingkan keberadaan sebuah tulisan, sehingga tradisi lisan (komuniksai dari mulut kemulut) lebih mereka sukai, bahkan beberapa diantara mereka tampak anti huruf.Tulisan baru dikenal pemakaiannya pada masa menjelang kedatangan Islam dengan ditandai pemajangan al-Mu’alaqat (syair-syair masterpiece yang ditempel di dinding Ka’bah).</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBghkfHjCfIeuDHtHbClOfzZRmTFbCQvhrPjrCMguS2aSsCA7ijGpwt8SMoA2DXq1vPJeTKQbcBjimKSN5ZhXlT6UTG8h7r70C_xHgvZcQ4W2j_93xW4ZAmgiBk5EY4QDd2ELrCHZLGQ/s302/sejarah+kaligrafi.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="167" data-original-width="302" height="221" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBghkfHjCfIeuDHtHbClOfzZRmTFbCQvhrPjrCMguS2aSsCA7ijGpwt8SMoA2DXq1vPJeTKQbcBjimKSN5ZhXlT6UTG8h7r70C_xHgvZcQ4W2j_93xW4ZAmgiBk5EY4QDd2ELrCHZLGQ/w400-h221/sejarah+kaligrafi.jpg" width="400" /></a></div><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pembentukan huruf abjad Arab sehingga menjadi dikenal pada masa-masa awal Islam memakan waktu berabad-abad.Inskripsi Arab Utara bertarikh 250 M, 328 M dan 512 M menunjukkan kenyataan tersebut. Dari inskripsi-inskripsi yang ada, dapat ditelusuri bahwa huruf Arab berasal dari huruf Nabati yaitu huruf orang-orang Arab Utara yang masih dalam rumpun Smith yang terutama hanya menampilkan huruf-huruf mati. Dari masyarakat Arab Utara yang mendiami Hirah dan Anbar tulisan tersebut berkembang pemakaiannya ke wilayah-wilayah selatan Jazirah Arab.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Perkembangan Kaligrafi Periode Bani Umayyah (661-750 M)</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Beberapa ragam kaligrafi awalnya dikembangkan berdasarkan nama kota tempat dikembangkannya tulisan. Dari berbagai karakter tulisan hanya ada tiga gaya utama yang berhubungan dengan tulisan yang dikenal di Makkah dan Madinah yaitu Mudawwar (bundar), Mutsallats (segitiga), dan Ti’im (kembar yang tersusun dari segitiga dan bundar). Dari tiga inipun hanya dua yang diutamakan yaitu gaya kursif dan mudah ditulis yang disebut gaya Muqawwar berciri lembut, lentur dan gaya Mabsut berciri kaku dan terdiri goresan-goresan tebal (rectilinear). Dua gaya inipun menyebabkan timbulnya pembentukan sejumlah gaya lain lagi diantaranya Mail (miring), Masyq (membesar) dan Naskh (inskriptif). Gaya Masyq dan Naskh terus berkembang, sedangkan Mail lambat laun ditinggalkan karena kalah oleh perkembangan Kufi.Perkembangan Kufi pun melahirkan beberapa variasi baik pada garis vertikal maupun horizontalnya, baik menyangkut huruf-huruf maupun hiasan ornamennya.Muncullah gaya Kufi Murabba’ (lurus-lurus), Muwarraq (berdekorasi daun), Mudhaffar (dianyam), Mutarabith Mu’aqqad (terlilit berkaitan) dan lainnya. Demikian pula gaya kursif mengalami perkembangan luar biasa bahkan mengalahkan gaya Kufi, baik dalam hal keragaman gaya baru maupun penggunannya, dalam hal ini penyalinan al-Qur’an, kitab-kitab agama, surat-menyurat dan lainnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Di antara kaligrafer Bani Umayyah yang termasyhur mengembangkan tulisan kursif adalah Qutbah al-Muharrir.Ia menemukan empat tulisan yaitu Thumar, Jalil, Nisf, dan Tsuluts. Keempat tulisan ini saling melengkapi antara satu gaya dengan gaya lain sehingga menjadi lebih sempurna. Tulisan Thumar yang berciri tegak lurus ditulis dengan pena besar pada tumar-tumar (lembaran penuh, gulungan kulit atau kertas) yang tidak terpotong. Tulisan ini digunakan untuk komunikasi tertulis para khalifah kepada amir-amir dan penulisan dokumen resmi istana.Sedangkan tulisan Jalil yang berciri miring digunakan oleh masyarakat luas.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sejarah perkembangan periode ini tidak begitu banyak terungkap oleh karena khilafah pelanjutnya yaitu Bani Abbasiyah telah menghancurkan sebagian besar peninggalan-peninggalannya demi kepentingan politis.Hanya ada beberapa contoh tulisan yang tersisa seperti prasasti pembangunan Dam yang dibangun Mu’awiyah, tulisan di Qubbah Ash-Shakhrah, inskripsi tulisan Kufi pada sebuah kolam yang dibangun Khalifah Hisyam dan lain-lain.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Perkembangan Kaligrafi Periode Bani Abbasiyah (750-1258 M)</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Gaya dan teknik menulis kaligrafi semakin berkembang terlebih pada periode ini semakin banyak kaligrafer yang lahir, diantaranya Ad-Dahhak ibn ‘Ajlan yang hidup pada masa Khalifah Abu Abbas As-Shaffah (750-754 M), dan Ishaq ibn Muhammad pada masa Khalifah al-Manshur (754-775 M) dan al-Mahdi (775-786 M).Ishaq memberi kontribusi yang besar bagi pengembangan tulisan Tsuluts dan Tsulutsain dan mempopulerkan pemakaiannya. Kemudian kaligrafer lain yaitu Abu Yusuf as-Sijzi yang belajar Jalil kepada Ishaq. Yusuf berhasil menciptakan huruf yang lebih halus dari sebelumnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Adapun kaligrafer periode Bani Abbasiyah yang tercatat sebagai nama besar adalah Ibnu Muqlah yang pada masa mudanya belajar kaligrafi kepada Al-Ahwal al-Muharrir. Ibnu Muqlah berjasa besar bagi pengembangan tulisan kursif karena penemuannya yang spektakuler tentang rumus-rumus geometrikal pada kaligrafi yang terdiri dari tiga unsur kesatuan baku dalam pembuatan huruf yang ia tawarkan yaitu : titik, huruf alif, dan lingkaran. Menurutnya setiap huruf harus dibuat berdasarkan ketentuan ini dan disebut al-Khat al-Mansub (tulisan yang berstandar).Ia juga mempelopori pemakaian enam macam tulisan pokok (al-Aqlam as-Sittah) yaitu Tsuluts, Naskhi, Muhaqqaq, Raihani, Riqa’, dan Tauqi’ yang merupakan tulisan kursif.Tulisan Naskhi dan Tsuluts menjadi populer dipakai karena usaha Ibnu Muqlah yang akhirnya bisa menggeser dominasi khat Kufi.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Usaha Ibnu Muqlah pun dilanjutkan oleh murid-muridnya yang terkenal diantaranya Muhammad ibn As-Simsimani dan Muhammad ibn Asad.Dari dua muridnya ini kemudian lahir kaligrafer bernama Ibnu Bawwab.Ibnu Bawwab mengembangkan lagi rumus yang sudah dirintis oleh Ibnu Muqlah yang dikenal dengan Al-Mansub Al-Faiq (huruf bersandar yang indah).Ia mempunyai perhatian besar terhadap perbaikan khat Naskhi dan Muhaqqaq secara radikal. Namun karya-karyanya hanya sedikit yang tersisa hingga sekarang yaitu sebuah al-Qur’an dan fragmen duniawi saja.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada masa berikutnya muncul Yaqut al-Musta’simi yang memperkenalkan metode baru dalam penulisan kaligrafi secara lebih lembut dan halus lagi terhadap enam gaya pokok yang masyhur itu. Yaqut adalah kaligrafer besar di masa akhir Daulah Abbasiyah hingga runtuhnya dinasti ini pada tahun 1258 M karena serbuan tentara Mongol. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pemakaian kaligrafi pada masa Daulah Abbasiyah menunjukkan keberagaman yang sangat nyata, jauh bila dibandingkan dengan masa Umayyah.Para kaligrafer Daulah Abbasiyah sangat ambisius menggali penemuan-penemuan baru atau mendeformasi corak-corak yang tengah berkembang.Karya-karya kaligrafi lebih dominan dipakai sebagai ornamen dan arsitektur oleh Bani Abbasiyah daripada Bani Umayyah yang hanya mendominasi unsur ornamen floral dan geometrik yang mendapat pengaruh kebudayaan Hellenisme dan Sasania.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Perkembangan Kaligrafi Periode Lanjut</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selain di kawasan negeri Islam bagian timur (al-Masyriq) yang membentang di sebelah timur Libya termasuk Turki, dikenal juga kawasan bagian barat dari negeri Islam (al-Maghrib) yang terdiri dari seluruh negeri Arab sebelah barat Mesir, termasuk Andalusia (Spanyol Islam). Kawasan ini memunculkan bentuk kaligrafi yang berbeda. Gaya kaligrafi yang berkembang dominan adalah Kufi Maghribi yang berbeda dengan gaya di Baghdad (Irak). Sistem penulisan yang ditemukan oleh Ibnu Muqlah juga tidak sepenuhnya diterima, sehingga gaya tulisan kursif yang ada bersifat konservatif.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sementara bagi kawasan Masyriq, setelah kehancuran Daulah Abbasiyah oleh tentara Mongol dibawah Jengis Khan dan puteranya Hulagu Khan, perkembangan kaligrafi dapat segera bangkit kembali tidak kurang dari setengah abad. Oleh Ghazan cucu Hulagu Khan yang telah memeluk agama Islam, tradisi kesenian pun dibangun kembali. Penggantinya yaitu Uljaytu juga meneruskan usaha Ghazan, ia memberikan dorongan kepada kaum terpelajar dan seniman untuk berkarya. Seni kaligrafi dan hiasan al-Qur’an pun mencapai puncaknya. Dinasti ini memiliki beberapa kaligrafer yang dibimbing Yaqut seperti Ahmad al-Suhrawardi yang menyalin al-Quran dalam gaya Muhaqqaq tahun 1304, Mubarak Shah al-Qutb, Sayyid Haydar, Mubarak Shah al-Suyufi dan lain-lain.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dinasti Il-Khan yang bertahan sampai akhir abad ke-14 digantikan oleh Dinasti Timuriyah yang didirikan Timur Leng. Meskipun dikenal sebagai pembinasa besar, namun setelah ia masuk Islam kaum terpelajar dan seniman mendapat perhatian yang istimewa. Ia mempunyai perhatian besar terhadap kaligrafi dan memerintahkan penyalinan al-Qur’an. Hal ini dilanjutkan oleh puteranya Shah Rukh. Diantara ahli kaligrafi pada masa ini adalah Muhammad al-Tughra’I yang menyalin al-Qur’an bertarih 1408 daam gaya Muhaqqaq emas. Dan putera Shah Rukh sendiri yang bernama Ibrahim Sulthan menjadi salah seorang kaligrafer terkemuka.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dinasti Timuriyah mengalami kemunduran menjelang abad ke-15 dan segera digantikan oleh Dinasti Safawiyah yang bertahan di Persia dan Irak sampai tahun 1736.pendirinya Shah Ismail dan penggantinya Shah Tahmasp mendorong perumusan dan pengembangan gaya kaligrafi baru yang disebut Ta’liq yang sekarang dikenal khat Farisi. Gaya baru yang dikembangkan dari Ta’liq adalah Nasta’liq yang mendapat pengaruh dari Naskhi.Tulisan Nasta’liq ahkirnya menggeser Naskhi dan menjadi tulisan yang biasa digunakan untuk menyalin sastra Persia.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Di Kawasan India dan Afganistan berkembang kaligrafi yang lebih bernuansa tradisional. Gaya Behari muncul di India pada abad ke-14 yang bergaris horisontal tebal memanjang yang kontras dengan garis vertikalnya yang ramping. Sedangkan di kawasan Cina memperlihatkan corak yang khas lagi, dipengaruhi tarikan kuas penulisan huruf Cina yang lazim disebut gaya Shini. Gaya ini mendapat pengaruh dari tulisan yang berkembang di India dan Afganistan.Tulisan Shini biasa ditorehkan di keramik dan tembikar.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam perkembangan selanjutnya, wilayah Arab diperintah oeh Dinasti Utsmaniyah (Ottoman) di Turki.Perkembangan kaligrafi sejak masa dinasti ini hingga perkembangan terakhirnya selalu terkait dengan dinasti Utsmaniyah Turki.Perkembangan kaligrafi pada masa Utsmaniyah ini memperlihatkan gairah yang luar biasa.Kecintaan kaligrafi tidak hanya pada kalangan terpelajar dan seniman tetapi juga beberapa sultan bahkan dikenal juga sebagai kaligrafer. Mereka tidak segan-segan untuk merekrut ahli-ahli dari negeri musuh seperti Persia, maka gaya Farisi pun dikembangkan oleh dinasti ini. Adapun kaligrafer yang dipandang sebagai kaligrafer besar pada masa dinasti ini adalah Syaikh Hamdullah al-Amasi yang melahirkan beberapa murid, salah satunya adalah Hafidz Usman. </p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perkembangan kaligrafi Turki sejak awal pemerintahan Utsmaniyah melahirkan sejumlah gaya baru yang luar biasa indahnya, berpatokan dengan gaya kaligrafi yang dikembangkan di Baghdad jauh sebelumnya. Yang paling penting adalah Syikastah, Syikastah-amiz, Diwani, dan Diwani Jali. Syikastah (bentuk patah) adalah gaya yang dikembangkan dari Ta’liq an Nasta’liq awal. Gaya ini biasanya dipakai untuk keperluan-keperluan praktis.Gaya Diwani pun pada mulanya adalah penggayaan dari Ta’liq.Tulisan ini dikembangkan pada akhir abad ke-15 oleh Ibrahim Munif, yang kemudian disempurnakan oleh Syaikh Hamdullah.Gaya ini benar-benar kursif, dengan garis yang dominan melengkung dan bersusun-susun. Diwani kemudian dikembangkan lagi dan melahirkan gaya baru yang lebih monumental disebut Diwani Jali, yang juga dikenal sebagai Humayuni (kerajaan). Gaya ini sepenuhnya dikembangkan oleh Hafidz Usman dan para muridnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Daftar Bacaan </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">https://hilyatulqalam.wordpress.com/2009/01/11/sejarah-perkembangan-kaligrafi-di-dunia-islam/</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">http://ilmiproduction.blogspot.com/2014/03/sejarah-dan-perkembangan-kaligrafi-arab.html</p> <p><span style="text-align: justify;"> </span> </p>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-13620732249312867092020-09-04T09:37:00.000-07:002021-06-05T07:06:31.195-07:00Masalah Kesehatan di Indonesia<h3 style="text-align: left;"><span style="font-size: medium;"> Makalah tentang Problematika Kesehatan di Indonesia</span></h3><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><b></b></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_KbYkPcIy76WXEtA0Fr1KWPO8IhQJkXtgeRbcOtilxKpHwVRLvwfsj10VDM-lv739d-n_acyXXxFfyj76Qi2n4VP4FZ8_H0nAz3ukBgf6qP-hL7awBXODRN8ByCSk-eo6xawJHjhxdQ/s286/kesehatan+di+indonesia+makalah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="176" data-original-width="286" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_KbYkPcIy76WXEtA0Fr1KWPO8IhQJkXtgeRbcOtilxKpHwVRLvwfsj10VDM-lv739d-n_acyXXxFfyj76Qi2n4VP4FZ8_H0nAz3ukBgf6qP-hL7awBXODRN8ByCSk-eo6xawJHjhxdQ/s0/kesehatan+di+indonesia+makalah.jpg" /></a></b></div><b><br /><span style="font-size: medium;"><br /></span></b><p></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><b><span style="font-size: medium;">BAB 1<o:p></o:p></span></b></span></p> <p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><b><span style="font-size: medium;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><b>Latar belakang</b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Banyak masalah yang terjadi di dunia kesehatan. Dari mulai kekurangan obat, tenaga medis, timbul penyakit – penyakit baru, dan lain – lain. Masalah tersebut dapat timbul karena masyarakat yang tidak bisa menjaga pola hidupnya. Selain itu, dapat juga disebabkan oleh bawaan lahir. Oleh karena itu, kami akan mengemukakan mengenai masalah tersebut secara jelas dan rinci dalam makalah kami yang berjudul “MASALAH KESEHATAN DI INDONESIA”.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><b><span style="font-size: medium;">Rumusan Masalah<o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"></p><ol><li><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Apa masalah yang terjadi dalam dunia kesehatan di Indonesia?</span></span></li><li><span style="font-size: medium;">Apa yang menyebabkan masalah kesehatan tersebut terjadi?</span></li><li><span style="font-size: medium;">Bagaimana cara menanggulangi masalah kesehatan di Indonesia?</span></li></ol><p></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><b><span style="font-size: medium;">Tujuan Penulisan<o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"></p><ol><li><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Untuk mengetahui masalah yang terjadi dalam dunia kesehatan di Indonesia</span></span></li><li><span style="font-size: medium;">Untuk mengetahui penyebab masalah kesehatan di Indonesia</span></li><li><span style="font-size: medium;">Untuk mengetahui cara penanggulangan masalah kesehatan di Indonesia</span></li></ol><p></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><b><span style="font-size: medium;">BAB II<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><b>MASALAH KESEHATAN DI INDONESIA</b><o:p></o:p></span></span></p> <p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Sehat merupakan kondisi optimal fisik, mental dan sosial seseorang sehingga dapat sosial memiliki produktivitas, bukan hanya terbebas dari bibit penyakit. Kondisi sehat dapat merupakan kondisi optimal fisik, mental, dan dilihat dari dimensi produksi dan dimensi konsumsi. Dimensi produksi memandang keadaan sehat sebagai salah satu modal produksi atau prakondisi yang dibutuhkan seseorang sehingga dapat beraktivitas yang produktif. Dimensi konsumsi menjelaskan manfaat sehat sebagai kondisi yang dibutuhkan manusia untuk dinikmati sehingga perlu disyukuri.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><b>PENGERTIAN MASALAH KESEHATAN</b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Masalah kesehatan merupakan hal – hal yang perlu dipecahkan atau persoalan mengenai dunia kesehatan khususnya dunia kesehatan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>di Indonesia.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><b>JENIS – JENIS MASALAH KESEHATAN DI INDONESIA</b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Untuk memahami masalah kesehatan yang sering ditemukan di Indonesia perlu dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain masalah perilaku kesehatan, lingkungan, genetik dan pelayanan kesehatan yang akan menimbulkan berbagai masalah lanjutan seperti masalah kesehatan ibu dan anak, masalah gizi dan penyakit – penyakit baik menular maupun tidak menular. Masalah kesehatan tersebut terjadi pada masyarakat secara umum atau komunitas tertentu seperti kelompok rawan (bayi, balita, ibu ), kelompok lanjut usia dan kelompok pekerja.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><b>Masalah perilaku kesehatan</b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Perilaku kesehatan bila mengacu pada penelitian Hendrik L. Blum di Amerika Serikat memiliki urutan kedua faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat setelah faktor lingkungan. Di Indonesia diduga faktor perilaku justru menjadi faktor utama masalah kesehatan sebagai akibat masih rendahnya pengetahuan kesehatan dan faktor kemiskinan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Proses terbentuknya sebuah perilaku yang diawali pengetahuan membutuhkan sumber pengetahuan dan diperoleh dari pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada sasaran sehingga pengetahuan sasaran terhadap sesuatu masalah meningkat dengan harapan sasaran dapat berperilaku sehat.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Sikap setuju terhadap suatu perilaku sehat dapat terbentuk bila pengetahuan yang mendasari perilaku diperkuat dengan bukti manfaat karena perilaku seseorang dilandasi motif. Bila seseorang dapat menemukan manfaat dari berperilaku sehat yang diharapkan oleh petugas kesehatan maka terbentuklah sikap yang mendukung.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Perilaku sendiri menurut Lawrence Green dilatarbelakangi 3 faktor pokok yaitu<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>faktor predisposisi ( predisposing factors ), faktor pendukung ( enabling factors ), dan faktor penguat ( reinforcing factors ).<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><b>Masalah kesehatan lingkungan</b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Kesehatan lingkungan merupakan keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terbentuknya derajat kesehatan masyarakat yang optimum pula. Masalah kesehatan lingkungan meliputi penyehatan lingkungan pemukiman, penyediaan air bersih, pengelolaan limbah dan sampah serta pengelolaan tempat – tempat umum dan pengolahan makanan.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><b>Penyehatan lingkungan pemukiman</b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Lingkungan pemukiman secara khusus adalah rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang tidak diikuti pertambahan luas tanah cenderung menimbulkan masalah kepadatan populasi dan lingkungan tempat tinggal yang menyebabkan berbagai penyakit serta masalah keseahatan.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><b>Penyediaan air bersih</b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Kebutuhan air bersih terutama meliputi air minum, mandi, memasak dan mencuci. Syarat air minum yang sehat antara lain syarat fisik, syarat bakteriologis dan syarat kimia. Air minum sehat memiliki karakteristik tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, suhu dibawah suhu udara sekitar ( syarat fisik ), bebas dari bakteri patogen ( syarat bakteriologis ) dan mengandung zat – zat tertentu dalam jumlah yang dipersyaratkan ( syarat kimia ). Di Indonesia sumber – sumber air minum dapat dari air hujan, air danau, air sungai, mata air, air sumur dangkal dan air sumur dalam. Sumber – sumber air tersebut memiliki karakteristik masing – masing yang membutuhkan pengolahan sederhana sampai modern agar layak diminum.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><b>Pengelolaan limbah dan sampah</b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Limbah merupakan hasil buangan baik manusia, rumah tangga, industri atau tempat – tempat umum lainnya. Sampah merupakan bahan atau benda padat yang dibuang karena sudah tidak digunakan dalam kegiatan manusia. Pengelolaan limbah dan sampah yang tidak tepat akan menimbulkan polusi terhadap kesehatan lingkungan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Pengolahan kotoran manusia membutuhkan tempat yang memenuhi syarat agar tidak menimbulkan polusi bau dan mengganggu estetika. Tempat pembuangan dan pengolahan limbah kotoran manusia berupa jamban dan septic tank harus memenuhi syarat kesehatan karena beberapa penyakit disebarkan melalui perantaraan kotoran.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Pengelolaan sampah meliputi sampah organik, anorganik serta bahan berbahaya, memiliki 2 tahap pengelolaan yaitu pengumpulan dan pengangkutan sampah serta pemusnahan dan pengolahan sampah.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Pengelolaan limbah ditujukan untuk menghindarkan pencemaran air dan tanah sehingga pengolahan limbah harus menghasilkan limbah yang tidak berbahaya. Syarat pengolahan limbah cair meliputi syarat fisik, bakteriologis, dan kimia. Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan pengenceran ( dilusi ), kolam oksidasi dan irigasi, sedangkan secara modern menggunakan Sarana atau Instalasi Pengolahan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Air Limbah ( SPAL/APAL ).<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Pengelolaan tempat – tempat umum dan pengolahan makanan<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Pengelolaan tempat – tempat umum meliputi tempat ibadah, sekolah, pasar dan lain – lain sedangkan penglahan makanan meliputi tempat pengolahan makanan ( pabrik atau industri makanan ) dan tempat penjualan makanan ( toko, warung makan, kantin, restoran, cafe, dll ). Kegiatan berupa pemeriksaan syarat bangunan, ketersediaan air bersih serta pengolahan limbah dan sampah.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><b>Masalah pelayanan kesehatan</b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Pelayanan kesehatan yang bermutu akan menghasilkan derajat kesehatan optimal. Tercapainya pelayanan kesehatan yang sesuai standar membutuhkan syarat ketersediaan sumber daya dan prosedur pelayanan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Ketersediaan sumber daya yang akan menunjang perilaku sehat masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan baik negeri atau swasta membutuhkan prasyarat sumber daya manusia ( petugas kesehatan yang profesional ), sumber daya sarana dan prasarana ( bangunan dan sarana pendukung ) serta sumber daya dana ( pembiayaan kesehatan ).<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Petugas kesehatan yang profesional<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Pelaksana pelayanan kesehatan meliputi tenaga medis, pramedis keperawatan, pramedis non keperawatan dan non medis ( administrasi ). Profesional tenaga kesehatan yang memberi pelayanan kesehatan ditunjukkan dengan kompetensi dan taat prosedur.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Saat ini masyarakat banyak menerima pelayanan kesehatan di bawah standar akibat kedua syarat di atas tidak dipenuhi. Keterbatasan ketenagaan di Indonesia yang terjadi karena kurangnya tenaga sesuai kompetensi atau tidak terdistribusi secara merata melahirkan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan tidak sesuai kompetensinya. Kurangnya pengetahuan dan motif ekonomi sering menjadikan standar pelayanan belum dikerjakan secara maksimal. Masyarakat cenderung menerima kondisi tersebut karena ketidaktahuan dan keterpaksaan. Walaupun pemerintah telah banyak melakukan perbaikan mutu pelyanan kesehatan di Indonesia baik melalui peraturan standar kompetensi tenaga kesehatan maupun program peningkatan kompetensi dan pemerataan distribusi tenaga kesehatan tetapi belum seluruh petugas kesehatan mendukung. Hal tersebut terkait perilaku sehat petugas kesehatan yang masih banyak menyimpang dari tujuan awal keberadaannya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kuratif masih memimpin sedangkan aspek preventif dan promotif dalam pelayanan kesehatan belum dominan. Perilaku sehat masyarakat pun mengikuti saat paradigma sehat dikalahkan oleh perilaku sakit, yaitu memanfaatkan pelayanan kesehatan hanya pada saat sakit.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><b>Sarana bangunan dan pendukung</b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung pelayanan kesehatan saat ini diatasi dengan konsep Desa Siaga yaitu konsep memandirikan masyarakat untuk sehat. Sayangnya kondisi tersebut tidak didukung sepenuhnya oleh masyarakat karena lebih dominannya perilaku sakit. Pemerintah sendiri selain dana APBN dan APBD, melalui program Bantuan Operasional Kegiatan ( BOK ) Puskesmas dan program pengembangan sarana pelayanan kesehatan rujukan telah banyak meningkatkan mutu sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di Indonesia.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><b>Pembiayaan kesehatan</b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Faktor pembiayaan seringkali menjadi penghambat masyarakat mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas. Faktor yang merupakan faktor pendukung ( enabling factors ) masyarakat untuk berperilaku sehat telah dilakukan di Indonesia melalui asuransi kesehatan maupun dana pendamping. Sebut saja asuransi kesehatan untuk pegawai negeri sipil ( PT. Askes ), polisi dan tentara ( PT. Asabri ), pekerja sektor industri ( PT. Jamsostek ), masyarakat miskin ( Jamkesmas Program Keluarga Harapan ), masyarakat tidak mampu ( Jamkesda ) bahkan masyarakat umum ( Jampersal dan asuransi perorangan ). Namun tetap saja masalah pembiayaan kesehatan menjadi kendala dalam mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu terkait kesadaran masyarakat berperilaku sehat. Perilaku sakit masih dominan sehingga upaya kuratif yang membutuhkan biaya besar cenderung menyebabkan dana tidak tercukupi atau habis di tengah jalan. Karena itu diperlukan perubahan paradigma masyarakat menjadi Paradigma Sehat melalui Pendidikan Kesehatan oleh petugas kesehatan secara terus menerus.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><b>Masalah genetik</b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Beberapa masalah kesehatan dan penyakit yang disebabkan oleh faktor genetik tidak hanya penyakit keturunan seperti hemophilia, diabetes mellitus, infertilitas dan lain – lain tetapi juga masalah sosial seperti keretakan rumah tangga sampai perceraian, kemiskinan dan kejahatan. Masalah kesehatan dan penyakit yang timbul akibat faktor genetik lebih banyak disebabkan kurang paham terhadap penyebab genetik, disamping sikap penolakan karena faktor kepercayaan. Agar masyarakat dapat berperilaku sehat diperlukan intervensi pendidikan kesehatan disertai upaya pendekatan kepada pengambil keputusan ( tokoh agama, tokoh masyarakat dan penguasa wilayah ). Intervensi berupa pendidikan kesehatan melaui konseling genetik, dan pentingnya pemeriksaan genetik dapat mengurangi resiko munculnya kesehatan pada keturunannya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 237.4pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><b><span style="font-size: medium;">BAB III<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><b>PENUTUP</b><o:p></o:p></span></span></p> <p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><b>Kesimpulan</b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Kesehatan masyarakat memiliki tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan menggerakkan seluruh potensi masyarakat. Dapat diartikan bahwa perilaku sehat masyarakat harus ditingkatkan dan dipelihara oleh petugas kesehatan. Kondisi masalah kesehatan di Indonesia sebagian besar terkait perilaku masyarakat dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung menuju perilaku hidup sehat. Upaya merubah perilaku masyarakat menjadi perilaku sehat dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan atau secara khusus promosi kesehatan. Atas dasar keadaan tersebut maka wajib bagi petugas kesehatan memiliki kompetensi melakukan promosi kesehatan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><b>Saran</b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Saran kami untuk masalah kesehatan di Indonesia selanjutnya semoga dapat ditanggulangi dengan baik. Juga diharapkan kerjasama dari masyarakat dan petugas kesehatan agar masalah kesehatan dapat teratasi dan semakin baiknya kondisi kesehatan di Indonesia.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><b><span style="font-size: medium;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 237.4pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Marhijanto, Bambang. 1999. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. Surabaya. Terbit Terang<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 237.4pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">http://aaknasional.wordpress.com/2012/03/12/masalah-kesehatan-masyarakat-di-indonesia/</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></p>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-48361552025101631582020-09-03T10:07:00.000-07:002021-06-05T07:06:19.159-07:00Makalah - Sejarah Arsitektur Islam di Jawa<h3 style="text-align: left;"> <span style="text-align: justify; text-indent: 48px;">Makalah Bahasa Indonesia - </span><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Sejarah Arsitektur Islam di Jawa </span></h3><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyjSa9FQMa7DBYqotq4EoQFR5eTUCZPtE7-6nMhj2B9AjJKbvLEWBYhazKan5BuoOAkWyO2ZPUl3fKDfSS3LO5O2_ExedrrMyrYr90bc-QEmEBLtNz9SuMIe-X-r11AiU1M4F_PIoZog/s259/Sejarah+Arsitektur+Islam+di+Jawa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="194" data-original-width="259" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyjSa9FQMa7DBYqotq4EoQFR5eTUCZPtE7-6nMhj2B9AjJKbvLEWBYhazKan5BuoOAkWyO2ZPUl3fKDfSS3LO5O2_ExedrrMyrYr90bc-QEmEBLtNz9SuMIe-X-r11AiU1M4F_PIoZog/w320-h240/Sejarah+Arsitektur+Islam+di+Jawa.jpg" width="320" /></a></div><br /><p><br /></p><div class="Section1"><h1 style="margin: 0in 0in 0.0001pt 195.8pt; text-align: justify; text-indent: -0.25pt;"><b><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Latar Belakang</span></span></b></h1><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Islam adalah agama yang mengatur hubungan antara manusia dengan Allah dan manusia dengan sesamanya. Islam lahir dengan membawa ajarannya yang akan menciptakan kebaikan dan kedamaian. Dengan memperlihatkan ikhtiyar Islam untuk masuk di Jawa secara kultural, bukan dengan paksaan. Dengan berbagai media penyampaian, Islam berhasil menyebar kesegala penjuru. Ketika Islam masuk ke tanah Jawa, Islam muncul bersama nilai- nilai agama yang dapat diterima oleh Masyarakat. <o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Nilai-nilai Islam yang melekat pada kebudayaan Jawa memang seolah telah menjadi kesatuan yang sulit dipisahkan dalam berbagai bidang, yang mampu memberikan pengaruhnya.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Dalam makalah ini sedikit banyak akan diuraikan bagaimana sejarah arsitektur dalam Islam seiring penyebaran Islam di tanah Jawa, banyak bangunan-bangunan yang mengandung nilai-nilai keislaman.<o:p></o:p></span></span></p><h1 style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Rumusan<span style="letter-spacing: -0.15pt;"> </span>Masalah<o:p></o:p></span></span></h1><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></p><ol><li><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Bagaimana sejarah lahirnya Arsitektur Islam?</span></span></li><li>Bagaimana sejarah Masuknya Arsitektur Islam di Jawa?</li><li>Apa saja ciri Arsitektur Islam di<span style="font-size: large; letter-spacing: -0.9pt;"> </span><span style="font-size: large;">Jawa?</span></li></ol><div><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><p></p><h1 style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Tujuan<o:p></o:p></span></span></h1><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Makalah ini bertujuan untuk:</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></p><ol><li><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Memberikan gambaran mengenai akulturasi arsitektur sebelum dan sesudah Islam muncul.</span></span></li><li><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Untuk mengetahui sejarah arsitektur dalam<span style="letter-spacing: -0.2pt;"> </span>islam.</span></span></li></ol><span style="font-size: medium;"><br /></span><div style="text-align: center;"><b>BAB II </b></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large; text-indent: 0.05pt;"><b>PEMBAHASAN</b></span></div><p></p></div><div class="Section2"><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><b><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Pra Sejarah<span style="letter-spacing: -0.15pt;"> </span>Arsitektur</span></span></b></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Dapat kita lihat bangunan Indonesia pada zaman dahulu terbuat dari bahan yang tidak tahan lama. Para ahli arsitektur tidak beruntung karena bahan-bahan hayati ini tidak dapat bertahan lama dalam iklim Indonesia. Bangunan-bangunan kuno yang masih bertahan lama yaitu pada bangunan yang terbuat dari bangunan batu. Bangunan batu tertua di Indonesia dibangun pada akhir zaman prasejarah, lebih kurang 2.000 tahun yang lalu. Punden Berundak dari batu dan gentang lahan yang berkaitan untuk upacara dibangun pada lereng pegunungan. Punden Berundak ini digunakan pada periode klasik. Di beberapa wilayah nusantara, punden Berundak ini masih digunakan untuk kegiatan keagamaan.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Pada periode klasik Indonesia dimulai dengan berdirinya candi batu dan batu bata yang menaungi lambang dewa-dewa Hindu dan Budha. Contoh tertua, kerangka tahun awal abad ke-8 dirancang oleh arsitek Indonesia yang sudah terbiasa bekerja dengan bahan permanen. Menggunakan paduan ragam hias dan lambang pribumi dan asing. Mereka mengungkapkan kembali konsep prasejarah Indonesia mengenai hubungan antar manusia, dewa, dan alam semesta. Pemandangan alam, terutama pegunungan, merupakan perpaduan dalam pandangan alam semesta mereka.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Terdapat sedikit contoh bentuk arsitektur periode klasik selain candi. Contoh ini meliputi tempat pemandian dan reruntuhan yang mengundang pertanyaan dari gugus ratu Baka yang mungkin digunakan untuk beberapa maksud, sebagai tempat tinggal para bangsawan, tempat upacara umum dan terakhir tempat kegiatan keagamaan penganut Budha dan Hindu. Sisa bangunan dari Jawa Timur menunjukkan bahwa beberapa wilayah kediaman bangsawan abad ke-14 sebagian dibangun dari bata dan ubin. Sisa arsitektur periode klasik terpusat di Jawa, tetapi beberapa tempat di Sumatera, Bali dan Kalimantan menunjukkan data yang patut dipertimbangkan.</span></span></p></div><div class="Section3"><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Selama periode klasik di Indonesia lebih kurang 800 tahun lamanya, bidang arsitektur berevolusi sebagai reaksi terhadap perubahan agama, politik, dan kecenderungan umum manusia dalam menginginkan perubahan gaya. Beberapa bangunan periode ini dianggap sebagai bagian dari warisan kebudayaan dunia.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Contoh arsitektur pada bangunan candi zaman klasik dapatlah kita lihat bahwa konsep dasar rancangannya adalah keinginan menciptakan tiruan gunung pada pusat alam semesta, tempat roh para dewa dapat dibujuk untuk menjelma menjadi patung atau lingga yang ditempatkan dalam ruangan yang menyerupai gua.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Arsitektur Indonesia klasik paling awal terdiri atas tempat suci Hindu, dibangun di gunung api Jawa Tengah secara raga dan perlambang, bangunan ini bersandar pada kepercayaan bahwa gunung merupakan tempat kekuatan adi kodrati. Setelah “elit” yang berkuasa mulai membangun dengan batu, tempat bangunan mulai menyebar ke daratan rendah perluasan ini mungkin berasal dari paduan semangat keinginan membuat tempat keagamaan lebih mudah dicapai Masyarakat umum dan pengakuan untuk “elite” yang berkuasa bahwa hubungan dengan kekuatan dewa secara nyata menambah kekuasaan duniawi<span style="letter-spacing: -0.35pt;"> </span>mereka.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Dalam bangunan candi terdahulu ada pula yang menggunakan kayu sebagai penyangga luar, diantaranya dapatlah kita lihat <span style="letter-spacing: -0.15pt;">pada </span>arsitektur kayu Indonesia dari salah satu relief Borobudur (serambi pertama, sisi timur, sayap utara, lubang pengatur suhu diatas). Bangunan- bangunan ini memakai struktur penahan beban bagian luar dengan penyangga berbentuk seperti tiang berwujud manusia (canyatid) dalam bentuk satwa liar. Rancangan ini mirip dengan bangunan di India selatan (abad <span style="letter-spacing: -0.15pt;">ke </span>4-9), tetapi saat arsitek Jawa membangun dengan batu, teknik para arsitek setempat mulai menyimpang dari model India. Sementara orang Jawa menggunakan bangunan pendukung dari luar, mereka mengabaikan penggunaan sosok satwa sebagai penyangga dan menggantikannya dengan tiang, tahap ini tampak pada relief-relief. Saat orang Jawa menggunakan batu sebagai bahan bangunan, bangunan penahan berat bagian luar menjadi berlebih, tiang dan penyangga diubah menjadi unsur hiasan dinding<span style="letter-spacing: -0.7pt;"> </span>luar.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Bentuk bangunan arsitektur pada zaman prasejarah diantaranya yaitu bangunan-bangunan candi ; candi Borobudur, candi Rara Jonggrang, candi Merak, candi Sewu, candi Palosan, </span></span><span style="font-size: large;">candi Kidal dan sebagainya. Candi-candi tersebut yang terbuat dari batu-batuan pada zaman klasik terdahul</span><span style="color: windowtext; font-size: large; text-decoration-line: none;">u.</span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><br /></p></div><div class="Section4"><h1 style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Sejarah Arsitektur dalam<span style="letter-spacing: -0.1pt;"> </span>Islam<o:p></o:p></span></span></h1><h1 style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span lang="ms"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></h1><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Arsitektur Masjid<o:p></o:p></span></span></b></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Dalam sejarah peradaban Islam, masjid dianggap sebagai cikal bakal arsitektur dalam Islam, yaitu dengan dibangunnya masjid Quba oleh Rasulullah SAW sebagai masjid yang pertama. Awal mula bangunan masjid Quba sangatlah sederhana sekali, dengan lapangan terbuka sebagai intinya dan menempatkan mimbar pada sisi dinding arah kiblat, serta di tengah-tengah lapangan terdapat sumber air untuk tujuan bersuci. Masjid Quba ini merupakan karya spontan dari Masyarakat muslim di Madinah pada waktu itu.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Bangunan masjid Quba ini disebut oleh para ahli sebagai masjid Arab asli. Namun kiranya arti lebih luas adalah bahwa masjid Quba telah menampilkan makna dan fungsi minimal yang harus terpenuhi dalam sebuah bangunan masjid, yakni adanya tempat yang lapang untuk tempat berkumpul untuk melaksanakan ibadah. Sementara itu bangunan masjid yang lain tumbuh di berbagai wilayah Islam sejalan dengan perkembangan wilayah Islam. Bangunan masjid-masjid itupun mengalami penambahan menara, makam di sekitar masjid, maskura, hiasan kaligrafi, interior yang indah yang memperlihatkan perbedaan tampilan fisiknya. Hal tersebut seperti terlihat pada kubah masjid Jami’ di Buara dengan model setengah bola. Menara spiral di Samim, Minaret masjid sultan Kaitbey, interior masjid Ibnu Thoulun, termasuk bentuk atap bersirap pada bangunan masjid <span style="letter-spacing: -0.15pt;">di</span><span style="letter-spacing: -0.2pt;"> </span>Jawa.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Bentuk bangunan masjid dengan model atap tingkat tiga diterjemahkan sebagai lambang keislaman seseorang yang ditopang oleh 3 aspek, yaitu iman, Islam, dan ihsan. Adapun Norcholis masjid menafsirkannya sebagai lambang 3 jenjang perkembangan penghayatan keagamaan manusia, yaitu tingkat dasar permulaan, tingkat menengah, dan tingkat akhir yang maju dan tinggi yang sejajar dengan jenjang vertikal Islam, iman, dan ihsan.</span></span></p></div><div class="Section5"><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Selain itu arsitektur masjid di Jawa biasanya disekitarnya juga terdapat bangunan makam. Biasanya makam yang terdapat di sekitar masjid adalah makam para tokoh Islam yang hidup di sekitar masjid tersebut. <span style="letter-spacing: -0.15pt;">Di </span>Jawa makam merupakan salah satu tempat yang dianggap sakral, bahkan sebagian cenderung<span style="letter-spacing: -0.3pt;"> </span>dikeramatkan.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p><h1 style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Arsitektur Ruang Makam<span style="letter-spacing: -0.2pt;"> </span>Masjid</span></span></h1><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Struktur ruang makam-masjid Kudus tidak memiliki hierarki yang sederhana. Kompleks ini dibangun dengan dinding keliling bata merah, seperti juga di Demak. Rancangan profil ini mirip dengan dinding kompleks candi-candi di Jawa Timur, candi penataran dan candi tikus. Setiap pintu masuk yang melalui dinding-dinding tersebut hampir selalu ditandai oleh bangunan gentar atau paduraksa. Tata ruang yang berlapis-lapis dan membentuk segi empat oleh dinding batu bata menunjukkan prosesi yang jelas memperlihatkan terhormatnya derajat wilayah makam. </span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Di Kudus terdapat tidak kurang dari tujuh lapis gerbang dan halaman berdinding. Di Demak, dapat dijumpai pula tatanan ruang berlapis-lapis, namun tidak serumit makam sunan Kudus. Yang menarik <span style="letter-spacing: -0.15pt;">di </span>Demak adalah kejelasan struktur ruang yang dibentuk oleh tembok keliling segi empat <span style="letter-spacing: -0.15pt;">dengan </span>empat gerbang penjuru angin struktur yang jelas ini menyebabkan masjid nampak lebih menonjol monumentalisasinya. Sarean (makam) dikompleks masjid ini nampak sebagai struktur pendukung yang memiliki jalur prosesi sendiri yang membuat tata ruang berlapis-lapis adalah sarean utama yang dibangun dengan struktur cungkup. Struktur ini diyakini memberi perlindungan bagi makam sebagaimana atap melindungi tempat tidur. Orang Jawa melihat sarean sebagai tempat yang disucikan dari kegiatan<span style="letter-spacing: -0.35pt;"> </span>harian.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Lapisan ruang-ruang yang perlu dilalui dari prosesi ziarah ini dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki kemiripan dengan prosesi menuju tempat tinggal raja yang bersangkutan. Secara tata ruang sarean dan dalem alias kelengahan sultan selintas tidak berbeda. Dasar dari struktur ruang yang mengembangkan pada makam-makam sunan Kudus, ratu Kalinyamat, hingga panembahan senapati menunjukkan gejala yang sama yaitu sinkretisme antara konsep candi Hindu, penghormatan leluhur asli jawa dengan fasilitas dan ritual Islam. Elemen-elemen pribumi nampak pada rancang bangun makam berundak yang mengingatkan pada punden Berundak. Elemen-elemen Hindu diungkapkan pada gubahan atap masjid maupun struktur </span></span><span style="font-size: large;">ruang berdinding dengan paduraksa dan bentar. Semua terpadu untuk memberi tempat dimana kesucian badan disyaratkan dalam mengikuti proses ritual didalamnya.</span></p></div><div class="Section6"><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Namun dalam Islam sebenarnya terdapat tradisi penguburan jenazah yang didasarkan pada hadits Nabi seperti :<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></p><ol><li><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Kuburan lebih baik ditinggikan dari tanah sekitar agar mudah diketahui (HR.<span style="letter-spacing: -0.65pt;"> </span>Baihaqi)</span></span></li><li><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Membuat tanda kubur dengan batu atau benda lain pada bagian kepala (HR. Abu Daud)\</span></span></li><li><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Dilarang menembok kubur (HR. <span style="letter-spacing: -0.15pt;">At </span>Tarmidzi dan<span style="letter-spacing: 0.15pt;"> </span>Muslim)</span></span></li><li><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Dilarang membuat tulisan di atas kubur <span style="letter-spacing: -0.15pt;">(HR. At </span>Tarmidzi dan<span style="letter-spacing: 0.2pt;"> </span>Muslim)</span></span></li><li><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Dilarang membuat bangunan di atas kubur (HR. Ahmad dan<span style="letter-spacing: -0.35pt;"> </span>Muslim)</span></span></li><li><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Dilarang menjadikan kuburan sebagai masjid (HR. Bukhari<span style="letter-spacing: -0.1pt;"> </span>Muslim)</span></span></li></ol><p></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p><h1 style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Arsitektur Bangunan Rumah<span style="letter-spacing: 0.2pt;"> </span>Tinggal</span></span></h1><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Dari asal-usulnya para ahli sejarah masih belum mempunyai kesatuan pendapat tentang hal ini. Sebagian riwayat telah menceritakan betapa sukarnya menentukan wujud atau bentuk rumah orang jawa pada mulanya. Ada yang mengatakan bahwa hal itu diceritakan dari mulut ke mulut (lisan), dari kakek <span style="letter-spacing: -0.15pt;">ke </span>cucu, cicit dst. Tapi ada pula yang mengatakan bahwa rumah orang Jawa pada mulanya dibuat dari bahan batu. Dari pendapat yang bermacam- macam itu dapat diambil kesimpulan, bahwa hal-hal tersebut masih gelap dan belum berhasil dipecahkan sampai sekarang.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Dalam riwayat lain dikatakan bahwa beberapa orang yang ahli telah membuktikan bahwa teknik penyusunan rumah jawa seperti teknik penyusunan batu-batu candi yang cukup banyak kita jumpai. Tetapi bukan rumah orang jawa yang meniru bentuk candi, melainkan bentuk candilah yang meniru rumah orang jawa. Karena candi yang kita saksikan sekarang ini baru berdiri pada abad ke-8 sedangkan sebelum agama Hindu dan Budha datang ke sini, nenek moyang kita pasti telah mempunyai tempat tinggal yang cukup permanen untuk melindungi diri dan keluarganya.</span></span></p></div><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Salah satu contoh tata ruang rumah tradisional kudus yang mempunyai keistimewaan dengan adanya ukuran yang menghiasi hampir di setiap bagian bangunan ruangan di ruang ukir kudus terbagi menjadi 3 yaitu :<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"></p><ol><li><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Jago satru à bagian ruang depan untuk menerima tamu</span></span></li><li><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Godongan à untuk menyimpan harta kekayaan</span></span></li><li><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Pawon à ruangan untuk tempat kegiatan sehari-hari bagi keluarga.</span></span></li></ol><p></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p><h1 style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Arsitektur dalam Tata Ruang<span style="letter-spacing: 0.2pt;"> </span>Kota</span></span></h1><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Arsitektur Islam tetap menaruh kepercayaan pada bahan-bahan bangunan sederhana dan mempergunakan kekuatan-kekuatan elemental alam seperti cahaya dan angin untuk sumber - sumber energinya. Ia membawa alam ke dalam kota dengan mewujudkan kembali kelembutan, keselarasan dan ketenteraman alam di dalam halaman-halaman luas masjid dan rumah.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Sebagai sebuah karya seni, maka kemampuan para arsitek muslim Jawa dalam mengakomodasi dua unsur kebudayaan tidak hanya dalam bentuk masjid dan rumah, tetapi telah pula merambah pada lingkup yang lebih luas, yakni pada tata ruang sebuah wilayah atau penataan kota. Sejak Islam memiliki sebuah wilayah, maka sebenarnya sejak itu umat Islam telah mulai memiliki kemapuan dalam menata wilayahnya. Sama halnya ketika umat Islam memiliki wilayah di jawa ini, maka mereka pun mulai menata kota dengan perangkat bangunan yang menjadi kepentingannya.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Sebagai sebuah kerajaan Islam jawa, Mataram yang merupakan kelanjutan dari penguasa kerajaan sebelumnya (Hindu Majapahit) memiliki tata bangunan kota yang sangat dipengaruhi oleh nilai lokal yang telah ada, dan tata nilai baru yang dibawa oleh Islam.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Oleh karenanya tata ruang kota di Jawa pasca kerajaan Hindu jawa menggunakan konsep tata ruang yang berlandaskan pada filosofi jawa yang muatan isinya memakai konsep Islam. Hal ini terlihat dengan penggunaan konsep mancapat dalam tata ruang desa-desa di jawa, tetapi unsur-unsur macapatnya dengan nilai ajaran Islam yaitu dengan menempatkan keraton, masjid, pasar dan penjara dalam satu komunitas bangunan yang berpusat pada alun-alun. Penataan<span style="letter-spacing: 2pt;"> </span>kota<span style="letter-spacing: 2.05pt;"> </span>semacam<span style="letter-spacing: 2.05pt;"> </span>ini<span style="letter-spacing: 2.05pt;"> </span>sampai<span style="letter-spacing: 2.05pt;"> </span>sekarang<span style="letter-spacing: 1.8pt;"> </span>masih<span style="letter-spacing: 2pt;"> </span>terus<span style="letter-spacing: 1.9pt;"> </span>dapat<span style="letter-spacing: 2.05pt;"> </span>disaksikan,<span style="letter-spacing: 2pt;"> </span>di mana<span style="letter-spacing: 2.05pt;"> </span>hampir </span></span><span style="font-size: large;">setiap kota di Jawa yang dibangun pada masa kerajaan Islam, pusat pemerintahannya senantiasa berada dipusat kota yang terdapat alun-alun didepannya, masjid di sebelah baratnya, penjara dan pasar disekitarnya.</span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Kecuali itu ciri khas jalan-jalan yang membelah dari pusat alun-alun dan perkampungan yang dihuni oleh komunitas orang santri yang disebut kauman telah menjadi ciri khas tata kota di jawa. Bentuk arsitektur tata kota yang lain dapat kita lihat pada bangunan tamansari dan hiasan-hiasan pada keraton seperti pada bangunan keraton yogya yang memiliki hiasan kaligrafi atau huruf-huruf Arab, gapura, masjid dan benteng.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p><h1 style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">BAB <span style="letter-spacing: -0.1pt;">III </span></span></span></h1><h1 style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;"><span style="letter-spacing: -0.05pt;">PENUTUP</span><o:p></o:p></span></span></h1><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></span></b></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Arsitektur Islam di Pulau Jawa banyak dipengaruhi oleh keadaan dari masyarakat yang berada </span><span style="font-size: large; letter-spacing: -0.15pt;">di </span><span style="font-size: large;">pulau Jawa. Keanekaragaman bantuk masyarakat mempengaruhi karakteristik Arsitektur Islam yang ada sehingga Islam melebur didalam tatanan yang sudah ada, tanpa paksaan dan tanpa perubahan. Bentuk-bentuk yang mencirikan arsitektur Hindu dan Budha masih kentara dengan penambahan unsur Islami berupa hiasan kaligrafi atau huruf-huruf Arab, gapura, masjid dan benteng. Dengan demikian arsitektur Islam di pulau jawa merupakan peralihan dari arsitektur Hindu dan Budha yang melebur menjadi</span><span style="font-size: large; letter-spacing: -0.1pt;"> </span><span style="font-size: large;">satu.</span></p><h1 style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Penutup</span></span></h1><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span style="font-size: medium;">Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan<span lang="ms"> </span>dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya<span style="text-indent: 0in;"> </span>pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul<span style="text-indent: 0in;"> </span>makalah ini.<br />Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan<span lang="ms"> </span>saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada<span style="text-indent: 0in;"> </span>khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.</span></div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p><h1 style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span style="font-size: medium;"><a name="5_DAFTAR_PUSTAKA"></a><span lang="ms">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></span></h1><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><b><span lang="ms"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></b></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><b><span lang="ms"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></b></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Zein, Abdul Bakir. 2009 <i>Masjid-masjid bersejarah di Indonesia</i>. Jakarta: Gema Insani Press.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Abdul Jamil dkk. 2000. <i>Islam dan Kebudayaan Jawa</i>. Yogyakarta: Gama Media Azymardi Azra, dkk. 1997 <i>Ensiklopedi Islam. </i>Jakarta: Ichtiar baru.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Sutrisno, Budiono Hadi, <i>Sejarah Walisongo</i>. 2009. Yogyakarta: Graha Pustaka. Karim, M. Abdul.2007. <i>Islam Nusantara</i>. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Amin, M. Darori. 2000 <i>Islam dan Kebudayaan Jawa</i>, Yogyakarta: Gama Media. Anasom, et. al., 2000, Islam dan Kebudayaan Jawa, Yogyakarta: Gama Media Drs. Abdul Rochym, 1983,Sejarah Arsitektur Islam. Bandung: Angkasa<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;">Drs. Atang Abd. Hakim, M. A, 2000,Metodologi Studi Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya Seyyed Hossein Nasr, 1994,<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;"><span style="color: windowtext;">http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Quba </span>(diakses pada 16 Desember<span style="letter-spacing: -0.5pt;"> </span>2013<span style="letter-spacing: -0.1pt;"> </span>Pukul 19:00).<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;"><span style="color: windowtext;">http://architecturoby.blogspot.com/2009/01/arsitektur-islam.html </span>(diakses pada 16 Desember 2013<span style="letter-spacing: -0.05pt;"> </span>Pukul 19:00).<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="text-align: justify;"><span lang="ms"><span style="font-size: medium;"><span style="color: windowtext;">http://dadigareng.blogspot.com/2009/03/perpaduan-seni-jawa-islam.html, </span>(diakses pada<span style="letter-spacing: -1.45pt;"> </span>16 Desember<span style="letter-spacing: -0.05pt;"> </span>2013 Pukul 19:00).<o:p></o:p></span></span></p><div><span style="font-size: x-small;">Ditulis: <span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Anda Fitdiya Sunarto </span></span></div>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-39768193734660162972020-09-03T09:30:00.000-07:002021-06-05T07:05:57.716-07:00 Sekilas tentang Tarikh Adab - Sejarah Sastra Arab<h3 style="text-align: left;"><span style="font-size: medium;">Tarikh Adab - Sejarah Sastra Arab</span></h3><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM0N3o9JmiBVS1LoXICY64qF0hLpQDx4LUm0f65u13Ripv5MPzuCs6pCf2W5KejwP5wq3P-YGXsohOQBAnemONyOAnRpn-PFuenBuSDAB11wJwcsIFfn4m-7i0tANU0Bn_-HiKWq-9Gw/s268/tarikh+adab.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="188" data-original-width="268" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM0N3o9JmiBVS1LoXICY64qF0hLpQDx4LUm0f65u13Ripv5MPzuCs6pCf2W5KejwP5wq3P-YGXsohOQBAnemONyOAnRpn-PFuenBuSDAB11wJwcsIFfn4m-7i0tANU0Bn_-HiKWq-9Gw/w320-h224/tarikh+adab.jpg" width="320" /></a></div><br /><span style="font-size: medium;"><br /></span><p></p><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Sastra merupakan refleksi lingkungan budaya dan merupakan satu teks dialektis antara pengarang dan situasi sosial yang membetuknya atau merupakan penjelasan suatu sejarah dialektik yang dikembangkan dalam karya sastra. Sehubungan dengan ini sering dikatakan bahwa syair merupakan antologi kehidupan masyarakat arab (diwan al-arab). Artinya, semua aspek kehidupan yang berkembang pada masa tertentu tercatat dan terekam dalam karya sastra. (syair).<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Penyair bukanlah satu-satunya komunitas yang amat peduli kepada pendidikan syair, secara umum anggota masyarakat juga memiliki kepedulian yang sama. Untaian kata-kata dalam syair bagi masyarakat arab bukanlah semata-mata bunyi yang disuarakan lisan yang tanpa makna (absurd), melainkan sarana yang ampuh untuk membakar semangat menarik perhatian dan meredam emosi yang bergejolak ditengah kehidupan masyarakat bisa dipahami kalau masyarakat meyakini bahwa p[ara penyair memiliki pengetahuan yanh terekspresikan dalam syair dan keberadaan syair ini sangat diperhatikan dan dipatuhi subtansinya karena ia merupakan realitas kehidupan kabilah.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Dalam kajian keislaman, pengetahuan tentang sastra mempunyai posisi yang strategis hal itu karena sumber induk al-quran menggunakan bahasa sastrawi yang begitu indah membuat takjub sastrawan dikawasan itu, selain itu pemahaman terhadap sastra juga merupakan salah satu kunci dalm memahami wahyu Allah, baik yang matluw maupun yang ghoir al mathluw ( hadits )<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><b><span style="font-size: medium;">Pengertian Tarikh Adab<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Tarikhul adab atau sejarah sastra adalah suatu ilmu yang membahasa mengenai keadaan bahasa serta sastra seperti puisi dan prosa yang diciptakan oleh anak-anak pengguna bahasa itu dalam berbagai masa, sebab-sebab kemajuan dan kemundurannya serta kehancuran yang mengancam kedua produk satra tersebut serta mengaluhkan perhatiannya terhadap para tokoh terkemuka dari kalangan penulis dan ahli bahasa, serta melakukan kritik terhadap karya-karya mereka dan menjelaskan pengaruh mereka dalam ide, penciptaan dan gaya bahasa (uslub).<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Secara umum al adab berarti berhias diri dengan akhlak yang luhur seperti jujur, amanah, dan sebagainya. Al-jurjani meletakan adab sebagai sesuatu yang setara dengan ma’rifah yang mencegah pemiliknya dari terjerumus kedalam berbagai bentuk kesalahan. Kata sastra bahasa arabnya adalah <i>Al-Adab</i>, sedangkan menurut bahasa arab memiliki dua makna, makna umum dan makna khusus, makna secara umum yaitu berprilaku dengan akhlak karimah seperti jujur dan amanat dan secara khususnya yaitu ucapan yang indah, yang menyentuh (perasaan) dan memberi pengaruh pada jiwa.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><b>Unsur-unsur Tarikh Adab al Arabi ( Sastra Arab )</b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Unsur-unsur karya sastra arab terdiri dari berbagai jenis seperti cerita, drama dan essay, masing-masing mempunyai unsur yang membangunya. Tetapi, adapula unsur-unsur yang sama seperti halnya dibawah ini :<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"></p><ul><li><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><b><span style="font-size: medium;">Al Lafazh</span></b></span></li></ul><p></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Yang dimaksud dengan lafazh adalah sarana pengungkapan sastra, lafazh yang unik dan tepat sangat berbepengaruh kepada fikiran dan hati dan menambah kualitas makna. Sebaliknya, jika lafazhnya berlebihan perasaan kita tidak akan tertarik.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Pandangan para kritikus pada Lafazh hampir sama, hanya mungkin istilahnya saja yang berbeda. Menurut mereka lafazh yang baik harus fasih, yaitu cara penyampaiannya sesuai dengan kondisi, strukturnya baik, tidak huruf-huruf yang bertentangan, dikenal dan digunakan pada masa si pengarang, tidak menggunakan bahasa sehari-hari maknanya dekat tidak perlu menggunakan kamus, mudah di ucapkan dan enak didengar, terhindar dari kesalahan tata bahasa dan terhindar dari kesalahan menempatkan kata sambung.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"></p><ul><li><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><b><span style="font-size: medium;">Al Ma’na</span></b></span></li></ul><p></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Yang dimaksud al ma’na adalah tema yang ditampilkan dalam teks, kadang-kadang berupa satu pikiran, kadang-kadang berupa satu masalah, berupa suatu perasaan tertentu yang dialami penulis. Penulis harus memilih tema yang menarik yang ditulis dalam bentuk sastra untuk menyampaikan pikiran, masalah atau perasaan yang dialaminya<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"></p><ul><li><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><b><span style="font-size: medium;">Al Athifat</span></b></span></li></ul><p></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Yaitu perasaan yang tumbuh dalam diri manusia seperti gembira, cinta, sedih, sakit dan marah. Macam-macamnya ada dua : pertama, athifat adzatiyah yaitu yang terikat dengan hubungan khusus seperti sedih atas kehilangan salah satu kerabatnya senang bertemu dengan kekasihnya. Kedua, athifat al ghoiriyat yaitu yang ditujukan kepada orang lain, tanah air atau bangsa, nilai kemanusiaan yang mulia, seperti keimanan, cinta tanah air dan penderitaan seseorang yang terdzolimi. Athifat juga ada pada semua jenis seni sastra, tetapi yang paling tampak adalah pada syi’ir al-wujdaniy.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"></p><ul><li><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><b><span style="font-size: medium;">Al Khoyyal dan Ash Shuurot</span></b></span></li></ul><p></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Yaitu kemampuan yang diberikan Allah SWT kepada manusia sehingga ia dapat menggambarkan segala sesuatu yang tidak ada, menghadirkan ash shuurot yakni deksripsi seakan-akan kita ada didepannya dan dapat menciptakan sesuatu yang tidak ada.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Sumber yang paling besar dalam imajinasi pengarang adalah pengalaman-pengalaman yang pernah dialaminya dan tersimpan dalam pikirannya, segala sesuatu yang dilihat atau didengarnya dan berakar dalam dirinya, imajinasilah yang membuat nilai puisi itu lebih memiliki nilai estetis dan tinggi.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"></p><ul><li><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><b><span style="font-size: medium;">Al Liqoo’ ass Showtiy</span></b></span></li></ul><p></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Sastra adalah hasil kreasi manusia yang menggunakan bahasa. Bahasa adalah kata dan ungkapan yang menunjukan makna. Kata dan ungkapan mempunyai liqoo shawtiy atau struktur bunyi. <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Struktur bunyi akan membuat karya enak didengar di telinga dan mempengaruhi jiwa, struktur bunyi ada dalam puisi dan prosa, dalam puisi terdapat pola, rima dan hubungan antar huruf dan harokat, sementara struktur bunyi dalam prosa terdapat dalam sususan huruf dan harokat yang bentuknya indah dan berirama.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; text-indent: 0.5in;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><b>KESIMPULAN </b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Tarikhul adab atau sejarah sastra adalah suatu ilmu yang membahasa mengenai keadaan bahasa serta sastra seperti puisi dan prosa yang diciptakan oleh anak-anak pengguna bahasa itu dalam berbagai masa, sebab-sebab kemajuan dan kemundurannya serta kehancuran yang mengancam kedua produk satra tersebut serta mengaluhkan perhatiannya terhadap para tokoh terkemuka dari kalangan penulis dan ahli bahasa, serta melakukan kritik terhadap karya-karya mereka dan menjelaskan pengaruh mereka dalam ide, penciptaan dan gaya bahasa (uslub).<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><b>DAFTAR PUSTAKA</b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Al-muhdar , Yunus Ali, <i>Sejarah Kesuuteraan Arab,</i> (Surabaya :<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Bina Ilmu 1983)<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Wahyu, Ramdani, <i>Ilmu budaya dasar, </i>2008 : Pustaka Setia, Bandung<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">http://Mubtada10.blogspot.com2012/03/blog-post_12.html/m=1<a name="_GoBack"></a><o:p></o:p></span></span></p> <div style="mso-element: footnote-list;"><!--[if !supportFootnotes]--><span style="font-size: medium;"><br clear="all" /> </span><hr align="left" size="1" width="33%" /> <!--[endif]--> <div id="ftn1" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Yunus Ali Al-muhdar, <i>Sejarah Kesuuteraan Arab,</i> (Surabaya :<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Bina Ilmu 1983) 77<o:p></o:p></span></span></p> </div> </div><br /><p></p>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-87541482953321371932020-09-01T09:50:00.000-07:002021-06-05T07:05:38.393-07:00Pengertian Bahasa dan Tata Bahasa Arab<h3 style="text-align: left;"><span style="text-indent: 0in;">Bahasa dan Tata</span><span style="letter-spacing: -0.05pt; text-indent: 0in;"> </span><span style="text-indent: 0in;">Bahasa Arab</span></h3><div class="Section1"> <p class="MsoBodyText" style="margin-top: .5pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="id" style="font-size: 17.5pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPE57uDs6V9tbTUhc-WxXC5ahcmGmCupdvmI2MwRvNEGANJp2br-Ki2jvb0HYI7XxZSwjV7ZcF_hNOcU43Yuz1iD7zi_-Y1uFs-oRSk4jkJOusYvlXHWZzwKLuMERC72jAF0sPBTTW0w/s255/tata+bahasa+arab.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="197" data-original-width="255" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPE57uDs6V9tbTUhc-WxXC5ahcmGmCupdvmI2MwRvNEGANJp2br-Ki2jvb0HYI7XxZSwjV7ZcF_hNOcU43Yuz1iD7zi_-Y1uFs-oRSk4jkJOusYvlXHWZzwKLuMERC72jAF0sPBTTW0w/s0/tata+bahasa+arab.jpg" /></a></b></div><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><br /></b><p></p> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-left: 5.85pt; text-align: justify;"><span lang="id">Andai saja kita mengenal bahasa dalam konsepsinya yang paling luas – sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibn Jani – yakni “suara yang diucapkan oleh setiap kaum untuk menyatakan tujuannya” atau dalam definisi yang lain sebagaimana yang dikemukakan oleh Edward Sabr yakni “instrumen manusiawi yang dikhususkan untuk menyatakan pikiran, sikap, dan keinginan, melalui aturan- aturan yang sistematis, yang dilakukan dengan sadar. Apabila kita mengenal konsepsi seperti diatas, maka kita akan memahami bahasa sebagai sesuatu yang bersifat menyeluruh, atau bahwa bahasa merupakan aturan umum yang tersusun dari aturan-aturan parsial yang satu sama lain tidaklah saling bertentangan. Pada akhirnya kita akan menyadari bahwa kita tidak akan mungkin bisa terlepas dari bahasa apabila bahasa memang memerankan posisinya sebagaimana disebutkan diatas.</span></p> <p class="MsoBodyText"><span lang="id">Aturan-aturan parsial yang dimaksud ialah:</span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left: 0in; tab-stops: 99.45pt; text-indent: 0in;"></p><ul style="text-align: left;"><li><span lang="id" style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Aturan sintaksis (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">al-nizham<span style="letter-spacing: -.05pt;"> </span>al-nahwiy</i>)</span></li><li>Aturan perubahan bentuk kata (<i style="font-size: 12pt; text-indent: 0in;">al-nizham<span style="letter-spacing: -.1pt;"> </span>al-sharfiy</i><span style="font-size: 12pt; text-indent: 0in;">)</span></li><li>Aturan pelafalan (<i style="font-size: 12pt; text-indent: 0in;">al-nizham<span style="letter-spacing: -.35pt;"></span>al-shautiy</i><span style="font-size: 12pt; text-indent: 0in;">)</span></li><li>Aturan semantik (<i style="font-size: 12pt; text-indent: 0in;">al-nizham<span style="letter-spacing: -.25pt;"></span>al-dalaliy</i><span style="font-size: 12pt; text-indent: 0in;">)</span></li></ul><p></p> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin: 0.05pt 0in 0.0001pt 5.9pt; text-align: justify;"><span lang="id">Aturan sintaksis (nahwu) secara khusus berbicara tentang aturan dalam menyusun kalimat. Dari sini kita memahami bahwa titik tekan kajian nahwu ialah pada kalimat (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">al-jumlat</i>), yang ditinjau makna umumnya dalam batas-batas tertentu. Maksudnya, ilmu nahwu secara khusus berbicara tentang jabatan tiap elemen kalimat dan secara umum berbicara tentang aturan mengenai hubungan antar<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>elemen tersebut. Demikianlah, ilmu nahwu telah digunakan untuk menganalisis secara sintaktik bagian-bagian sebuah kalimat serta hubungan antar bagian-bagian tersebut dalam apa yang dalam tradisi klasik kita disebut sebagai hubungan penyandaran <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(isnad</i>), atau dalam analisis yang dipakai oleh Imam Abdul Qohhar Al-</span></p></div> <div class="Section2"> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 6.7pt 0in 0.0001pt 5.95pt; text-align: justify;"><span lang="id" style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Jurjaniy dimana beliau menjadikan ilmu nahwu sebagai landasan dalam mengungkap keajaiban Al-Qur’an <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(I’jaz Al-Qur’an)</i>. Beliau menulis dalam kitabnya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Indikasi-indikasi Keajaiban (Dalaa-il al-I’jaz)<span style="letter-spacing: -.2pt;"> </span></i>:</span></p> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-left: 5.85pt; text-align: justify;"><span lang="id">“Ketahuilah bahwa apabila Anda melakukan refleksi terhadap diri Anda sendiri, maka Anda akan memahami sesuatu yang tidak bisa diragukan lagi, yakni bahwasanya dalam berbicara tidak ada aturan maupun tata urutan tertentu kecuali bahwa sebagian mesti tergantung pada yang lain dan sebagian mesti dibangun diatas yang lain. Demikian pula, suatu keadaan ini mesti disebabkan oleh sesuatu yang lain. Yang demikian ini merupakan sesuatu yang tidak akan dipungkiri oleh mereka yang berakal sehat, juga merupakan sesuatu yang tidak tersembunyi bagi satu orang manusia pun. Apabila kita mengamati yang demikian itu, kita akan mengetahui bahwa, tidak bisa tidak, apabila Anda menggunakan sebuah isim maka isim tersebut pasti menjadi fa’il atau maf’ul bagi fi’il-nya. </span></p><p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-left: 5.85pt; text-align: justify;"><span lang="id">Apabila Anda menggunakan dua buah isim maka salah satu akan menjadi khabar bagi yang lainnya. Apabila Anda meletakkan isim mengikuti isim yang lain maka isim yang kedua pasti merupakan shifat bagi yang pertama, penegasan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(ta’kid) </i>baginya, atau pengganti <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(badal) </i>baginya. Apabila Anda meletakkan isim dibelakang sebuah kalimat sempurna maka isim tersebut akan menjadi shifat, hal atau tamyiz. Apabila Anda menginginkan bahwa dari dua fi’il, salah satu menjadi syarat bagi yang lainnya, maka Anda harus memakai huruf atau isim dengan makna yang sesuai. Demikian seterusnya, kita bisa menganalogikannya”.</span></p> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-left: 5.9pt; text-align: justify;"><span lang="id">Selanjutnya, beliau melanjutkan dengan menjelaskan pentingnya berpegang pada kaidah-kaidah dan hukum-hukum nahwu, serta menjaga keterkaitan antara bagian-bagian kalimat di satu sisi dan keterkaitan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya di sisi yang lain. Demikianlah sampai kalimat-kalimat kita menjadi teratur dan tersusun secara sempurna, dalam rangka mengungkapkan makna tertentu. Dalam hal ini, beliau menulis<span style="letter-spacing: -.05pt;"> </span>:</span></p></div> <div class="Section3"> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin: 6.7pt 0in 0.0001pt 6pt; text-align: justify;"><span lang="id">“Ketahuilah bahwa tidaklah aturan itu dibuat kecuali agar Anda meletakkan kalimat-kalimat Anda pada tempatnya sebagaimana yang telah diatur oleh ilmu nahwu, dan agar Anda mentaati hukum-hukum dan prinsip-prinsipnya. Demikian pula, aturan tersebut dibuat agar Anda memahami manhaj-manhajnya. Maka, janganlah Anda melanggar dan mengabaikannya”.</span></p> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-left: 6.05pt; text-align: justify;"><span lang="id">Lebih jauh lagi, beliau menambahkan bahwa nahwu merupakan ukuran bagi benar-tidaknya ucapan dan kualitas keteraturannya. Sebaliknya, menyalahi hukum-hukumnya akan berakibat pada rusaknya ucapan dan rendahnya kualitas keteraturannya. Beliau menulis:</span></p> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-left: 5.9pt; text-align: justify;"><span lang="id">“Persoalannya ialah sebagai berikut. Anda tidak akan menemukan sesuatu yang kebenarannya – jika memang benar - merujuk pada aturan dan kekeliruannya – jika memang keliru - merujuk pada aturan, kecuali itu semua termasuk dalam makna ilmu nahwu. Maka Anda tidak akan melihat suatu kalimat bisa dinyatakan benar atau salah susunannya, dan dinyatakan sebagai kalimat yang bagus dan indah, kecuali Anda harus mempunyai rujukan tentang kebenaran dan kekeliruannya, atau tentang kebagusan dan keindahannya, yang semua itu terdapat dalam makna-makna dan hukum-hukum ilmu nahwu, serta prinsip-prinsip dan<span style="letter-spacing: -.25pt;"> </span>bahasan-bahasannya”.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0.05pt 0in 0.0001pt 5.8pt; text-align: justify;"><span lang="id" style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Adapun ilmu atau aturan perubahan kata (sharf), ia banyak berkaitan dengan pembentukan kata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(al-bunyat wa al- shighat)</i>. Ilmu ini mempelajari timbangan-timbangan (wazan) dan indikasinya, serta bentuk-bentuk perubahan yang sangat beragam seperti penghapusan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(al-hadzf)</i>, penambahan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(al-ziyadat), </i>perentangan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(al-tathwil), </i>pemendekan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(al-taqshir), </i>peleburan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(al-idgham), </i>pembalikan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(al-qalb), </i>penggantian <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(al-ibdal), </i>pencacatan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(al-i’lal), </i>serta keadaan saat terus <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(washl) </i>dan saat berhenti <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(waqf). </i>Dari sana kita bisa mengatakan bahwa titik tekan kajian sharf ialah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">al-shighat wa al-bunyat </i>atau, dengan kata lain, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">kata (al- kalimat).</i></span></p></div> <div class="Section4"> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin: 6.7pt 0in 0.0001pt 5.9pt; text-align: justify;"><span lang="id">Adapun ilmu atau aturan pelafalan, ia secara khusus mempelajari pelafalan bahasa, dari sisi karakteristiknya, sifat-sifatnya, macam-macamnya, serta cara pelafalan dan perpindahannya dari mulut pembicara ke telinga orang yang mendengarkan. Dengan demikian titik tekan kajian pelafalan ialah suara<span style="letter-spacing: -.45pt;"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">(al-shaut).</i></span></p><p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin: 6.7pt 0in 0.0001pt 5.9pt; text-align: justify;"><span lang="id"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><br /></i></span></p> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin: 0.05pt 0in 0.0001pt 5.9pt; text-align: justify;"><span lang="id">Mengenai yang terakhir, yakni ilmu atau aturan penunjukan (indikasi) makna, sesungguhnya ia menitikberatkan pada aspek makna dan aspek penunjukan makna. Titik berat pada aspek makna berarti bahwa disana akan dipelajari tentang makna leksikon <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(al-ma’na al-mu’jami, al-ma’na al-qamusi) </i>dari suatu kata, makna kontekstualnya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(al-ma’na al-siyaqi) </i>yang disebabkan oleh susunan disekitarnya, makna individual, makna sosial, dan sebagainya. Titik berat pada penunjukan makna berarti bahwa disana akan dipelajari tentang perkembangan makna suatu kata, yang dipengaruhi oleh banyak variabel seperti aspek individu, bahasa, sosial, kebudayaan, militer, politik, peradaban, dan<span style="letter-spacing: -.05pt;"> </span>lain-lain.</span></p> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-left: 5.8pt; text-align: justify;"><span lang="id">Cabang-cabang ilmu diatas secara bersama-sama membentuk bangunan ilmu bahasa secara keseluruhan. Kita tidak mungkin memisahkan sama sekali satu cabang dari yang lainnya karena bahasa, semuanya saja, bukan merupakan sesuatu yang bisa dipisah-pisah. Bahasa tidak akan bisa berfungsi sebagaimana mestinya apabila salah satu atau beberapa bagiannya ditiadakan. Ambillah gambaran tentang nomor telepon. Ia merupakan susunan tertentu dari beberapa angka, misalnya 751265. Setiap nomor dalam susunan tersebut memiliki posisi numeralnya sendiri- sendiri. 5 bukanlah 6. Keduanya pun bukanlah 2 atau 1. Demikian seterusnya. Ada yang berada pada posisi satuan, puluhan atau ratusan. Angka 5 pada posisi satuan berbeda dengan angka yang sama pada posisi puluhan ribu. Yang pertama berarti 5 sementara yang belakangan berarti 50000.</span></p> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-left: 6.2pt; text-align: justify;"><span lang="id">Demikianlah nomor telepon melakukan fungsinya dimana semua persyaratan yang telah diterangkan diatas harus terpenuhi tanpa kecuali. Apabila salah satu angka dihilangkan, atau salah satu angka diubah seperti 5 diubah menjadi 4, atau angka-angkanya ditukar tempatnya, maka fungsinya pun akan hilang.</span></p></div> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin: 6.7pt 0in 0.0001pt 5.85pt; text-align: justify;"><span lang="id">Demikian pula dengan bahasa, tidak bisa tidak. Kita harus memahaminya dari segenap aturan-aturannya baik itu dari aspek nahwu, sharf, pelafalan, atau penunjukan maknanya. Satu pun dari aspek-aspek tersebut tidak mungkin bisa ditinggalkan. Kita membedakan atau memilah-milah aturan-aturan tersebut hanyalah sebatas untuk menjadikannya sebagai disiplin ilmu yang bisa dipelajari secara terpisah, karena masing-masing aturan tersebut memiliki manhaj, tema, tujuan, persoalan, dan kaidahnya sendiri-sendiri. Semua itu hanyalah dilakukan dalam rangka studi dan pengkajian, serta untuk tujuan-tujuan pengajaran dan pendidikan. </span>Dari sini jelas sudah kaitan antara nahwu dan bahasa yakni bahwa nahwu merupakan bagian dari bahasa. Demikian juga telah jelas pula kaitan antara nahwu dan sharf, pelafalan, serta penunjukan makna. Semuanya merupakan elemen-eleman dari satu kesatuan yakni bahasa. </p><p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin: 6.7pt 0in 0.0001pt 5.85pt; text-align: justify;">Berdasarkan apa yang sudah dikemukakan diatas tentang karakteristik dan funsi ilmu nahwu, kiranya sudah jelas bagi pembaca bahwa nahwu tidaklah sebagaimana yang didefinisikan oleh sebagian orang, yakni “mengetahui harakat dari akhir kata serta i’rabnya”. Nahwu, ternyata, lebih luas daripada sekedar masalah harakat akhir kata. Ia merupakan ilmu yang mengkhususkan diri berbicara tentang aturan menyusun dan merangkai ucapan. Kata-kata harus disusun berdasarkan pola-pola tertentu dan kaidah-kaidah yang sudah ada. </p><p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin: 6.7pt 0in 0.0001pt 5.85pt; text-align: justify;">Demikianlah kata-kata itu tersusun berdampingan satu sama lain, memiliki harakat yang berbeda- beda, dan memiliki posisi yang berbeda-beda, sesuai dengan aturan umum berbahasa. Nahwu merupakan ilmu mengatur kata-kata atau ilmu menyusun kata- kata, yang banyak mempelajari tentang pengaturan kalimat dalam berbagai macam dan bentuknya. Ia juga mempelajari tentang elemen-elemen kalimat baik dari sisi kedudukannya, fungsinya, kaitannya, i’rabnya, dan hal-hal lain yang termasuk dalam aturan-aturan<span style="letter-spacing: -0.05pt;"> </span>nahwu.</p> <p class="MsoNormal"><span lang="id"><o:p> </o:p></span></p>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-33826720615963016942020-09-01T09:39:00.000-07:002021-06-05T07:05:27.605-07:00Sejarah Penyusunan Ilmu Nahwu<h3 style="text-align: left;"><span style="font-size: medium;"> Penyusunan Ilmu Nahwu</span></h3><div class="Section1"> <h2 style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.8pt; tab-stops: 63.45pt; text-indent: 0in;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuwtMJ9bBXocIsPwGtp_cEREcpHKGo8ggiWoaaNbe0VIBY1CpwtKYs_SDbf6ocVU9XAMIiBygfvb0j0Qq1mL3gzRJTSiBgwKdxFEeXrwk8aC0k-EYj3Bc20pqGEgouaTompfYjuRyJaQ/s262/sekilas+tentang+sejarah+ilmu+nahwu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="192" data-original-width="262" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuwtMJ9bBXocIsPwGtp_cEREcpHKGo8ggiWoaaNbe0VIBY1CpwtKYs_SDbf6ocVU9XAMIiBygfvb0j0Qq1mL3gzRJTSiBgwKdxFEeXrwk8aC0k-EYj3Bc20pqGEgouaTompfYjuRyJaQ/s0/sekilas+tentang+sejarah+ilmu+nahwu.jpg" /></a></div><br /><span style="font-size: medium;"><br /></span></h2> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-right: 5.8pt; text-align: justify;"><span lang="id"><span style="font-size: medium;">Di antara prestasi cemerlang yang senantiasa diabadikan oleh sejarah ialah penyusunan (peletakan) ilmu nahwu. Para ahli tata bahasa kontemporer – di Timur maupun di Barat – hanya bisa tercengang dengan penuh rasa takjub, karena ilmu nahwu ternyata sangat sempurna, memiliki kaidah yang teliti, dan hukum- hukumnya senantiasa konsisten. Ini, sungguh, merupakan sebuah penemuan ilmiah sekaligus prestasi pioner dalam bahasa, yang dicapai dibawah petunjuk Kitab Suci Rabb semesta alam dan sunnah Nabi saw. Di samping itu, semua ini juga karena lingkungan yang khas dengan ketercerahan, kejernihan pikiran, kejelasan pandangan, dan kejelasan akan kebenaran. </span></span></p><p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-right: 5.8pt; text-align: justify;"><span lang="id"><span style="font-size: medium;">Karakter pikiran yang demikian itu telah menghasilkan ingatan yang kuat, ketajaman rasa, kemampuan analisis dan sintesis, kemampuan metodologis dalam menggali hukum, dan kemampuan <i>problem solving </i>melalui kajian yang mendalam. Namun sebelum semua itu, akal Arab telah memiliki orientasi yang amat mulia, yang menjadi bagian dari aqidah dan iman, yakni untuk menjaga Al-Qur’an yang mulia serta memeliharanya dari berbagai kesalahan dan<span style="letter-spacing: -.05pt;"> </span>kekeliruan.</span></span><span style="font-size: large; text-align: left;"> </span></p><p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-right: 5.8pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sesungguhnya sebagian kalangan telah mengakui prestasi pioner ini. Adapun orang-orang yang menyimpan kedengkian, maka mereka berusaha untuk menyuarakan kebatilan dengan baju kebenaran, yakni dengan mengatakan bahwa asal muasal dan referensi tata bahasa Arab ialah tata bahasa lain. Mereka menyebarluaskan paham bahwa para ahli tata bahasa Arab telah dipengaruhi oleh para ahli tata bahasa lain.</span></p> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-right: 5.9pt; text-align: justify;"><span lang="id"><span style="font-size: medium;">Berangkat dari sini, kita hendaknya memahami bahwa bahasan tentang penyusunan ilmu nahwu merupakan bahasan penting yang harus dicermati oleh para generasi muda kita. Mereka harus melakukan pengkajian yang detail atas bahasan tersebut. Dengan demikian pemahaman mereka atas khazanah klasik akan bertambah. Disamping itu, mereka juga akan sanggup membela kemuliaan generasi terdahulu mereka, membentengi diri mereka dari gelombang peragu-raguan dan </span></span><span style="font-size: large; text-align: left;">inferioritas, dan penghancuran khazanah klasik kita yang dilakukan oleh musuh- musuh Islam dan Arab.</span></p></div><div class="Section2"> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 6.1pt; margin-top: .05pt; text-align: justify;"><span lang="id"><span style="font-size: medium;">Berbicara tentang penyusunan ilmu nahwu akan berhubungan dengan persoalan yang cukup banyak. Siapakah yang menyusunnya? Sebelum pertanyaan ini ialah pertanyaan “Apa sebab-sebab yang mendorong penyusunannya?” Bab apa yang pertama kali disusun dalam ilmu nahwu? Atau barangkali ilmu nahwu disusun secara sekaligus? Dimana dan kapan ia disusun? Lalu apa saja bahasan ilmu ini? Apa tujuan dan fungsinya? Dari mana ia dikembangkan? Demikian seterusnya, yang semua persoalan tersebut akan dibahas berikut ini.</span></span></p> <p class="MsoBodyText" style="margin-top: .45pt;"><span lang="id"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <h2 style="margin-left: 0in; tab-stops: 48.8pt; text-indent: 0in;"><span lang="id"><span style="font-size: medium;">Sebab-sebab yang Melatar Belakangi Penyusunan Ilmu Nahwu</span></span></h2> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-right: 5.85pt; text-align: justify;"><span lang="id"><span style="font-size: medium;">Orang-orang Arab pra-Islam merupakan model sebuah masyarakat yang khas dan unik. Mereka memiliki tradisi bahasa yang menjadi patron bagi aturan bahasa secara umum. Pada masa mereka tidak terjadi pergumulan dengan bangsa- bangsa lain yang sampai menimbulkan pengaruh yang signifikan pada bahasa mereka. Ini berkebalikan dengan apa yang terjadi pada zaman sesudah Islam, dengan beberapa alasan yang akan dibahas<span style="letter-spacing: -.05pt;"> </span>kemudian.</span></span></p> <p class="MsoBodyText" style="margin-top: .05pt;"><span lang="id"><span style="font-size: medium;">Bahasa di jazirah Arab pra-Islam bisa dibedakan atas dua tingkatan:</span></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 5.8pt; margin-top: 0in; tab-stops: 70.05pt; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span lang="id" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Pertama</i>, tingkatan bahasa fasih, yang berupa bahasa patron yang disepakati, dan berkiblat pada dialek Quraisy yang digunakan dalam bidang keagamaan, politik, perdagangan, dan kebudayaan, sampai-sampai kabilah-kabilah Arab menjadikannya sebagai kiblat dalam berbagai bidang<span style="letter-spacing: -.3pt;"> </span>kehidupan.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 5.8pt; margin-top: 0in; tab-stops: 70.05pt; text-align: justify; text-indent: 0in;"><i style="font-size: large; text-indent: 0in;"><br /></i></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 5.8pt; margin-top: 0in; tab-stops: 70.05pt; text-align: justify; text-indent: 0in;"><i style="font-size: large; text-indent: 0in;">Kedua,</i><span style="font-size: large; text-indent: 0in;">tingkatan dialek, yang terdiri dari dialek-dialek berbagai kabilah yang sangat banyak jumlahnya, yang mana cara dan tradisinya berbeda satu sama lain sampai pada batas-batas</span><span style="font-size: large; letter-spacing: -0.1pt; text-indent: 0in;"> </span><span style="font-size: large; text-indent: 0in;">tertentu.</span><span style="font-size: large; text-align: left;"> </span></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 5.8pt; margin-top: 0in; tab-stops: 70.05pt; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span lang="id"><span style="font-size: medium;">Orang-orang Arab saat itu mampu berbicara dalam kedua tingkatan tersebut, yang fasih maupun dialek. Mereka menggunakan bahasa dialek apabila </span></span><span style="font-size: large;">sedang bercakap-cakap santai dengan keluarga. Apabila mereka pada saat yang lain dituntut untuk memakai bahasa yang fasih maka mereka pun akan melakukannya tanpa merasa kesulitan.</span></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 5.8pt; margin-top: 0in; tab-stops: 70.05pt; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p></div><div class="Section3"> <h2 style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 5.85pt; margin-top: 6.2pt; tab-stops: 48.8pt 110.65pt 179.25pt 240.5pt 301.7pt 366.35pt 415.05pt; text-indent: 0in;"><span lang="id"><span style="font-size: medium;">Nahwu sebagai Kaidah Ilmiah Bahasa Arab</span></span></h2> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 6.0pt; margin-top: 5.75pt; text-align: justify;"><span lang="id"><span style="font-size: medium;">Al-Jabiri dalam salah satu bukunya yang sangat terkenal ”Takwîn al-Aql al-Arabi” menyatakan bahwa “jika filsafat disebut sebagai mukjizat bangsa Yunani, maka pengetahuan tentang bahasa adalah mukjizat bangsa Arab.<sup>1</sup>Menurutnya, sumbangan terpenting bangsa Arab terhadap peradaban yang diwariskan kepada dunia adalah “agama dan bahasa”. Keduanya saling terkait erat dan tidak dapat dipisahkan.</span></span></p><p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 6.0pt; margin-top: 5.75pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></p><p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 6.0pt; margin-top: 5.75pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Munculnya berbagi perselisihan mazhab, baik dalam fiqih maupun kalam jika dicermati, di antaranya, juga disebabkan oleh bahasa, dalam hal ini adalah masalah interpretasi teks (bahasa) al-Qur’an. Begitu pula dalam perselisihan politik, meskipun berlatar belakang sosial, ekonomi dan golongan, namun adakalanya pula timbul dari soal pemahaman teks (bahasa) agama.</span></p><p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 6.0pt; margin-top: 5.75pt; text-align: justify;"><span lang="id"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 6.0pt; margin-top: 5.75pt; text-align: justify;"><span lang="id"><span style="font-size: medium;">Itu sebabnya, aktifitas ilmiah pertama yang dilakukan dalam tradisi intelektual Islam adalah terkait dengan masalah kebahasaan seperti kodifikasi bahasa, meletakkan dasar-dasar linguistik dan merumuskan gramatikanya. Metode ilmiah yang digunakan dalam pembahasan bahasa ini lalu dijadikan mode dalam berbagai aktifitas intelektual lainnya. Karenanya, tradisi keilmuan Islam yang berkembang setelah ilmu bahasa sangat terwarnai oleh metode dan cara berpikir para linguist dan grammarian generasi<span style="letter-spacing: -.05pt;"> </span>pertama. </span></span><span style="font-size: large;">Oleh karena itu, pada bagian ini penting rasanya menelusuri kembali mula</span><span style="font-size: large; letter-spacing: 0.65pt;"> </span><span style="font-size: large;">pertama</span><span style="font-size: large; letter-spacing: 0.7pt;"> </span><span style="font-size: large;">aktifitas</span><span style="font-size: large; letter-spacing: 0.7pt;"> </span><span style="font-size: large;">dunia</span><span style="font-size: large; letter-spacing: 0.7pt;"> </span><span style="font-size: large;">kebahasaan</span><span style="font-size: large; letter-spacing: 0.85pt;"></span><span style="font-size: large;">yang</span><span style="font-size: large; letter-spacing: 0.7pt;"> </span><span style="font-size: large;">kemudian</span><span style="font-size: large; letter-spacing: 0.7pt;"> </span><span style="font-size: large;">disebut</span><span style="font-size: large; letter-spacing: 0.7pt;"> </span><span style="font-size: large;">dengan</span><span style="font-size: large; letter-spacing: 0.75pt;"> </span><span style="font-size: large;">ilmu </span><span style="font-size: large; text-indent: 0.5in;">nahwu, terutama yang terkait dengan penggagas disiplin tersebut dan perkembangannya.</span></p></div><div class="Section4"> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-right: 5.95pt; text-align: justify;"><span lang="id"><span style="font-size: medium;">Berbagai literatur Arab yang membahas historisitas nahwu hampir dapat dipastikan bahwa pada umumnya memiliki nuansa pengkajian yang seirama, yaitu terfokus pada dua hal: peletak dasar (penggagas) disiplin nahwu, dan kedua latarbelakang kelahirannya. Terkait dengan soal pertama, perbincangan yang mewarnai berbagai literatur Arab berkisar pada “pro-kontra” dalam memastikan nama utama yang dianggap sebagai penggagas ilmu nahwu ini. Paling tidak terdapat lima nama yang disebut-sebut secara kontroversial sebagai panggagasnya, yaitu; Abu al-Aswad al-Du’ali, Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khattab, Abdurrahman bin Hurmuz dan Nashr bin Ashim al-Laitsi.<sup>2</sup></span></span></p> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-right: 5.8pt; text-align: justify;"><span lang="id"><span style="font-size: medium;">Kajian ini tidak akan larut dan terjebak pada kontroversi di atas, sebab hampir dapat dipastikan semua nama yang tersebut tadi memiliki peran masing- masing dalam membidani kelahiran dan pertumbuhan nahwu. Abu al-Aswad al- Du’ali dan para muridnya yaitu Anbasah al-Fil, al-Aqran, Nashr bin Ashim dan Yahya bin Ya’mur, misalnya, dalam berbagai literatur diakui sebagai penggagas awal ilmu nahwu. Abu Aswad al-Du’ali berjasa merumuskan “i’rab” dan pembagiannya, semenatra para muridnya mengembangkannya dan menemukan istilah-istilah teknis semisal “al-mubtada’, al-fa’il dan al-maf’ul”. </span></span></p><p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-right: 5.8pt; text-align: justify;"><span lang="id"><span style="font-size: medium;">Kemudian murid dari para murid Abu Aswad terutama Ibnu Abi Ishaq al-Hadhrami, Isa bin Umar al- Tsaqafi dan Abu Amr bin al-Ala’ lebih jauh mengembangkan teori-teori yang telah dirintis di atas dengan cara membuat rumusan tatabahasa yang sedikit lebih luas dengan melakukan penelitian mendalam mengenai karakter bahasa Arab, ia juga dianggap sebagai penggagas metode “ta’lil dan qiyas” dalam nahwu.<sup>3</sup>Lebih dari<span style="letter-spacing: .15pt;"> </span>itu, </span></span><span style="font-size: large;">generasi ini juga telah membukukan teori-teori mereka seperti yang dilakukan oleh Isa bin Umar dalam karyanya”Kitâb al-Jâmi’ dan Kitâb al-Mukammil ”.</span><sup>4</sup></p></div><div class="Section5"> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-right: 5.8pt; text-align: justify;"><span lang="id"><span style="font-size: medium;">Sementara terkait dengan latar belakang yang mendorong lahirnya ilmu nahwu ini hampir semua literatur yang tersedia sependapat yaitu disebabkan karena semakin meluasnya kesalahan-kesalahan berbahasa secara baik dan benar menurut standar bahasa Arab yang fasih, atau yang lebih akrab disebut dengan istilah “al- Lahn”.<sup>5</sup></span></span></p> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-right: 6.05pt; text-align: justify;"><span lang="id"><span style="font-size: medium;">Terlepas dari faktor utama yang mendorong proses ilmiah bahasa Arab (kodifikasi dan perumusan gramatikanya), misalnya saja demi menjaga kemurnian bahasa al-Quran atau karena meluasnya “lahn” seperti di tengah masyarakat seperti disinggung di atas, atau siapapum penggagas utama cabang pengetahuan nahwu ini, yang pasti aktifitas ilmiah tersebut telah menjadi catatan penting dalam sejarah intelektual Islam yang menandai adanya suatu perubahan radikal dalam dunia kebahasaan Arab. Aktifitas intelektual tersebut telah merubah bahasa Arab dari sebuah bahasa non ilmiah (tidak dapat dipelajari dengan metode ilmiah) menjadi bahasa ilmiah, bahasa yang memiliki aturan dan sistem seperti lazimnya obyek ilmiah lainnya.</span></span></p> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-right: 5.8pt; text-align: justify;"><span lang="id"><span style="font-size: medium;">Dalam kaitan ini, Khalil bin Ahmad al-Farahidi (100-170 H) dipandang sebagai orang yang paling berjasa dalam proses ilmiah yang sebenarnya dalam bahasa Arab. Pengetahuannya yang begitu luas baik tentang hadits, fikih, bahasa, matematika dan logika formal (manthiq) dan didukung dengan kecerdasan yang luar biasa, ilmu nahwu ia kembangkan sedemikian rupa baik secara teoretik maupun cakupan kajiannya. Dengan kata lain, bahasa Arab mulai benar-benar menjadi bahasa yang ilmiah dan dapat dipelajayjri secara metodologis dan sistematis sejak ia dibuat rumusan tatabahasanya yang komprehensif oleh Khalil bin Ahmad al-</span></span><span style="font-size: large;">Farahidi ini.</span><sup>6</sup><span style="font-size: large;"> Oleh karena itu, pada umumnya kajian seputar metode dalam proses ilmiah bahasa Arab lebih terfokus pada penelusuran metode yang digunakan oleh Khalil tersebut. Tulisan ini juga akan bertitik tolak dari hal yang serupa pula.</span></p></div><p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 5.8pt; margin-top: 6.7pt; text-align: justify;"><span lang="id"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p><p class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin: 6.7pt 5.8pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span lang="id"><span style="font-size: x-small;"><sup style="text-align: left; text-indent: 48px;"><span lang="id" style="font-family: Carlito, sans-serif; line-height: 15px;">1</span></sup><span lang="id" style="font-family: Carlito, sans-serif; line-height: 18px; text-align: left; text-indent: 48px;"> Muhammad Abid al-Jabiri, <i>Takwin al-‘Aql al-Arabi, </i>(Beirut: Markaz Dirasah Wahdah al- Arabiyyah, 1989), cet. IV, h. 76.</span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-top: 3.55pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><sup><span lang="id" style="font-family: Carlito, sans-serif;">2</span></sup><span lang="id" style="font-family: Carlito, sans-serif;"> <span style="letter-spacing: 0.3pt;"> </span>Abd <span style="letter-spacing: 0.35pt;"> </span>al-‘Al <span style="letter-spacing: 0.35pt;"> </span>Salim <span style="letter-spacing: 0.4pt;"> </span>Mukrim, <span style="letter-spacing: 0.6pt;"> </span><i>al-Quran <span style="letter-spacing: 0.35pt;"> </span>al-Karim <span style="letter-spacing: 0.55pt;"> </span>wa <span style="letter-spacing: 0.35pt;"> </span>Atsaruhu <span style="letter-spacing: 0.35pt;"> </span>Fi <span style="letter-spacing: 0.35pt;"> </span>al-Dirasat <span style="letter-spacing: 0.35pt;"> </span>al-Nahwiyyah, </i></span><span style="font-family: Carlito, sans-serif;">(Mesir: Dar al-Maarif, t.t), h. 49.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-top: 3.55pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><sup style="text-align: left;"><span lang="id" style="font-family: Carlito, sans-serif;">3</span></sup><span lang="id" style="font-family: Carlito, sans-serif; text-align: left;"> Sauqi Dhaif, <i>al-Madaris al-Nahwiyyah, </i>(Mesir: Dar al-Maaris, t.t), h. 18.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-top: 0.15pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><sup style="text-indent: 0.5in;"><span lang="id" style="font-family: Carlito, sans-serif;">4</span></sup><span lang="id" style="font-family: Carlito, sans-serif; text-indent: 0.5in;"> Abdul Aziz Ahmad Allam, <i>Min Tarikh al-Nahwi al-Arabi, </i>dalam majalah ”Majallah”, Jami’ah al-Imam bin Saud, edisi II, 1401-1402.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><sup><span lang="id" style="font-family: Carlito, sans-serif;">5</span></sup><span lang="id" style="font-family: Carlito, sans-serif;"> Abd al-‘Al Salim Mukrim, <i>al-Quran al-Karim wa Atsaruhu Fi al-Dirasat al-Nahwiyyah, </i>h. 45-</span><span style="font-family: Carlito, sans-serif;">50.</span></span></p>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-89657500741618579762020-08-31T10:34:00.000-07:002021-06-05T07:05:09.654-07:00 PERKEMBANGAN ILMU NAHWU<h3 style="text-align: left;">Perkembangan dan Periodisasi Ilmu Nahwu</h3><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOp07Cr-3q2BxodnAPPZzUJF8WnL3kL_KH_fgkV3l50WF55agwr7nET9Wi5erBgp8NHs0Uom0AwPrrxOzORSnImmphttxGZTgDY0x_ToEkuDpuPVLwcwEY76TBJ5qtfKD67uhJGK8I9A/s272/ilmu+nahwu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="163" data-original-width="272" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOp07Cr-3q2BxodnAPPZzUJF8WnL3kL_KH_fgkV3l50WF55agwr7nET9Wi5erBgp8NHs0Uom0AwPrrxOzORSnImmphttxGZTgDY0x_ToEkuDpuPVLwcwEY76TBJ5qtfKD67uhJGK8I9A/s0/ilmu+nahwu.jpg" /></a></div><br /><div><br /></div><p style="text-align: justify;">Ilmu nahwu merupakan bagian dari ilmu bahasa secara umum. Secara keseluruhan, ilmu bahasa meliputi ilmu nahwu, ilmu sharf, ilmu pelafalan, dan ilmu semantik. Ilmu sharf berbicara tentang aturan pembentukan kata. Ia mempelajari timbangan-timbangan kata (wazan) berikut indikasinya, serta bentuk-bentuk perubahan yang sangat beragam seperti penghapusan, penambahan, perentangan, pemendekan, peleburan, pembalika, penggantian, pencacatan, serta keadaan saat terus dan saat berhenti. Dengan kata lain, kata kunci dalam ilmu sharf ialah kata .</p><p style="text-align: justify;">Adapun kata kunci dalam ilmu pelafalan ialah suara. Sementara, ilmu semantik menitikberatkan kajiannya pada aspek makna dan penunjukan makna. Titik berat pada aspek makna berarti bahwa disana akan dipelajari tentang makna leksikon dari suatu kata, makna kontekstualnya, makna individual, makna sosial, dan sebagainya. Titik berat pada penunjukan makna berarti bahwa disana akan dipelajari tentang perkembangan makna suatu kata, yang dipengaruhi oleh banyak variabel seperti individu, sosial, kebudayaan, militer, politik, peradaban, dan lain- lain. Adapun ilmu nahwu, kata kuncinya ialah kalimat. Ia secara khusus berbicara tentang jabatan tiap elemen kalimat dan secara umum berbicara tentang aturan mengenai hubungan antar elemen tersebut.</p><p style="text-align: justify;">Demikianlah, ilmu nahwu telah digunakan untuk menganalisis secara sintaktik bagian-bagian sebuah kalimat serta hubungan antar bagian-bagian tersebut dalam apa yang dalam tradisi klasik kita sebut sebagai hubungan penyandaran. Jadi ilmu nahwu tidaklah hanya berbicara tentang harakat di akhir kata serta i’rabnya, (6 Sauqi Dhaif, al-Madaris al-Nahwiyyah, h. 34-46.) namun ia juga mengatur tentang bagaimana cara yang baik dalam menyusun dan merangkai kalimat.</p><p style="text-align: justify;">Semua cabang ilmu bahasa diatas saling melengkapi satu sama lain. Ilmu- ilmu tersebut dibeda-bedakan hanyalah untuk kemudahan mempelajarinya saja. Kita tidak bisa mengkaji bahasa secara sempurna dengan hanya menggunakan salah satu atau sebagian ilmu-ilmu tersebut dan meninggalkan ilmu yang lain.</p><p style="text-align: justify;">Ilmu Nahwu (gramatika bahasa Arab) sejak awal perkembangannya sampai sekarang senantiasa menjadi bahan kajian yang dinamis di kalangan para pakar linguistik bahasa Arab. Sebagai salah satu cabang linguistik (ilmu lughah), Ilmu Nahwu dapat dipelajari untuk dua keperluan. Pertama, Ilmu Nahwu dipelajari sebagai prasyarat atau sarana untuk mendalami bidang ilmu lain yang referensi utamanya ditulis dengan bahasa Arab, misalnya Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits, dan Ilmu Fiqih. Kedua, Ilmu Nahwu dipelajari sebagai tujuan utama. Dua bentuk pembelajaran (learning) Ilmu Nahwu itu telah menjadi tradisi yang berkembang secara berkesinambungan di kalangan masyarakat Arab (Islam) dahulu sampai sekarang.</p><p style="text-align: justify;">Hampir semua pakar agama Islam sejak akhir abad kesatu Hijriah sampai sekarang mempunyai penguasaan yang baik terhadap Ilmu Nahwu. Bahkan tidak jarang dari mereka yang menjadi pakar dalam bidang nahwu di samping kepakaran mereka dalam bidang agama. Sebagai contoh, Imam Ibnu Katsir, An-Nawawi, Jalaluddin As-Suyuthi, Ibnu Hisyam, dan Az- Zamakhsyari adalah tokoh-tokoh handal dalam bidang ilmu agama, dan pada saat yang sama kepakaran mereka dalam bidang Ilmu Nahwu juga diakui di kalangan ulama. Di Indonesia, tokoh- tokoh agama semisal Syekh Nawawi Banten, Buya Hamka, Prof. Mahmud Yunus, dan K.H. Bisri Musthafa juga mempunyai penguasaan nahwu yang mendalam, bahkan rata-rata mereka telah menulis atau menerjemahkan lebih dari satu judul buku tentang nahwu. Sementara itu, tokoh-tokoh nahwu seperti Imam Sibawaih, Al- Farra', Ibnu Jinny, dan Ibnu Yaisy, lebih dikenal sebagai pakar dalam bidang Ilmu Nahwu. Al-Fadlali (1986) dalam bukunya Marakizud-Dirasat an- Nahwiyyah membagi perkembangan Ilmu Nahwu secara kronologis berdasarkan kurun waktu dan peta penyebarannya. Di bagian akhir bukunya dia membuat skema perkembangan Ilmu Nahwu sebagai berikut.</p><p><br /></p><p><b>PETA PERKEMBANGAN ILMU NAHWU</b></p><p>Pusat Perkembangan Abad Hijriah ke</p><p></p><ol style="text-align: left;"><li>Bashrah, Mekah, Medinah Kufah,Baghdad, Mushal, Irbal, Andalus (1) kesatu</li><li>Marocco, Persi (2) kedua</li><li>Mesir (3) ketiga</li><li>Damaskus, Haleb (4) keempat</li><li>Nejed, Yaman (5) kelima</li><li>Hulah, Eropa (6) keenam</li><li>India (7) ketujuh</li><li>Romawi (8) kedelapan</li></ol><p></p><p style="text-align: justify;">Dari peta di atas tampak bahwa Al-Fadlali tidak memasukkan negara- negara Asia Tenggara sepertiIndonesia dan Malaysia dalam peta. Padahal bagaimanapun juga di negara-negara itu perkembangan nahwu cukup pesat. Di samping itu, ia juga tidak mengemukakan alasan mengapa ia langsung melompat dari abad ke 8 menuju abad ke14 dengan mengabaikan lima abad yang ada di antaranya. Namun, terlepas dari kekurangannya, bagan tersebut cukup berarti dalam memberikan gambaran secara global tentang peta perkembangan Ilmu Nahwu.7(<i>Agus Bajang, Perkembangan dan Sejarah Ilmu Nahwu, http://agusbajang.blogspot.com/2009/12/perkembangan-dan-sejarah-ilmu-nahwu.html diunduh pada 19 Juni 2012 pukul 21.30 wib</i>)</p><p style="text-align: justify;">Sementara itu, Dlaif (1968) membagi perkembangan Ilmu Nahwu berdasarkan aliran-aliran (madzhab) dengan menyebutkan sejumlah tokoh yang dominan pada setiap aliran. Ia menyebutkan secara kronologis lima aliran nahwu sebagai berikut. (1) aliran Bashrah, (2) aliran Kufah, (3)aliran Baghdad, (4) aliran Andalusia, dan (5) aliran Mesir. Dua aliran pertama, Bashrah dan Kufah, disebutnya sebagai aliran utama, karena keduanya mempunyai otoritas dan independensi yang tinggi, kedua aliran tersebut juga mempunyai pendukung yang banyak dan fanatik, sehingga mampu mewarnai aliran-aliran berikutnya. Adapun tiga aliran yang lain disebutnya sebagai aliran turunan yang berinduk pada salah satu aliran utama atau merupakan hasil paduan antara keduanya.</p><p style="text-align: justify;">Di Indonesia, sejalan dengan perkembangan agama Islam, Ilmu Nahwu juga banyak dipelajari. Akan tetapi, pembelajaran nahwu di Indonesia lebih banyak sebagai alat (untuk mempelajari bahasa Arab) dan bukan sebagai tujuan. Karena itu, referensi yang banyak dipelajari adalah buku-buku yang bersifat praktis dan textbook oriented yang substansinya mengacu pada peran nahwu sebagai alat bantu pembelajaran agama (Islam), sementara buku-buku yang bersifat historis teoretis cenderung kurang mendapat perhatian.</p><p style="text-align: justify;">Oleh karena itu, tidak mengherankan jika referensi nahwu yang banyak ditemukan di pesantren-pesantren maupun di kalangan perguruan tinggi Islam adalah buku-buku semacam Al- Ajrumiyyah dengan berbagai syarah1-nya, Alfiyah Ibnu Malik dengan berbagai syarahnya, dan Al-'Umrithiy. Sementara, buku-buku yang banyak menyinggung aspek historis seperti Sirru Shina'atil I'rab karya Ibnu Jinny, Al-Mazhar karya Jalaluddin Assuyuthi, dan Mizanudz Dzahab 1 Syarah adalah kitab perluasan dari matan. Matan adalah karya orisinil yang ditulis oleh seorang ulama yang biasanya bersifat ringkas dan padat isi, sedangkan syarah berfungsi memperjelas atau memperluas keterangan kata-kata, kalimat atau wacana yang ada pada matan, karya Ibnu Hisyam kurang populer.</p><p style="text-align: justify;">Bagi para linguis bahasa arab, atau pemerhati Ilmu Nahwu pada khususnya, pembelajaran nahwu dari perspektif sejarah merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan, karena dengan itu cakrawala mereka tentang dinamika Ilmu Nahwu menjadi lebih luas dan pada akhirnya dalam diri mereka akan tumbuh toleransi yang tinggi terhadap perbedaan - perbedaan yang ada. Selain itu, karya- karya monumental para pakar Ilmu Nahwu sejak abad permulaan sampai</p><p style="text-align: justify;">pertengahan abad 20 M itu ada khazanah yang terlalu mahal untuk disia-siakan. Atas dasar kenyataan dan alasan diatas, pada kesempatan ini penulis memaparkan secara global dinamika Ilmu Nahwu pada abad permulaan. Paparan itu mencakupi cikal bakal Ilmu Nahwu, Bashrah sebagai kota kelahiran Ilmu Nahwu, dan tokoh- tokoh pemrakarsa Ilmu Nahwu.</p><p>Selain itu kami paparkan perkembangan ilmu nahwu dapat diruntut menjadi tiga periode:</p><p><b>a. Periode Perintisan (Periode Bashrah)</b></p><p style="text-align: justify;">Perkembangan pada periode ini berpusat di Bashrah, dimulai sejak zaman Abul Aswad sampai munculnya Al-Khalil bin Ahmad, yakni sampai akhir abad kesatu Hijriyah. Periode ini masih bisa dibedakan atas dua sub periode, yaitu masa kepeloporan dan masa pengembangan. Masa kepeloporan tidak sampai memasuki masa Daulah Abbasiyah. Ciri-cirinya ialah belum munculnya metode qiyas (analogi), belum munculnya perbedaan pendapat, dan masih minimnya usaha kodifikasi. Adapun ciri-ciri masa pengembangan ialah makin banyaknya pakar, pembahasan tema-temanya semakin luas, mulai munculnya perbedaan pendapat, mulai dipakainya argumen dalam menjelaskan kaidah dan hukum bahasa, dan mulai dipakainya metode analogi.</p><p><b>b. Periode Ekstensifikasi (Periode Bashrah-Kufah)</b></p><p style="text-align: justify;">Periode ini merupakan masa ketiga bagi Bashrah dan masa pertama bagi Kufah. Hal ini tidak terlalu mengherankan, sebab kota Bashrah memang lebih dulu dibangun daripada kota Kufah. Pada masa ini, Bashrah telah mendapatkan rivalnya. Terjadi perdebatan yang ramai antara Bashrah dan Kufah yang senantiasa berlanjut sampai menghasilkan apa yang disebut sebagai Aliran Bashrah dengan panglima besarnya Imam Sibawaih dan Aliran Kufah dengan panglima besarnya Imam Al- Kisa’i. Pada masa ini, ilmu nahwu menjadi sedemikian luas sampai membahas tema-tema yang saat ini kita kenal sebagai ilmu sharf.</p><p><b>c. Periode Penyempurnaan dan Tarjih (Periode Baghdad)</b></p><p style="text-align: justify;">Di akhir periode ekstensifikasi, Imam Al-Ru’asi (dari Kufah) telah meletakkan dasar-dasar ilmu sharf. Selanjutnya pada periode penyempurnaan, ilmu sharf dikembangkan secara progresif oleh Imam Al-Mazini. Implikasinya, semenjak masa ini ilmu sharf dipelajari secara terpisah dari ilmu nahwu, sampai saat ini. Masa ini diawali dengan hijrahnya para pakar Bashrah dan Kufah menuju kota baru Baghdad. Meskipun telah berhijrah, pada awalnya mereka masih membawa fanatisme alirannya masing-masing. Namun lambat laun, mereka mulai berusaha mengkompromikan antara Kufah dan Bashrah, sehingga memunculkan aliran baru yang disebut sebagai Aliran Baghdad. Pada masa ini, prinsip-prinsip ilmu nahwu telah mencapai kesempurnaan. Aliran Baghdad mencapai keemasannya pada awal abad keempat Hijriyah. Masa ini berakhir pada kira-kira pertengahan abad keempat Hijriyah. Para ahli nahwu yang hidup sampai masa ini disebut sebagai ahli nahwu klasik.</p><p style="text-align: justify;">Setelah tiga periode diatas, ilmu nahwu juga berkembang di Andalusia (Spanyol), lalu di Mesir, dan akhirnya di Syam. Demikian seterusnya sampai ke zaman kita saat ini.</p><p><br /></p><p> </p>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-85197328309994610742020-08-30T09:05:00.000-07:002021-06-05T07:04:58.221-07:00Sejarah Arab Pra Islam<h3 style="text-align: left;"><span style="font-size: medium;">Sekilas tentang Al-Arab Al-Baidah </span></h3><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDMZnRxUbW9Ux9aCZgQqj2VY3LRqiymcVNipsNtDr1gG438bqp-155zLkBP0LGEijgJ629SxanjSz1xJ__wrs8QM3bH_I5eEZ9KVRy5jk2oXZ18u-gNl9jSkbmxvuVfm10Nv7qcjZfpQ/s276/Sejarah+Arab+Pra+Islam.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="183" data-original-width="276" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDMZnRxUbW9Ux9aCZgQqj2VY3LRqiymcVNipsNtDr1gG438bqp-155zLkBP0LGEijgJ629SxanjSz1xJ__wrs8QM3bH_I5eEZ9KVRy5jk2oXZ18u-gNl9jSkbmxvuVfm10Nv7qcjZfpQ/w400-h265/Sejarah+Arab+Pra+Islam.jpg" width="400" /></a></div><br /><span style="font-size: medium;"><br /></span></div> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: Times New Roman, serif; font-size: medium;"><b>Kondisi Bangsa Arab Sebelum Datangnya Islam</b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Ditilik dari silsilah keturunan dan cikal bakalnya, para sejarawan membagi kaum-kaum Bangsa Arab menjadi Tiga bagian, yaitu :<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.75in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">1. <b><i>Arab Ba’idah</i></b>, yaitu kaum-kaum Arab terdahulu yang sejarahnya tidak bisa </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: large;">dilacak secara rinci dan komplit. Seperti Ad, Tsamud, Thasn, Judais, Amlaq dan lain-lainnya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.75in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">2. <b><i>Arab Aribah</i></b>, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya’rub bin Yasyjub bin Qahthan, atau disebut pula <b><i>Arab Qahthaniyah</i></b>.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.75in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">3. <b><i>Arab Musta’ribah</i></b>, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Isma’il, yang disebut pula <b><i>Arab Adnaniyah</i></b>.<span></span></span></span></p><a name='more'></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><o:p></o:p></span></span><p></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">1. SISTEM POLITIK DAN KEMASYARAKATAN</span></b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">a. Kondisi Politik<o:p></o:p></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Bangsa Arab sebelum islam, hidup bersuku-suku (kabilah-kabilah) dan berdiri sendiri-sendiri. Satu sama lain kadang-kadang saling bermusuhan. Mereka tidak mengenal rasa ikatan nasional.Yang ada pada mereka hanyalah ikatan kabilah.Dasar hubungan dalam kabilah itu ialah pertalian darah. Rasa <i>asyabiyah </i>(kesukuan) amat kuat dan mendalam pada mereka, sehingga bila mana terjadi salah seorang di antara mereka teraniaya maka seluruh anggota-anggota kabilah itu akan bangkit membelanya. Semboyan mereka “ <i>Tolong saudaramu, baik dia menganiaya atau dianiaya</i> “.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Pada hakikatnya kabilah-kabilah ini mempunyai pemuka-pemuka yang memimpin kabilahnya masing-masing.Kabilah adalah sebuah pemerintahan kecil yang asas eksistensi politiknya adalah <b><i>kesatuan fanatisme</i></b>, adanya manfaat secara timbal balik untuk menjaga daerah dan menghadang musuh dari luar kabilah.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Kedudukan pemimpin kabilah ditengah kaumnya, seperti halnya seorang raja.Anggota kabilah harus mentaati pendapat atau keputusan pemimpin kabilah.Baik itu seruan damai ataupun perang.Dia mempunyai kewenangan hukum dan otoritas pendapat, seperti layaknya pemimpin dictator yang perkasa. Sehingga adakalanya jika seorang pemimpin murka, sekian ribu mata pedang ikut bicara, tanpa perlu bertanya apa yang membuat pemimpin kabilah itu murka.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Kekuasaan yang berlaku saat itu adalah system dictator.Banyak hak yang terabaikan.Rakyat bisa diumpamakan sebagai ladang yang harus mendatangkan hasil dan memberikan pendapatan bagi pemerintah.Lalu para pemimpin menggunakan kekayaan itu untuk foya-foya mengumbar syahwat, bersenang-senang, memenuhi kesenangan dan kesewenangannya.Sedangkan rakyat dengan kebutaan <a name="_GoBack"></a>semakin terpuruk dan dilingkupi kezhaliman dari segala sisi.Rakyat hanya bisa merintih dan mengeluh, ditekan dan mendapatkan penyiksaan dengan sikap harus diam, tanpa mengadakan perlawanan sedikitpun.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Kadang persaingan untuk mendapatkan kursi pemimpin yang memakai sistem <b><i>keturunan paman</i></b> kerap membuat mereka bersikap lemah lembut, manis dihadapan orang banyak, seperti bermurah hati, menjamu tamu, menjaga kehormatan, memperlihatkan keberanian, membela diri dari serangan orang lain, hingga tak jarang mereka mencari-cari orang yang siap memberikan sanjungan dan pujian tatkala berada dihadapan orang banyak, terlebih lagi para penyair yang memang menjadi penyambung lidah setiap kabilah pada masa itu, hingga kedudukan para penyair itu sama dengan kedudukan orang-orang yang sedang bersaing mencari simpati.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">b. Kondisi Masyarakat<o:p></o:p></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Dikalangan Bangsa Arab terdapat beberapa kelas masyarakat. </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Yang kondisinya berbeda antara yang satu dengan yang lain. Hubungan seorang keluarga dikalangan bangsawan sangat diunggulkan dan diprioritaskan, dihormati dan dijaga sekalipun harus dengan pedang yang terhunus dan darah yang tertumpah. Jika seorang ingin dipuji dan menjadi terpandang dimata bangsa Arab karena kemuliaan dan keberaniannya, maka dia harus banyak dibicarakan kaum wanita.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Karena jika seorang wanita menghendaki, maka dia bisa mengumpulkan beberapa kabilah untuk suatu perdamaian, dan jika wanita itu mau maka dia bisa menyulutkan api peperangan dan pertempuran diantara mereka. Sekalipun begitu, seorang laki-laki tetap dianggap sebagai pemimpin ditengah keluarga, yang tidak boleh dibantah dan setiap perkataannya harus dituruti. Hubungan laki-laki dan wanita harus melalui persetujuan wali wanita.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Begitulah gambaran secara ringkas kelas masyarakat bangsawan, sedangkan kelas masyarakat lainnya beraneka ragam dan mempunyai kebebasan hubungan antara laki-laki dan wanita.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Para wanita dan laki-laki begitu bebas bergaul, malah untuk berhubungan yang lebih dalam pun tidak ada batasan. Yang lebih parah lagi, wanita bisa bercampur dengan lima orang atau lebih laki-laki sekaligus. Hal itu dinamakan <b><i>hubungan poliandri</i></b>. Perzinahan mewarnai setiap lapisan masyarakat. Semasa itu, perzinahan tidak dianggap aib yang mengotori keturunan.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Banyak hubungan antara wanita dan laki-laki yang diluar kewajaran, seperti :</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.5in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;"><span style="font-size: medium;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">1. Pernikahan secara spontan, seorang laki-laki mengajukan lamaran kepada laki-laki lain yang menjadi wali wanita, lalu dia bisa menikahinya setelah menyerahkan mas kawin seketika itu pula.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.5in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">2. Para laki-laki bisa mendatangi wanita sekehendak hatinya. Yang disebut wanita pelacur.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.5in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">3. Pernikahan <b><i>Istibdha’</i></b>, seorang laki-laki menyuruh istrinya bercampur kepada laki-laki lain hingga mendapat kejelasan bahwa istrinya hamil. Lalu sang suami mengambil istrinya kembali bila menghendaki, karena sang suami menghendaki kelahiran seorang anak yang pintar dan baik.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.5in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">4. Laki-laki dan wanita bisa saling berhimpun dalam berbagai medan peperangan. Untuk pihak yang menang, bisa menawan wanita dari pihak yang kalah dan menghalalkannya menurut kemauannya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Banyak lagi hal-hal yang menyangkut hubungan wanita dengan laki-laki yang diluar kewajaran.Diantara kebiasaan yang sudah dikenal akrab pada masa jahiliyah ialah poligami tanpa da batasan maksimal, berapapun banyaknya istri yang dikehendaki. </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Bahkan mereka bisa menikahi janda bapaknya, entah karena dicerai atau karena ditinggal mati. Hak perceraian ada ditangan kaum laki-laki tanpa ada batasannya.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Perzinahan mewarnai setiap lapisan mayarakat, tidak hanya terjadi di lapisan tertentu atau golongan tertentu. Kecuali hanya sebagian kecil dari kaum laki-laki dan wanita yang memang masih memiliki keagungan jiwa.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Ada pula kebiasaan diantara mereka yang mengubur hidup-hidup anak perempuannya, karena takut aib dan karena kemunafikan. Atau ada juga yang membunuh anak laki-lakinya, karena takut miskin dan lapar. </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Disini kami tidak bisa menggambarkannya secara detail kecuali dengan ungkapan-ungkapan yang keji, buruk, dan menjijikkan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Secara garis besar, kondisi masyarakat mereka bisa dikatakan lemah dan buta. Kebodohan mewarnai segala aspek kehidupan, khurafat tidak bisa dilepaskan, manusia hidup layaknya binatang. Wanita diperjual-belikan dan kadang-kadang diperlakukan layaknya benda mati. Hubungan ditengah umat sangat rapuh dan gudang-gudang pemegang kekuasaan dipenuhi kekayaan yang berasal dari rakyat, atau sesekali rakyat dibutuhkan untuk menghadang serangan musuh.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">2. SISTEM KEPERCAYAAN DAN KEBUDAYAAN</span></b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Kepercayaan bangsa Arab sebelum lahirnya Islam, mayoritas mengikuti dakwah Isma’il <i>Alaihis-Salam,</i> yaitu menyeru kepada agama bapaknya Ibrahim <i>Alaihis-Salam</i> yang intinya menyeru menyembah Allah, mengesakan-Nya, dan memeluk agama-Nya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Waktu terus bergulir sekian lama, hingga banyak diantara mereka yang melalaikan ajaran yang pernah disampaikan kepada mereka.Sekalipun begitu masih ada sisa-sisa tauhid dan beberapa syiar dari agama Ibrahim, hingga muncul <b>Amr Bin Luhay, (</b>Pemimpin Bani Khuza’ah).Dia tumbuh sebagai orang yang dikenal baik, mengeluarkan shadaqah dan respek terhadap urusan-urusan agama, sehingga semua orang mencintainya dan hampir-hampir mereka menganggapnya sebagai ulama besar dan wali yang disegani.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Kemudian Amr Bin Luhay mengadakan perjalanan ke Syam. </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Disana dia melihat penduduk Syam menyembah berhala. Ia menganggap hal itu sebagai sesuatu yang baik dan benar. Sebab menurutnya, Syam adalah tempat para Rasul dan kitab. Maka dia pulang sambil membawa <b><i>HUBAL</i></b> dan meletakkannya di Ka’bah. Setelah itu dia mengajak penduduk Mekkah untuk membuat persekutuan terhadap Allah. Orang orang Hijaz pun banyak yang mengikuti penduduk Mekkah, karena mereka dianggap sebagai pengawas Ka’bah dan penduduk tanah suci.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Pada saat itu, ada tiga berhala yang paling besar yang ditempatkan mereka ditempat-tempat tertentu, seperti :</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 84pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -48pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">1. <b><i>Manat</i></b>, mereka tempatkan di Musyallal ditepi laut merah dekat Qudaid.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 84pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -48pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">2. <b><i>Lata, </i></b>mereka tempatkan di Tha’if.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 84pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -48pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">3. <b><i>Uzza, </i></b>mereka tempatkan di Wady Nakhlah.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Setelah itu, kemusyrikan semakin merebak dan berhala-berhala yang lebih kecil bertebaran disetiap tempat di Hijaz.Yang menjadi fenomena terbesar dari kemusyrikan bangsa Arab kala itu yakni mereka menganggap dirinya berada pada agama Ibrahim.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Ada beberapa contoh tradisi dan penyembahan berhala yang mereka lakukan, seperti :<o:p></o:p></span></span></p> <ol start="1" type="1"> <li class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Mereka mengelilingi berhala dan mendatanginya, berkomat-kamit dihadapannya, meminta pertolongan tatkala kesulitan, berdo’a untuk memenuhi kebutuhan, dengan penuh keyakinan bahwa berhala-berhala itu bisa memberikan syafaat disisi Allah dan mewujudkan apa yang mereka kehendaki.<o:p></o:p></span></span></li> <li class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Mereka menunaikan Haji dan Thawaf disekeliling berhala, merunduk dan bersujud dihadapannya.<o:p></o:p></span></span></li> <li class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Mereka mengorbankan hewan sembelihan demi berhala dan menyebut namanya.<o:p></o:p></span></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Banyak lagi tradisi penyembahan yang mereka lakukan terhadap berhala-berhalanya, berbagai macam yang mereka perbuat demi keyakinan mereka pada saat itu.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Bangsa Arab berbuat seperti itu terhadap berhala-berhalanya, dengan disertai keyakinan bahwa hal itu bisa mendekatkan mereka kepada Allah dan menghubungkan mereka kepada-Nya, serta memberikan manfaat di sisi-Nya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Selain itu, Orang-orang Arab juga mempercayai dengan pengundian nasib dengan anak panah dihadapan berhala <i>Hubal.</i>Mereka juga percaya kepada perkataan <i>Peramal, Orang Pintar dan Ahli Nujum</i>.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Dikalangan mereka ada juga yang percaya dengan <i>Ramalan Nasib Sial dengan sesuatu.</i> Ada juga diantara mereka yang percaya bahwa orang yang mati terbunuh, jiwanya tidak tentram jika dendamnya belum dibalaskan, ruh nya bisa menjadi burung hantu yang berterbangan di padang seraya berkata,”Berilah aku minum, berilah aku minum”!jika dendamnya sudah dibalaskan, maka ruh nya akan menjadi tentram.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Sekalipun masyarakat Arab jahiliyah seperti itu, toh masih ada sisa-sisa dari agama Ibrahim dan mereka sama sekali tidak meninggalkannya, seperti pengagungan terhadap ka’bah, thawaf disekelilingnya, haji, umrah, Wufuq di Arafah dan Muzdalifah. Memang ada hal-hal baru dalam pelaksanaannya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Semua gambaran agama dan kebiasaan ini adalah syirik dan penyembahan terhadap berhala menjadi kegiatan sehari-hari , keyakinan terhadap hayalan dan khurafat selalu menyelimuti kehidupan mereka. Begitulah agama dan kebiasaan mayoritas bangsa Arab masa itu.Sementara sebelum itu sudah ada agama <i>Yahudi, Masehi, Majusi, dan Shabi’ah</i> yang masuk kedalam masyarakat Arab.Tetapi itu hanya sebagian kecil oleh penduduk Arab.Karena kemusyrikan dan penyesatan aqidah terlalu berkembang pesat.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Itulah agama-agama dan tradisi yang ada pada saat detik-detik kedatangan islam. Namun agama-agama itu sudah banyak disusupi penyimpangan dan hal-hal yang merusak. Orang-orang musyrik yang mengaku pada agama Ibrahim, justru keadaannya jauh sama sekali dari perintah dan larangan syari’at Ibrahim. Mereka mengabaikan tuntunan-tuntunan tentang akhlak yang mulia.Kedurhakaan mereka tak terhitung banyaknya, dan seiring dengan perjalanan waktu, mereka berubah menjadi para paganis (penyembah berhala), dengan tradisi dan kebiasaan yang menggambarakan berbagai macam khurafat dalam kehidupan agama, kemudian mengimbas kekehidupan social, politik dan agama.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Sedangkan orang-orang <i>Yahudi</i>, berubah menjadi orang-orang yang angkuh dan sombong.Pemimpin-pemimpin mereka menjadi sesembahan selain Allah. Para pemimpin inilah yang membuat hukum ditengah manusia dan menghisab mereka menurut kehendak yang terbetik didalam hati mereka.Ambisi mereka hanya tertuju kepada kekayaan dan kedudukan, sekalipun berakibat musnahnya agama dan menyebarnya kekufuran serta pengabaian terhadap ajaran-ajaran yang telah ditetapkan Allah kepada mereka, dan yang semua orang dianjurkan untuk mensucikannya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Sedangkan agama <i>Nasrani</i> berubah menjadi agama paganisme yang sulit dipahami dan menimbulkan pencampuradukkan antara Allah dan Manusia.Kalaupun ada bangsa Arab yang memeluk agama ini, maka tidak ada pengaruh yang berarti.Karena ajaran-ajarannya jauh dari model kehidupan yang mereka jalani, dan yang tidak mungkin mereka tinggalkan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 14.65pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Semua agama dan tradisi Bangsa Arab pada masa itu, keadaan para pemeluk dan masyarakatnya sama dengan keadaan orang-orang Musyrik. Musyrik hati, kepercayaan, tradisi dan kebiasaan mereka hampir serupa.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Sistem Politik dan Kemasyarakatan Arab Pra – Islam<o:p></o:p></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br /><b>• Kondisi Politik<o:p></o:p></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Bangsa arab sebelum islam , hidup bersuku – suku ( kabilah – kabilah ) dan berdiri sendiri – sendiri, satu sama lain kadang – kadang saling bermusuhan . mereka tidak mengenal rasa ikatan nasional ; yang ada pada mereka hanyalah ikaran kabilah. Dasar perhubungan dalam kabilah itu ialah pertalian darah.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><a name="more"></a><span style="background: white; font-family: "Times New Roman", serif;">Rasa ashabiyah ( kesukuan ) amat kuat dan mendalam pada mereka, sehingga bilamana terjadi salah seorang di antara </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: large;">mereka treaniaya maka seluruh anggota – anggota kabilah itu akan bangkit membelanya. Semboyan mereka’’ tolong saudara baik dia menganiaya atau teraniaya.’’ </span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Pada hakikatnya kabilah – kabilah ini mempunyai pemuka – pemuka yang memimpin kabilah masing – masing.Kabilah adalah sebuah pemerintahan kecil yang asas eksistensi politiknya adalah di satuan fanatisme, adanya memfaat secara timbal balik untuk menjaga daerah dan menghadang musuh dari luar kabilah.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Kedudukan pemimpin kabilah ditengah kaumnya, seperti halnya seorang raja.Anggota kabilah harus mentaati pendapat atau keputusan pemimpin kabilah.Baik itu seruan damai ataupun perang.Dia mempunyai kewenangan hukum dan otoritas pendapat, seperti layaknya pemimpin dictator yang perkasa. Sehingga adakalanya jika seorang pemimpin murka, sekian ribu mara pedang ikut bicara, tanpa perlu bertanya apa yang membuat pemimpin kabilah itu murka.<br />Kekuasaan yang berlaku saat itu adalah sistem dictator.Banyak hak yang terabaikan rakayat bisa diumpamakan sebagai ladang yang harus mendatangkan hasil dan memberikan pendapatan bagi pemerintah.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Lalu para pemimpin menggunakan kekayaan itu untuk foya – foya mangumbar syahwat, bersenang – senang, memenuhi kesenangan dan kesewenangannya.Sedangkan rakyat dengan kebutaan semakin terpuruk dan dilingkupi kezjhaliman dari segala sisi.rakyat hanya bisa merintih dan mengeluh, ditekan dan mendapatkan penyiksaan dengan sikap harus diam, tanpa mengadakan perlawanan sedikitpun.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Kadang persaingan untuk mendapatkan kursi pemimpin yang memakai sistem keturunan paman kerap membuat mereka bersikap lemah lembut, manis dihadapan orang banyak, seperti bermurah hati, menjamu tamu, menjaga kehormatan, memperlihatkan keberanian, membela diri dari serangan orang lain, hingga tak jarang mereka mencari – cari orang yang siap memberikan sanjungan dan pujaan tatkala berada dihadapan orang banyak, terlebih lagi para penyair yang memang menjadi penyambung lidah setiap kabilah pada masa itu, hingga kedudukan para penyair itu sama dengan kedudukan orang – orang yang sedang bersaing mencari simpati.<br /><br /><br /><b>• Kondisi masyarakat</b></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Di kalangan bangsa arab terdapat beberapa kelas masyarakat. Yang kodisinya berbeda antara yang satu dengan yang lain. Hubungan seorang keluarga dikalangan bangsawan sangat diunggulkan dan diprioritaskan, dihormati dan dijaga sekalipun harus dengan pedang yang terhunus dan darah yang tertumpah. Jika seorang ingin dipuji dan menjadi terpandang dimata bangsa arab karena kemuliaan dan keberaniannya, maka dia harus banyak dibicarakan kaum wanita.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Karena jika seorang wanita menghendaki, maka dia bisa mengumpulkan beberapa kabilah untuk suatu perdamaian, dan jika wanita itu mau maka dia bisa menyulutkan api peperangan dan pertempuran diantara mereka. Sekalipun begitu, seorang laki – laki tetap dianggap sebagai pemimpin ditengah keluarga, yang tidak boleh dibantah dan setiap perkataannya harus dituruti. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Dan cara garis besar, kondisi masyarakat mereka bisa dikatakan lemah dan buta. Kebodohan mewarnai segala aspek kehidupan, khurafat tidak bisa lepaskan, manusia hidup layaknya binatang.Wanita diperjual – belikan dan kadang – kadang diperlakukan layaknya benda mati.Hubungan ditengah umat sangat rapuh dan gudang – gudang pemegang kekuasaan dipenuhi kekayaan yang berasal dari rakyat, atau sesekali rakyat dibutuhkan untuk menghadang serangan musuh.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Ketika nabi Muhammad saw lahir.(570 m) , makkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal di antara kota – kota di negeri arab, baik daerah tradisinya maupun karena letaknya. Kota ini dilalui jarur perdangangan yang ramai, manghubungkan yaman di selatan dan syaria di utara. Dengan adanya ka’bah di tengah kota, makkah menjadi pusat keagamaan arab. Ka’bah adalah tempat meraka berziarah.Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala utama, hubal.Makkah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarkat arab ketika itu mencerminkan realitas kesukuan masyarkat jazirah arab dengan luas satu juta mil persegi.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Biasanya, orang membicarakan wilayah geografis yang didiami bangsa arab sebelum islam, pegang membatasi pembicaraan hanya pada jazirah arab, padahal bangsa arab juga mendiami daerah – daerah di sekitar jazirah . jazirah arab memang,Merupakan kediaman mayoritas bangsa arab jazirah arab terbagi menjadi dua bagian besar yaitu bagian tengah dan bagian pesisir. Di sana tidak ada sungai mengalir tetap, yang ada hanya lembah – lembah berair di musim hujan. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Bangsa arab sangat menekankan hubungan kesukuan, sehingga kesetiaan atau solidaritas kelompok menjadi sumber kekuatan bagi suatu kabilah atau suku. mereka suka berperang. Karena itu, peperangan antarsuku sering sekali terjadi.Sikap ini tampaknya telah menjadi tabiat yang mendarah daging dalam diri orang arab.akibat peperangan yang terus menerus, kebudayaan mereka tidak berkembang. <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Karena itu, bahan – bahan sejarah arab pra - islam sangat langka didapatkan di dunia arab dan dalam bahasa arab. Ahmad Syalabi menyebutkan, sejarah mereka hanya dapat diketahui dari masa kira – kira 150 tahun menjelang lahirnya agama islam .pengetahuan itu diperoleh melalui syair – syair yang beredar di kalangan para perawi syair. Dengan begitulah sejarah dan sifat masyarakat badui arab dapat diketahui, antara lain, bersemangat tinggi dalam mencari nafkah, sabar menghadapi kekerasan alam, dan juga dikenal sebagai masyarakat yang cinta kebebasan.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Bagian lain dari daerah arab yang sama sekali tidak pernah dijajah oleh bangsa lain, baik karena sulit dijangkau maupun karena tandus dan miskin, adalah hijaz. <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Kota terpenting di daerah ini adalah mekkah, kota suci tempat ka’bah berdiri.ka’bah pada masa itu bukan saja disucikan dan dikunjungi oleh penganut – pengaut agama asli makkah,tetapi juga,oleh orang – orang yahudi yang bermukim di sekitarnya.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Melalui jalur perdangangan, bangsa arab berhubungan dengan bangsa – bangsa syaria, Persia, habsyi, mesir ( Qibthi ), dan romawi yang semuanya telah mendapat pengaruh dari kebudayaan hellenisme.<br />Walaupun agama yahudi dan Kristen sudah masuk ke jazirah arab, bangsa arab kebanyakan masih menganut agama asli mereka, yaitu percaya kepada banyak dewa yang diwujudkan dalam bentuk berhala dan patung. Berhala – berhala itu mereka jadikan tempat menanyakan dan mengetahui nasib baik dan nasib buruk.Demikianlah keadaan bangsa dam jazirah arab menjelang kebangkitan islam.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Kebiasaan buruk lainnya dalam masyarakat jahiliyah adalah berkembangnya11 tindak kejahatan, perjudian, mabuk – mabukan, pertikaian antarsuku, dan saling membunuh.Tatanan kehidupan bermasyarakat tidak berjalan.Dalam hal ini yang berlaku adalah hukum rimba.Siapa yang kuat dialah yang berkuasa. Akibatnya, mereka saling bertikai dan saling membunuh.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Keadaan masyarakat semacam ini telah berjalan cukup lama, yakni bermula dari kebiasaan masyarakat yang sudah tidak mau lagi menjadikan ajaran para nabi sebagai pedoman hidupnya. Di samping mempunyai dapat yang tidak baik, bangsa arab sangat ahli dalam bahasa dan kesusastraan terutama dalam bersyair dan berpidato. Dua hal tersebut menjadi kebanggaan sekaligus sebagai sarana untuk bersaing dalam meraih kehormatan di antara kabilah – kabilah yang ada.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Ada salah satu riwayat yang menyebutkan bahwa watak dan tabiat buruk yang banyak dilakukan oleh masyarakat mekkah sebelum islam datang adalah sebagai berikut.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">• Minum minuman keras.<br />• Berzina dan memperkosa.<br />• Memperlakukan wanita sebagai barang yang diperjualbelikan.<br />• Membunuh anak perempuan karena malu dan takut miskin.<br />• Mencuri, merampok, dan merampas hak orang lain, dan masih banyak lagi.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><br />Kemudian juga dimunculkan adat kebiasaan bangsa arab sebelum islam datang yang dinilai pesitif antara lain sebagai berikut.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">• Sangat menghormati tamu.<br />• Bersikap pemberani.<br />• Dapat dipercaya.<br />• Mengutamakan kesetiakawanan.<br />• Rajin bekerja.<br />• Pandai berpidato dan bersyair.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Sistem Politik/Pemerintahan Bangsa Arab sebelum Islam</span></b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Pada masyarakat arab pra Islam sudah banyak ditemukan tata cara pengaturan dalam aktivitas kehidupan sosial yang dapat dibagi pada beberapa sistem-sistem yang ada di masyarakat, salah satunya adalah system politiknya. Pada garis besarnya penduduk jazirah dapat dibagi berdasarkan territorial kepada dua bagian yaitu:</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Penduduk kota (al-hadharah) yang tinggal di kota perniagaan jazirah Arabia, seperti Mekkah, Madinah. Kota Mekkah merupakan kota penghubung perniagaan Utara dan selatan, para pedagang dengan khalifah-khalifah yang berani membeli barang dagangan dari India dan Cina di Yaman dan menjualnya ke Syiria di Utara.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Penduduk pedalaman yang mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Cara mereka hidup adalah nomaden, berpindah dari suatu daerah ke daerah lain, mereka tidak mempunyai perkampungan yang tetap dan mata pencaharian yang tepat bagi mereka adalah memelihara ternak, domba dan unta.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Sebelum kelahiran Islam, ada tiga kekuatan politik besar yang perlu dicatat dalam hubungannya dengan Arab; yaitu kekaisaran Nasrani Byzantin, kekaisaran Persia yang memeluk agama Zoroaster, serta Dinasti Himyar yang berkuasa di Arab bagian selatan. Setidaknya ada dua hal yang bisa dianggap turut mempengaruhi kondisi politik jazirah Arab, yaitu interaksi dunia Arab dengan dua adi kuasa saat itu, yaitu kekaisaran Byzantin dan Persia serta persaingan antara yahudi, beragam sekte dalam agama Nasrani dan para pengikut Zoroaster.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Tradisi kehidupan gurun yang keras serta perang antar suku yang acap kali terjadi ini nantinya banyak berkaitan dalam penyebaran ide-ide Islami dalam al-Qur’an, seperti ”jihad”, ”sabar”, ”persaudaraan” (ukhuwwah), persamaan, dan yang berkaitan dengan semua itu.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Pada masa sebelum islam yamg diajarkan disebar luaskan ke bangsa Arab oleh Rasulullah Saw, orang arab sering kali terjali peperangan antar suku di antaranya dikenal dengan perang Fujjar karena terjadi beberapa kali antar suku, yang pertama perang antara suku Kinanah dan Hawazan, kemuadian Quraisy dan Hawazan serta Kinanah dan Hawazan lagi. Dan peperangan ini terjadi 15 tahun sebelum Rasul diutus.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Romawi Timur dengan ibu kota Konstantinopel merupakan bekas Imperium Romawi dari masa klasik. Pada permulaan abad ke-7, wilayah imperium ini telah meliputi Asia kecil, Siria, Mesir dan sebagian daeah Itali serta sejumlah kecil wilayah di pesisir Afrika Utara juga berada di bawah kekuasaannya.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Saingan berat Bizantium dalam perebutan kekuasaan di Timur Tengan adalah persia. Ketika itu, imperium ini berada di bawah kekuasaan dinasti Sasanid (sasaniyah). Ibu kota persia adalah al-Madana’in, terletak sekitar dua puluh mil di sebalah tenggara kota Baghdad yang sekarang. Wilayah kekuasaannya terbentang dari Irak dan Mesopotamia hingga pedalaman timur Iran dewasa ini serta Afganistan.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Menjelang lahirnya Nabi Muhammad Saw, penguasaan Abisinia di Yaman – Abraham, atau lebih populer dirujuk dalam literatur Islam sebagai Abrahah – melakukan invasi ke Makkah, tetapi gagal menaklukkan kota tersebut lantara epidemi cacar (hujan kerikil) yang menimpa bala tentaranya, Ekpedisi ini -merujuk Al-quran dalam surat 105- pada prinsipnmya memiliki tujuan yang secara sepenuhnya berada di dalam kerangka politik internasional ketika itu. yaitu upaya Bizantyum untuk menyatukan suku-suku Arab di bawah pengaruhnya guna menantang Persia. sementara para sejarawan muslim menambahkan tujuan lain untuknya. Menurut mereka ekpedisi tersebut- terjadi kira-kira pada 552- dimaksudkan untuk menghancurkan Ka’bah dalam rangka menjadikan gereja megah di San’a, yang dibangun Abrahah, sebagai pusat ziarah pusat keagamaan di Arabia.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Dalam masyarakat arab terdapat organisasi clan (kabilah) sebagai intinya dan anggota dari satu clan merupakan geneologi (pertalian darah). Pemerintah di kalangan bangsa Arab sebelum Islam, menurut para ahli sejarah dimulai oleh golongan Arab Bai'idah.Pada periode pertama dikenal ada kerajaan Aad di daerah Ahkaf al Romel yang terletak antara Oman dan Yaman, kaum Aad juga pernah mendirikan kerajaan antara Makkah dan Yastrib.Kemudian juga dikenal kerajaan dari kaum Tsamud mendiami daerah hijir dan wadi al-Kurro, antara Hijaz dan Syiria.Kemudian dikenal juga kerajaan dari kaum Amaliqah di Arab Timur, Oman Hijaz mereka juga ke Mesir dan Syiria.Pada periode Kedua yaitu pada masa Arab Aribah atau Bani Qhathan yang terkenal dengan kerajaan Madiniyah, kerajaan Sabaiyah dan kerajaan Himyariah.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Bagian dari daerah Arab yang sama sekali tidak pernah dijajah oleh bangsa lain adalah Hijaz. Kota terpenting di daerah ini adalah Mekkah, kota suci tempat ka'bah. Ka'bah pada masa itu bukan saja disucikan dan dikunjungi oleh penganut-penganut bangsa asli Makkah, tetapi juga orang-orang Yahudi yang bermukim di sekitarnya.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Untuk mengamankan para penziarah yang datang ke kota Makkah diadakan pemerintahan yang pada mulanya berada di tangan dua suku yang berkuasa yaitu suku Jurhum dan Ismail sebagai pemegang kekuasaan ka'bah. Kekuasaan politik kemudian berpindah ke suku Khuza'ah dan akhirnya ke suku Quraisy di bawah pimpinan Qushai.Suku Quraisy ini kemudian yang memegang dan mengatur politik dan juga urusan urusan yang berkenaan dengan ka'abah. Ada sepuluh (10) jabatan tinggi yang dibagikan kepada kabilah dari suku Quraisy yaitu :<o:p></o:p></span></span></p> <ul type="disc"> <li class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"> Hijabah (penjara kunci ka’bah)<o:p></o:p></span></span></li> <li class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"> Siqayah (penjara air mata Zam zam)<o:p></o:p></span></span></li> <li class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"> Diyat (Kekuasaan hakim sipil dan criminal)<o:p></o:p></span></span></li> <li class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"> Sifarah (kuasa usaha Negara atau duta)<o:p></o:p></span></span></li> <li class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"> Liwa (jabatan ketentaraan)<o:p></o:p></span></span></li> <li class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"> Rifadah (pengurus pajak bagi fakir miskin)<o:p></o:p></span></span></li> <li class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"> Nadwah (jabatan ketua dewan)<o:p></o:p></span></span></li> <li class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"> Khaimman (pengurus balai musyawarah)<o:p></o:p></span></span></li> <li class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"> Khazinah (jabatan administrasi keuangan)<o:p></o:p></span></span></li> <li class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"> Azlim (penjaga panah peramal) untuk mengetahui pendapat para dewa-dewa<o:p></o:p></span></span></li></ul> <p class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-7831561454419908782020-08-30T08:04:00.000-07:002021-06-05T07:04:41.480-07:00Campur Kode dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk (Kajian Sosiolinguistik)<h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; font-size: medium;"> Analisis Campur Kode dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk</span></h3><p><span style="text-align: justify;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbYHmakVbPAPcnO8zinPCDLAoKwAbUQZfAyQbLofJawmhInd4meGA7vUPZRDfNt8cZpdL1qrwN75EHVzn31iNS_RnKkBZLksS-4tO_3L3iNVEM2ec35_9IQ5jhIaWl9uUxXoM0Kb6z9A/s264/Tengelamnya+Kapal.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="124" data-original-width="264" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbYHmakVbPAPcnO8zinPCDLAoKwAbUQZfAyQbLofJawmhInd4meGA7vUPZRDfNt8cZpdL1qrwN75EHVzn31iNS_RnKkBZLksS-4tO_3L3iNVEM2ec35_9IQ5jhIaWl9uUxXoM0Kb6z9A/s0/Tengelamnya+Kapal.jpg" /></a></div><br /><span style="font-size: medium;"><br /></span><p></p><p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 107%;">Abstrak</span></b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 107%;">.Bahasa<span style="letter-spacing: -1.15pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">berperan</span><span style="letter-spacing: -1.55pt;"></span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">penting</span><span style="letter-spacing: -0.85pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam</span><span style="letter-spacing: -1.4pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">kehidupan</span><span style="letter-spacing: -1.6pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">manusia</span><span style="letter-spacing: -1.1pt;"> </span>dan<span style="letter-spacing: -1.6pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">satu-satunya </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">milik </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">manusia </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">tidak </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">pernah </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">lepas </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">dari </span>segala kegiatan gerak <span style="letter-spacing: -0.5pt;">manusia </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">sepanjang </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">keberadaan manusia </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">itu, </span>sebagai <span style="letter-spacing: -0.75pt;">makhluk </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">berbudaya </span>dan <span style="letter-spacing: -0.55pt;">bermasyarakat. </span>Saat <span style="letter-spacing: -0.6pt;">berinteraksi antarmanusia </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">akan </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">didapati manusia </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">mampu</span><span style="letter-spacing: -1.65pt;"></span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">menguasai</span><span style="letter-spacing: -1.55pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">lebih</span><span style="letter-spacing: -1.65pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">dari</span><span style="letter-spacing: -1.55pt;"> </span>satu<span style="letter-spacing: -1.65pt;"></span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa</span><span style="letter-spacing: -1.05pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">dikenal</span><span style="letter-spacing: -1.5pt;"> </span>dengan<span style="letter-spacing: -1.7pt;"></span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">sebutan</span><span style="letter-spacing: -1.75pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">bilingual</span><span style="letter-spacing: -1.5pt;"> </span>dan <span style="letter-spacing: -0.7pt;">multilingual </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">memungkinkan </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">akan </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">terjadinya </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">campur </span>kode, <span style="letter-spacing: -0.45pt;">campur kode </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">adalah </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">masuknya </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">serpihan-serpihan </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">ke </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">lain. </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">Campur </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">kode </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">bukan </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">hanya </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">terjadi </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">pada </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">percakapan </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">lisan tetapi </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">juga dapat </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">terjadi </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam percakapan</span><span style="letter-spacing: -1.7pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">tulisan,</span><span style="letter-spacing: -1.2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">misalnya</span><span style="letter-spacing: -0.85pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">Film</span><span style="letter-spacing: -1.3pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">Tenggelamnya</span><span style="letter-spacing: -0.9pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">Kapal</span><span style="letter-spacing: -1.4pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">Van</span><span style="letter-spacing: -1.65pt;"> </span>Der<span style="letter-spacing: -2.05pt;"></span><span style="letter-spacing: -0.95pt;">Wijk.<span></span></span></span></span></p><a name='more'></a><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></span><p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.6pt; line-height: 107%;">Tujuan</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -1.4pt; line-height: 107%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt; line-height: 107%;">penelitian</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -1.35pt; line-height: 107%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.75pt; line-height: 107%;">ini</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -1.2pt; line-height: 107%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.4pt; line-height: 107%;">adalah</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -1.25pt; line-height: 107%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.5pt; line-height: 107%;">mengetahui</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -1.2pt; line-height: 107%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.85pt; line-height: 107%;">wujud</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.9pt; line-height: 107%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt; line-height: 107%;">campur</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -1.75pt; line-height: 107%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt; line-height: 107%;">kode </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 107%;">dan<span style="letter-spacing: -1.35pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">fungsi</span><span style="letter-spacing: -1.2pt;"></span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">campur kode dalam </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">film </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">Tenggelamnya Kapal </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">Van </span>Der <span style="letter-spacing: -0.95pt;">Wijk. </span>Metode <span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">digunakan </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">penelitian </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">ini </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">adalah </span>metode <span style="letter-spacing: -0.55pt;">deskriptif </span>dengan <span style="letter-spacing: -0.55pt;">bentuk </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">kualitatif, </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">yaitu mendeskripsikan</span><span style="letter-spacing: -1.85pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.85pt;">wujud</span><span style="letter-spacing: -1.5pt;"> </span>dan<span style="letter-spacing: -1.85pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">fungsi</span><span style="letter-spacing: -1.65pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">terjadinya</span><span style="letter-spacing: -1.2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">campur</span><span style="letter-spacing: -2.2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">kode</span><span style="letter-spacing: -1pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang</span><span style="letter-spacing: -0.8pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">terdapat</span><span style="letter-spacing: -1.2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">film </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">Tenggelamnya Kapal </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">Van </span>Der <span style="letter-spacing: -0.95pt;">Wijk </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">dapat dibagi </span><span style="letter-spacing: -0.85pt;">menurut </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">penggunaannya </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">berupa </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">campur kode </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">deskripsi </span>dan <span style="letter-spacing: -0.45pt;">campur kode </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">pada dialog, </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">deskripsi </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">cerita </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang bertujuan </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">menggambarkan </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">latar, </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">peristiwa, </span>dan <span style="letter-spacing: -0.3pt;">tokoh sedangkan </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">dialog</span><span style="letter-spacing: -0.45pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang</span><span style="letter-spacing: -0.45pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">bertujuan</span><span style="letter-spacing: -1.65pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">untuk</span><span style="letter-spacing: -1.45pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">menyajikan</span><span style="letter-spacing: -1.65pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">percakapan</span><span style="letter-spacing: -1.7pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">tokoh/</span><span style="letter-spacing: -2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">antartokoh.</span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 107%;"><span style="font-size: medium;">Kata kunci: Campur kode, deskriptif, kualitatif.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin: 0in;"><span lang="id" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-style: normal; line-height: 115%;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 107%;">Abstract</span></b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 107%;">. Language <span style="letter-spacing: -0.55pt;">plays </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">an </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">important role </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">in </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">human </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">life </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">and is </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">the </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">only </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">property </span>of <span style="letter-spacing: -0.7pt;">humans</span><span style="letter-spacing: 0.05pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">that</span><span style="letter-spacing: -0.75pt;"> </span>can<span style="letter-spacing: -1.45pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">never</span><span style="letter-spacing: -1.75pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">be</span><span style="letter-spacing: -0.65pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">separated</span><span style="letter-spacing: -1.05pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">from</span><span style="letter-spacing: -1.15pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">all</span><span style="letter-spacing: -1.25pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">the</span><span style="letter-spacing: -0.6pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">activities</span><span style="letter-spacing: 0.05pt;"> </span>of<span style="letter-spacing: -0.75pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">human</span><span style="letter-spacing: -1.45pt;"> </span>motion<span style="letter-spacing: -1.5pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">as</span><span style="letter-spacing: 0.1pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">long</span><span style="letter-spacing: -0.4pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">as </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">human </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">existence </span>is, <span style="letter-spacing: -0.15pt;">as </span>a <span style="letter-spacing: -0.55pt;">cultured </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">and </span>social <span style="letter-spacing: -0.5pt;">creature. </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">When </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">interacting </span>between <span style="letter-spacing: -0.5pt;">humans, </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">it </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">will </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">be </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">found </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">that </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">humans </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">whoe </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">able </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">to mastermore </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">than one language </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">are </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">known </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">as </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">bilingual </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">and </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">multilingual </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">which </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">allows </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">for </span>code <span style="letter-spacing: -0.65pt;">mixing, </span>code <span style="letter-spacing: -0.75pt;">mixing </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">is </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">the </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">entry</span><span style="letter-spacing: -1.35pt;"> </span>of<span style="letter-spacing: -0.65pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">fragments</span><span style="letter-spacing: 0.15pt;"></span>of<span style="letter-spacing: -0.65pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">language</span><span style="letter-spacing: -0.55pt;"> into</span><span style="letter-spacing: -0.5pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">other</span><span style="letter-spacing: -1.65pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">languages.</span><span style="letter-spacing: -0.4pt;"> </span>Code<span style="letter-spacing: -0.5pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">mixing</span><span style="letter-spacing: -0.3pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.2pt;">does</span><span style="letter-spacing: 0.1pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">not</span><span style="letter-spacing: -0.7pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">only</span><span style="letter-spacing: -1.3pt;"> </span>occur <span style="letter-spacing: -0.45pt;">in </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">oral </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">conversations </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">but </span>can also occur <span style="letter-spacing: -0.45pt;">in </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">written </span>conversations, <span style="letter-spacing: -0.15pt;">for </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">example </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">the </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">Sinking</span><span style="letter-spacing: -0.1pt;"></span>of<span style="letter-spacing: -0.5pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">the</span> <span style="letter-spacing: -0.25pt;">Van</span><span style="letter-spacing: -1.4pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">Der</span><span style="letter-spacing: -1.75pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.85pt;">Wijk</span><span style="letter-spacing: -1.1pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">Ship.</span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.4pt; line-height: 107%;">The</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.5pt; line-height: 107%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt; line-height: 107%;">purpose </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 107%;">of<span style="letter-spacing: -0.65pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">this</span><span style="letter-spacing: 0.25pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">study</span><span style="letter-spacing: -1.35pt;"></span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">was</span><span style="letter-spacing: 0.25pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">to</span><span style="letter-spacing: -0.55pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">determine</span><span style="letter-spacing: -0.45pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">the</span><span style="letter-spacing: -0.5pt;"> </span>code<span style="letter-spacing: -0.45pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">mix</span><span style="letter-spacing: -1.2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">and</span><span style="letter-spacing: -1pt;"> </span>code<span style="letter-spacing: -0.45pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">mix</span><span style="letter-spacing: -1.25pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">functions</span><span style="letter-spacing: 0.3pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">in</span><span style="letter-spacing: -1.4pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">the </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">Van </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">Der </span><span style="letter-spacing: -0.85pt;">Wijk </span>Ship <span style="letter-spacing: -0.65pt;">Sinking </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">film. </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">The method </span>used <span style="letter-spacing: -0.45pt;">in </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">this </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">study </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">is </span>a <span style="letter-spacing: -0.45pt;">descriptive </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">method </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">with </span>a <span style="letter-spacing: -0.6pt;">qualitative </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">form, </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">which </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">describes </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">the </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">form and </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">function </span>of <span style="letter-spacing: -0.4pt;">the </span>occu<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">r </b><span style="letter-spacing: -0.25pt;">ence </span>of code <span style="letter-spacing: -0.75pt;">mixing </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">contained </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">in </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">the </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">film </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">Van </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">Der </span><span style="letter-spacing: -0.85pt;">Wijk </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">Sinking </span>can <span style="letter-spacing: -0.3pt;">be </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">divided </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">according </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">to </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">its </span>use <span style="letter-spacing: -0.45pt;">in </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">the </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">form </span>of <span style="letter-spacing: -0.55pt;">mixed </span>code description <span style="letter-spacing: -0.45pt;">and </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">mixed </span>code <span style="letter-spacing: -0.45pt;">in </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">dialogue, </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">in </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">the </span>description of <span style="letter-spacing: -0.3pt;">stories </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">that aim </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">to </span>describe <span style="letter-spacing: -0.2pt;">setting, </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">events, </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">and characters </span><span style="letter-spacing: -0.8pt;">while </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">the </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dialogue </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">aims </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">to </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">present the conversation </span>of <span style="letter-spacing: -0.5pt;">figures </span>/<span style="letter-spacing: 0.3pt;"></span>characters.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 107%;">Keywords: Mix code, descriptive, qualitative.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></span></p> <p align="left" class="MsoBodyText" style="margin: 0in; text-align: left;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 107%;"><span style="font-size: medium;">Pendahuluan<o:p></o:p></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">Film sebagai <span style="letter-spacing: -0.15pt;">salah </span>satu <span style="letter-spacing: -0.55pt;">media</span><span style="letter-spacing: 2.15pt;"> </span>massa<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span>diproduksi <span style="letter-spacing: -0.75pt;">untuk </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">mengomunikasikan </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">sebuah pesan, </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">informasi, </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">dan </span><span style="letter-spacing: -0.85pt;">hiburan </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span>ingin <span style="letter-spacing: -0.5pt;">disampaikan</span><span style="letter-spacing: -1.45pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">oleh</span><span style="letter-spacing: -1.35pt;"> </span>sutradara<span style="letter-spacing: -0.85pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">kepada</span><span style="letter-spacing: -0.85pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">khalayak.</span><span style="letter-spacing: -0.55pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">Penyampaian</span><span style="letter-spacing: -1.4pt;"> </span>pesan<span style="letter-spacing: -1.45pt;"></span>melalui<span style="letter-spacing: -1.3pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">film </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">adalah </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">salah </span>satu <span style="letter-spacing: -0.4pt;">cara </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span>mudah <span style="letter-spacing: -0.35pt;">dan </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">cukup </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">efektif </span>agar <span style="letter-spacing: -0.45pt;">penonton </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bisa </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">mengetahui informasi </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span>ingin <span style="letter-spacing: -0.5pt;">disampaikan </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">oleh </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">sutradara. </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">Akan </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">tetapi, </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">khalayak </span>sebagai <span style="letter-spacing: -0.65pt;">penikmat </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">film </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">cenderung </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">menganggap </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">bahwa </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">film </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">hanya </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">dijadikan </span>sebagai <span style="letter-spacing: -0.55pt;">media </span><span style="letter-spacing: -0.85pt;">hiburan. </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">Penyajian </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">gambar </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">dan </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">suara dalam </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">film </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">merupakan </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">hasil </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">kreativitas yang mengandung </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">unsur </span>kebudayaan, <span style="letter-spacing: -0.85pt;">hiburan, </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">dan </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">informasi. </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">Keberadaan </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">film dimanfaatkan </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">untuk </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">mensosialisasikan </span>budaya, politik, <span style="letter-spacing: -0.7pt;">pendidikan, </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">keindahan </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">alam, </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">dan </span>pergaulan. Film <span style="letter-spacing: -0.4pt;">adalah </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">salah </span>satu <span style="letter-spacing: -0.55pt;">media</span><span style="letter-spacing: -1.15pt;"> </span>massa<span style="letter-spacing: -1.15pt;"></span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang</span><span style="letter-spacing: -0.75pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">diangkat</span><span style="letter-spacing: -1.1pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">dari</span><span style="letter-spacing: -1.6pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">kisah</span><span style="letter-spacing: -1.6pt;"> </span>nyata<span style="letter-spacing: -1.15pt;"></span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">atau</span><span style="letter-spacing: -1.6pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">dari</span><span style="letter-spacing: -1.55pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">imajinasi</span><span style="letter-spacing: -1.6pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang</span><span style="letter-spacing: -0.75pt;"> </span>kemudian <span style="letter-spacing: -0.55pt;">dikembangkan </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">untuk </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">mendapatkan </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">cerita </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">menarik. </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">Lewat </span>film, <span style="letter-spacing: -0.5pt;">informasi </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">dan </span><span style="letter-spacing: -0.85pt;">hiburan </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">dapat </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dikonsumsi </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">lebih mendalam </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">karena </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">film </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">merupakan </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">media </span>audio <span style="letter-spacing: -0.55pt;">visual. </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">Konsep </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">teks </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang dirancang </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">film membuat </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">penonton </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">menciptakan </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">makna </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">tertentu. </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">Penonton </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">film </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">dapat </span>membawa <span style="letter-spacing: -0.45pt;">pengalaman</span><span style="letter-spacing: -2.1pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">dan </span>emosi <span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="letter-spacing: -0.8pt;">dimiliki </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">ke dalam </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">setiap </span><span style="letter-spacing: -0.2pt;">adegan </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">film </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">sehingga </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">membentuk </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">pemikiran </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">penonton </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">bahwa </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">beberapa</span><span style="letter-spacing: 2.15pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.2pt;">adegan </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">diperankan </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">film </span>sesuai <span style="letter-spacing: -0.35pt;">dengan </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">kisah </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang pernah </span>mereka <span style="letter-spacing: -0.45pt;">alami </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">karena </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">cerita dalam </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">film dituangkan</span><span style="letter-spacing: -1.5pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">dari</span><span style="letter-spacing: -1.3pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">kehidupan</span><span style="letter-spacing: -1.5pt;"></span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">masyarakat.</span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.6pt; line-height: 115%;">Film </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.5pt; line-height: 115%;">“Tenggelamnya </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt; line-height: 115%;">Kapal </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.25pt; line-height: 115%;">Van </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt; line-height: 115%;">Der </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.75pt; line-height: 115%;">Wijck” </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt; line-height: 115%;">berlatar tahun </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.25pt; line-height: 115%;">1930-an, </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.6pt; line-height: 115%;">bercerita </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.5pt; line-height: 115%;">tentang </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt; line-height: 115%;">kehidupan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt; line-height: 115%;">pemuda<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.7pt; line-height: 115%;">kelahiran<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.3pt; line-height: 115%;">Makassar,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt; line-height: 115%;">Zainuddin<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.7pt; line-height: 115%;">diperankan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.3pt; line-height: 115%;">oleh </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt; line-height: 115%;">(Herjunot Ali) </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt; line-height: 115%;">seorang </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt; line-height: 115%;">pemuda yatim </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt; line-height: 115%;">piatu </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt; line-height: 115%;">yang </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.75pt; line-height: 115%;">hanya </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt; line-height: 115%;">tinggal dengan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.5pt; line-height: 115%;">pengasuhnya. </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt; line-height: 115%;">Dia berlayar menuju </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.7pt; line-height: 115%;">kampung </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt; line-height: 115%;">halaman<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.75pt; line-height: 115%;">ayahnya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt; line-height: 115%;">di<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.6pt; line-height: 115%;">Batipuh, </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt; line-height: 115%;">Padang </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.4pt; line-height: 115%;">Panjang. </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt; line-height: 115%;">Di </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt; line-height: 115%;">Batipuh<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.5pt; line-height: 115%;">ia<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt; line-height: 115%;">tinggal<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.4pt; line-height: 115%;">bersama<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.6pt; line-height: 115%;">keluarga<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.75pt; line-height: 115%;">ayahnya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.25pt; line-height: 115%;">cik </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">J <span style="letter-spacing: -0.55pt;">amilah </span>(J <span style="letter-spacing: -0.5pt;">ajang </span><span style="letter-spacing: 0.2pt;">C.</span><span style="letter-spacing: -0.2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">Noer).</span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt;">Kesehariannya </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt;">di </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt;">Batipuh membuat </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt;">Zainuddin </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt;">bertemu </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt;">dengan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt;">Hayati </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt;">(Pevita </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.2pt;">Pearce), </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt;">seorang gadis </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">cantik dalam </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.7pt;">lingkungannya. </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">Pertemuan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.6pt;">mereka </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt;">berawal </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt;">ketika<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt;">hujan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.8pt;">turun </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt;">dengan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.15pt;">sangat </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt;">deras, </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt;">Zainuddin </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.7pt;">menawarkan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt;">bantuan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">kepada </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.6pt;">Hayati, </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt;">Zainuddin meminjamkan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.75pt;">payungnya </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">kepada </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt;">Hayati </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">agar <span style="letter-spacing: -0.35pt;">gadis </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">itu tidak </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">terlambat pulang. </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">Berawal </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">dari </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">bantuan </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">tersebut </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">mereka mulai </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">akrab, </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">keduanya </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">saling </span><span style="letter-spacing: -0.9pt;">berkirim </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">surat </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">dan </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">bertemu. Zaeinuddin </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">menceritakan </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">keluh </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">kesahnya </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">kepada </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">Hayati </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">melalui </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">surat. </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">Kedekatan </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">mereka mulai </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">menjadi</span><span style="letter-spacing: 2.15pt;"></span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">perhatian </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">masyarakat </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">Batipuh. </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">Zainuddin </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">diminta </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">untuk </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">meninggalkan Batipuh </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">dan </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">meninggalkan </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">Hayati. </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">Adat<i> </i></span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt;">istiadat </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.6pt;">kuat </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.8pt;">meruntuhkan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">cinta </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt;">mereka. </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt;">Zainuddin </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.75pt;">hanya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt;">seorang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">tidak</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: 2.2pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.5pt;">bersuku </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.7pt;">karena </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt;">ibu </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt;">Zainuddin berdarah </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">Bugis<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt;">dan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.75pt;">ayahnya </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt;">berdarah </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.6pt;">Minang. </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt;">Statusnya </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.5pt;">masyarakat</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: 2.1pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.75pt;">Minang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt;">yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.5pt;">bernasabkan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt;">garis </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.75pt;">keturunan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt;">ibu </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">tidak </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.7pt;">diakui. </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt;">Lamaran Zainuddin </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.5pt;">ditolak </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.3pt;">oleh </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.6pt;">keluarga </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt;">Hayati<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.7pt;">karena </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt;">Zainuddin </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.4pt;">adalah </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt;">campuran </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.6pt;">Minangkabau </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt;">dan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.25pt;">Bugis.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt;">Zainuddin<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">tidak </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.25pt;">bisa </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.7pt;">menikahi </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt;">Hayati </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.7pt;">karena </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt;">dia </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.6pt;">bukan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt;">orang </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.6pt;">Minangkabau </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">asli <span style="letter-spacing: -0.35pt;">dan </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">bukan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">berasal </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">dari </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">keluarga </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">kaya. </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">Keluarga </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">Hayati lebih </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">memilih </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">Azis </span><span style="letter-spacing: -0.2pt;">(Reza </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">Rahardian) </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang merupakan orang </span>asli <span style="letter-spacing: -0.6pt;">Minangkabau </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">dan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berasal<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">dari<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">keluarga </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">kaya.Dengan </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">adanya </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">film “Tenggelamnya </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">Kapal </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">Van </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">Der </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">Wijck” </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">para</span><span style="letter-spacing: 0.2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">penikmat </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">film <span style="letter-spacing: -0.25pt;">bisa </span>menambah <span style="letter-spacing: -0.4pt;">wawasan </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">mereka </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">tentang </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">adanya </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">campur kode dalam </span>percakapan. <span style="letter-spacing: -0.5pt;">Dalam </span>film <span style="letter-spacing: -0.75pt;">ini </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">terdapat </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">keunikan </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span>membuat peneliti <span style="letter-spacing: -0.65pt;">tertarik </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">untuk </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">mengangkat </span>film “Tenggelamnya <span style="letter-spacing: -0.45pt;">Kapal </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">Van </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">Der </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">Wijck” </span>sebagai <span style="letter-spacing: -0.5pt;">bahan </span>penelitian <span style="letter-spacing: -0.7pt;">karena </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span>film <span style="letter-spacing: -0.4pt;">tersebut </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">menampilkan </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">pencampur </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">bahasan </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">atau </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">campur kode </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">terdapat </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span>film yaitu <span style="letter-spacing: -0.65pt;">budaya </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">Minangkabau,Padang </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span>berlatar tahun <span style="letter-spacing: -0.25pt;">1930-an.<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Metode Penelitian<o:p></o:p></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: large; letter-spacing: -0.35pt;">Metode </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: large;">penelitian<span style="letter-spacing: 2.15pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">merupakan </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">cara </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">pemecahan </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">masalah </span>penelitian <span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">dilaksanakan</span><span style="letter-spacing: -2.1pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">secara</span><span style="letter-spacing: -1.65pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">terencana</span><span style="letter-spacing: -1.65pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">dan</span><span style="letter-spacing: -2.1pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">cermat</span><span style="letter-spacing: -1.6pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">dengan</span><span style="letter-spacing: -2.1pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">maksud</span><span style="letter-spacing: -1.85pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">mendapatkan</span><span style="letter-spacing: -2.1pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">fakta dan </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">simpulan </span>agar <span style="letter-spacing: -0.4pt;">dapat </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">memahami, </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">menjelaskan, </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">meramalkan </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">dan </span>mengendalikan <span style="letter-spacing: -0.5pt;">keadaan. </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">Penelitian </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">ini berjudul </span><span style="letter-spacing: -0.8pt;">―Analisis </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">Campur </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">kode </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">pada </span>film<span style="letter-spacing: 2.15pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">Tenggelamnya Kapal </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">Van </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">Der </span><span style="letter-spacing: -0.95pt;">Wijk, </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">metode </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">digunakan </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span>penelitian <span style="letter-spacing: -0.75pt;">ini </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">adalah </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">metode </span>deskriptif.<span style="letter-spacing: 2.15pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">Metode </span>deskriptif <span style="letter-spacing: -0.65pt;">dirancang </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">untuk </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">mengumpulkan </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">informasi tentang </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">keadaan-keadaan </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">nyata </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">sekarang </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">(sementara) </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">berlangsung.Tujuan </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">metode </span>deskriptif <span style="letter-spacing: -0.75pt;">untuk </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">menggambarkan </span><span style="letter-spacing: -0.2pt;">suatu </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">keadaan </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">sebagaimana </span>adanya, <span style="letter-spacing: -0.35pt;">data </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">dikumpulkan </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">adalah </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">berupa </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">kata-kata, </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">gambar </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">bukan </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">angka-angka. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: large;"><span style="letter-spacing: -0.35pt;">Penggunaan metode </span>deskriptif dimaksudkan<span style="letter-spacing: -1.85pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">penulis</span><span style="letter-spacing: -0.35pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">untuk</span><span style="letter-spacing: -1.65pt;"></span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">memberikan</span><span style="letter-spacing: -1.85pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">gambaran</span><span style="letter-spacing: -1.85pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">tentang</span><span style="letter-spacing: -0.75pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">campur</span><span style="letter-spacing: -2.2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">kode</span><span style="letter-spacing: -1.05pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span>novel film <span style="letter-spacing: -0.45pt;">Tenggelamnya Kapal </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">Van </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">Der </span><span style="letter-spacing: -0.95pt;">Wijk. </span>Bentuk <span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">digunakan </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">pada </span>penelitian <span style="letter-spacing: -0.75pt;">ini </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">adalah </span>penelitian <span style="letter-spacing: -0.6pt;">kualitatif, </span><span style="letter-spacing: -0.85pt;">menurut </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">Bogdan </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">dan </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">Taylor </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">metode </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">kualitatif</span><span style="letter-spacing: -0.9pt;"></span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">adalah</span><span style="letter-spacing: -1.45pt;"> </span>penelitian<span style="letter-spacing: -1.45pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang</span><span style="letter-spacing: -0.6pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">menghasilkan</span><span style="letter-spacing: -1.5pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">data</span><span style="letter-spacing: -0.9pt;"> </span>deskriptif<span style="letter-spacing: -0.9pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">berupa</span><span style="letter-spacing: -0.95pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">kata-kata </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">tertulis </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">atau </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">lisan </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">dari </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">orang-orang </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">dan </span><span style="letter-spacing: -0.8pt;">perilakunya </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">dapat </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">diamati.Pada </span>penelitian<span style="letter-spacing: -1.3pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">ini</span><span style="letter-spacing: -1.05pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">digunakan</span><span style="letter-spacing: -1.3pt;"> </span>bentuk<span style="letter-spacing: -1.05pt;"></span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">kualitatif</span><span style="letter-spacing: -0.5pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">karena</span>penelitian<span style="letter-spacing: -1.25pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">ini</span><span style="letter-spacing: -1.1pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">menganalisis</span><span style="letter-spacing: 0.4pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">dan </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">menggambarkan tentang </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">campur kode </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">dan </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">fungsi </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">campur kode dalam </span>film <span style="letter-spacing: -0.45pt;">Tenggelamnya</span><span style="letter-spacing: -0.65pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">Kapal</span><span style="letter-spacing: -1.2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">Van</span><span style="letter-spacing: -1.45pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">Der</span><span style="letter-spacing: -1.9pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.95pt;">Wijk.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.6pt;">Teknik pengumpulan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt;">data </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.7pt;">dilakukan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">penelitian <span style="letter-spacing: -0.75pt;">ini </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">adalah </span>sebagai <span style="letter-spacing: -0.8pt;">berikut </span>:</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Analisis <span style="letter-spacing: -0.65pt;">Dokumen, </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">teknik pengumpulan </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">data </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">dilakukan </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span>penelitian <span style="letter-spacing: -0.75pt;">ini </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">adalah </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">analisis </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">dokumen. </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">Data </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span>dianalisis <span style="letter-spacing: -0.4pt;">adalah </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">data </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">dari </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">hasil </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dokumentasi</span><span style="letter-spacing: 2.2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">dikumpulkan </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">dari<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">data<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">berupa<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">teks<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span>film<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Tenggelamnya <span style="letter-spacing: -0.45pt;">Kapal </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">Van </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">Der </span><span style="letter-spacing: -0.8pt;">Wijck”. </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">Data tersebut </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">merupakan </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">data </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">berhubungan </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">dengan </span>penelitian<span style="letter-spacing: -1.3pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.8pt;">ini.</span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.15pt;">Riset</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">Kepustakaan,</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.9pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">dalam</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -1.1pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">hal</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -1.1pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.75pt;">ini</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -1.15pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">peneliti<span style="letter-spacing: -1.2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">mengumpulkan</span><span style="letter-spacing: -1.35pt;"> </span>data<span style="letter-spacing: -0.65pt;"> </span>dan<span style="letter-spacing: -1.35pt;"> </span>membaca <span style="letter-spacing: -0.65pt;">literatur dari </span>beberapa <span style="letter-spacing: -0.3pt;">sumber seperti </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">buku, </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">novel, </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">internet, </span>dan <span style="letter-spacing: -0.4pt;">sebagainya </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">berhubungan </span>dengan <span style="letter-spacing: -0.25pt;">masalah </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span>diteliti <span style="letter-spacing: -0.25pt;">sehingga </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">dapat </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">mengembangkan </span>hasil<span style="letter-spacing: -2.25pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">research.</span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Hasil Penelitian dan Pembahasan.<o:p></o:p></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt;">Sebelum </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">membahas <span style="letter-spacing: -0.45pt;">campur </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">kode,</span><span style="letter-spacing: 2.4pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">ada<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">baiknya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span>kita<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mengetahui<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pengertian <span style="letter-spacing: -0.35pt;">kode. </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">Kode </span>biasanya <span style="letter-spacing: -0.65pt;">berbentuk </span>variasi <span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">yang </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">secara </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">nyata </span>dipakai <span style="letter-spacing: -0.6pt;">berkomunikasi </span><span style="letter-spacing: -0.2pt;">anggota suatu </span>masyarakat <span style="letter-spacing: -0.3pt;">bahasa. </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">Kode </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span>ialah sistem <span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span><span style="letter-spacing: -0.2pt;">suatu </span>masyarakat. <span style="letter-spacing: -0.4pt;">Campur </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">kode</span><span style="letter-spacing: 2.2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.65pt;">merupakan </span>terjemahan <span style="letter-spacing: -0.35pt;">dan </span>padanan <span style="letter-spacing: -0.4pt;">istilah </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">code </span><span style="letter-spacing: -0.85pt;">mixing </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span>Inggris. <span style="letter-spacing: -0.45pt;">Nababan</span><span style="letter-spacing: 2.2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">menjelaskan campur</span><span style="letter-spacing: 2.2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">kode<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">adalah </span><span style="letter-spacing: -0.2pt;">suatu<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">keadaan </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">berbahasa<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span>lain yaitu <span style="letter-spacing: -0.65pt;">bilamana orang </span>mencampur <span style="letter-spacing: -0.6pt;">dua </span><span style="letter-spacing: -0.2pt;">(atau </span>lebih <span style="letter-spacing: -0.3pt;">bahasa) </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">atau </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">ragam </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span><span style="letter-spacing: -0.2pt;">suatu </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">tindak</span><span style="letter-spacing: 0.8pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">berbahasa</span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">(speech act <span style="letter-spacing: -0.25pt;">atau </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">discourse) </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">tanpa </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">ada </span>sesuatu <span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">situasi </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">berbahasa itu </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">menuntut </span>percampuran <span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">itu. </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">Campur<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">kode<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">terjadi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>apabila<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">seorang </span>penutur <span style="letter-spacing: -0.3pt;">bahasa, </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">misalnya </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">Indonesia </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">memasukkan </span>unsur-unsur <span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">daerahnya </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">ke dalam </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">pembicaraan </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">Indonesia.</span><span style="letter-spacing: 2.1pt;"></span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">Dengan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kata<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">lain, </span><span style="letter-spacing: -0.2pt;">seseorang </span>yang berbicara <span style="letter-spacing: -0.35pt;">dengan </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">kode </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">utama </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">Indonesia </span>yang <span style="letter-spacing: -0.7pt;">memiliki </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">fungsi </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">keotonomiannya, </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">sedangkan </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">kode</span><span style="letter-spacing: 2.2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">daerah </span>yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">terlibat<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam kode </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">utama </span>merupakan <span style="letter-spacing: -0.55pt;">serpihan-serpihan </span>saja <span style="letter-spacing: -0.5pt;">tanpa </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">fungsi atau </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">keotonomian </span>sebagai <span style="letter-spacing: -0.25pt;">sebuah </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">kode. </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">Seseorang </span>penutur <span style="letter-spacing: -0.55pt;">misalnya, </span>yang <span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berbahasa </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">Indonesia </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">banyak </span>menyelipkan <span style="letter-spacing: -0.55pt;">serpihan-serpihan </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">daerahnya, </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bisa </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">dikatakan </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">telah </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">melakukan </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">campur </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">kode. </span>Akibatnya, <span style="letter-spacing: -0.4pt;">akan </span>muncul satu <span style="letter-spacing: -0.4pt;">ragam </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">Indonesia </span>yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">kejawa-jawaan </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">(kalau </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa</span><span style="letter-spacing: 2.6pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">daerahnya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">adalah </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span>J<span style="letter-spacing: -0.8pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">awa).</span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.95pt;">Wujud </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">campur kode </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">yang <span style="letter-spacing: -0.75pt;">terkandung </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">film </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">Tenggelamnya Kapal </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">Van</span><span style="letter-spacing: -2.5pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">Der </span><span style="letter-spacing: -0.95pt;">Wijk, </span>sebagai<span style="letter-spacing: -1.3pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">berikut:<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Zainuddin : “ Baiklah kalau begitu. J ika <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">awak </b>boleh tau..siapa namamu? ”<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.5pt;">Peristiwa </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt;">di </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.25pt;">atas </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.4pt;">adalah </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.6pt;">peristiwa </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">campur kode </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.4pt;">kata </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt;">bentuk </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.5pt;">dialog </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">yang <span style="letter-spacing: -0.7pt;">dilakukan </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">oleh tokoh </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">Zainuddin,masuknya </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">unsur </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">padang </span>‘ <span style="letter-spacing: -0.6pt;">awak‘ </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">ke dalam </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">tuturan </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">Indonesia, </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">fungsi </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">campur kode </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">tersebut adalah </span>penutur <span style="letter-spacing: -0.5pt;">memaksudkan </span><span style="letter-spacing: -0.95pt;">dirinya </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">sendiri </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">tetapi </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">padang.<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">Made </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">J <span style="letter-spacing: -0.55pt;">amilah<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span>: “ Zainuddin <span style="letter-spacing: -0.6pt;">anakku </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">sungguh </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">malang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">nasibmu </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">nak,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span>bertandang <span style="letter-spacing: -0.35pt;">di </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">negeri </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">sendiri </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">tetapi </span><span style="letter-spacing: -0.2pt;">tak </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">dapat </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">kesempatan </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">untuk </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">tinggal </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">lebih </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">lama </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">disini.</span><span style="letter-spacing: -0.3pt;"> </span>“<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Zainuddin : “ <span style="letter-spacing: -0.2pt;">Tak </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">apo </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">mak, </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">mungkin </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">ini </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">sudah </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">jadi </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">takdirawak. </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">Doakan </span>sajo <span style="letter-spacing: -0.5pt;">awak berhasil </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">di Padang </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">Panjang.</span><span style="letter-spacing: -1.2pt;"> </span>“<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">Made </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">J <span style="letter-spacing: -0.55pt;">amilah </span>: “ <span style="letter-spacing: -0.8pt;">Iyo </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">anakku, </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">amak </span>pasti <span style="letter-spacing: -0.4pt;">doakan </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">ang </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">supayo </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">berhasil </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">disana. </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">Doa amak </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">selalu </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">menyertaimu.</span><span style="letter-spacing: -1.5pt;"> </span>“<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.2pt;">Pada </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">percakapan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt;">di </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.3pt;">atas,Made </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">J <span style="letter-spacing: -0.55pt;">amilah </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">(penutur) </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">memakai </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">Indonesia </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">seutuhnya </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">namun </span>dijawab <span style="letter-spacing: -0.3pt;">oleh </span>Zainuddin <span style="letter-spacing: 0.2pt;">(si </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">lawan </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">tutur) </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">dengan </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">daerahnya </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">yaitu </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">padang. Dan </span>dijawab <span style="letter-spacing: -0.25pt;">lagi </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">oleh </span><span style="letter-spacing: 0.4pt;">si<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span>penutur<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">dengan </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa</span><span style="letter-spacing: -0.4pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">Padang.</span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Penutup<o:p></o:p></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">Penelitian</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -1.5pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.75pt;">ini</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -1.3pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.5pt;">membahas</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: 0.05pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.25pt;">bahasa</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.8pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">campur</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -1.8pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">kode</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> <span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam</span><span style="letter-spacing: -1.2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">film</span><span style="letter-spacing: -1.2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">Tenggelamnya</span><span style="letter-spacing: -0.8pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">Kapal </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">Van </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">Der </span><span style="letter-spacing: -0.8pt;">Wijk,memang </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">menarik </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">campur kode </span>yang <span style="letter-spacing: -0.55pt;">terjadi </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">film </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">ini </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">yaitu </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">berupa </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">penyisipan </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">serpihan-serpihan, </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">baik </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">itu </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">kata, </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">frasa, </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">klausa, kata </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">ulang, </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">baster, </span>maupun <span style="letter-spacing: -0.55pt;">idiom </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">atau </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">ungkapan </span>yang <span style="letter-spacing: -0.35pt;">berasal </span>dari <span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">Indonesia </span>maupun <span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">daerah </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">(Padang dan </span><span style="letter-spacing: -0.6pt;">Minang).Namun, </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">campur kode </span>bukanlah <span style="letter-spacing: -0.35pt;">kebiasaan </span>yang <span style="letter-spacing: -0.8pt;">turut </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">melestarikan </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">Indonesia, </span><span style="letter-spacing: -0.75pt;">dikhawatirkan </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">akan </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">menggeser</span><span style="letter-spacing: -2.05pt;"></span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">fungsi</span><span style="letter-spacing: -1.55pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa</span><span style="letter-spacing: -1.15pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">Indonesia.</span><span style="letter-spacing: -0.9pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">Dalam</span><span style="letter-spacing: -1.5pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">kasus-kasus</span><span style="letter-spacing: -0.45pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">tertentu</span><span style="letter-spacing: -1.65pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">campur</span><span style="letter-spacing: -2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">kode tidak </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">dapat </span><span style="letter-spacing: -0.85pt;">dihindari </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">yaitu </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">jika </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">serpihan unsur </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">asing </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">atau </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">daerah </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">tidak </span><span style="letter-spacing: -0.8pt;">dimiliki </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">padanan </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">kata </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span><span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">Indonesia. </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">Penggunaan </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">campur kode dalam </span><span style="letter-spacing: -0.5pt;">penulisan </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">novel </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">dapat </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">diterima </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">bentuk </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">dialog, </span>yang <span style="letter-spacing: -0.55pt;">memang </span>membutuhkan <span style="letter-spacing: -0.25pt;">bahasa </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">tulis-lisan </span>yang <span style="letter-spacing: -0.75pt;">hidup. </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">Namun, </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam </span><span style="letter-spacing: -0.55pt;">bentuk </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">deskripsi </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">seorang </span><span style="letter-spacing: -0.7pt;">penulis </span>perlu <span style="letter-spacing: -0.6pt;">berhati-hati </span>agar <span style="letter-spacing: -0.45pt;">tidak </span><span style="letter-spacing: -0.2pt;">sekedar </span>mencampurkan <span style="letter-spacing: -0.3pt;">begitu</span><span style="letter-spacing: 2.65pt;"> </span>saja<span style="letter-spacing: -0.75pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">ragam</span><span style="letter-spacing: -1.15pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.3pt;">lisan</span><span style="letter-spacing: -1.6pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">(campur</span><span style="letter-spacing: -1.9pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.35pt;">kode)</span><span style="letter-spacing: -0.45pt;"> ke</span><span style="letter-spacing: -0.5pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">dalam</span><span style="letter-spacing: -1.2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">ragam</span><span style="letter-spacing: -1.2pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.4pt;">tulis.</span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="id" style="line-height: 115%;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p align="left" class="MsoBodyText" style="margin: 0.5pt 0in 0in; text-align: left;"><span lang="id"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Daftar Bacaan<o:p></o:p></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Agsjatmiko.blogspot.com/.../ penggunaan-alih-kode-dan-campur-kode.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.45pt;">Chaer, </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.65pt;">Abdul </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt;">dan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.6pt;">Leonie </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.4pt;">Agustina. </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.3pt;">2010.Sosiolinguistik </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.5pt;">Perkenalan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.55pt;">Awal.J akarta: </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">PT.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.6pt;">Rineka</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: 1.05pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; letter-spacing: -0.35pt;">Cipta.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;"><span color="" style="letter-spacing: -0.25pt;">http:// </span><span color="" style="letter-spacing: -0.4pt;">sastraarab-nihayatuzzein.blogspot.com/ </span><span color="">2012/ 05/ <span style="letter-spacing: -0.6pt;">masyarakat-tutur.html</span></span><span color="" style="letter-spacing: -0.6pt; text-decoration: none; text-underline: none;">.</span><span style="letter-spacing: -0.6pt;"> </span><span style="letter-spacing: -0.45pt;">Scholar.unand.ac.id</span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span lang="id" style="line-height: 115%;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p><br /><p></p>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-38184813658666632472020-08-29T09:23:00.000-07:002021-06-05T07:04:20.588-07:00Pengantar Ilmu Semantik<h3 style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Makalah Ilmu Semantik - Sebuah Pengantar</span></b></span></h3><div><span style="font-size: medium;"><b><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidiOsLnS4GAm0pPTZUiK4oGObc0vLhj1K8dhkv-pqxaYnFF1fZtcWIHzrCJBEz8qphXab_6mccMTgJQ9NYvA2qKNK3Xcc0bfxWDrUyTkztn2X-wp9-ITRwJuYlt8t4Kjg7qotLLIONqA/s279/ilmu+semantik.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="180" data-original-width="279" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidiOsLnS4GAm0pPTZUiK4oGObc0vLhj1K8dhkv-pqxaYnFF1fZtcWIHzrCJBEz8qphXab_6mccMTgJQ9NYvA2qKNK3Xcc0bfxWDrUyTkztn2X-wp9-ITRwJuYlt8t4Kjg7qotLLIONqA/s0/ilmu+semantik.jpg" /></a></div><br /><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><br /></span></b></span></div><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">L</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">atar Belakang</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">D</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">alam berbagai kepustakaan, linguistik disebutkan bahwa bidang studi linguistik yang objek penelitiannya makna bahasa juga merupakan satu tataran linguistik. Semantik adalah bidang kajian linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Dengan kata lain, semantik adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda dalam bahasa. Dalam bahasa Arab, semantik dikenal dengan <i>ilmualdilalah</i>.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Status tataran semantik dengan tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis itu tidak sama. Sebab secara hierarkial, satuan bahasa yang disebut <i>wacana </i>dibangun oleh <i>kalimat</i>; satuan <i>kalimat</i> dibangun oleh <i>klausa;</i>satuan <i>klausa </i>dibangun oleh <i>frase; </i>satuan <i>frase </i>dibangun oleh <i>kata; </i>satuan <i>kata </i>dibangun oleh <i>morfem; </i>satuan <i>morfem </i>dibangun oleh <i>fonem; </i>dan akhirnya satuan <i>fonem </i>dibangun oleh <i>fon </i>atau<i> bunyi.</i>Semantik, dengan objeknya yakni makna, berada di seluruh atau di semua tataran yang bangun-membangun ini; makna berada di dalam tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis. Oleh karena itu, penamaan tataran untuk semantik agak kurang tepat. Namun, nampaknya para linguis strukturalis tidak begitu peduli dengan masalah makna ini.<span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="line-height: 115%;">[1]<span></span></span></span></span></span></span></p><a name='more'></a><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span class="MsoFootnoteReference"><!--[endif]--></span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Selanjutnya, pe</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">m</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">akalah membuat rumusan masalah, diantaranya yaitu ;</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> 1) </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Apa pengertian dari semantik?</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">2) </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Apa yang dimaksud hakikat makna?</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">3)</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Apa saja relasi makna?4</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">) </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Bagaimana perubahan makna?5</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">) </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Apa yang dimaksud dengan medan makna dan komponen makna? Maka dari pertanyaan-pertanyaan itu, kami mulai menyusun makalah kami ini.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; mso-add-space: auto; tab-stops: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">P</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">e</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">mbahasan<o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 13.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Definisi Semantik<o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Secara etimologis, istilah <i>semantik</i> dalam bahasa Indonesia berasal dari kata sem</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">antics da</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">lam</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> b</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">ahasa</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> I</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">nggris</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">. Is</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">tilah</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> t</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">ersebut</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> m</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">uncul</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> d</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">an</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> di</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">perkenalkan</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> o</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">leh</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> o</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">rganisasi</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> fi</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">lologi</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> A</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">merika</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> (<i>AmericanPhilologicalAssociation</i>)p</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">ada</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> t</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">ahun</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> 1894 yang b</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">erjudul</span><i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Reflected Meanings: a Point in Semantics</span></i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">. Kata <i>semantique</i></span><i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> </span></i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">dalam</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">bahasa</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Prancis, pada</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">dasarnya</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">berasal</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">dari kata <i>sema</i>, nomina</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">dalam</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">bahas</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">a </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Yunani,</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">yang berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’; atau</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">dapat</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">juga</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> <span lang="IN">dari kata </span></span><i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">semaino</span></i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">, verbadalamYunani, yang berarti ‘menandai’ atau ‘melambangkan</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">’</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">.<span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">S</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">ecara</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> t</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">erminologis</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">, <b>s</b></span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">emantik</span></b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> d</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">apat</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> d</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">idefinisikan</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> s</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">ebagai</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> b</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">idang</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">li</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">nguistik yang mengkaji arti bahasa. Hal ini dapat kita pahami dari definisi yang terdapat dalam <i>A Dictionary of Linguistics and Phonetics</i>, yaitu bahwa semantik adalah <i>“a major branch of linguistics devoted to the study of meaning in languange;</i> dan definisi yang tertulis dalam <i>Key Concepts in Language and Linguistics,</i> yaitu bahwa semantik adalah <i>“the branch of linguistics which studies meaning “.</i> Perlu dikemukakan di sini bahwa kajian semantik dalam linguistik sangat dekat dengan kajian filsafat bahasa. Bahkan, terdapat bidang kajian keduanya saling bertumpang tindih. Istilah semantik dalam linguistik sangat dekat dengan kajian filsafat bahasa. Bahkan, terdapat bidang kajian keduanya saling bertumpang tindih. Istilah semantik filosofis <i>(philosophical semantics) </i>dan semantik formal<i> (formal semantics/pure semantics/logical semantics) </i>menandakan keterkaitan hubungan antara semantik dan filsafat bahasa.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Adapun definisi semantik yang lebih lengkap dan lebih mengarah kepada pembahasan semantik dalam linguistik dapat kita lihat dalam pengertian yang dikemukakan oleh Griffiths, yaitu bahwa semantik adalah :<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: .25in; text-align: justify;"><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">“.......study of the “toolkit” for meaning: knowledge encoded in the vocabulary of the language and its patterns for building more elaborate meanings, up to the level of sentence meanings.” <o:p></o:p></span></span></i></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">“[........ <i>kajian terhadap “perangkat” arti: pengetahuan yang tersandikan dalam kosakata bahasa dan bagaimana kata bahasa tersebut digunakan dalam membentuk arti yang lebih luas hingga pada tingkatan kalimat.]”</i><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Berdasarkan berbagai definisi diatas, kita dapat tegaskan kembali definisi yang telah dikemukan pertama kali di atas, yaitu bahwa semantik merupakan cabang linguistik yang mengkaji arti bahasa.<span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="line-height: 115%;"><br /></span></span></span></span></span></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 13.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Hakikat Makna (Ma’na:)<o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Banyak teori tentang makna telah dikemukakan orang. Untuk permulaan barang kali kita ikuti saja pandangan hidup Ferdinand de Saussure dengan teori tanda linguistiknya. Menurut de Saussure setiap tanda linguistik atau tanda bahasa terdiri dari dua komponen, yaitu komponen <i>signifian</i> atau “yang diartikan” yang wujudnya berupa runtunan bunyi, dan komponen <i>signifie</i>atau “yang diartikan” yang wujudnya berupa pengertian atau konsep (yang dimiliki oleh signifian) umpamanya tanda linguistik berupa (ditampilkan dalam bentuk ortografis) <meja>, terdiri dari komponen signifian yakni berupa runtunan fonem /m/, /e/, /j/, dan /a/; dan komponen signifienya berupa konsep atau makna ‘sejenis perabot kantor atau rumah tangga’. Tanda linguistik ini yang berupa runtunan fonem dan konsep yang dimiliki runtunan fonem itu mengacu pada sebuah referen yang berada di luar bahasa, yaitu “sebuah meja”.<span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Dengan demikian, menurut teori yang dikembangkan dari pandangan Ferdinand de Saussure bahwa makna adalah ‘pengertian’ atau ‘konsep’ yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda linguistik. Masalah kita sekarang, di dalam praktik berbahasa tanda linguistik itu bersifat apa. Kalau tanda linguistik itu disamakan identitasnya dengan kata atau leksem, maka berarti makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki oleh setiap kata atau leksem; kalau tanda linguistik itu disamakan identitasnya dengan morfem, maka berarti makna itu adalah pengertian atau konsep yang yang dimiliki oleh setiap morfem, baik yang disebut morfem dasar maupun morfem afiks. Menurut Kridalaksana, misalnya yang menyatakan setiap tanda bahasa (yang disebutnya: <i>penanda</i>) tentu mengacu pada sesuatu yang ditandai (disebutnya: <i>petanda</i>). Lalu,karena afiks-afiks itu juga merupakan <i>penanda</i>, maka afiks itu pun mempunyai <i>petanda</i>.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Memang ada juga teori yang menyatakan bahwa makna itu tidak lain daripada sesuatu atau referen yang diacu oleh kata atau leksem itu. Hanya perlu dipahami bahwa tidak semua kata atau leksem itu mempunyai acuan konkret di dunia nyata. Misalnya leksem seperti <i>agama</i>, <i>kebudayaan</i> dan <i>keadilan</i>tidak dapat ditampilkan referennya secara konkret.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Di dalam penggunaannya di dalam pertuturanyang nyata makna kata atau leksem itu seringkali, dan mungkin juga biasanya, terlepas dari pengertian atau konsep dasarnya dan juga dari acuannya. Misalnya, kata <i>buaya</i> dalam kalimat ‘<i>Dasar buaya, ibunya sendiri ditiupnya.’</i> sudah terlepas dari konsep asal dan acuannya.<span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Oleh karena itu, banyak pakar mengatakan bahwa kita baru dapat menentukan makna sebuah kata apabila kata itu sudah berada dalam konteks kalimatnya. Coba anda perhatikan makna kata jatuh dalam kalimat-kalimat berikut!<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 49.65pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">(2a) <i>Adik <b>jatuh</b> dari sepeda.</i><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 49.65pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">(2b) <i>Dia<b> jatuh</b> dalam ujian yang lalu.</i><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 49.65pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">(2c) <i>Dia <b>jatuh</b> cinta pada adikku.<o:p></o:p></i></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 49.65pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">(2d) <i>Kalau harganya<b> jatuh</b> lagi kita akan bangkrut.</i><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Selanjutnya para pakar itu menyatakan pula bahwa makna kalimat baru dapat ditentukan apabila kalimat itu berada di dalam konteks wacananya atau konteks situasinya. Sebagai penutur bahasa Indonesia, anda akan memahami apa makna kalimat (3) berikut:<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 49.65pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">(3)<i> Sudah hampir pukul <b>dua belas</b>!<o:p></o:p></i></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Apabila diucapkan oleh seorang ibu asrama putri terhadap seorang pemuda yang masih bertandang di asrama itu padahal jam sudah menunjukkan hampir pukul dua belas malam. Lain maknanya apabila kalimat itu diucapkan oleh seorang guru guru agama ditunjukkan kepada santri pada siang hari. Makna kalimat (3) itu yang diucapkan si ibu asrama tentu berarti ‘pengusiran’ secara halus, sedangkan yang diucapkan oleh guru agama itu berarti ‘pemberitahuan bahwa sebentar lagi masuk waktu sembahyang Zuhur’. Kalimat (3) itu mungkin akan bermakna lain lagi apabila diucapkan oleh seorang kartawan kantor kepada temannya pada siang hari; mungkin berarti ‘sebentar lagi waktu beristirahat tiba’.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 13.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Relasi Makna<o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antar satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa lainnya. Dalam pembicaraan tentang relasi makna ini, masalah-masalah yang dibicarakan biasanya menyangkut kesamaan makna<i>(sinonim; al-Tara:duf)</i>, kebalikan makna <i>(antonim; al-Adhdha:d)</i>, kegandaan makna <i>(polisemi dan ambiguitas)</i>, kelainan makna<i>(homonimi)</i>, ketercakupan makna (<i>hiponimi</i>), kelebihan makna(<i>redundansi</i>), dsb.<span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="line-height: 115%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 22.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Sinonimi (al-Tara:duf)<o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Sinonim atau sinonimi adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya. Misalnya, antara kata betul dan kata benar; antara kata hamil dan frase duduk perut; dan antara kalimat Dika menendang bola dengan bola ditendang Dika. Contoh dalam bahasa Arab, seperti kata </span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">سبيل</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">dengan </span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">صراط</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>; atau </span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">الحبّ</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">dengan </span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">الودّ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>; atau kata </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> قعد </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">dengan </span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">جلس</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>. </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Contoh dalam bahasa Inggris, antara kata fall dengan kata autumn, antara kata freedom dengan kata liberty, dan antara kata <i>wide</i> dengan kata <i>broad.</i><b><o:p></o:p></b></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Relasi sinonimi ini bersifat dua arah. Maksudnya, kalau satu satuan ujaran A bersinonim denga satuan ujaran B, maka begitu pun sebaliknya yang terjadi pada satuan ujaran B. Perhatikan bagan berikut!<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63.8pt; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Benar</span></b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> <b>Betul</b><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Dua buah ujaran yang bersinonim maknanya tidak akan persis sama. Ketidaksamaan itu terjadi karena beberapa faktor berikut :<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 78pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Faktor waktu, misal kata <i>hulubalang</i> bersinonim dengan kata <i>komandan</i>. Dua kata yang bersinonim ini haru disesuaikan dengan konteks waktu yang berlaku. Kata <i>hulubalang</i>memiliki pengertian klasik sedangkan kata komandan memiliki pengertian yang lebih modern.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 78pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Faktor tempat atau wilayah. Misalnya, kata <i>saya</i> dan <i>beta</i>adalah dua buah kata yang bersinonim. Kata <i>saya</i> bisa digunakan di mana saja sedangkan kata <i>beta</i> hanya cocok untuk wilayah atau masyarakat Indonesia bagian timur.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 78pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Faktor keformalan. Misalnya, kata <i>uang</i> dan <i>duit </i>adalah dua buah kata yang bersinonim. Kata <i>uang</i> bisa digunakan dalam konteks formal dan non-formal, sedangkan kata <i>duit</i> hanya bisa digunakan dalam ragam tak formal.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 78pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Faktor sosial. Contoh, kata <i>saya</i> dan <i>aku</i> adalah bersinonim. Kata <i>saya</i> dapat digunakan oleh siapa saja dan kepada siapa saja; sedangkan kata <i>aku</i> hanya dapat digunakan terhadap orang yang sebaya yang dianggap akrab, atau kepada yang lebih muda atau lebih rendah kedudukan sosialnya.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 78pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Faktor bidang kegiatan. Contoh, kata <i>matahari </i>dan<i> surya</i>. Kata <i>matahari</i> bisa digunakan dalam kegiatan apa saja atau bisa digunakan secara umum; sedangkan <i>surya</i> hanya cocok digunakan pada ragam khusus, terutama ragam sastra.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 78pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">6.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Faktor nuansa makna. Contohnya, kata-kata <i>melihat, melirik, menonton, meninjau, </i>dan<i> mengintip</i> adalah sejumlah kata yang bersinonim. Namun, antara satu dengan yang lainnya tidak selalu dapat dipertukarkan, karena masing-masing memiliki nuansa makna yang tidak sama. </span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 78pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: large; text-indent: -14.2pt;"> Dari keenam faktor yang dibicarakan di atas, bisa disimpulkan, bahwa dua buah kata yang bersinonim tidak akan selalu dapat dipertukarkan atau disubstitusikan.</span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 78pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-family: Times New Roman, serif; font-size: medium;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 78pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><br /></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 78pt; text-align: left; text-indent: -14.2pt;"><b style="font-size: large; text-indent: -14.15pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR" style="font-size: large; text-indent: -14.15pt;"></span><b style="font-size: large; text-indent: -14.15pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Antonimi (al-Adhdha:d)</span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 40.5pt 1.0in 81.0pt 112.5pt; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Antonim atau antonimi adalah hubungan semantik antara dua buah satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan, atau kontras antara yang satu dengan yang lain.<span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="line-height: 115%;">[7]</span></span><!--[endif]--></span>Misalnya, kata <i>mati</i> berantonim dengan kata <i>hidup</i>, kata <i>guru</i>berantonim dengan kata <i>murid</i>, kata <i>menjual</i> berantonim dengan kata <i>membeli</i>. Contoh dalam bahasa Arab seperti kata </span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">الرجاء</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> artinya bisa <i>harapan </i>X<i>takut</i>; atau kata </span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">المولى</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berarti <i>hamba sahaya</i> X <i>tuan, </i>dll.</span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 315.65pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Dilihat dari sifat hubungannya, maka antonimi itu dapat dibedakan atas beberapa jenis, antara lain:<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 78pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo6; tab-stops: 315.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Antonimi yang bersifat <i>mutlak</i>. Umpamanya kata </span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">الحياء</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berantonim dengan kata</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> الموت </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> secara mutlak, sebab sesuatu yang masih hidup tentunya belum mati; dan begitu pun sebaliknya.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 78pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo6; tab-stops: 315.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Antonimi yang bersifat <i>relatif </i>atau<i> bergradasi</i>. Umpamanya kata</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> كبير </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i><span lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span></i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">dan<i> </i></span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">صغير</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berantonimi secara relatif, juga antara kata <i>jauh </i>dan<i> dekat</i>, dan antara kata <i>gelap </i>dan<i> terang</i>. Jenis antonim ini bersifat relatif, karena batas antara satu dengan yang lainnya tidak dapat ditentukan secara jelas; batasnya itu sesuai dengan apa yang dijadikan bandingannya.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 78pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo6; tab-stops: 315.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Antonimi yang bersifat <i>relasional</i>. Contoh antara kata </span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">البيع</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dan</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> السِّراء </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, antara kata </span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">الزوج</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dan </span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">الزوجة</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, antara kata guru dan murid. Antonimi jenis ini jelas disebut relasional karena munculnya yang satu harus disertai yang lainnya. Jika tidak ada salah satunya, maka kata yang lainnya juga tidak ada.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 78pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo6; tab-stops: 315.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Antonimi yang bersifat <i>hierarkial</i>. Misalnya, kata <i>tamtama </i>dan<i> bintara</i> berantonim secara hierarkial; juga antara kata <i>gram </i>dan<i>kilogram</i>. Antonimi jenis ini disebut bersifat hierarkial karena kedua satuan ujaran itu berada dalam satu garis jenjang atau hierarki.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 78pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo6; tab-stops: 315.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Antonimi<i> majemuk</i> memiliki pasangan antonim lebih dari satu. Contohnya, kata berdiri dapatberantonim dengan kata duduk, tidur, tiarap, jongkok, atau pun bersila. Contoh lain, kata diam dapat berantonim dengan kata berbicara, bergerak, bekerja, atau pun bertindak. Perhatikan bagan berikut!<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="line-height: 115%;"> </span></b><b><span dir="RTL" face="" lang="" style="line-height: 115%;">السكوت</span></b><b><span style="line-height: 115%;"> </span></b><b><span dir="RTL" face="" lang="" style="line-height: 115%;"> </span></b><b><span style="line-height: 115%;"> </span></b><b><span dir="RTL" face="" lang="" style="line-height: 115%;">الكلام</span></b><b><span lang="IN" style="line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 2.5in; text-align: center; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: medium;"><b><span dir="RTL" face="" lang="" style="line-height: 115%;">الحركة</span></b><b><span style="line-height: 115%;"> <o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 2.5in; text-align: center; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: medium;"><b><span dir="RTL" face="" lang="" style="line-height: 115%;">العمل</span></b><b><span lang="IN" style="line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 2.5in; text-align: center; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: medium;"><b><span dir="RTL" face="" lang="" style="line-height: 115%;">الجري</span></b><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><b><span lang="" style="line-height: 115%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span></b><b><span style="line-height: 115%;"> <o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span dir="RTL" face="" lang="" style="line-height: 115%;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 156.55pt; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></b></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 22.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo4; tab-stops: 92.15pt 156.55pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Polisemi (ta’addud al makna)<o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 92.15pt 156.55pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Polisemi lazim diartikan sebagai satuan bahasa (terutama kata, bisa juga frase) yang memiliki makna lebih dari satu.<span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="line-height: 115%;">[8]</span></span><!--[endif]--></span>Umpamanya kata <i>kepala </i>dalam bahasa Indonesia memiliki makna :<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 81.8pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo7; tab-stops: 92.15pt 156.55pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">bagian tubuh dari leher ke atas; <i>kepala manusia,</i> dll,<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 81.8pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo7; tab-stops: 92.15pt 156.55pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">bagian yang terletak di atas/ di depan dan merupakan hal penting; <i>kepala kereta api</i>, dll,<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 81.8pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo7; tab-stops: 92.15pt 156.55pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">suatu benda berbentuk bulat seperti kepala; <i>kepala paku, kepala jarum,</i><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 81.8pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo7; tab-stops: 92.15pt 156.55pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">pemimpin atau ketua; <i>kepala sekolah, kepala suku, </i>dll,<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 81.8pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo7; tab-stops: 92.15pt 156.55pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">jiwa atau orang; seperti dalam kalimat <i>Setiap kepala menerima bantuan sebesar Rp 500.000.00,</i><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 81.8pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo7; tab-stops: 92.15pt 156.55pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">6.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">akal budi; seperti dalam kalimat <i>Badannya besar tetapi kepalanya kosong.</i><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 81.8pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 92.15pt 156.55pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 92.15pt 156.55pt; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Dalam bahasa Arab, polisemi (ta’addud al makna) juga terdapat pada kata</span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">عين</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> yang artinya bisa mata (panca indra), mata air/sumur, mata-mata, atau bentuk bulat matahari.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Dalam kasus polisemi ini, biasanya makna pertama (yang didaftarkan di dalam kamus) adalah makna sebenarnya, makna leksikalnya, makna denotatifnya, atau makna konseptualnya. Adapun yang lain adalah makna-makna yang dikembangkan berdasarkan salah satu komponen makna yang dimiliki kata atau satuan ujaran itu. Oleh karena itu, makna-makna pada sebuah kata atau satuan ujaran yang polisemi ini masih berkaitan satu dengan yang lain. <o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 22.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo4; tab-stops: 156.55pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">omonimi (al musytarak al lafdzi)<o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Homonimi adalah dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya<i>kebetulan</i> sama; maknanya tentu saja berbeda, karena masing-masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan. Contohnya, antara kata pacar yang bermakna ‘inai’ dan kata pacar yang bermakna ‘kekasih’; antara kata bisa yang bermakna ‘racun ular’ dan kata bisa yang bermakna ‘sanggup’.<b><o:p></o:p></b></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Sama dengan sinonimi dan antonimi, relasi antara dua buah ujaran yang homonimi juga berlaku dua arah. Dalam bahasa Arab, kata </span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">السائل</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> artinya bisa ‘peminta’ atau ‘sesuatu yang mengalir’. Perhatikan bagan berikut!<b><o:p></o:p></b></span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><b><span lang="IN" style="line-height: 115%;">I</span></b><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">السائل</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;"> </span><b><span lang="IN" style="line-height: 115%;">II</span></b><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;">السائل</span><b><span lang="IN" style="line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 42.55pt; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Pada kasus homonimi ini ada dua istilah lain yang biasa dibicarakan, yaitu homofoni dan homografi. Yang dimaksud dengan homofoni adalah adanya kesamaan bunyi (fon) antara dua satuan ujaran, tanpa memperhatikan ejaannya, apakah sama atau berbeda ejaan. Oleh karena itu, bila dilihat dari bunyi dan lafalnya, maka kata </span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">السائل</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> I dan </span><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">السائل</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">II berhomonim.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63.8pt; tab-stops: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 22.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo4; tab-stops: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Hiponimi <o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Hiponimi adalah hubungan semantik antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam bentuk ujaran yang lain. Hubungan kehiponiman dalam pasangan kata adalah hubungan antara yang lebih kecil (secara ekstensional) dan yang lebih besar. Misalnya dalam bahasa Arab, kata <i>mujammi‘ (penghimpun karya)</i> tercakup dalam kata <i>kâtib (penulis)</i>. Namun, tidak berlaku sebaliknya karena hubungan kehiponiman tidak berlaku timbal-balik. Ketercakupan hubungan hiponimi ini digambarkan sebagai berikut!<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 63.8pt; text-align: center; text-indent: 21.25pt;"><span style="font-size: medium;"><b><u><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">الكاتب</span></u></b><b><u><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></u></b></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 63.8pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 362.8pt; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;"><b><u><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></u></b></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 63.8pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 362.8pt; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;"><b><u><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></u></b></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 63.8pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 362.8pt; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;"><b><u><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></u></b></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 63.8pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 362.8pt; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;"><b><u><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></u></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><a name="_GoBack"></a><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> </span></b><b><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">مجمّع</span></b><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span></b><b><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">مدوّن</span></b><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span></b><b><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">محقّق</span></b><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><b><span lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> </span></b><b><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">مؤلّف</span></b><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><b><span lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> </span></b><b><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">مصنّف</span></b><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> <o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 49.65pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Relasi hiponimi tidak berlaku timbal-balik, sebab kalau <i>kâtib (penulis) </i>berhiponim dengan <i>mudawwin</i>, maka <i>kâtib (penulis)</i>bukan berhiponim dengan <i>mushannif</i>, melainkan berhipernim. Ada juga yang menyebut <i>kâtib (penulis)</i> adalah superordinat dari <i>mushannif</i> dll. Adapun hubungan antara <i>mujammi’ </i>dengan <i>mudawwin</i>, <i>muhaqqiq, muallif, </i>dan <i>mushannif,</i> dll, disebut kohiponim.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Dilihat dari segi lain, masalah hiponimi dan hipernimi ini sebenarnya tidak lain dari usaha untuk membuat klasifikasi terhadap konsep akan adanya Kelas – kelas generik dan spesifik. jadi, <i>mujammi’, mudawwin, </i>dan <i>mushannif</i>adalah nama – nama spesifik untuk kelas generik <i>kâtib (penulis)</i>. Kemudian, karena dalam penyusunan klasifikasi ini kita berusaha mengelompokkan bentuk–bentuk ujaran yang secara semantik menyatakan generik dan spesifik, maka ada kemungkinan sebuah bentuk ujaran yang merupakan generik dari sebuah bentuk spesifik, akan menjadi nama spesifik dari generik yang lebih luas lagi. Misalnya, burung yang menjadi generik, atau hipernim, atau superordinat dari merpati, tekukur, perkutut, dan kepodang akan menjadi hiponim dari unggas. Lalu, unggas yang merupakan hipernim dari burung [itik, ayam, dan angsa] akan menjadi hiponim pula dari generik yang lebih besar, <b><u><o:p></o:p></u></b></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 63.8pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 362.8pt; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></b></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 22.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo4; tab-stops: 362.8pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">6.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Ambiguiti <o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 42.55pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Ambiguiti adalah gejala yang memungkinkan terjadinya kegandaan makna akibat tafsiran gramatikal yang berbeda. Tafsiran gramatikal yang berbeda ini umumnya terjadi pada bahasa tulis, karena pada bahsa tulis unsur suprasegmental tidakdapat digambarkan dengan akurat. Misalnya, bentuk buku sejarah baru dapat ditafsirkan maknanya menjadi :<b><o:p></o:p></b></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 63.8pt; mso-add-space: auto; tab-stops: .75in 362.8pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">1.Buku sejarah itu baru terbit.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 63.8pt; mso-add-space: auto; tab-stops: .75in 362.8pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">2.Buku itu memuat sejarah zaman baru.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Kemungkinan makna kalimat tersebut terjadi karena kata baru yang ada dalam konstruksi itu, dapat menerangkan buku sejarah dan dapat juga hanya menerangkan kata sejarah. <o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 21.3pt 42.55pt 362.8pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Ketaksaan dapat juga terjadi bukan karena tafsiran gramatikal yang berbeda, tetapi karena masalah homonimi, sedangkan konteksnya tidak jelas. Contohnya kalimat ‘<i>mereka bertemu paus</i>’, dapat ditafsirkan bahwa (1) mereka bertemu ikan besar atau (2) mereka bertemu dengan pemimpin agama katolik yang ada di Roma. Begitu juga kata <i>kudus</i> dalam kalimat <i>‘dia memang bukan orang kudus’</i> bisa ditafsirkan ‘suci’ atau nama kota di Jawa Tengah.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 21.3pt 42.55pt 362.8pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Dilihat dari teks di atas, ketaksaan itu hanya terjadi dalam bahasa tulis, akibat dari perbedaan gramatikal karena ketiadaan unsur intonasi. Namun, ketaksaan itu juga dapat terjadi dalam bahasa lisan meskipun intonasinya tepat. Ketaksaan dalam bahasa lisan, biasanya adalah karena ketidakcermatan dalam menyusun instruksi beranaforis. Sebagaimana yang tecermin dalam teks ‘Ujang dan Nanang bersahabat karib. Dia sangat mencintai istrinya’.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 22.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo4; tab-stops: 362.8pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">7.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Redundansi<o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 362.8pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Istilah redundansi biasanya diartikan sebagai berlebih-lebihannya penggunaan unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran. Umpamanya kalimat <i>Bola itu ditendang oleh Dika </i>tidak akan ada bedanya jika dikatakan <i>Bola itu ditendang Dika</i><b>, </b>tanpa menggunakan preposisi <i>oleh.</i> Nah, penggunaan kata <i>oleh</i> inilah yang dianggap redundansi. Begitu juga dengan kalimat <i>Nita mengenakan baju berwarna merah</i><b>, </b>tidak akan berbeda maknanya bila dikatakan <i>Nita berbaju merah</i><b>. </b>Maka, bentuk pertama disebut redundansi.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 63.8pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 362.8pt; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></b></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 13.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: 362.8pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Perubahan Makna (al-Taghayyur al-Dila:li)<o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 362.8pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Secara sinkronis (dalam masa yang relatif singkat), makna sebuah kata atau leksem tidak akan berubah; tetapi secara diakronis (dalam waktu yang relatif lama) ada kemungkinan makna sebuah kata akan berubah. Kemudian ada pula perubahan makna yang tidak didasarkan waktu tersebut, yaitu perubahan makna secara pankronis.<span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="line-height: 115%;">[9]</span></span><!--[endif]--></span>Kemungkinan ini bukan berlaku untuk semua kosakata yang terdapat dalam sebuah bahasa, melainkan hanya terjadi pada sejumlah kata saja, yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 63.8pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo8; tab-stops: 362.8pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><b><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Perkembangan ilmu dan teknologi</span></i></b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">. Adanya perkembangan konsep keilmuan dan teknologi dapat menyebabkan sebuah kata yang pada mulanya bermakna A menjadi bermakna B atau C. umpamanya kata sastra pada mulanya bermakna ‘tulisan, huruf’ lalu berubah menjadi bermakna ‘bacaan’; kemudian berubah lagi dengan bermakna ‘buku yang baik isinya dan baik pula bahasanya’. Selanjutnya, berkembang lagi menjadi ‘karya bahasa yang bersifat imaginatif dan kreatif’. Perubahan makna kata sastra seperti itu adalah karena berkembangnya atau berubahnya konsep tentang sastra itu di dalam ilmu susastra. <o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 63.8pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo8; tab-stops: 362.8pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><b><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Perkembangan sosial budaya</span></i></b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">. Perkembangan dalam masyarakat berkenaan dengan sikap sosial dan budaya, juga menyebabkan terjadinya perubahan makna. Kata<i> saudara</i>, misalnya, pada mulanya berarti ‘seperut’, atau orang yang lahir dari kandungan yang sama; tetapi kini, kata<i> saudara </i>digunakan juga untuk menyebut orang lain, sebagai kata sapaan, yang diperkirakan sederajat, baik usia maupun kedudukan sosial.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 63.8pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo8; tab-stops: 362.8pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><b><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Perkembangan pemakaian kata</span></i></b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">. Setiap bidang kegiatan atau keilmuan biasanya memiliki sejumlah kosakata berkenaan dengan bidangnya itu. Umpamanya dalam bidang pertanian, kita dapati kosakata seperti <i>menggarap, menuai, pupuk, hama,</i> dll; dalam bidang agama islam ada kosakata <i>imam, khatib, puasa,</i> dll; dalam bidang pelayaran ada kosakata seperti <i>berlabuh, berlayar, haluan, nahkoda, buritan,</i>dll. Kosakata yang pada mulanya hanya digunakan pada bidangnya itu dalam perkembangannya kemudian digunakan juga dalam bidang-bidang lainnya, dengan makna yang baru, atau agak lain dengan makna aslinya yang digunakan dalam bidangnya. <o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 63.8pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo8; tab-stops: 362.8pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><b><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Pertukaran tanggapan indra</span></i></b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">. Alat indra yang lima mempunyai fungsi masing-masing untuk menangkap gejala-gejala yang terjadi di dunia. Misalnya, rasa <i>getir, panas, </i>dan<i>asin</i> ditangkap oleh indra perasa, yaitu lidah; gejala yang berkenaan dengan bunyi ditangkap alat indra pendengar, telinga; dan gejala gelap dan terang ditangkap alat indra penglihat; mata. Namun, karena berkembangnya bahasa, maka banyak terjadi pertukaran pemakaian alat indra. Misalnya, rasa pedas yang seharusnya ditangkap oleh indra perasa menjadi tanggapan indra pendengar, seperti dalam ujaran <i>Kata-katanya sangat pedas</i>; kata <i>manis</i> yang seharusnya ditangkap oleh indra perasa menjadi tanggapan indra penglihatan, seperti dalam ujaran <i>Bentuknya sangat manis</i>.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 63.8pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo8; tab-stops: 362.8pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> <i><b>Ada</b></i></span></span><b><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">nya asosiasi</span></i></b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">. Yang dimaksud dengan adanya asosiasi yaitu adanya hubungan antara suatu bentuk ujaran dengan sesuatu yang lain berkenaan dengan bentuk ujaran itu, sehingga bila disebut ujaran itu, maka yang dimaksud adalah sesuatu yang lain yang berkenaan dengan ujaran itu. Contohnya, kata <i>amplop</i>. Makna amplop sebenarnya adalah ‘sampul surat’; tetapi, dalam kalimat ‘<i>Supaya urusan cepat beres, beri saja amplop</i>’ berikut, <i>amplop</i> bermakna ‘uang sogok’. Amplop yang sebenarnya harusnya berisi surat, namun dalam kalimat tersebut berisi uang sogok. Jadi, dalam kalimat itu kata amplop berasosiasi dengan uang sogok.<span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="line-height: 115%;">[10]</span></span><!--[endif]--></span><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; mso-add-space: auto; tab-stops: 362.8pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></i></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Medan Makna<o:p></o:p></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Yang dimaksud dengan medan makna <i>(semantic domain, semantic field)</i> atau medan leksikal adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu. Misalnya, nama-nama warna, nama-nama perabot rumah tangga, atau nama-nama perkerabatan, yang masing-masing merupakan satu medan makna. Banyaknya unsur leksikal dalam satu medan makna antara bahasa yang satu dengana bahasa yang lain tidak sama besarnya, karena hal tersebut berkaitan erat dengan sistem budaya masyarakat pemilik bahasa itu. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Medan warna dalam bahasa Indonesia mengenal nama-nama <i>merah, coklat, biru, hijau, kuning, abu-abu, putih, dan hitam; </i>dengan catatan, menurut fisika, <i>putih</i>adalah campuran berbagai warna, sedangkan <i>hitam</i> adalah tak berwarna. Untuk menyatakan nuansa warna yang berbeda, bahasa Indonesia memberi keterangan perbandingan, seperti, <i>merah darah, merah jambu, </i>dan<i> merah bata.</i>Bahasa Inggris mengenal sebelas warna dasar, yaitu <i>white, red, green, yellow, blue, brown, purple, pink, orange, </i>dan<i> grey.</i> Sedangkan dalam bahasa Hunanco, salah satu bahas adaerah di Filipina, hanya terdapat empat warna, yaitu <i>(ma) biru,</i> yakni warna hitam dan warna gelap lainnya; <i>(ma) langit,</i> yakni warna putih dan warna cerah lainnya; <i>(ma) rarar,</i> yakni kelompok warna merah; dan <i>(ma) latuy,</i> yakni warna kuning, hujau muda, dan coklat muda.<b><o:p></o:p></b></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Jumlah nama atau istilah perkerabatan juga tidak sama banyaknya antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain. Malah bisa juga konsep penamaannya berbeda, dalam bahasa Indonesia dikenal nama <i>kakak</i> dan <i>adik,</i> yaitu orang yang lahir dari ibu yang sama. Bahasa Inggris menyebut orang yang lahir dari ibu yang sama dengan istilah<i> brother</i> dan <i>sister.</i> Disini jelas perbedaan konsep penamaannya: bahasa Indonesia berdasarkan usia, lebih tua atau lebih muda; sedangkan bahasa Inggris berdasarkan jenis kelamin, lelaki atau perempuan. Dalam dialek Melayu Jakarta ada kombinasi dua konsep itu, meskipun tidak lengkap, yakni di samping ada <i>abang</i> ‘saudara laki-laki lebih tua’ ada juga <i>mpok </i>‘saudara perempuan yang lebih tua’, <i>adik</i> ‘saudara yang lebih muda baik laki-laki maupun perempuan’.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Berapa banyak kelompok medan makna yang dapat dibuat dari setiap bahasa? Pertanyaan ini tidak dapat dijawab dengan menyebut jumlah angka yang pasti, sebab pengelompokkan kata berdasarkan medan maknanya sangat tergantung pada konsep budaya masing-masing masyarakat pemakai bahasa itu. Di dalam buku <i>Thesaurus of English Word and Phrases Classified and Arranged so as to facilitate the Expression of Ideas and Assist in Literacy Composition</i> oleh Peter Mark Roged terdaftar 1042 kelompok medan makna yang keseluruhannya terdiri dari 250.000 kata dan frase. Namun, dalam studi medan makna ini, Nida mengelompokkan kata-kata menjadi empat kelompok, yaitu kelompok bendaan (entiti), kelompok kejadian atau peristiwa (event), kelompok abstrak, dan kelompok relasi. Anggota kelompok bendaan dan peristiwa tampaknya tidak terbatas, tetapi dua kelompok terakhir bersifat terbatas. <o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Kata-kata atau leksem-leksem yang mengelompok dalam satu medan makna, berdasarkan sifat hubungan semantisnya dapat dibedakan atas kelompok <i>medan kolokasi</i> dan <i>medan set.</i> Kolokasi menunjuk pada hubungan sintagmatik yang terdapat antara kata-kata atau unsur-unsur leksikal itu. Umpama, dalam kalimat :<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 49.65pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">(1) <i>Tiang layar perahu nelayan itu patah dihantam badai, lalu perahu itu di gulung ombak dan tenggelam beserta segala isinya.</i><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Kata-kata <i>layar, perahu, nelayan, badai, ombak,</i> dan<i>tenggelam</i> merupakan kata-kata dalam satu kolokasi, satu tempat atau lingkungan yang sama. Dalam hal ini lingkungan kelautan. Contoh lain, kata-kata <i>cabe, bawang, terasi, garam, merica, </i>dan<i> lada</i> berada dalam satu kolokasi, yaitu yang berkenaan dengan bumbu dapur.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Kalau kolokasi menunjuk pada pada hubungan sintagmatik, karena sifatnya yang linear, maka kelompok <i>set</i> menunjuk pada hubungan paradigmatik, karena kata-kata yang berada dalam satu kelompok set itu saling bisa disubstitusikan. Sekelompok kata yang merupakan satu set yang biasanya mempunyai kelas yang sama, dan tampaknya juga merupakan satu kesatuan, setiap kata dalam set dibatasi oleh tempatnya dalam hubungan dengan anggota-anggota lain dalam set itu. Umpama, kata <i>remaja</i> merupakan tahap perkembangan dari <i>kanak-kanak</i> menjadi <i>dewasa</i>. Sedangkan kata <i>sejuk</i>merupakan suhu di antara <i>dingin</i> dan <i>hangat. </i>Maka kalau kata-kata yang satu set dengan <i>remaja</i> dan <i>sejuk </i>dibagankan menjadi sebagai berikut:<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 49.65pt; text-align: justify;"><b><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">manula/lansia terik<o:p></o:p></span></span></i></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 49.65pt; text-align: justify;"><b><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">dewasa panas<o:p></o:p></span></span></i></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 49.65pt; text-align: justify;"><b><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">remaja hangat<o:p></o:p></span></span></i></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 49.65pt; text-align: justify;"><b><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">kanak-kanak sejuk<o:p></o:p></span></span></i></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 49.65pt; text-align: justify;"><b><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">bayi dingin<o:p></o:p></span></span></i></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Pengelompokkan kata atas kolokasi dan set ini besar artinya bagi kita dalam memahami konsep-konsep budaya yang ada dalam suatu masyarakat bahasa. Namun, pengelompokkan ini sering kurang jelas karena adanya ketumpangtindihan unsur-unsur leksikal yang dikelompokkan itu. Umpamanya, kata <i>candi</i>dapat masuk kelompok medan makna kesejarahan. Selain itu, pengelompokkan kata atas medan makna ini tidak mempedulikan adanya nuansa makna denotasi dan konotasi. Umpamanya, kata <i>remaja</i> dalam contoh di atas hanya menunjuk pada jenjang usia, padahal kata remaja itu memiliki juga makna ‘<i>belum dewasa, keras kepala, bersikap kaku, suka mengganggu </i>dan<i> membantah, serta mudah berubah pikiran, sikap, </i>dan<i> pendapat</i>’. Jadi, pengelompokkan kata atas medan makna ini hanya bertumpu pada makna dasar, makna denotatif, atau makna pusatnya saja.<span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="line-height: 115%;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></span></b></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">(1)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Semantik adalah bidang kajian linguistik yang mempelajari tentang makna atau arti suatu bahasa, yang dengan kata lain, semantik itu mempelajari sistem tanda dalam bahasa. Dalam bahasa Arab disebut dengan <i>ilmu al-dilalah. </i><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">(2)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Makna adalah ‘pengertian’ atau ‘konsep’ yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda linguistik. Masalah kita sekarang, di dalam praktik berbahasa tanda linguistik itu bersifat apa.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">(3)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antar satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa lainnya. Beberapa relasi makna :<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 70.9pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">a. <span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">S</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">inonim (hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya).<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 70.9pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">b.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Antonim (hubungan semantik antara dua buah satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan, atau kontras antara yang satu dengan yang lain).<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 70.9pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">c.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Polisemi adalah sebuah kata atau satuan ujaran.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 70.9pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">d.</span><span lang="IN" style="line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Homonimi adalah dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya ‘kebetulan’ sama; maknanya tentu saja berbeda, karena masing-masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 70.9pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">e.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Hiponimi (hubungan semantik antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam bentuk ujaran yang lain).<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 70.9pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">f.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Ambiguiti adalah gejala terjadinya kegandaan makna akibat tafsiran gramatikal yang berbeda.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 70.9pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo3; tab-stops: 362.8pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">g.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Redundansi berlebih-lebihannya penggunaan unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">(4)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Secara sinkronis (dalam masa yang relatif singkat), makna sebuah kata atau leksem tidak akan berubah; tetapi secara diakronis (dalam waktu yang relatif lama) ada kemungkinan makna sebuah kata akan berubah. Perubahan makna juga bisa secara pankronis (tidak berdasarkan waktu tertentu).<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">(5)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Medan makna <i>(semantic domain, semantic field)</i> atau medan leksikal adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></span></b></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Chaer, Abdul. 2012. <i>Linguistik Umum. </i>Cetakan keempat. Rineka Cipta: Jakarta .<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;">Chaer, Abdul. 2013. <i>PENGANTAR SEMANTIK BAHASA INDONESIA</i>. Rineka Cipta: Jakarta.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Hidayatullah, Moch. Syarif. 2012.<i>Cakrawala Linguistik Arab.</i>Cetakan pertama. Alkitabah: Tangerang Selatan.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Subuki, Makyun. 2011. <i>Semantik; pengantar memahami makna bahasa.</i>TransPustaka: Tangerang Selatan.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></p><p style="text-align: justify;"> </p><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><!--[if !supportFootnotes]--><hr size="1" style="text-align: left;" width="33%" /> <!--[endif]--> <div id="ftn1"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span face="" lang="IN" style="line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Abdul Chaer, <i>Linguistik Umum. </i>Cetakan keempat (Jakarta: Rineka Cipta. 2012)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">, </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">hal</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> 284</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">.</span></span></p> </div> <div id="ftn2"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span face="" lang="IN" style="line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span><span lang="IN">Abdul Chaer, <i>PENGANTAR SEMANTIK BAHASA INDONESIA</i>. (Rineka Cipta : Jakarta, 2013) hal 2.</span></span></p> </div> <div id="ftn3"> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span face="" lang="IN" style="line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Makyun Subuki, <i>Semantik; pengantar memahami makna bahasa </i>(Tangerang Selatan: Trans Pustaka, 2011) hal 4-6</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span lang="IN"><span style="font-size: medium;"> </span></span></p> </div> <div id="ftn4"> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span face="" lang="IN" style="line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Abdul Chaer, <i>Linguistik Umum. </i>Cetakan keempat (Jakarta: Rineka Cipta. 2012) hal.285.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p> </div> <div id="ftn5"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span face="" lang="IN" style="line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Abdul Chaer, <i>Linguistik Umum...</i> hal.287-289.</span></span></p> </div> <div id="ftn6"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span face="" lang="IN" style="line-height: 115%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span><span lang="IN">Abdul Chaer, <i>PENGANTAR SEMANTIK BAHASA INDONESIA</i>.. hal 83.</span></span></p> </div> <div id="ftn7"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span face="" lang="IN" style="line-height: 115%;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Abdul Chaer, <i>Linguistik Umum...</i>hal 299.</span></span></p> </div> <div id="ftn8"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span face="" lang="IN" style="line-height: 115%;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span><span lang="IN">Abdul Chaer, <i>PENGANTAR SEMANTIK BAHASA INDONESIA</i>.. hal 101.</span></span></p> </div> <div id="ftn9"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span face="" lang="IN" style="line-height: 115%;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span><span lang="IN"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Moch. Syarif Hidayatullah. <i>Cakrawala Linguistik Arab</i>. (Alkitabah: Tangerang Selatan, 2012) hal 107.</span></span></p> </div> <div id="ftn10"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span face="" lang="IN" style="line-height: 115%;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Abdul Chaer, <i>Linguistik Umum...</i> hal.297-313.</span></span></p> </div> <div id="ftn11"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span face="" lang="IN" style="line-height: 115%;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Abdul Chaer, <i>Linguistik Umum...</i> hal.315-318.</span></span></p><p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></span></p><p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Times New Roman, serif; font-size: x-small;">Disusun : </span><span style="text-align: left;"><span style="font-family: Times New Roman, serif; font-size: x-small;">HANY YULIA RACHMAWATI dan IDA NUR JANNAH </span><span style="font-family: Times New Roman, serif; font-size: medium;"> </span></span></p> </div> </div><p></p>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-48306028823023963402020-08-29T08:36:00.000-07:002021-06-05T07:04:02.601-07:00Sekilas Tentang Ilmu Linguistik<h3 style="clear: both; text-align: left;"><span style="font-size: medium;">Ilmu Linguistik</span></h3><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoHHkXgsU-g9vtY9crsG_0Djx_znCWdmByZ1jsZqHxbo_3e9T9cD_YXtJmLnmbpZIreyYRaLuuZ7flKXXjE6zYe-U8D9_PM7W8rJ32qnacF5ll3OCLw8-xhlziJ_u88LwMcUs2QPYtvQ/s308/linguistik.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="164" data-original-width="308" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoHHkXgsU-g9vtY9crsG_0Djx_znCWdmByZ1jsZqHxbo_3e9T9cD_YXtJmLnmbpZIreyYRaLuuZ7flKXXjE6zYe-U8D9_PM7W8rJ32qnacF5ll3OCLw8-xhlziJ_u88LwMcUs2QPYtvQ/s0/linguistik.jpg" /></a></div><br /><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both;"><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Pendahuluan</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Dalam berbagai kamus umum, linguistik didefinisikan sebagai ‘ilmu bahasa’ atau ‘studi ilmiah mengenai bahasa’ (Matthews 1997). Dalam <i>The New Oxford Dictionary of English</i>(2003), linguistik didefinisikan sebagai berikut:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">“<i>The scientific study of language and its structure, including the study of grammar, syntax, and phonetics. Specific branches of linguistics include sociolinguistics, dialectology, psycholinguistics, computational linguistics, comparative linguistics, and structural linguistics</i>.”<span></span></span></span></p><a name='more'></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><o:p></o:p></span></span><p></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Ilmu bahasa yang dipelajari saat ini bermula dari penelitian tentang bahasa sejak zaman Yunani (abad 6 SM). Secara garis besar studi tentang bahasa dapat dibedakan antara (1) tata bahasa tradisional dan (2) linguistik modern. Selanjutnya Linguistik dapat dibagi menjadi beberapa cabang yaitu, fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Tahapan Studi Linguistik</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">a. Tahap pertama yaitu tahap spekulasi maksudnya pernyataan tentang bahasa tidak didasarkan pada data empiris, melainkan pada dongeng/cerita dan klasifikasi.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">b. Tahap kedua, tahap observasi dan klasifikasi. Pada tahapan ini diadakan pengamatan dan penggolongan terhadap bahasa-bahasa yang diselidiki, tetapi belum sampai pada merumuskan teori.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">c. Tahap ketiga, tahap perumusan teori atau membuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Sejarah dan Aliran Linguistik</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.1 Linguistik Tradisional</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Sejarah Linguistik dimulai dari linguistik tradisional,<b> </b>Tata bahasa tradisional menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik; sedangkan tata bahasa struktural berdasarkan struktur atau ciri-ciri formal yang ada dalam suatu bahasa tertentu.<b> </b>Misalnya dalam merumuskan kata kerja, tata bahasa tradisional mengatakan kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau kejadian; sedangkan tata bahasa struktural menyatakan kata kerja adalah kata yang dapat berdistribusi dengan frase “dengan . . . .”.<b> </b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Dalam perkembangannya di dalam aliran linguistik tradisional dikenal linguistik zaman Yunani. Sejarah studi bahasa pada zaman Yunani ini sangat panjang, yaitu dari lebih kurang abad ke-5 S.M sampai lebih kurang abad ke 2 M. Masalah pokok kebahasaan yang menjadi pertentangan pada linguis pada waktu itu adalah pertentangan antara bahasa bersifat alami (fisis) dan bersifat konvensi (nomos). Bersifat alami atau fisis maksudnya bahasa itu mempunyai hubungan asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak dapat diganti di luar manusia itu sendiri. kaum naturalis adalah kelompok yang menganut faham itu, berpendapat bahwa setiap kata mempunyai hubungan dengan benda yang ditunjuknya. Atau dengan kata lain, setiap kata mempunyai makna secara alami, secara fisis. Sebaliknya kelompok lain yaitu kaum konvensional, berpendapat bahwa bahasa bersifat konvensi, artinya, makna-makna kata itu diperoleh dari hasil-hasil tradisi dan kebiasaan-kebiasaan yang mempunyai kemungkinan bisa berubah.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Selanjutnya yang menjadi pertentangan adalah antara analogi dan anomali. Kaum analogi antara lain Plato dan Aristoteles, berpendapat bahwa bahasa itu bersifat teratur. Karena adanya keteraturan itulah orang dapat menyusun tata bahasa. Jika tidak teratur tentu yang dapat disusun hanya idiom-idiom saja dari bahasa itu. Sebaliknya, kelompok anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur. Kalau bahasa itu tidak teratur mengapa bentuk jamak bahasa Inggris child menjadi children, bukannya childs; mengapa bentuk past tense bahasa Inggris dari write menjadi wrote dan bukannya writed ?<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Kelompok-kelompok yang termasuk dalam aliriran ini adalah Kaum Sophis (abad ke-5 S.M), Plato (429-347 S.M),<b> </b>Aristoteles (384-322 S.M),<b> </b>Kaum Stoik (Abad ke- 4S.M), Kaum Alexandrian.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Kemudian dikenal<b> </b>lingistik zaman Romawi. Studi bahasa pada zaman Romawi dapat dianggap kelanjutan dari zaman Yunani, sejalan dengan jatuhnya Yunani dan munculnya kerajaan Romawi. Tokoh pada zaman romawi yang terkenal antara lain, Varro (116 – 27 S.M) dengan karyanya <i>De Lingua Latina</i> dan Priscia dengan karyanya <i>Institutiones Grammaticae</i>.<b> </b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Dan yang terakhir yang termasuk ke dalam linguistik tradisional adalah masa menjelang lahirnya linguistik modern<b>. </b>Dalam masa ini ada satu tonggak yang sangat penting dalam sejarah studi bahasa, yaitu dinyatakan adanya hubungan kekerabatan antara bahasa Sanskerta dengan bahasa-bahasa Yunani, Latin dan bahasa-bahasa Jerman lainnya. Dalam pembicaraan mengenai linguistik tradisional di atas, maka secara singkat dapat dikatakan, bahwa :<b> </b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">a) Pada tata bahasa tradisional ini tidak dikenal adanya perbedaan antara bahasa ujaran dengan bahasa tulisan;<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">b) Bahasa yang disusun tata bahasanya dideskripsikan dengan mengambil patokan-patokan dari bahasa lain, terutama bahasa Latin;<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">c) Kaidah-kaidah bahasa dibuat secara prekriptif, yakni benar atau salah;<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">d) Persoalan kebahasaan seringkali dideskripsikan dengan melibatkan logika;<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">e) Penemuan-penemuan atau kaidah-kaidah terdahulu cenderung untuk selalu dipertahankan.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.2. Linguistik Strukturalis</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Linguistik strukturalis berusaha mendiskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas yang dimiliki bahasa itu. Berikut ini merupakan tokoh dan aliran linguistik strukturalis.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Pertama, Ferdinand de Saussure. Ferdinand de Saussure (1857 – 1913) dianggap sebagai bapak linguistik modern berdasarkan pandangan-pandangan yang dimuat dalam bukunya Course de Linguistique Generale yang disusun dan diterbitkan oleh Charles Bally dan albert Sechehay tahun 1915.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pandangan yang dimuat dalam buku tersebut mengenai konsep :</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">1) Telaah sinkronik dan diakronik<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Telaah bahasa secara sinkronik adalah mempelajari suatu bahasa pada suatu kurun waktu tertentu saja. Sedangkan telaah bahasa secara diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa, atau sepanjang zaman bahasa itu digunakan oleh para penuturnya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">2) Perbedaan La Langue dan La Parole<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">La Langue</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">adalah keseluruhan sistem tanda yang berfungsi sebagai alat komunikasi verbal antara para anggota suatu masyarakat bahasa, sifatnya abstrak. Sedangkan yang dimaksud dengan <i>La Parole </i>adalah pemakaian atau realisasi langue oleh masing-masing anggota masyarakat bahasa; sifatnya konkret karena parole itu tidak lain daripada realitas fisis yang berbeda dari orang yang satu dengan orang yang lain.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">3) Perbedaan signifiant dan signifie<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Signifiant </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">adalah citra bunyi atau kesan psikologis bunyi yang timbul dalam pikiran kita, sedangkan <i>signifie</i> adalah pengertian atau kesan makna yang ada dalam pikiran kita.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">4) Hubungan sintagmatik dan paradigmatif<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hubungan sintagmatik</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan, yang tersusun secara berurutan, bersifat linear. Sedangkan <i>hubungan paradigmatik</i>adalah hubungan unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Kedua,<b> </b><i>Aliran praha</i>terbentuk pada tahun 1926 atas prakarsa salah seorang tokohnya, yaitu Vilem Mathesius (1882 – 1945). Dalam bidang fonologi aliran Praha inilah yang pertama-tama membedakan dengan tegas akan fonetik dan fonologi. Fonetik mempelajari bunyi-bunyi itu sendiri, sedangkan fonologi mempelajari fungsi bunyi tersebut dalam suatu sistem.<b> </b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Ketiga, Aliran Glosematik lahir di Denmark, tokohnya antara lain : Louis Hjemslev (1899 – 1965), yang meneruskan ajaran Ferdinand de Saussure. Hjemslev juga menganggap bahasa sebagai suatu sistem hubungan, dan mengakui adanya hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Keempat, aliran firthian, nama John R. Firth (1890 – 1960) guru besar pada Universitas London sangat terkenal karena teorinya mengenai fonologi prosodi. Karena itulah, aliran yang dikembangkannya dikenal dengan nama aliran Prosodi.<b> </b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Kelima, aliran sistemik,<b> </b>nama aliran linguistik sistemik tidak dapat dilepaskan dari nama M.A.K Halliday, yaitu salah seorang murid Firth yang mengembangkan teori Firth mengenai bahasa, khususnya yang berkenaan dengan segi kemasyarakatan bahasa. Sebagai penerus Firth dan berdasarkan karangannya <i>Categories of the Theory of Grammar</i>, maka teori yang dikembangkan oleh Halliday dikenal dengan nama <i>Neo-Firthian Linguistics</i> atau <i>Scals and Category Linguistics</i>. Namun kemudian ada nama baru, yaitu <i>Systemic Linguistics</i> (SL).<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Keenam, Leonard Bloomfield dan strukturalis Amerika. Beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya aliran strukturalisme :<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">1) Pada masa itu para linguis di Amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu banyak sekali bahasa Indian di Amerika yang belum diperlukan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">2) Sikap Bloomfield yang menolak mentalistik sejalan dengan iklim filsafat yang berkembang pada masa itu di Amerika, yaitu filsafat behaviorisme.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">3) Diantara linguis-linguis itu ada hubungan yang baik, karena adanya <i>The Linguistics Society of America</i>, yang menerbitkan majalah <i>Language</i>; wadah tempat melaporkan hasil kerja mereka.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Ciri aliran strukturalis Amerika ini adalah cara kerja mereka yang sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk memberikan suatu bahasa.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Ketujuh adalah Aliran Tagmemik. Aliran ini dipelopori oleh Kenneth L. Price, seorang tokoh dari Summer Institute of Linguistics, yang mewarisi pandangan-pandangan Bloomfeld, sehingga aliran ini juga bersifat strukturalis, tetapi juga antropologis. Menurut aliran ini satuan dasar dan sintaksis adalah tagmem. Tagmem adalah korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling diperlukan untuk mengisi slot tersebut.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.3. Linguistik Tranformasional dan Aliran-aliran Sesudahnya</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Dunia ilmu termasuk linguistik, bukan merupakan kegiatan yang statis, melainkan merupakan kegiatan yang dinamis, berkembang terus menerus sesuai dengan filsafat ilmu itu sendiri yang selalu mencari kebenaran yang hakiki.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.3.1. Tata Bahasa Transformasi</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Ahli linguistik yang cukup produktif dalam membuat buku adalah Noam Chomsky. Sarjana inilah yang mencetuskan teori transformasi melalui bukunya <i>Syntactic Structures</i> (1957), yang kemudian disebut <i>classical theory.</i> Dalam perkembangan selanjutnya, teori transformasi dengan pokok pikiran kemampuan dan kinerja yang dicetuskannya melalui <i>Aspects of the Theory of Syntax </i>(1965) disebut <i>standard theory.</i> Karena pendekatan teori ini secara sintaktis tanpa menyinggung makna (semantik), teori ini disebut juga sintaksis generatif <i>(generative syntax).</i> Pada tahun 1968 sarjana ini mencetuskan teori <i>extended standard theory.</i> Selanjutnya pada tahun 1970, Chomsky menulis buku <i>generative semantics;</i> tahun 1980 <i>government and binding theory</i>; dan tahun 1993 <i>Minimalist program.</i><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Setiap tata bahasa dari suatu bahasa, menurut Chomsky adalah merupakan teori dari bahasa itu sendiri; dan tata bahasa itu harus memenuhi dua syarat, yaitu:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">1) Kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh pemakai bahasa tersebut, sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat-buat.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">2) Tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa, sehingga satuan atau istilah yang digunakan tidak berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja, dan semuanya ini harus sejajar dengan teori linguistik tertentu.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.3.2. Semantik Generatif</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Menjelang dasawarsa tujuh puluhan beberapa murid dan pengikut Chomsky, antara lain Pascal, Lakoff, Mc Cawly, dan Kiparsky, sebagai reaksi terhadap Chomsky, memisahkan diri dari kelompok Chomsky dan membentuk aliran sendiri. Kelompok Lakoff ini, kemudian terkenal dengan sebutan kaum Semantik generatif.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Menurut semantik generatif, sudah seharusnya semantik dan sintaksis diselidiki bersama sekaligus karena keduanya adalah satu.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"> </span></span><b style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.3.3. Tata Bahasa Kasus</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Tata bahasa kasus atau teori kasus pertama kali diperkenalkan oleh Charles J. Fillmore dalam karangannya berjudul “The Case for Case” tahun 1968 yang dimuat dalam buku Bach, E. dan R. Harms <i>Universal in Linguistic Theory</i>, terbitan Holt Rinehart and Winston.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Dalam karangannya yang terbit tahun 1968 itu Fillmore membagi kalimat atas (1) modalitas, yang bisa berupa unsur negasi, kala, aspek, dan adverbia; dan (2) proposisi, yang terdiri dari sebuah verba disertai dengan sejumlah kasus. Yang dimaksud dengan kasus dalam teori ini adalah hubungan antara verba dengan nomina.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.3.4. Tata Bahasa Relasional</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Tata bahasa relasional muncul pada tahun 1970-an sebagai tantangan langsung terhadap beberapa asumsi yang paling mendasar dari teori sintaksis yang dicanangkan oleh aliran tata bahasa transformasi.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.4. Tentang Linguistik Di Indonesia</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Hingga saat ini bagaimana studi linguistik di Indonesia belum ada catatan yang lengkap, meskipun studi linguistik di Indonesia sudah berlangsung lama dan cukup semarak. Pada awalnya penelitian bahasa di Indonesia dilakukan oleh para ahli Belanda dan Eropa lainnya, dengan tujuan untuk kepentingan pemerintahan kolonial. Pendidikan formal linguistik di fakultas sastra (yang jumlahnya juga belum seberapa) dan di lembaga-lembaga pendidikan guru sampai akhir tahun lima puluhan masih terpaku pada konsep-konsep tata bahasa tradisional yang sangat bersifat normatif. Perubahan baru terjadi, lebih tepat disebut perkenalan dengan konsep-konsep linguistik modern. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Pada tanggal 15 November 1975, atas prakarsa sejumlah linguis senior berdirilah organisasi kelinguistikan yang diberi nama Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI). Anggotanya adalah para linguis yang kebanyakan bertugas sebagai pengajar di perguruan tinggi negeri atau swasta dan di lembaga-lembaga penelitian kebahasaan. Penyelidikan terhadap bahasa-bahasa daerah Indonesia dan bahasa nasional Indonesia, banyak pula dilakukan orang di luar Indonesia. Misalnya negeri Belanda, London, Amerika, Jerman, Rusia, dan Australia banyak dilakukan kajian tentang bahasa-bahasa Indonesia. Sesuai dengan fungsinya sebagai bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa negara maka bahasa Indonesia tampaknya menduduki tempat sentral dalam kajian linguistik dewasa ini, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pelbagai segi dan aspek bahasa telah dan masih menjadi kajian yang dilakukan oleh banyak pakar dengan menggunakan pelbagai teori dan pendekatan sebagai dasar analisis. Dalam kajian bahasa nasional Indonesia, di Indonesia tercatat nama-nama seperti Kridalaksana, Kaswanti Purwo, Dardjowidjojo, dan Soedarjanto, yang telah menghasilkan tulisan mengenai pelbagai segi dan aspek bahasa Indonesia.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Kajian Fonologi</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disusun berdasarkan kesepakatan bersama yang digunakan sebagai alat komunikasi dalam rangka menjalankan interaksi sosial. Interaksi yang dapat terjadi dapat menggunakan :<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">A bunyi → verbal<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">A tulis → lambang terhadap bunyi<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Beberapa dasar tentang berbahasa :<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Bebicara → bunyi<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Mendengarkan → menyimak<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Menulis → lambing<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Membaca → memahami lambing<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.1 Defenisi Fonologi </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Fonologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari tata bunyi/kaidah bunyi dan cara menghasilkannya. Mengapa bunyi dipelajari? Karena wujud bahasa yang paling primer adalah bunyi. Bunyi adalah Getaran udara yang masuk ke telinga sehingga menimbulkan suara.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Bunyi bahasa adalah bunyi yang dibentuk oleh tiga faktor, yaitu pernafasan (sebagai sumber tenaga), alat ucap (yang menimbulkan getaran), dan rongga pengubah getaran (pita suara). Fonologi dibedakan menjadi, fonetik dan fonemik. Didalam fonologi terdapat istilah fonem, fon, dan alofon. Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang masih abstrak atau yang tidak diartikulasikan. Fonem merupakan aspek bahasa pada aspek <i>langue (istilah de Sausure)</i>, misalnya /t/. /d/, /c/. Fon adalah realisasi dari fonem (<i>parole</i>), atau bunyi yang diartikulasikan (diucapkan) misalnya {lari}. Alofon adalah perbedaan bunyi yang tidak menimbulkan perbedaan makna, misalnya /i/ dan /I/ dalam /menangIs/.<b> </b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Bunyi Vokal : bunyi yang tidak mengalami hambatan di daerah artikulator. Disebut juga huruf hidup karena dapat berdiri sendiri dan dapat menghidupkan konsonan. Terdiri dari : a, i, u, e, o. Diftong → au, ai, oi<b>.</b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br />4.2 Klasifikasi vokal :<o:p></o:p></span></span></b></p> <p align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Berdasarkan bentuk bibir<br />· Vokal bulat → a, o, u<br />· Vokal lonjong → i, e<o:p></o:p></span></span></p> <p align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Berdasarkan tinggi rendah lidah<br />· Tinggi → i<br />· Tengah → e<br />· Bawah → a<o:p></o:p></span></span></p> <p align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Berdasarkan maju mundurnya lidah<br />· Depan → i, a<br />· Tengah → e<br />· Belakang → o<o:p></o:p></span></span></p><p align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.3 Bunyi Konsonan </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Bunyi Konsonan adalah bunyi yang mengalami hambatan dalam pengucapan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.3.1. Pembentukan konsonan </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">a) Bilabial : pembentukan konsonan oleh 2 bibir. (b, p, m)<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">b) Apikodental : pembentukan konsonan oleh ujung lidah dan gigi (t, d, h)<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">c) Labiodental : pembentukan konsonan oleh gigi dan bibir (f, v)<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">d) Palatal : lidah – langit-langit keras (c, j)<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">e) Velar : belakang lidah – langit-langit lembut (k,g)<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">f) Hamzah (glottal stop) : posisi pita suara tertutup sama sekali.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">g) Laringal : pita suara terbuka lebar, udara keluar melalui geseran.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.4 Macam-macam bunyi bahasa</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a. Bunyi Segmental</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Bunyi segmental ialah bunyi yang dihasilkan oleh pernafasan, alat ucap dan pita suara. Bunyi Segmental ada empat macam<o:p></o:p></span></span></p> <ol start="1" type="1"> <li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Konsonan= bunyi yang terhambat oleh alat ucap </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></li> <li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Vokal = bunyi yang tidak terhambat oleh alat ucap </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></li> <li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Diftong= dua vokal yang dibaca satu bunyi, misalnya: /ai/ dalam sungai, /au/ dalam /kau/ </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></li> <li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kluster= dua konsonan yang dibaca satu bunyi.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Contoh Kluster/Konsonan Rangkap </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">ng: yang<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">ny: nyonya<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">kh: khusus, khas, khitmad,<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">pr: produksi, prakarya, proses<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">kr: kredit, kreatif, kritis, krisis<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">sy: syarat, syah, syukur<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">str: struktur, strata, strategi<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">spr: sprai<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">tr : tradisi, tragedi, tragis, trauma, transportasi.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b. Bunyi Supra Segmental </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Dalam suatu runtutan bunyi yang sambung-bersambung terus-menerus diselangseling dengan jeda singkat atau agak singkat, disertai dengan keras lembut bunyi, tinggi rendah bunyi, panjang pendek bunyi, ada bunyi yang dapat disegmentasikan yang disebut bunyi segmental.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">1 . Tekanan atau Stres<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Menyangkut masalah keras lunaknya bunyi.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">2 . Nada atau Pitch<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Berkenaan dengan tinggi rendahnya bunyi.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">3 Jeda atau Persendian<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Berkenaan dengan hentian bunyi dalam arus ujar.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Jeda antar kata, diberi tanda ( / )<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Jeda antar frase, diberi tanda ( // )<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Jeda antar kalimat, diberi tanda ( # )<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. Kajian Morfologi</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Jika fonologi mengidentifikasi satuan dasar bahasa sebagai bunyi, morfologi mengidentifikasi satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Bagian dari kompetensi linguistik seseorang termasuk pengetahuan mengenai morfologi bahasa, yang meliputi kata, pengucapan kata tersebut, maknanya, dan bagaimana unsur-unsur tersebut digabungkan (Fromkin & Rodman, 1998:96). Morfologi mempelajari struktur internal kata-kata. Jika pada umumnya kata-kata dianggap sebagai unit terkecil dalam sintaksis, jelas bahwa dalam kebanyakan bahasa, suatu kata dapat dihubungkan dengan kata lain melalui aturan. Misalnya, penutur bahasa Inggris mengetahui kata dog, dogs, dan dog-catcher memiliki hubungan yang erat. Penutur bahasa Inggris mengetahui hubungan ini dari pengetahuan mereka mengenai aturan pembentukan kata dalam bahasa Inggris.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Aturan yang dipahami penutur mencerminkan pola-pola tertentu (atau keteraturan) mengenai bagaimana kata dibentuk dari satuan yang lebih kecil dan bagaimana satuan-satuan tersebut digunakan dalam wicara. Jadi dapat disimpulkan bahwa morfologi adalah cabang linguistik yang mempelajari pola pembentukan kata dalam bahasa, dan berusaha merumuskan aturan yang menjadi acuan pengetahuan penutur bahasa tersebut. Dalam hubungannya dengan sintaksis, beberapa relasi gramatikal dapat diekspresikan baik secara infleksional (morfologis) atau secara sintaksis (sebagai bagian dari struktur kalimat), misalnya pada kalimat He loves books dan He is a lover of books. Apa yang di dalam suatu bahasa ditandai dengan afiks infleksional, dalam bahasa lain ditandai dengan urutan kata dan dalam bahasa yang lain lagi dengan kata fungsi. Misalnya dalam bahasa Inggris, kalimat Maxim defends Victor (Maxim mengalahkan Victor) memiliki makna yang berbeda dengan kalimat Victor defends Maxim (Victor mengalahkan Maxim). Urutan kata sangat penting. Demikian halnya jika bahasa Inggris memiliki penanda have dan be, bahasa Indonesia menggunakan afiksasi untuk mengungkapkan hal yang sama, misalnya: Dokter memeriksa saya. <i>The doctor examinesme</i>. Saya diperiksa dokter. <i>I was examined by the doctor</i>. <o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.1 Identifikasi Morfem </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Untuk menentukan bahwa sebuah satuan bentuk merupakan morfem atau bukan kita harus membandingkan bentuk tersebut di dalam bentuk lain. Bila satuan bentuk tersebut dapat hadir secara berulang dan punya makna sama, maka bentuk tersebut merupakan morfem. Dalam studi morfologi satuan bentuk yang merupakan morfem diapit dengan kurung kurawal ({ }) kata kedua menjadi {ke} + {dua}.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.2 Morf dan Alomorf </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Morf adalah nama untuk semua bentuk yang belum diketahui statusnya. Sedangkan Alomorf nama untuk bentuk bila sudah diketahui status morfemnya (bentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama) .<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Melihat . me-<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Membawa . mem-<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Menyanyi . meny-<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Menggoda . meng-<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.3 Klasifikasi Morfem</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Klasifikasi morfem didasarkan pada kebebasannya, keutuhannya, maknanya dan sebagainya.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.3.1 Morfem bebas dan Morfem terikat</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Morfem Bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam pertuturan. Sedangkan yang dimaksud dengan morfem terikat adalah morfem yang tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak dapat muncul dalam pertuturan. Berkenaan dengan morfem terikat ada beberapa hal yang perlu dikemukakan. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Pertama bentuk-bentuk seperti : juang, henti, gaul, dan , baur termasuk morfem terikat. Sebab meskipun bukan afiks, tidak dapat muncul dalam petuturan tanpa terlebih dahulu mengalami proses morfologi. Bentuk lazim tersebut disebut prakategorial. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Kedua, bentuk seperti baca, tulis, dan tendang juga termasuk prakategorial karena bentuk tersebut merupakan pangkal kata, sehingga baru muncul dalam petuturan sesudah mengalami proses morfologi. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Ketiga bentuk seperti : tua (tua renta), kerontang (kering kerontang), hanya dapat muncul dalam pasangan tertentu juga, termasuk morfem terikat. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Keempat, bentuk seperti ke, daripada, dan kalau secara morfologis termasuk morfem bebas. Tetapi secara sintaksis merupakan bentuk terikat. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Kelima disebut klitika. Klitka adalah bentuk singkat, biasanya satu silabel, secara fonologis tidak mendapat tekanan, kemunculannya dalam pertuturan selalu melekat tetapi tidak dipisahkan .<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.3.2 Morfem Utuh dan Morfem Terbagi </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Morfem utuh adalah morfem dasar, merupakan kesatuan utuh. Morfem terbagi adalah sebuah morfem yang terdiri dari dua bagian terpisah. Catatan yang perlu diperhatikan dalam morfem terbagi. Pertama, semua afiks disebut konfiks termasuk morfem terbagi. Untuk menentukan konfiks atau bukan, harus diperhatikan makna gramatikal yang disandang. Kedua, ada afiks yang disebut sufiks yakni yang disisipkan di tengah morfem dasar.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.3.3 Morfem Segmental dan Suprasegmental </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem segmental. Morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur suprasegmental seperti tekanan, nada, durasi.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.3.4 Morfem beralomorf zero </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Morfem beralomorf zero adalah morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi melainkan kekosongan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.3.5 Morfem bermakna Leksikal dan Morfem tidak bermakna Leksikal </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Morfem bermakna leksikal adalah morfem yang secara inheren memiliki makna pada dirinya sendiri tanpa perlu berproses dengan morfem lain. Sedangkan morfem yang tidak bermakna leksikal adalah tidak mempunyai makna apa-apa pada dirinya sendiri.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.3.6 Morfem Dasar, Bentuk Dasar, Pangkal (stem), dan Akar(root) </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Morfem dasar bisa diberi afiks tertentu dalam proses afiksasi bisa diulang dalam suatu reduplikasi, bisa digabung dengan morfem lain dalam suatu proses komposisi. Pangkal digunakan untuk menyebut bentuk dasar dari proses infleksi. Akar digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6. Kajian Sintaksis </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Morfosintaksis yaitu gabungan dari morfologi dan sintaksis. Morfologi membicarakan tentang struktur internal kata. Sintaksis membicarakan tentang hubungan kata dengan kata lain.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6.1 Struktur Sintaksis </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Struktur sintaksis ada tiga yaitu fungsi sintaksis, kategori sintaksis, dan peran sintaksis. Dalam fungsi sintaksis ada hal-hal penting yaitu subjek, predikat, dan objek. Dalam kategori sintaksis ada istilah nomina, verba, adjektiva, dan numeralia. Dalam peran sintaksis ada istilah pelaku, penderita, dan penerima. Menurut Verhaar (1978), fungsi-fungsi S, P, O, dan K merupakan kotak kosong yang diisi kategori dan peranan tertentu.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Contohnya: Kalimat aktif: Nenek melirik kakek tadi pagi.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">S P O K<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">pelaku sasaran<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Kalimat pasif: Kakek dilirik nenek tadi pagi.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">S P O K<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">sasaran pelaku<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Agar menjadi kalimat berterima, maka fungsi S dan P harus berurutan dan tidak disisipi kata di antara keduanya. Struktur sintaksis minimal mempunyai fungsi subjek dan predikat seperti pada verba intransitif yang tidak membutuhkan objek.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Contohnya: Kakek makan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Verba transitif selalu membutuhkan objek.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Contohnya: Nenek membersihkan kamarnya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Menurut Djoko Kentjono(1982), hadir tidaknya fungsi sintaksis tergantung konteksnya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Contohnya: Kalimat seruan: Hebat!<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Kalimat jawaban: Sudah!<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Kalimat perintah: Baca!<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Fungsi-fungsi sintaksis harus diisi kategori-kategori yang sesuai. Fungsi subjek diisi kategori nomina, fungsi predikat diisi kategori verba, fungsi objek diisi kategori nomina, dan fungsi keterangan diisi kategori adverbia.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Contohnya: Dia guru.(salah) Dia adalah guru.(benar)<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">S O S P O<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Kata “adalah” pada kalimat tersebut merupakan verba kopula, seperti to be pada bahasa Inggris.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">– Berenang menyehatkan tubuh.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">S P O<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Kata “berenang” menjadi berkategori nomina karena yang dimaksud adalah pekerjaan berenangnya. Peran dalam struktur sintaksis tergantung pada makna gramatikalnya. Kata yang bermakna pelaku dan penerima tetap tidak berubah walaupun kata kerja yang aktif diganti menjadi pasif. Pelaku berarti objek yang melakukan pekerjaan. Penerima berarti objek yang dikenai pekerjaan. Makna pelaku dan sasaran merupakan makna gramatikal. Eksistensi struktur sintaksis terkecil ditopang oleh urutan kata, bentuk kata, dan intonasi. Perbedaan urutan kata dapat menimbulkan perbedaan makna.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Contohnya: tiga jam – jam tiga.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Nenek melirik kakek. – Kakek melirik nenek.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Dalam kalimat aktif transitif mempunyai kendala gramatikal yaitu fungsi predikat dan objek tidak dapat diselipi kata keterangan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Contohnya: Nenek melirik tadi pagi kakek.(salah)<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Intonasi merupakan penekanan. Perbedaan intonasi juga menimbulkan perbedaan makna. Intonasi ada tiga macam yaitu intonasi deklaratif untuk kalimat bermodus deklaratif atau berita dengan tanda titik, intonasi interogatif dengan tanda tanya, dan intonasi interjektif dengan tanda seru. Intonasi juga dapat berupa nada naik atau tekanan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Contohnya: Kucing / makan tikus mati.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Kucing makan tikus / mati.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Kalimat tersebut sudah berbeda makna karena tafsiran gramatikal yang berbeda yang disebut ambigu atau taksa. Konektor bertugas menghubungkan konstituen satu dengan yang lain. dilihat dari sifatnya, ada dua macam konektor. Konektor koordinatif menghubungkan dua konstituen sederajat. Konjungsinya seperti dan, atau, dan tetapi. Contohnya: Nenek dan kakek pergi ke sawah. Konektor subordinatif menghubungkan dua konstituen yang tidak sederajat. Konjungsinya seperti kalau, meskipun, dan karena. Contohnya: Kalau diundang, saya tentu akan datang.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7. Kajian Semantik </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Status tataran semantik dengan tataran fonologi, morfologi dan sintaksis adalah tidak sama. Semantik dengan objeknya yakni makna, berada di seluruh tataran, yaitu berada di tataran fonologi, morfologi dan sintaksis. Makna yang menjadi objek semantik sangat tidak jelas, tak dapat diamati secara empiris, sehingga semantik diabaikan. Tetapi, pada tahun 1965, Chomsky menyatakan bahwa semantik merupakan salah satu komponen dari tata bahasa dan makna kalimat sangat ditentukan oleh semantik ini.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7.1 Hakikat Makna </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Menurut de Saussure, setiap tanda linguistik atau tanda bahasa terdiri dari 2 komponen, yaitu komponen signifian (yang mengartikan) yang berwujud runtunan bunyi, dan komponen signifie (yang diartikan) yang berwujud pengertian atau konsep (yang dimiliki signifian). Menurut teori yang dikembangkan Ferdinand de Saussure, makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda linguistik. Jika tanda linguistik tersebut disamakan identitasnya dengan kata atau leksem, berarti makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki oleh setiap kata atau leksem. Jika disamakan dengan morfem, maka makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki oleh setiap morfem, baik morfem dasar maupun morfem afiks.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Di dalam penggunaannya dalam pertuturan yang nyata, makna kata atau leksem itu seringkali terlepas dari pengertian atau konsep dasarnya dan juga acuannya. Banyak pakar menyatakan bahwa kita baru dapat menentukan makna sebuah kata apabila kata itu sudah berada dalam konteks kalimatnya. Pakar itu juga mengatakan bahwa makna kalimat baru dapat ditentukan apabila kalimat itu berada di dalam konteks wacananya atau konteks situasinya. Bahasa bersifat arbiter, sehingga hubungan antara kata dan maknanya juga bersifat arbiter.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7.2 Jenis Makna </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a. Makna Leksikal, Gramatikal dan Kontekstual </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks apapun. Dapat juga dikatakan bahwa makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, sesuai dengan hasil observasi indera kita atau makna apa adanya. Makna gramatikal adalah makna yang ada jika terjadi proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi atau kalimatisasi. Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks. Makna konteks dapat juga berkenaan dengan situasinya, yakni tempat, waktu dan lingkungan penggunaan bahasa itu.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b. Makna Referensial dan Non-referensial </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Sebuah kata atau leksem dikatakan bermakna referensial jika ada referensnya atau acuannya. Ada sejumlah kata yang disebut kata diektik, yang acuannya tidak menetap pada satu wujud. Misalnya : kata-kata pronominal seperti, dia, saya dan kamu.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c. Makna Denotatif dan Makna Konotatif </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah leksem. Makna denotatif sebenarnya sama dengan makna leksikal. Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang yang menggunakan kata tersebut. Konotasi sebuah kata bisa berbeda antara seseorang dengan orang lain.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Leech (1976) membagi makna menjadi menjadi makna konseptual dan makna asosiatif. Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Makna konseptual sebenarnya sama dengan makna leksikal, deotatif dan makna referensial. Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata bahasa. Makna asosiasi sama dengan perlambangan yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan konsep lain, yang mempunyai kemiripan sifat, keadaaan atau ciri-ciri yang ada pada leksem tersebut. Makna konotatif termasuk dalam makna asosiatif, karena kata-kata tersebut berasosiasi dengan nilai rasa terhadap kata itu. Makna stilistika berkenaan dengan perbedaan penggunaan kata sehubungan dengan perbedaan sosial atau bidang kegiatan. Makna afektif berkenaan dengan perasaan pembicara terhadap lawan bicara atau terhadap objek yang dibicarakan. Makna kolokatif berkenaan dengan ciri-ciri makna tertentu yang dimiliki sebuah kata dengan kata-kata yang bersinonim.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">e. Makna Kata dan Makna Istilah</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Pada awalnya, makna yang dimiliki oleh sebuah kata adalah makna leksikal, denotatif atau makna konseptual. Namun, dalam penggunaannya makna kata itu baru menjadi jelas jika kata itu sudah berada di dalam konteks kalimatnya atau konteks situasinya. Istilah mempunyai makna yang pasti, jelas, tidak meragukan, meskipun tanpa konteks kalimat. Oleh karena itu, istilah sering dikatakan bebas konteks, sedangkan kata tidak bebas konteks.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">f. Makna Idiom dan Peribahasa </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal. Idiom terbagi atas idiom penuh dan idiom sebagian. Idiom penuh adalah idiom yang semua unsurnya telah melebur menjadi satu kesatuan. Sedangkan idiom sebagian adalah idiom yang salah satu unsurnya masih memiliki makna leksikal sendiri. Peribahasa memilliki makna yang masih dapat ditelusuri dari makna unsurnya karena adanya “asosiasi” antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7.3 Relasi Makna</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan yang lain.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a. Sinonim</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Yaitu hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya. Dua buah ujaran yang bersinonim maknanya tidak akan sama persis. Ketidaksamaan itu terjadi karena faktor :<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">1. Faktor waktu<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">2. Faktor tempat atau wilayah<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">3. Faktor keformalan<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">4. Faktor sosial<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">5. Faktor bidang kegiatan<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">6. Faktor nuansa makna<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b. Antonim</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Yaitu hubungan semantik antara dua buah satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan, atau kontras antara yang satu dengan yang lain.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c. Polisemi </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Yaitu kata yang mempunyai makna lebih dari satu. Dalam kasus polisemi, biasanya makna pertama adalah makna sebenarnya, yang lain adalah maknamakna yang dikembangkan berdasarkan salah satu komponen makna yang dimiliki kata atau satuan ujaran itu. Oleh karena itu, makna-makna pada sebuah kata atau satuan ujaran yang polisemi ini masih berkaitan satu dengan yang lain.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d. Homonim </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Yaitu dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya “kebetulan” sama dan maknanya berbeda, karena masing-masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan. Pada kasus homonim ada dua istilah lain yang biasa dibicarakan, yaitu homofon dan homograf. Homofon adalah adanya kesamaan bunyi antara dua satuan ujaran, tanpa memperhatikan ejaannya. Homograf adalah bentuk ujaran yang ortografinya dan ejaannya sama, tetapi ucapan dan maknanya berbeda. Perbedaan antara homonim dengan polisemi adalah bahwa homonim yaitu dua buah bentuk ujaran atau lebih yang “kebetulan” bentuknya sama, dan maknanya berbeda, sedangkan polisemi yaitu sebuah bentuk ujaran yang memiliki makna lebih dari satu. Dengan demikian jelas bahwa antara keduanya tidak punya hubungan sama sekali.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">e. Hiponimi </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Yaitu hubungan semantik antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran yang lain. Relasi hiponimi bersifat searah.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">f. Ambiguitas atau Ketaksaan </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Yaitu gejala dapat terjadinya kegandaan makna akibat tafsiran gramatikal yang berbeda. Ketaksaan terjadi dalam bahasa tulis akibat perbedaan gramatikal karena ketiadaan unsur lisan, karena ketidakcermatan dalam menyusun konstruksi beranaforis. Perbedaan homonim dengan ambiguiti adalah bahwa homonim yaitu dua buah bentuk atau lebih yang kebetulan bentuknya sama, sedangkan ambiguitas adalah sebuah bentuk dengan dua tafsiran makna atau lebih. Perbedaan polisemi dengan ambiguitas adalah bahwa polisemi biasanya hanya pada tataran kata, dan makna-makna yang dimilikinya yang lebih dari satu itu, sedangkan ambiguiti adalah satu bentuk ujaran yang mempunyai makna lebih dari satu sebagai akibat perbedaan tafsiran gramatikal.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">g. Redudansi </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Yaitu kata yang berlebih-lebihan yang menggunakan unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7.4 Perubahan Makna</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Secara sinkronis makna sebuah kata atau leksem tidak akan berubah, tetapi secara diakronis ada kemungkinan dapat berubah. Dalam masa yang relative singkat, makna sebuah kata tidak akan berubah, tetapi dalam waktu yang relative lama ada kemungkinan makna tersebut akan berubah. Ini tidak berlaku untuk semua kosakata, tetapi hanya terjadi pada sebuah kata saja, yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">1. Perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">2. Perkembangan sosial budaya<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">3. Perkembangan pemakaian kata<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">4. Pertukaran tanggapan indera (sinestesia)<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">5. Adanya asosiasi<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Asosiasi dapat berupa hubungan wadah dengan isinya, dan juga berupa hubungan waktu dengan kejadian. Perubahan makna ada beberapa macam. Ada perubahan meluas, menyempit dan berubah total. Perubahan yang meluas yaitu jika tadinya sebuah kata bermakna A, maka kemudian menjadi bermakna B. Perubahan yang menyempit yaitu jika tadinya sebuah kata memiliki makna yang sangat umum, tetapi kini maknanya menjadi khusus atau sangat khusus. Perubahan makna total yaitu makna yang dimiliki sekarang sudah jauh berbeda dengan makna aslinya. Dalam pembicaraan tentang perubahan makna, dikenal usaha untuk menghaluskan dan mengkasarkan ungkapan. Usaha untuk menghaluskan ini dikenal dengan nama eufemia atau eufemisme. Sedangkan usaha untuk mengkasarkan dikenal dengan nama disfemia, usaha ini sengaja dilakukan untuk mencapai efek pembicaraan menjadi tegas.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"> </span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"> </span></span></b><b style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penutup</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Dewasa ini, perkembangan linguistik sangat pesat. Aspek lain yang berkaitan dengan bidang-bidang kajian bahasa juga berkembang. Kajian tentang bahasa tidak hanya meliputi satu aspek saja, tetapi telah meluas ke bidang atau aspek-aspek di luar bahasa yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dan kehidupan manusia.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Teori linguistik merupakan cabang linguistik yang memusatkan perhatian pada teori umum dan metode-metode umum dalam penelitian bahasa. Cabang linguistik bisa terbagi atas fonologi, morfologi, sintaksis, dan Semantik. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kajian tentang linguistik lanjut sangat luas dan menarik untuk diperbincangkan di kesempatan berikutnya.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Daftar </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Pustaka</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Alwasilah, A.Chaedar. 1993. <i>Linguistik Suatu Pengantar</i>. Bandung: Angkasa Bandung<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Alwi, Hasan, dkk. 2000. <i>Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia</i>. Jakarta: Balai Pustaka<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Arifin, Zaenal dan Junaiyah. 2007. <i>Morfologi: Bentuk, Makna, dan Fungsi</i>. Jakarta: Grasindo<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Chaer, Abdul. 1994. <i>Pengantar Semantik Bahasa Indonesia</i>. Jakarta: Rineka Cipta<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Chaer, Abdul. 2003. <i>Linguistik Umum</i>. Jakarta: Rineka Cipta<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Cahyono, Bambang Yudi. 1994. <i>Kristal-Kristal Ilmu Bahasa</i>. Surabaya: Airlangga University Press<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Times New Roman, serif;">Disusun oleh: </span><b style="text-align: left;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">SITI ARDIAH RAHMA QURBAN</span></b></span></p><p class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></p></div><p></p>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-54556809809932428522020-08-28T10:12:00.000-07:002021-06-05T07:03:37.422-07:00Pengertian Ilmu Kalam dan Perkembangannya<h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"> Sekilas tentang Pengertian Ilmu Kalam dan Perkembangannya - Makalah</span></h3><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg7x-Xk_kXVMs2prpVgCv_VUiwuECGbe2l3j1U4vFycboIsRUhIWgtzrt3RQJQ051S0HnQnBcoNt4QXeYQM3bUkM76rEf7vcTbDR8e_fm4r6Cvzx-OWAgAp9eSGz9fILhA3HVVwaxuYQ/s283/ilmu+kalam+dan+perkembangannya.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="178" data-original-width="283" height="252" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg7x-Xk_kXVMs2prpVgCv_VUiwuECGbe2l3j1U4vFycboIsRUhIWgtzrt3RQJQ051S0HnQnBcoNt4QXeYQM3bUkM76rEf7vcTbDR8e_fm4r6Cvzx-OWAgAp9eSGz9fILhA3HVVwaxuYQ/w400-h252/ilmu+kalam+dan+perkembangannya.jpg" width="400" /></a></b></div><b><br /><span style="font-size: medium;"><br /></span></b><p></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">BAB I</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="font-size: medium;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">A.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Latar Belakang</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu yang mengedepankan pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam tuhan. Persoalan-persoalan kalam ini biasanya mengarah pada perbincangan yang mendalam dengan dasar-dasar argumentasi, baik rasional (aqliyah) maupun naqliyah. Argumentasi rasional yang dimaksud disini adalah landasan pemahaman yang cenderung menggunakan metode berpikir filosofis. Pada ilmu kalam ditemukan pembahasan iman defenisi dan manifestasi serta batasannya. </span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span></span></span></p><a name='more'></a><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><br /></span></span><p></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Adapun pada ilmu tasawuf ditemukan pembahasan jalan atau metode praktis untuk merasakan keyakinan dan ketentraman, serta upaya menyelamatkan diri dari kemunafikan. Sememtara itu, filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memproleh kebenaran rasional. Metode yang digunakanpun adalah metode rasional.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="font-size: medium;">Baik ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama, yaitu kebenaran. Ilmu kalam, dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran tentang tuhan dan yang berkaitan dengannya. Sedangkan metode pembahasan filsafat tidak dilandasi oleh apapun, yang penelitiannya diarahkan dengan menggunakan rasio untuk membuktikan kebenaran sesuatu yang dituntut oleh dali-dalil yang mereka cari, proses penelitian ini dilakukan secara bertahap hingga sampai pada suatu kesimpulan yang diyakini kebenarannya. </span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="font-size: medium;">Sementara itu, ilmu kalam dan tasawuf mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk mengetahui / mengenal Allah dengan dalil-dalil yang pasti, akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut kedua ilmu ini mempergunakan metode yang berbeda . upaya mencapai tujuan tersebut ilmu kalam mempergunakan dalil-dalil yamg bersifat rasional sedangkan tasawuf lebih menitik beratkan pada perasaan batin dan intuisi, serta tasawuf juga dengan metodenya yang tipikal berusaha menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan perjalanan spiritual menuju Allah. <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><br /></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dalam makalah ini, masalah-masalah yang diuraikan adalah: pengertian ilmu kalam dalam pembagian </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 0in; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">B.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Rumusan Masalah</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Bagaimanakah Pengertian Ilmu Kalam ?<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Bagaimana Pembagaian Ilmu Kalam?<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 0in; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">C.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Tujuan Masalah<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; mso-list: l9 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Mengetahui Pengertian Ilmu Kalam <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; mso-list: l9 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Mengetahui Pembagaian Ilmu Kalam<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">BAB II<o:p></o:p></span></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">A.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Pengertian Kalam</span></b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Kalam merupakan salah satu pembahasan dalam ilmu Nahwu. Pengertian kalam dalam nahwu berbeda dengan ketika kita berbicara masalah Al Quran, berbeda lagi kalau berbicara masalah golongan atau aliran dalam islam. Menurut ulama Nahwu bahwa kalam adalah :<span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="line-height: 115%;">[1]</span></sup></span><!--[endif]--></span></sup></span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: right;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> <span dir="RTL" lang="">َكلاَمُهُمْ لَفْظٌ مُفِيْدٌ مُسْــــــنَدُ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span># <span dir="RTL" lang="">وَاْلكلــِْمَةُ اللَّفْظُ اْلمُفِيْدُ اْلمُفْرَدُ</span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 21.25pt; text-align: justify;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Artinya :Kalam ialah lafadz yang berfaedah dimusnadkan dengan lafadz yang lain. Dan Kilmah ialah lafadz mufid yang tunggal.<o:p></o:p></span></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: right;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> <span dir="RTL" lang="">اَلْكَلَامُ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>: <span dir="RTL" lang="">هو اَللَّفْظُ اَلْمُرَكَّبُ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, <span dir="RTL" lang="">اَلْمُفِيدُ بِالْوَضْعِ وَأَقْسَامُهُ ثَلَاثَةٌ اسم وَفِعْلٌ وَحَرْفٌ جَاءَ لِمَعْنًى </span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0in 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="font-size: medium;">Artinya:Kalam ialah lafadz yang tersusun sehingga pendengar memahami maksudnya serta berbahasa arab. Dan adapun tandanya tiga macam : isim fi'il huruf. Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa suatu perkataan disebut kalam apabila memenuhi 4 kriteria yang telah disebutkan.<o:p></o:p></span></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">B.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Pembagian Ilmu Kalam<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Pembagian Kalam</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 39.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Para ulama nahwu membagi kalam ke dalam 3 jenis, yakni: Isim, Fi’il dan Huruf.<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><o:p></o:p></b></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 57.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Kalimat Isim<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 57.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Isim merupakan kalimat yang terdiri dari nama benda, baik benda hidul maupun benda mati seperti: <span dir="RTL" lang="">مَحْفَظَةٌ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>(tas), <span dir="RTL" lang="">كِتَابٌ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>(buku), <span dir="RTL" lang="">قَلَمٌ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>(pena), <span dir="RTL" lang="">مِمْسَحَة</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>(penghapus), dan lain-lain. <o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 57.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 57.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Ciri-Ciri Kalimat Isim<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><o:p></o:p></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: right;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> <span dir="RTL" lang="">فَالِاسْمُ يُعْرَفُ بالخفض وَالتَّنْوِينِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, <span dir="RTL" lang="">وَدُخُولِ اَلْأَلِفِ وَاللَّام </span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 56.7pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Adapun Isim itu bisa diketahui melalui : Khafadh, Tanwin, masuknya alif-lam. Maka apabila suatu kalimat terdapat tiga tanda tersebut, maka kalimat itu masuk kategori isim. Adapun huruf khafadh ialah:<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 56.7pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt 56.7pt; text-align: right;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> <span dir="RTL" lang="">وَحُرُوفِ اَلْخَفْضِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, <span dir="RTL" lang="">وَهِيَ مِنْ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, <span dir="RTL" lang="">وَإِلَى</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, <span dir="RTL" lang="">وَعَنْ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, <span dir="RTL" lang="">وَعَلَى</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, <span dir="RTL" lang="">وَفِي </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, <span dir="RTL" lang="">وَرُبَّ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, <span dir="RTL" lang="">وَالْبَاءُ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, <span dir="RTL" lang="">وَالْكَافُ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, <span dir="RTL" lang="">وَاللَّامُ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>+ <span dir="RTL" lang="">وَحُرُوفُ اَلْقَسَمِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, <span dir="RTL" lang="">وَهِيَ اَلْوَاوُ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, <span dir="RTL" lang="">وَالْبَاءُ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, <span dir="RTL" lang="">وَالتَّاءُ </span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 35.45pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><br />b. <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kalimat Fi'il</b><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 49.65pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Pengertian Kalimat fi’il ialah kata yang menunjukkan pekerjaan pada waktu tertentu. Contoh: <span dir="RTL" lang="">ذَهَبَ يَذْهَبُ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>(pergi). <span dir="RTL" lang="">جَلَسَ يَجْلِسُ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>(duduk). <span dir="RTL" lang="">تَعَلَّمَ يَتَعَلَّمُ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>(belajar) <span dir="RTL" lang="">كَتَبَ يَكْتُبُ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>(menulis). <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 49.65pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Ciri-ciri kalimat Fi’il <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt 42.55pt; text-align: right;"><span style="font-size: medium;"><span dir="RTL" lang="" style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">وَالْفِعْلُ يُعْرَفُ بِقَدْ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>, <span dir="RTL" lang="">وَالسِّينِ وَسَوْفَ وَتَاءِ اَلتَّأْنِيثِ اَلسَّاكِنَةِ </span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 42.55pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Untuk mengetahui kalimat fi'il, bisa di ketahui dengan adanya tanda : Qod Sin. Saufa. Ta Ta’nits yang berharkat sukun. Maka apabila menemukan kalimat yang terdapat tanda tanda tersebut maka itu adalah kalimat fi'il.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 35.45pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">c. HURUF<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: right;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">.<span dir="RTL" lang="">وَالْحَرْفُ مَا لَا يَصْلُحُ مَعَهُ دَلِيلُ اَلِاسْمِ وَلَا دَلِيلُ اَلْفِعْلِ </span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 42.55pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Adapun Huruf adalah Lafadz Yang tidak bisa dimasuki Tanda-tandanya Isim dan juga alamat (tanda) Fi’il. Huruf merupakan kata yang tidak memiliki makna tertentu, kecuali disandarkan pada kata benda.<span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="line-height: 115%;">[2]</span></sup></span><!--[endif]--></span></sup></span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Untuk lebih mudahnya, Kalam terdiri dari : Lafadz, Murakkab, Mufid, Wadha'. Masing-masing pembagian kalam tersebut mempunyai pengertian.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Lafadz</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> ( <span dir="RTL" lang="">اَللَّفْظُ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>) yaitu : <span dir="RTL" lang="">الصَّوْت المُشْتَمِلُ على بَعْضِ الحُرُوفِ الهِجَائيةِ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>(Suara yang melengkapi atas sebagian huruf hijaiyah). Maksudnya, pengertian lafadz ialah perkataan yang terdiri dari huruf hijaiyah. Jadi, apabila ada ucapan yang tidak mengandung huruf hijaiyah. Mama itu bukan lafadz.\<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Murokkab</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> ( <span dir="RTL" lang="">مُرَكَّبٌ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>), yaitu : <span dir="RTL" lang="">مَا تَرَكَّبَ مِنْ كَلِمَتَيْنِ فــاكْثَرَ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>(Perkataan/Ucapan yang tersusun dari dua kalimat atau lebih). Adapun perkataan yang hanya tersusun dari satu kalimat, maka tidak termasuk murakkab.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Mufid</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> (<span dir="RTL" lang="">مُفِيْدٌ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>) yaitu: <span dir="RTL" lang="">ما أَفَادَ فائِدَةً يَحْسُنُ السُّكُوتُ مِن المُتَكَلِّمِ وَ السَّامِعِ عَلَيها </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>(Sesuatu perkataan yang memberikan faidah dengan sempurna sekiranya pembicara dan pendengar tidak memberikan tanggapan atau tidak menimbulkan pertanyaan). Arti orang yang mendengar, mengerti atas apa yang telah diucapkan oleh orang yang berbicara, tidak timbul pertanyaan terhadap yang di sampaikan itu. <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Wadla'</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"> ( <span dir="RTL" lang="">وَضْعُ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>) yaitu : perkataan yang sudah tersusun dan memberikan pengertian sempurna dan sudah sesuai dengan peletakan maknanya yang telah ditetapkan oleh orang Arab. Ada yang mengartikan bahwa wada' ialah ucapan yang disengaja (bukan ngingau) serta berbahasa arab.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 39.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Susunan kata dalam Bahasa Arab disebut Murakkab (<span dir="RTL" lang="">المُرَكَّب</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>). Jika kalimat susunan kata tersebut telah sempurna, dalam kaidah telah memberi pengertian dengan suatu hukum, maka kalimat sempurna itu disebut Kalam (<span dir="RTL" lang="">الكَلاَم</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>) atau disebut Jumlah (<span dir="RTL" lang="">الجُمْلَة</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>). <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 39.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;">Kalimah dalam Bahasa Arab, diringkas menjadi tiga macam:<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 57.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Kalimah Fiil (<span dir="RTL" lang="">الفِعْلُ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>) = Kata kerja <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 57.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Kalimah Isim (<span dir="RTL" lang="">الإِسْمُ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>) = Kata Benda <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 57.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;">Kalimah Harf (<span dir="RTL" lang="">الحَرْفُ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>) = Kata Tugas.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; line-height: 150%;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: large;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">BAB III</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="font-size: medium;">PENUTUP<o:p></o:p></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; mso-list: l7 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">A.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kesimpulan</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="font-size: medium;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span> Ilmu kalam adalah ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan dengan bukti-bukti yang meyakinkan, kemudian filsafat adalah berasal dari kata philo yang berarti cinta dengan demikian filsafat adalah mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia. Sementara tasawuf adalah suci, atau keadaan yang selalu berorientasi kepada kesucian jiwa, mengutamakan panggilan Allah, berpola hidup sederhana, mengutamakan kebenaran, dan rela berkorban demi tujuan-tujuan yang lebih mulia disisi Allah.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: medium;">Pembagian Kalam<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; mso-list: l8 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kalimat Isim<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; mso-list: l8 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kalimat Fi'il<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; mso-list: l8 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">HURUF<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 0in; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="background: white; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0in 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-background-themecolor: background1; mso-list: l7 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><br /></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">DAFTAR PUSTAKA</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 0in; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p><span style="font-size: medium;"> </span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 0in; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Abd Ar-Raziq Musthafa, <i>Tauhid Li Tarikh Al- Falsafah Al- Islamiyah</i> (kairo: Pustaka <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Salman, 1959)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 0in; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Hossein Nasr Seyyed, <i>History Of Islamic Philosophy</i>(New York: Routledge, 1966)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 0in; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Abduh Muhammad, <i>Risalah Tauhid</i>, (Jakarta: Bulan Bintang,1965)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 0in; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Toriquddin Moh, <i>Skularitas Tasawuf Dalam Dunia Modren</i> ( Uin Malang Press: 2008)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 0in; mso-background-themecolor: background1; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Saifuddin Anshari Endang, <i>Ilmu filsafat dan Agama</i>, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1990)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p> <div style="mso-element: footnote-list;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><!--[if !supportFootnotes]--><hr size="1" style="text-align: left;" width="33%" /> <!--[endif]--> <div id="ftn1" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><a href="file:///C:/Users/FIKAS/Downloads/MAKALAH_ILMU_KALAM_DAN_PEMBAGIANYA.docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""></a><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span face="" style="mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span face="" style="line-height: 115%;">[1]</span></sup></span><!--[endif]--></span></span></sup></span><sup></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Musthafa Abd Ar-Raziq, <i>Tamhid li Tarikh Al-Falsafah Al-Islamiyah</i>, hlm.1959, Seyyed Hossein Nasr, <i>History of Islamic Philosophy</i>,( New Yor:,Routledge,1966)hlm.74-75</span></span></p> </div> <div id="ftn2" style="mso-element: footnote;"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><a href="file:///C:/Users/FIKAS/Downloads/MAKALAH_ILMU_KALAM_DAN_PEMBAGIANYA.docx#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""></a><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="line-height: 115%;">[2]</span></sup></span><!--[endif]--></span></span></span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Moh. Toriquddin. <i>Skularitas tasawuf, Membumikan Tasawuf Dalam Dunia Modren</i>. (Uin Malang Press:2008) hlm. 15-16</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><br /></span></span></p><p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">موالف: </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; text-align: center;"><span style="font-size: x-small;">Livia Lobela Putri</span></span></p><p align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 7.1pt; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p> </div> </div>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-44292139621542856102020-08-28T09:40:00.000-07:002021-06-05T07:02:41.334-07:00Sejarah dan Periodisasi Sastra Arab <h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Sejarah dan Periodisasi Sastra Arab (Ringkasan)</span></h3><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLAMyLA-glmPHUcLHT8CY0b32HzkBpdwVAql6-TCarwh7eoVAbKSXZ3opg4VwnDDBf8Kgq99qFcn8rTjFoNKxi_nPvcrgKcOw7ZbQHgoZ4gpX_ryIwNY5vTCKRdcMwXLvfwlZxLz4zUA/s259/sejarah+dan+periodisasi+sastra+arab.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="194" data-original-width="259" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLAMyLA-glmPHUcLHT8CY0b32HzkBpdwVAql6-TCarwh7eoVAbKSXZ3opg4VwnDDBf8Kgq99qFcn8rTjFoNKxi_nPvcrgKcOw7ZbQHgoZ4gpX_ryIwNY5vTCKRdcMwXLvfwlZxLz4zUA/s0/sejarah+dan+periodisasi+sastra+arab.jpg" /></a></div><br /><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><p style="text-align: center;"><b><span style="font-size: medium;">Sejarah Sastra Arab</span></b></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Sastra merupakan segala aktivitas manusia atau prilakunya, baik yang berbentuk verbal maupun fisik, yang berusaha dipahami oleh ilmu pengetahuan. Aktifitas itu berupa fakta manusia yang melahirkan aktivitas social tertentu, aktivitas politik tertentu, maupun kreasi cultural seperti filsafat, seni rupa, seni gerak, seni patung, seni music, seni sastra dan yang lainnya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Setiap kita hidup dan beraktivitas, kita tidak sadar bahwa sebenarnya dunia sastra sangat berkaitan erat dengan kita semua. Teuw pernah berpendapat bahwa sastra berada dalam urutan keempat setelah agama, filsafat, ilmu pengetahuan, sebagai disiplin ilmu ia menempati posisi keempat karena menurut hemat penulis ke empat bidang tersebut saling bertransformasi dan merugulasi diri (self regulating) bidang mereka masing masing. Pengaruhnya jelas terasa hingga saat ini dan bangsa Arab menyebutnya miratul haya sebagai cerminan kehidupan mereka, bukan hanya itu dengan bersastra ia akan mengetahui rekaman sejarah kehidupan mereka pada masa lalu.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Pada masa jahili (pra islam) sudah ada dan terdapat tradisi keilmuaan yang tinggi yakni bersyair dan penyair yang terkenal pada masa itu disebut dengan penyair mualaqat. Seluruh hasil karya dari kesepuluh orang penyair itu semunya dianggap hasil karya syair yang terbaik dari karya syair yang pernah dihasilkan oleh bangsa Arab. Hasil syair karya mereka terkenal dengan sebutan Muallaqat. Dinamakan muallaqat (kalung perhiasan) karena indahnya puisi-puisi tersebut menyerupai perhiasan yang dikalungkan oleh seorang wanita. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Sedangkan secara umum muallaqat mempunyai arti yang tergantung, sebab hasil karya syair yang paling indah dimasa itu, pasti digantungkan di sisi Ka’bah sebagai penghormatan bagi penyair atas hasil karyanya. Dan dari dinding Ka’bah inilah nantinya masyarakat umum akan mengetahuinya secara meluas, hingga nama penyair itu akan dikenal oleh segenap bangsa Arab secara kaffah dan turun temurun. Karena bangsa Arab sangat gemar dan menaruh perhatian besar terhadap syair, terutama yang paling terkenal pada masa itu. Seluruh hasil karya syair digantungkan pada dinding Ka’bah selain dikenal dengan sebutan Muallaqat juga disebut Muzahabah yaitu syair ditulis dengan tinta emas. Sebab setiap syair yang baik sebelum digantungkan pada dinding Ka’bah ditulis dengan tinta emas terlebih dahulu sebagai penghormatan terhadap penyair.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Kendati pada masa ini disebut masa jahili (pra islam), tetapi mereka mempunyai kebudayaan tinggi. Bersyair merupakan sebuah karya yang sangat orisinil bangsa Arab pada masa itu menjadi sumber hukum yang pertama. Baru setelah datangnya masa Islam semua itu berobah total. Islam sebagai rahmatan lil alamin dengan Quran dan Hadis sebagai sumber hukumnya, menyeru kepada kebaikan, menghormati sesama jenis, saling mencintai dan saling mengenal, yang bertitik beratkan kepada aspek moral yakni makarimal akhlak. Dari masa Rasuluah, Khufahurasidin, sampai keruntuhan Abasiah akibat ekspedisi Hulagukhan dengan berimbas berdirinya kerajaan mamluk di Turki (Konstantinopel) sastra Arab masih tetap bertahan kendati mengalami pasang surut pada dinasti keruntuhan Abasiah dan mamluk.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Setelah hampir lima abad berada dalam masa surut bahkan keterpurukan di berbagai bidang, maka pada akhir abad ke-18 M bangsa Arab mulai memasuki fase sejarah “kesadaran dan kebangkitan.” Kesadaran ini semakin mendapat energinya setelah mereka bersentuhan dengan kebudayaan Barat melalui ekspedisi Napoleon Bonaparte ke Mesir pada tahun 1798. Kesadaran dan tambahan energi itu lantas diimplementasikan di masa Muhammad Ali dengan cara mengirimkan banyak sarjana ke Barat. Penerjemahan berbagai karya asing Barat, baik tentang kesusastraan atau ilmu pengetahuan lainnya digalakkan dengan motor Rifa’ah Rafi’ al Tahtawy (1801-1873 M). Banyak percetakan dan penerbitan majalah atau surat kabar muncul. Dalam kondisi penuh semangat pembaharuan ini, kesusastraan Arab merangkak bangkit. Era baru kesusastraan modern pun dimulai.Baru pada masa modern ini sastra Arab mulai berkembang karena girah dan kesadaran akan pentingnya khazanah peradaban yang di pelopori oleh Al-Barudi, Khalil Mutaran Ahmad Syauki dkk. Pada masa ini sudah terjadi transformasi intelektual dengan berpuncak pada revolusi Mesir. [2]</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></p><p style="text-align: center;"><b><span style="font-size: medium;">Periodisasi Sastra Arab</span></b></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Berbicara mengenai periodesasi kesusastraan Arab, seringkali kita dibuat bingung dengan adanya perbedaan penulisan periodesasi yang ditulis masing-masing penulis sejarah kesusastraan Arab, baik dari segi peristilahannya maupun dari segi waktunya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Pada umumnya, periodesasi kesusastraan dibagi sesuai dengan perubahan politik. Sastra dianggap sangat tergantung pada revolusi sosial atau politik suatu negara dan permasalahan menentukan periode diberikan pada sejarawan politik dan sosial, dan pembagian sejarah yang ditentukan oleh mereka itu biasanya diterima begitu saja tanpa dipertanyakan lagi (Wellek, 1989:354). Penentuan mulainya atau berakhirnya masa setiap periodesasi hanyalah perkiraan, tidak dapat ditentukan dengan pasti, dan biasanya untuk mengetahui perubahan dalam sastra itu biasanya akibat perubahan sosial dan politik (Jami'at, 1993:18). Di bawah ini akan dipaparkan bentuk penulisan periodesasi yang dilakukan oleh para ahli kesusastraan Arab, antara lain:</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Hana al-Fakhuriyyah membaginya ke dalam lima periodesasi, yaitu:</span></p><p style="text-align: justify;"></p><ol><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Periode Jahiliyyah, perkembangan kesusastraan Arab pada masa ini dibagi atas dua bagian, yaitu masa sebelum abad ke-5, dan masa sesudah abad ke-5 sampai dengan Hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah (1 H/622 M).</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Periode Islam, perkembangan kesusastraan Arab pada masa ini berlangsung sejak tahun 1 H/622 M hinggga 132 H/750 M, yang meliputi: masa Nabi Muhammad SAW dan Khalifah ar-Rasyidin (1-40 H/662-661 M), dan masa Bani Umayyah (41-132 H/661-750 M).</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Periode Abbasiyah, perkembangan kesusastraan Arab pada masa ini berlangsung sejak 132 H/750 M sampai 656 H/1258 M.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Periode kemunduran kesusastraan Arab (656-1213 H/1258-1798 M), periode ini di mulai sejak Baghdad jatuh ke tangan Hulagu Khan, pemimpin bangsa Mongol, pada tahun 1258 M, sampai Mesir dikuasai oleh Muhammad Ali Pasya (1220 H/1805 M).</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Periode kebangkitan kembali kesusastraan Arab; periode kebangkitan ini dimulai dari masa pemerintahan Ali Pasya (1220 H/1805 M) hingga masa sekarang.</span></li></ol><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Adapun Muhammad Sa'id dan Ahmad Kahil (1953: 5-6) membagi periodesasi kesusastraan Arab ke dalam enama periode sebagai berikut:</span></p><p style="text-align: justify;"></p><ol><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Periode Jahiliyyah, dimulai sekitar satu tengah abad sebelum kedatangan Islam sekitar dan berakhir sampai kedatangan Islam.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Periode permulaan Islam (shadrul Islam); dimulai sejak kedatangan Islam dan berakhir sampai kejatuhan Daulah Umayyah tahun 132 H.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Periode Abbasiyah I, dimulai sejak berdirinya Daulah Abbasiyah tahun 132 H dan berakhir sampai banyak berdirinya daulah-daulah atau negara-negara bagian pada tahun 334 H.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Periode Abbasiyah II, dimulai sejak berdirinya daulah-daulah dalam pemerintahan Abbasiyah dan berakhir dengan jatuhnya Baghdad di tangan bangsa Tartar atau Mongol pada tahun 656 H.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Periode Turki, dimulai sejak jatuhnya Baghdad di tangan bangsa Mongol dan berakhir dengan datangnya kebangkitan modern sekitar tahun 1230 H.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Periode Modern, dimulai sejak datangnya kebangkitan modern sampai sekarang.</span></li></ol><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Sedangkan Ahmad Al-Iskandi dan Mustafa Anani dalam Al-Wasit Al-Adab Al-Arobiyah Wa Tarikhihi (1916:10) membagi periodesasi kesusastraan Arab ke dalam lima periode, yaitu:</span></p><p style="text-align: justify;"></p><ol><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Periode Jahiliyah, periode ini berakhir dengan datangnya agama Islam, dan rentang waktunya sekitar 150 tahun.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Periode permulaan Islam atau shadrul Islam, di dalamnya termasuk juga periode Bani Umayyah, yakni dimulai dengan datangnya Islam dan berakhir dengan berdirinya Daulah Bani Abbas pada tahun 132 H.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Periode Bani Abbas, dimulai dengan berdirinya dinasti mereka dan berakhir dengan jatuhnya Bagdad di tangan bangsa Tartar pada tahun 656 H.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Periode dinasti-dinasti yang berada di bawah kekuasaan orang-orang Turki, di mulai dengan jatuhnya Baghdad dan berakhir pada permulaan masa Arab modern.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Periode Modern, dimulai pada awal abad ke-19 Masehi dan berlangsung sampai sekarang ini.</span></li></ol><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Adanya Perbedaan istilah dalam penulisan periodesasi kesusastraan Arab seperti dua contoh di atas, merupakan suatu hal yang wajar, seperti yang dikemukakan Teeuw (1988: 311-317) bahwa perbedaan itu disebabkan empat pendekatan utama, yaitu:</span></p><p style="text-align: justify;"></p><ol><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Mengacu pada perkembangan sejarah umum, politik atau budaya.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Mengacu pada karya atau tokoh agung atau gabungan dari kedua hal tersebut.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Mengacu pada motif atau tema yang terdapat dalam karya sepanjang zaman.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Mengacu pada asal-usul karya sastra. [3]</span></li></ol><p></p><div style="text-align: justify;"><br /></div>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-244978545167004373.post-45438929723279465502020-08-28T09:24:00.000-07:002021-06-05T07:02:24.683-07:00Jenis - Jenis Satra dalam Bahasa Arab<h3 style="text-align: left;"><span style="font-size: medium;"> Macam-macam Sastra dalam Bahasa Arab</span></h3><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiav6KsdsRIVw7VHU0_mFR34uYKsvs358_ziVpcHs8U8fhfAXxbyrjbxWM5MRptADrAi8vdsOSGELdTMVIu1HYjko1gscetoe8lT4EWDk5E-T8sRbDD374ws-hSx_pSiBt9h-jpMmiQdA/s225/macam-macam+sastra+arab.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="225" data-original-width="225" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiav6KsdsRIVw7VHU0_mFR34uYKsvs358_ziVpcHs8U8fhfAXxbyrjbxWM5MRptADrAi8vdsOSGELdTMVIu1HYjko1gscetoe8lT4EWDk5E-T8sRbDD374ws-hSx_pSiBt9h-jpMmiQdA/w400-h400/macam-macam+sastra+arab.jpg" width="400" /></a></div><br /><div><br /></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Sastra Arab juga sama seperti sastra pada bahasa lainya seperti pada bahasa Indonesia. Dalam bahasa Arab terdapat beberapa macam atau jenis sastra yang merangkum sebagian karya sastra. </span></p><p></p><ul style="text-align: left;"><li><i><b><span style="font-size: medium;">Al-Adab Al-Wasfi </span></b></i></li></ul><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Al- Adab Al- Wasfi sering juga disebut dengan <i>al-‘ulum al-adabiyah</i> dan<i> al-adab al-insya’i</i>. <i>Al-adab al-wasfi</i> terdiri dari tiga bagian yakni sejarah sastra (<i>tarikh adab</i>), kritik sastra (<i>naqd al-adab</i>), dan teori sastra (<i>nazariyah al-adab</i>).<span><a name='more'></a></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Sejarah sastra adalah bagian <i>al-adab al-wasfi</i> yang memperlihatkan perkembangan karya sastra (kontinuitas dan perubahan sastra sepanjang sastra), tokoh-tokoh, dan ciri-ciri dari masing-masing tahap perkembangan tersebut. Kritik sastra adalah bagian dari <i>al-adab al-wasfi</i> yang memperbincangkan pemahaman, penghayatan, penafsiran, dan penilaian terhadap karya sastra. Teori sastra adalah bagian <i>al-adab al-wasfi</i> yang memperbincangkan pengertian-pengertian dasar tentang sastra, unsur-unsur yang membangun karya sastra, jenis-jenis sastra, dan perkembangan serta kerangka pemikiran para pakar tentang apa yang mereka namakan sastra dan cara mengkajinya.</span></div><ul style="text-align: left;"><li><i><b><span style="font-size: medium;">Al-Adab Al-Insyai </span></b></i></li></ul><p></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><i style="font-style: italic;">Al-Adab Al-Insyai </i><span style="text-align: justify;">adalah ekpresi bahasa yang indah dalam bentuk puisi, prosa atau drama yang menggunakan gaya bahasa yang berbeda dari gaya bahasa biasa, karena mengandung aspek estetika bentuk dan makna (memuat rasa, imajinasi, dan pikiran), sehingga memengaruhi terutama rasa, bahkan juga pikiran penikmatnya (pembaca atau pendengar) dan kekuatan isi sebagiannya mengajak mereka pada hal-hal etis.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium; text-align: justify;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium; text-align: justify;">Sementara itu <i>al-adab al-insya’i</i> dibagi ke dalam tiga bagian besar yakni: puisi (<i>as-syi’r</i>), prosa (<i>nasr</i>), dan drama (<i>al-masrahiyyah</i>). Kendati <i>al-adab al-wasfi</i> dan <i>al-adab al-insya’i</i> sama-sama sastra, tetapi keduanya memiliki beberapa sisi perbedaan, di antaranya adalah:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium; text-align: justify;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium; text-align: justify;"><i>Pertama,</i> meskipun dalam membaca dan memproduksi <i>al-adab al-wasfi</i> membutuhkan unsur rasa dan imajinasi, tetapi dua hal ini di dalamnya lebih kecil dibanding pada <i>al-adab al-insyai</i>. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium; text-align: justify;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium; text-align: justify;"><i>Kedua</i>, <i>al-adab al-insyai</i> menjelaskan realitas secara langsung dan bersifat subjektif, sementara <i>al-adab al-wasfi</i> menjelaskan realitas secara tidak langsung, karena yang dibahasnya adalah realitas yang ada pada<i> al-adab al-insyai</i> dan harus bersifat objektif (postivistik), meski dalam karya sastra yang bukan fantastic (tidak logis), seperti pada karya realis, harus juga dirujuk pada realitas di luar karya sastra (kebenaran eksternalnya) juga.</span></div>serojakaryahttp://www.blogger.com/profile/05026901694932572467noreply@blogger.com0