Antropologi Sastra dalam Cerita Roro Jonggrang

Unsur Kebudayaan dalam Legenda Rara Jonggrang



BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sastra merupakan sebuah gambaran mengenai dunia dan seisinya. Sastra dapat berupa tiruan murni tanpa tambahan dari penulis, dapat pula berupa tiruan halus dengan suntingan penulis, atau bahkan berupa tiruan sifat manusia yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Dalam sastra, yang disebut sebagai sastra tidak hanya karya yang berupa prosa, puisi atau pun drama. Tetapi juga sebuah lagu, musik, pentas tari, film, cerita masyarakat, hingga bahkan sebuah cerita sejarah yang diceritakan secara turun-temurun. Sastra tak hanya bermain pada hal-hal yang sifatnya tertulis, tetapi sesuatu yang berwujud sebuah kebudayaan yang dibaliknya tersirat sebuah cerita atau segala sesuatu yang melatarbelakanginya.Salah satu yang melatarbelakangi sebuah  karya adalah manusia dari segi kebudayaan, atau yang lebih sering kita sebut sebagai antropologi.

Antropologi secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu yang mengkaji manusia dari sisi sifat kemanusiaannya. Dalam KBBI V dijelaskan bahwa antropologi adalah ilmu tentang manusia khususnya tentang asal-usul, aneka warna bentuk fisik, adat istiadat, dan sistem kepercayaan masa lampau. Secara etimologi, kata antropologi berasal dari kata anthroposdan logos. Anthropos berarti manusia dan logosmemiliki arti cerita atau kata. Jadu secara etimologi, antropologi adalah ilmu mengenai manusia.

Antropologi sastra terdiri atas dua kata yaitu antropologi dan sastra. Menurut Ratna (2011: 6), antropologi sastra adalah analisis terhadap karya sastra yang di dalamnya terkandung unsur-unsur antropologi. Dalam hubungan ini jelas karya sastra menduduki posisi dominan, sebaliknya unsur-unsur antropologi sebagai pelengkap. Oleh karena disiplin antropologi sangat luas, maka kaitannya dengan sastra dibatasi pada usur budaya yang ada dalam karya sastra. Hal ini sesuai dengan hakikat sastra itu sendiri yaitu sastra sebagai hasil aktivitas kultural. Pendapat lain dikemukakan oleh Koentjaraningrat, antropologi sastra adalah analisi dan pemahaman terhadap karya sastra dalam kaitannya dengan kebudayaan.

Analisis antropologi sastra adalah usaha untuk mencoba memberikan identitas terhadap karya sastra dengan menganggapnya sebagai mengandung aspek tertentu yaitu hubungan ciri-ciri kebudayaannya. Cara yang dimaksudkan tentunya mengacu pada defenisi antropologi sastra. Ciri-cirinya seperti; memiliki kecenderungan kemasa lampau, citra primordial, citra arketipe. Ciri-ciri lain, misalnya; mengandung aspek-aspek kearifan lokal dengan fungsi dan kedudukannya masing-masing, berbicara mengenai suku-suku bangsa dengan subkategorinya, seperti; trah, klen dan kasta. Bentuk kecenderungan yang dimaksudkan juga muncul sebagai peguyuban tertentu, seperti; masyarakat pecinaan, pesantren. Daerah-daerah tertentu; kampung Bali, Minangkabau, Jawa, Mandar, Bugis, Papua. Kelompok-kelompok tertentu; priayi, santri, abangan, atau bangsawan.

Salah satu karya sastra yang didalamnya mengandung cirri-ciri seperti diatas adalah cerita rakyat Rara Jonggrang. Rara Jonggrang adalah sebuah legenda atau cerita rakyat populer yang berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta di Indonesia. Cerita ini mengisahkan cinta seorang pangeran kepada seorang putri yang berakhir dengan dikutuknya sang putri akibat tipu muslihat yang dilakukannya. Dongeng ini juga menjelaskan asal mula yang ajaib dari Candi Sewu, Candi Prambanan, Keraton Ratu Baka, dan arca Dewi Durga yang ditemukan di dalam candi Prambanan. Rara Jonggrang artinya adalah "dara (gadis) langsing".

Rumusan Masalah

Apa saja unsur kebudayaan yang terdapat pada cerita rakyat Rara Jonggrang

Tujuan

Menjelaskan unsur kebudayaan dalam cerita rakyat Rara Jonggrang.

 

BAB II PEMBAHASAN

Unsur Kebudayaan

Kebudayaan merupakan tejemahan dari istilah culture dari bahasa Inggris. Kata culture berasa dari bahasa latin colore yang berarti mengolah, mengerjakan, menunjuk pada pengolahan tanah, perawatan dan pengembangan tanaman dan ternak. Upaya untuk mengola dan mengembangkan tanaman dan tanah inilah yang selanjutnya dipahami sebagai culture.

Sementara itu, kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta, buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi. Kata buddhi berarti budi dan akal. Kamu besar Bahasa Indonesia mengartikan kebudayaan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budaya) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat – istiadat.

Definisi lebih singkat terdapat pada pendapat Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1964), menurut mereka kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Menurut Koentjaningrat (1985) kebudayaan adalah keseluruhan ide-ide, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :

1.      Sistem peralatan dan perlengkapan hidup,

2.      Sistem mata pencaharian hidup

3.      Sistem kemasyarakatan

4.      Bahasa

5.      Kesenian

6.      Sistem Pengetahuan

7.      Sistem Religi

 

  • Sistem Teknologi dan Peralatan

Teknologi semakin lama semakin luas. Karena makin banyaknya masyarakatyang hidup modern. Teknologi sangat diperlukan akan tetapi tidak untukmelakukan perbuatan yang melanggar norma-norma yang berlaku. Sekarang banyak yang menyalah gunakan alat teknologi khususnya internet. Tidak sedikit masyarakat yang tertipu atau melakukan perbuatan asusila dengan internet. Haltersebut harus kita perhatikan. Jangan sampai kebudayaan kita menjadi minus dimata negara lain. contoh lainnya dari sistem teknologi dan peralatan adalahperalatan kantor, rumah tangga, pertanian, nelayan, tukang kayu, peralatanibadah dan sebagainya lagi.Unsur kebudayaan secara universal sangat beragam. Kita bisa pelajari denganbaik maka akan dapat banyak sekali pengetahuan yang sangat bermanfaat.

 

  • Sistem Mata Pencaharian 

Mata pencaharian sangat diperlukan untuk setiap masyarakat karenabermanfaat untuk memenuhi kehidupan manusia. Misalnya kaumpegawai/karyawan, kaum, petani, nelayan, pedangan. buruh dan seterusnya. Haltersebut merupakan mata pencaharian yang harus kita tekuni. Contohnyamasyarakat yang hidup dipesisir pantai lebih banyak bermata pencahariansebagai nelayan atau masyarakat yang hidup di perkotaan lebih banyak bermatapencaharian sebagai pegawai kantoran.

 

  • Sistem Kemasyarakatan

Kebudayaan di Indonesia beragam sangat banyak. Terdapat masyarakat Jawa,Sunda, Batak, Bugis dsb. Dari macam-macam kebudayaan tersebut, perluditanamkan nilai-nilai kemanusiaan yaitu membiasakan bergaul dengankebudayaan yang lain. Dan saling berinteraksi dengan rukun. Di Indonesiabanyak terdapat kebudayaan yang harus di lestarikan bersama. Jangan kitasaling bersaing untuk kepentingan pribadi dengan kebudayaan lain, karena itusama saja kita memecahbelahkan kebudayaan yang sudah ditanam oleh leluhur sebelumnya.

  

  • Bahasa

Kebudayaan yang beragam sangat berpengaruh pada bahasa yang dipakainya.Contohnya bahasa Inggris, Jerman, Italia, Sunda, Jawa, dsb. Dari banyak bahasatersebut kita dapat mempelajarinya untuk pengetahuan yang lebih luas. Tidakhanya bahasa yang dipelajari berasal dari bahas luar negri saja, tetapi bahasadari negri Indonesiapun perlu kita pelajari untuk melestarikan kebudayaan yangada di Indonesia.

 

  • Kesenian

Salah satu ciri khas dari kebudayaan adalah kesenian. Banyak hal yang bisa kitapelajari mengenai kesenian. Misalnya seni sastra, lukis, musik, tari, drama, kriadan lain sebagainya. Hal tersebut bagian dari khas yang dimiliki setiap daerahmaupun setiap negara. Misalnya untuk kesenian musik. Kita bisa mengetahuidan mencari musik yang khas dari setiap daerah maupun negara. Contohnyalagu-lagu daerah ampar-ampar pisang yang berasal dari Kalimantan Selatanyang menjadi ciri khas dari daerah tersebut.

 

  • Sistem Pengetahuan

Ada banyak sistem pengetahuan misalnya pertanian, perbintangan, perdagangan / bisnis, hukum dan perundang-undangan, pemerintahaan/politikdsb. Hal tersebut juga bagian dari kebudayaan. Kita wajib mempelajarinyakarena dengan adanya sistem pengetahuan kita menjadi tahu dunia luar dansangat bermanfaat untuk kehidupan karena berpengaruh pada pekerjaanseseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak perlu semua kita pelajaricukup beberapa saja kita kuasai, maka akan banyak informasi yang kita dapat.

 

  • Sistem Upacara Keagamaan

Setiap kebudayaan terdapat kepercayaan yang dianut. Kepercayaan yang dianutdi Indonesia ada 5, yaitu Islam, Kristen protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Darikelima agama tersebut terdapat upacara keagamaan yang berbeda-beda. Akantetapi untuk masyarakat yang tinggal dikota upacara keagamaan sepertinyasudah tidak dilaksanakan lagi kecuali dalam hal-hal tertentu saja. Sedangkanmasyarakat yang tinggal didesa masih banyak yang melaksanakan upacarakeagamaan tersebut.

 

Unsur Kebudayaan dalam Cerita Rakyat Rara Jonggrang

  • Sistem Kepercayaan

Di dalam cerita rakyat ini, terdapat sebuah sitem kepercayaan terhadap kekuatan supranatural. Yakni kekuatan jin. Hal tersebut dapat kita ketahui ketika Raja kerajaan Pangging memerintah untuk menyerang Kerajaan Prambanan. Bandung Bandawasa membawa seluruh bala tentara yang berupa jin. Selanjutnya juga dapat kita ketahui ketika Bandung Bandawasa hendak mempersunting putri dari Kerajaan Prambanan, yakni Rara Jonggrang. Rara Jonggrang mengajukan sebuah syarat untuk Bandung Bandawsa, yakni membuatkannya seriu candi dan dua buah sumur.

“Baiklah,aku menerima lamaranmu. Tetapi setelah kamu memenuhi satu syarat dariku”,jawab Roro Jonggrang.

“Apakah syaratmu itu Roro Jonggrang?”, Tanya Bandung Bandawasa.

“Buatkan aku seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu satu malam”, Jawab Roro Jonggrang.

Mendengar syarat yang diajukan Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso pun langsung menyetujuinya. Dia merasa bahwa itu adalah syarat yang sangat mudah baginya, karena Bandung Bondowoso mempunyai balatentara Jin yang sangat banyak.

  • Sistem dan Organisasi Kemasyarakatan

Dari cerita Rara Jonggrang, kita tahu bahwa sistm kemasyarakatan yang terdapat di cerita ini adalah sistem kerajaan atau  monarki. Dimana suatu wilayah dikuasai dan dipimpin oleh seorang raja. Hal ini terbukti pada latar cerita yang menggambarkan sebuah kerajaan di Prambanan. Selain itu juga dapat diketahui dari istilah-istilah yang digunakan dalam penyebutan gelar atau panggilan yang melekat pada seseorang. Misalnya: Raja, Permaisuri, Dahyang, dan balatentara. Beberapa istilah tersebut biasanya digunakan dalam konteks di sebuah kerajaan.

  •  Sistem Pengetahuan

Dari cerita tersebut, kita mendapatkan sebuah pengetahuan yang berupa cara yang dilakukan oleh Rara Jonggrang untuk menggagalkan upaya Bandung Bandawasa dalam membangun seribu candi dan dua buah sumur. Cara tersebut adalah membakar jerami, membunyikan lesung, serta menaburkan bunga yang berbau semerbak mewangi. Membakar jerami akan membuat langit seolah memerah tanda fajar tiba sehingga membuat ayam jatan berkokok, membunyikan lesung tanda masyarakat sedang mengolah bahan makan unuk dimasak, dan menaburkan bunga yang harum semerbak membuat seolah suasana pagi dimana kumbang dan lebah sedang hinggap dan membantu peyerbukan bunga. Dan cara-cara tersebut berhasil membuat balatentara Banduung Bandawasa meninggalkan pekerjaannya sehingga Bandung Bandawasa gagal memenuhi permintaan Rara Jonggrang.

  • Unsur Kebudayaan Lainnya

Dalam cerita rakyat ini, terdapat usur kebudayaan lainnya hanya saja penjelasan yang terdapat dalam cerita ini tidak begitu terlihat. Seperti:

  1.  unsur yang berupa bahasa yakni penggunaan istilah raja, pemaisuri, dahyang, dan balatentara;
  2. unsur yang berupa sistem peralatan teknologi yakni pengunaan lesung;
  3. unsur yang berupa mata pencaharian yakni dengan adanya jerami dan lesung;
  4. unsur yang berupa kesenian yakni candi dan lesung (memukul lesung dengan alu atau istilah lainnya gejog adalah salah satu seni musik yang biasa dilakukan oleh kaum ibu di desa ketika musim panen atau saat sedang nutu padi yakni memisahkan kuit dengan beras).

Empat unsur diatas tidak diceritakan secara rincidan hanya akan dapat dipahami oleh beberapa orang yang memiliki pengalaman atau pemahaman tentang hal-hal tersebut.

  

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Dari uraian singkat diatas dapat diketahui unsur-unsur kebuaayaan yang terdapat pada cerita rakyat Rara Jonggrang, yakni:

1.     Sistem religi dan upacara keagamaan yang berupa kepercayaan terhadap kekuatan supanatural atau lebih tepatnya percaya kekuatan jin.

2.   Sistem dan organisasi kemasyarakatan yang berupa sistem kepemerintahan yang berupa moraki atau kerajaan.

3.      Sistem pengetahuan yakni berupa cara untuk membuat suasana malam menjadi seolah-olah pagi.

4.    Bahasa yakni penggunaan istilah-istilah yang digunakan dalam sebuah sistem moraki atau kerajaan.

5.  Kesenian yang berupa seni musik yang dimainkan dengan menggunakan lesung sebagai alat musiknya atau istilah lainnya gejog.

6.   Sistem mata pencaharian hidup yang berupa sistem  pertanian yang dibuktksn dengan adanya lesung dan jerami.

7.    Sistem teknologi dan peralatan yang berupa lesung yang merupakan alat pengolah tradisional untuk memisahkan kulit padi dengan beras

 

Kritik dan Saran

Meneliti kebudayaan di dalam sastra bukanlah hal yang gampang. Kita harus memiliki refernsi yang banyak agar studi kita terhadap kebudayaan di dalam sastra tidak terhenti di tengah jalan. Oleh karena itu, saya berharap penelitian mengenai kebudayaan di dalam sastra selanjutnya lebih mendetail. Terutama untuk cerpen Rara Jongrang yang saya kira masih sangat banya unsure keduayaan yang belum saya tuliskan di dalam makalah ini.

 

REFERENSI

Ajeng. 2014.  Kajian Antropologi Sastra, (Online), http://ajengbgt.blogspot.com/2012/04/apresisasi-sastra-kajian-antropologi.html, diakses 18 Desember 2018.

Anwar Sahril. 2013.  Analisis Antropologi Sastra, (Online),http://sahrilanwar.wordpress.com/makalah-2/, diakses 18 Desember 2018

Koentjaraningrat. 1993. Kebudayaan, Mentalitas dan Pemabngunan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Ratna Nyoman Kutha. 2011. Antropologi Sastra: Peranan Unsur-unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar.

Pengertian Kebudayaan dan Unsur-Unsur Kebudayaan Indonesia. - https://farhadthlb.wordpress.com/2013/10/02/pengertian-kebudayaan-dan-unsur-unsur-kebudayaan-indonesia/

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi VLuring oleh Ebta Setiawan (www.kbbi.web.id)

Rara Jongrang – http://id.wikipedia.org/wiki/Rara_Jonggrangdiakses 18 Desember 2018

Roro Jongrang – http://triahmadi.blogspot.com/2012/02/roro-jonggrang.htmldiakses 18 Desember 2018

Cerita Rakyat Rara Jongrang –  http://fitri-tugaskuliah.blogspot.com/2011/04/cerita-rakyat-roro-jonggrang-beserta.htmldiakses 18 Desember 2018


Belum ada Komentar untuk "Antropologi Sastra dalam Cerita Roro Jonggrang"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel