Campur Kode dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk (Kajian Sosiolinguistik)

 Analisis Campur Kode dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk



Abstrak.Bahasa berperanpenting dalam kehidupan manusia dan satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Saat berinteraksi antarmanusia akan didapati manusia yang mampumenguasai lebih dari satubahasa dikenal dengansebutan bilingual dan multilingual yang memungkinkan akan terjadinya campur kode, campur kode adalah masuknya serpihan-serpihan bahasa ke bahasa lain. Campur kode bukan hanya terjadi pada percakapan lisan tetapi juga dapat terjadi dalam percakapan tulisan, misalnya Film Tenggelamnya Kapal Van DerWijk.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui wujud campur kode dan fungsicampur kode dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan bentuk kualitatif, yaitu mendeskripsikan wujud dan fungsi terjadinya campur kode yang terdapat dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk dapat dibagi menurut penggunaannya berupa campur kode deskripsi dan campur kode pada dialog, dalam deskripsi cerita yang bertujuan menggambarkan latar, peristiwa, dan tokoh sedangkan dialog yang bertujuan untuk menyajikan percakapan tokoh/ antartokoh.

Kata kunci: Campur kode, deskriptif, kualitatif.

 

Abstract. Language plays an important role in human life and is the only property of humans that can never be separated from all the activities of human motion as long as human existence is, as a cultured and social creature. When interacting between humans, it will be found that humans whoe able to mastermore than one language are known as bilingual and multilingual which allows for code mixing, code mixing is the entry of fragmentsof language into other languages. Code mixing does not only occur in oral conversations but can also occur in written conversations, for example the Sinkingof the Van Der Wijk Ship.

The purpose of this studywas to determine the code mix and code mix functions in the Van Der Wijk Ship Sinking film. The method used in this study is a descriptive method with a qualitative form, which describes the form and function of the occur ence of code mixing contained in the film Van Der Wijk Sinking can be divided according to its use in the form of mixed code description and mixed code in dialogue, in the description of stories that aim to describe setting, events, and characters while the dialogue aims to present the conversation of figures /characters.

Keywords: Mix code, descriptive, qualitative.

 

Pendahuluan

Film sebagai salah satu media massa  yang diproduksi untuk mengomunikasikan sebuah pesan, informasi, dan hiburan yang ingin disampaikan oleh sutradara kepada khalayak. Penyampaian pesanmelalui film adalah salah satu cara yang mudah dan cukup efektif agar penonton bisa mengetahui informasi yang ingin disampaikan oleh sutradara. Akan tetapi, khalayak sebagai penikmat film cenderung menganggap bahwa film hanya dijadikan sebagai media hiburan. Penyajian gambar dan suara dalam film merupakan hasil kreativitas yang mengandung unsur kebudayaan, hiburan, dan informasi. Keberadaan film dimanfaatkan untuk mensosialisasikan budaya, politik, pendidikan, keindahan alam, dan pergaulan. Film adalah salah satu media massayang diangkat dari kisah nyataatau dari imajinasi yang kemudian dikembangkan untuk mendapatkan cerita yang menarik. Lewat film, informasi dan hiburan dapat dikonsumsi lebih mendalam karena film merupakan media audio visual. Konsep teks yang dirancang dalam film membuat penonton menciptakan makna tertentu. Penonton film dapat membawa pengalaman dan emosi yang dimiliki ke dalam setiap adegan dalam film sehingga membentuk pemikiran penonton bahwa beberapa adegan yang diperankan dalam film sesuai dengan kisah yang pernah mereka alami karena cerita dalam film dituangkan dari kehidupanmasyarakat.

Film “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” berlatar tahun 1930-an, bercerita tentang kehidupan  pemuda  kelahiran  Makassar,  Zainuddin  yang  diperankan oleh (Herjunot Ali) seorang pemuda yatim piatu yang hanya tinggal dengan pengasuhnya. Dia berlayar menuju kampung halaman  ayahnya  di  Batipuh, Padang Panjang. Di Batipuh  ia  tinggal  bersama  keluarga  ayahnya  cik J amilah (J ajang C. Noer).

Kesehariannya di Batipuh membuat Zainuddin bertemu dengan Hayati (Pevita Pearce), seorang gadis cantik dalam lingkungannya. Pertemuan mereka berawal ketika  hujan turun dengan sangat deras, Zainuddin menawarkan bantuan kepada Hayati, Zainuddin meminjamkan payungnya kepada Hayati agar gadis itu tidak terlambat pulang. Berawal dari bantuan tersebut mereka mulai akrab, keduanya saling berkirim surat dan bertemu. Zaeinuddin menceritakan keluh kesahnya kepada Hayati melalui surat. Kedekatan mereka mulai menjadiperhatian masyarakat Batipuh. Zainuddin diminta untuk meninggalkan Batipuh dan meninggalkan Hayati. Adat istiadat yang kuat meruntuhkan cinta mereka. Zainuddin hanya  seorang  yang tidak bersuku karena ibu Zainuddin berdarah Bugis  dan ayahnya berdarah Minang. Statusnya dalam masyarakat Minang  yang  bernasabkan  garis keturunan ibu tidak diakui. Lamaran Zainuddin ditolak oleh keluarga Hayati  karena Zainuddin adalah campuran Minangkabau dan Bugis.  Zainuddin  tidak bisa menikahi Hayati karena dia bukan orang Minangkabau asli dan bukan  berasal dari keluarga kaya. Keluarga Hayati lebih memilih Azis (Reza Rahardian) yang merupakan orang asli Minangkabau dan  berasal  dari  keluarga kaya.Dengan adanya film “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” para penikmat film bisa menambah wawasan mereka tentang adanya campur kode dalam percakapan. Dalam film ini terdapat keunikan yang membuat peneliti tertarik untuk mengangkat film “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” sebagai bahan penelitian karena dalam film tersebut menampilkan pencampur bahasan atau campur kode yang terdapat dalam film yaitu budaya Minangkabau,Padang yang berlatar tahun 1930-an.

 

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian  yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan keadaan. Penelitian ini berjudul ―Analisis Campur kode pada film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif  dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara) berlangsung.Tujuan metode deskriptif  untuk menggambarkan suatu keadaan sebagaimana adanya, data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar  bukan angka-angka. 

Penggunaan metode deskriptif dimaksudkan penulis untukmemberikan gambaran tentang campur kode dalam novel film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk. Bentuk yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif, menurut Bogdan dan Taylor metode kualitatifadalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilakunya dapat diamati.Pada penelitian ini digunakan bentukkualitatif karenapenelitian ini menganalisis dan menggambarkan tentang campur kode dan fungsi campur kode dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Analisis Dokumen, teknik pengumpulan data yang  dilakukan dalam  penelitian ini adalah analisis dokumen. Data yang dianalisis adalah data dari hasil dokumentasi yang dikumpulkan dari  data  berupa  teks  film  “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”. Data tersebut merupakan data yang berhubungan dengan penelitian ini.

Riset Kepustakaan, dalam hal ini peneliti mengumpulkan data dan membaca literatur dari beberapa sumber seperti buku, novel, internet, dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sehingga dapat mengembangkan hasil research.

 

Hasil Penelitian dan Pembahasan.

Sebelum membahas campur kode, ada  baiknya  kita  mengetahui  pengertian kode. Kode biasanya berbentuk variasi bahasa yang secara nyata dipakai berkomunikasi anggota suatu masyarakat bahasa. Kode bahasa ialah sistem bahasa dalam suatu masyarakat. Campur kode merupakan terjemahan dan padanan istilah code mixing dalam  bahasa Inggris. Nababan menjelaskan campur kode  adalah suatu  keadaan berbahasa  lain yaitu bilamana orang mencampur dua (atau lebih bahasa) atau ragam dalam suatu tindak berbahasa

(speech act atau discourse) tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu menuntut percampuran bahasa itu. Campur  kode  terjadi  apabila  seorang penutur bahasa, misalnya bahasa Indonesia memasukkan unsur-unsur bahasa daerahnya ke dalam pembicaraan bahasa Indonesia.Dengan  kata  lain, seseorang yang berbicara dengan kode utama bahasa Indonesia yang memiliki fungsi keotonomiannya, sedangkan kode bahasa daerah yang  terlibat  dalam kode utama merupakan serpihan-serpihan saja tanpa fungsi atau keotonomian sebagai sebuah kode. Seseorang penutur misalnya, yang dalam berbahasa Indonesia banyak menyelipkan serpihan-serpihan bahasa daerahnya, bisa dikatakan telah melakukan campur kode. Akibatnya, akan muncul satu ragam bahasa Indonesia yang  kejawa-jawaan (kalau bahasa daerahnya  adalah bahasa J awa).

Wujud campur kode yang terkandung dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, sebagai berikut:

 

Zainuddin : “ Baiklah kalau begitu. J ika awak boleh tau..siapa namamu? ”

Peristiwa di atas adalah peristiwa campur kode kata bentuk dialog yang dilakukan oleh tokoh Zainuddin,masuknya unsur bahasa padang awak‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia, fungsi campur kode tersebut adalah penutur memaksudkan dirinya sendiri tetapi dalam bahasa padang.

 

Made J amilah  : “ Zainuddin anakku sungguh malang  nasibmu nak,  bertandang di negeri sendiri tetapi tak dapat kesempatan untuk tinggal lebih lama disini.

Zainuddin : “ Tak apo mak, mungkin ini sudah jadi takdirawak. Doakan sajo awak berhasil di Padang Panjang.

Made J amilah : “ Iyo anakku, amak pasti doakan ang supayo berhasil disana. Doa amak selalu menyertaimu.

 

Pada percakapan di atas,Made J amilah (penutur) memakai bahasa Indonesia seutuhnya namun dijawab oleh Zainuddin (si lawan tutur) dengan bahasa daerahnya yaitu bahasa padang. Dan dijawab lagi oleh si  penutur  dengan bahasa Padang.

 

Penutup

Penelitian ini membahas bahasa campur kode dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk,memang menarik campur kode yang terjadi dalam film ini yaitu berupa penyisipan serpihan-serpihan, baik itu kata, frasa, klausa, kata ulang, baster, maupun idiom atau ungkapan yang berasal dari bahasa Indonesia maupun bahasa daerah (Padang dan Minang).Namun, campur kode bukanlah kebiasaan yang turut melestarikan bahasa Indonesia, dikhawatirkan akan menggeserfungsi bahasa Indonesia. Dalam kasus-kasus tertentu campur kode tidak dapat dihindari yaitu jika serpihan unsur asing atau daerah tidak dimiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia. Penggunaan campur kode dalam penulisan novel dapat diterima dalam bentuk dialog, yang memang membutuhkan bahasa tulis-lisan yang hidup. Namun, dalam bentuk deskripsi seorang penulis perlu berhati-hati agar tidak sekedar mencampurkan begitu saja ragam lisan (campur kode) ke dalam ragam tulis.

 

 

Daftar Bacaan

Agsjatmiko.blogspot.com/.../ penggunaan-alih-kode-dan-campur-kode.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010.Sosiolinguistik Perkenalan Awal.J akarta: PT.

Rineka Cipta.

http:// sastraarab-nihayatuzzein.blogspot.com/ 2012/ 05/ masyarakat-tutur.html. Scholar.unand.ac.id

 


Belum ada Komentar untuk "Campur Kode dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk (Kajian Sosiolinguistik)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel